Anda di halaman 1dari 38

MENGENAL BENTUK

TULISAN ARTIKEL,
FEATURE DAN ESAI
Made Pramono, S.S., M.Hum.

1. Bentuk-bentuk Tulisan di Media


Massa
Apakah yang disebut sebagai Artikel?
Masyarakat luas, mengangap semua tulisan di
media cetak (koran, majalah, tabloid, bulletin,
jurnal dan news letter) sebagai artikel. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel
disebut sebagai: karya tulis lengkap, misalnya
laporan berita atau esai di majalah, surat
kabar dsb. Dalam ilmu jusnalistik, artikel
adalah salah satu bentuk tulisan non fiksi
berisi fakta dan data yang disertai sedikit
analisis dan opini dari penulisnya.

Apakah yang disebut sebagai features?


Feature sering diartikan sebagai tulisan
khas di media massa. Dalam KBBI,
entri feature tidak ada. Dalam kamuskamus bahasa Inggris, feature
diartikan sebagai: a distinctive or
regular article in a newspaper or
magazine. Dalam ilmu jurnalistik,
features merupakan salah satu bentuk
tulisan non fiksi, dengan karakter
human interest yang kuat.

Apakah yang disebut esai?


Menurut KBBI, esai adalah karangan prosa yang
membahas suatu masalah secara sepintas lalu
dari sudut pandang pribadi penulisnya. Menurut
kamus Websters (essay) adalah: a short literary
composition of an analytical, interpretive, or
reflective kind, dealing with its subject in a
nontechnical, limited, often unsystematic way
and, usually, expressive of the authors outlook
and personality. Menurut ilmu jurnalistik, esai
adalah tulisan berupa pendapat seseorang
tentang suatu permasalahan ditinjau secara
subyektif dari berbagai aspek/bidang kehidupan.

Apakah bentuk-bentuk tulisan lain di


media massa?
Yang paling banyak dijumpai di koran dan
majalah adalah berita (news). Dalam
dunia jurnalistik, news dikelompokkelompokkan lagi menjadi spot news,
stright news, interpreted news,
interpretative news, news story dll. Selain
itu masih ada bentuk-bentuk tulisan lain
seperti reportase, information story, info
grafis, resensi buku/film, tajuk, resep
masakan, daftar harga dll.

Apakah yang disebut sebagai News


(berita)?
News atau berita adalah bentuk tulisan
non fiksi berdasarkan sebuah peristiwa
faktual, yang lazim disebut sebagai
stright news (berita lempang atau berita
langsung). Selain itu masih ada spot
news (berita singkat); interpeted news
(berita pendapat); interpretative news
(berita dengan interpretasi); investigative
news (berita penyidikan) dll.

Bentuk tulisan manakah yang paling mungkin


untuk ditulis oleh pihak luar (bukan wartawan
atau redaksi penerbitan tersebut)?
Yang selalu diisi oleh pihak luar adalah artikel,
opini dan esai. Yang kadang-kadang juga masih
bisa diisi oleh pihak luar adalah feature dan
reportase. Namun bentuk tulisan Opini dan Esai
lebih sulit dipelajari dibanding dengan artikel.
Sementara feature juga lebih mudah dikerjakan
oleh bukan wartawan dibanding dengan
reportase. Karenanya, bentuk tulisan artikel dan
feature paling mudah dan bermanfaat untuk
dipelajari oleh kalangan bukan wartawan
profesional.

2. Tentang Artikel
Apakah yang disebut sebagai artikel dalam dunia jurnalistik?
Dalam dunia jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan
non fiksi (berdasarkan data dan fakta) dan diberi sedikit analisis
serta pendapat oleh penulisnya. Biasanya, artikel hanya
menyangkut satu pokok permasalahan, dengan sudut pandang
hanya dari satu disiplin ilmu. Teknik yang digunakan umumnya
deduktif induktif atau sebaliknya.
Apakah beda artikel dengan interpretative news?
Interpretative news juga merupakan salah satu bentuk tulisan
non fiksi yang juga diberi opini oleh penulisnya. Namun kalau
sebuah artikel sudah bisa ditulis hanya dengan bahan data dan
fakta, maka interpretative news harus berdasarkan peristiwa
faktual. Kalau artikel bisa ditulis oleh siapa saja, maka
interpretative news biasanya hanya ditulis oleh intern wartawan
atau redaktur dari penerbitan bersangkutan.

Apakah beda artikel dengan opini dan kolom?


Dalam pengertian sehari-hari, artikel, opini, kolom
bahkan juga esai dianggap sama dan bisa saling
dipertukarkan tempatnya. Dalam dunia jurnalistik,
opini dibedakan dengan artikel karena dalam opini,
pendapat pribadi (buah pikiran) si penulis lebih
diutamakan. Sementara dalam artikel, pendapat
pribadi si penulis biasanya dikemukanan dalam bentuk
analisis atau data dan fakta tandingan, yang berbeda
dengan data dan fakta yang dijadikan bahan tulisan.
Dengan adanya analisis serta data dan fakta
tandingan itu, pembaca artikel diharapkan bisa
mengambil kesimpulan sendiri. Kolom adalah artikel,
opini, esai atau tulisan lain oleh penulis tetap, yang
diberi ruang (rubrik) yang tetap pula.

Apakah beda artikel dengan esai?


Dalam dunia jurnalistik, esai merupakan bentuk
tulisan yang paling sulit. Meskipun dalam KBBI esai
hanya disebut sebagai: karangan prosa yang
membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari
sudut pandang pribadi penulisnya. KBBI memang
mewakili pendapat umum masyarakat yang
menganggap esai sama dengan artikel, opini dan
kolom. Padahal esai merupakan artikel yang dalam
menganalisis, si penulis mengambil angle dari
beberapa disiplin ilmu, dengan subyektifitas yang
khas dari penulisnya. Hingga penulis esai yang baik,
dituntut untuk memiliki minat serta pengetahuan
yang luas, dengan kepribadian yang khas.

Secara konkrit, bagaimanakah biasanya sebuah artikel


ditulis?
Artikel paling mudah ditulis dengan metode induksi
atau deduksi. Dalam metode induksi, penulis berangkat
dari sebuah contoh khusus, misalnya kasus korupsi
untuk membuat kesimpulan yang bersifat umum
tentang gejala korupsi. Dalam metode deduksi, penulis
menggunakan cara kebalikan dari induksi, yakni
menggunakan sebuah gejala umum untuk membuat
kesimpulan terhadap contoh khusus. Misalnya, penulis
menunjukkan bagaimana amburadulnya pengaturan
lalulintas di suatu tempat, lalu gejala umum tersebut
digunakan untuk menyimpulkan bahwa sebuah contoh
kecelakaan lalulintas merupakan akibat dari gejala
umum tersebut.

3. Tentang Feature
Apakah yang disebut sebagai feature?
Kalau entri artikel sudah masuk dalam
KBBI, maka entri feature masih belum
ada. Meskipun demikian, di depan
telah disebutkan bahwa feature dalam
kamus-kamus bahasa Inggris diartikan
sebagai tulisan khas (dengan karakter
yang kuat) yang dimuat secara
reguler di surat kabar atau majalah.

Apakah yang membedakan feature dengan berita


(stright news maupun interpreted news) dan artikel?
Berita lebih mengutamakan fakta dan data aktual
(berdasarkan sebuah peristiwa aktual) yang ditulis
secara lempang tanpa opini (stright news); dengan
opini dari luar si penulis (intrepreted news) maupun
opini dari si penulisnya (interpretative news). Artikel
ditulis berdasarkan data dan fakta (belum tentu
peristiwa faktual), diberi analisis dan opini (berupa
fakta dan data tandingan) dari si penulis. Feature
merupakan tulisan berdasarkan data dan fakta
peristiwa aktual, namun meterinya diseleksi yang
lebih menekankan segi human interest.

Ada berapa jenis featurekah yang selama ini dikenal


dalam dunia jurnalistik?
Ada puluhan jenis feature. Mulai dari feature tentang
manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, alam, sejarah,
anthropologi, luar angkasa, hantu-hantu.
Apakah tema-tema berdasarkan bidang/sektor kehidupan
bisa diangkat sebagai feature?
Bisa. Misalnya bidang sosial, politik, budaya, ekonomi dll.
Sektornya mulai dari kesenian, pemerintahan,
perdagangan dll. Namun dalam mengangkat bidang,
sektor maupun komoditas yang lebih konkrit menjadi
sebuah feature, penulis akan menekankan segi
manusianya, binatangnya, tumbuh-tumbuahnya atau
alamnya. Bukan menekankan segi permasalahannya. Hal
yang terakhir ini lebih tepat diangkat menjadi artikel atau
esai.

Secara konkrit, bagaimanakah sebuah feature ditulis?


Misalnya ada kecelakaan pesawat terbang. Stright
newsnya adalah berita tentang kecelakaan tersebut.
Kemudian ada interpreted news dari maskapai
penerbangan, pabrik pesawat, aparat perhubungan,
pihak keluarga korban dll. mengenai kecelakaan
tersebut. Ada lagi artikel dari seorang pakar cuaca
yang mengulas kecelakaan tersebut dari aspek
buruknya cuaca pada saat peristiwa terjadi. Feature
yang bisa ditulis antara lain: 1 Mengenai istri/anak
pilot yang menjadi korban; 2 Pacar pramugari yang
juga menjadi korban; Petugas SAR yang tanpa kenal
lelah membantu mengumpulkan jasad para korban
dll. dengan menekankan segi human interestnya.

4. Tentang Esai
Apakah yang disebut esai dalam
dunia jurnalistik?
Kata kunci pada bentuk tulisan esai
adalah adanya faktor analisis,
interpretasi, dan refleksi. Karakter
esai, umumnya non teknis, non
sistematis, dengan karekter dari
penulis (unsur subyektifitas) yang
menonjol.

Apakah beda esai dengan artikel dan opini?


Beda esai dengan artikel dan opini adalah, esai lebih
mengutamakan faktor analisis secara individual.
Sementara artikel lebih mengutamakan analisis dengan
bantuan teori atau disiplin ilmu tertentu. Pada bentuk
tulisan opini, pendapat pribadi penulis (bukan analisis)
lebih diutamakan.
Benarkah semua penulis artikel dan sastrawan mampu
menulis esai?
Pertama-tama tidak semua wartawan dan sasterawan
mampu menulis artikel dan feature. Kedua, tidak semua
penulis artikel, feature dan sasterawan mampu menulis
esai. Hanya sedikit wartawan dan sasterawan yang mampu
menjadi penulis esai. Sebab bentuk tulisan ini termasuk
yang paling sulit dikuasai. Namun penulis esai, hampir
selalu bisa menulis artikel dan feature dengan cukup baik.

Mengapa esai merupakan bentuk tulisan yang paling sulit untuk


dikuasai penulis?
Tingkat kesulitan esai, terutama disebabkan oleh karakternya yang
non teknis dan non sistematis. Hingga kekuatan esai hanyalah
tertumpu pada daya analisis, refleksi dan karakter pribadi si penulis.
Karenanya, teknik menulis esai dari seseorang, akan sulit untuk
dipelajari dan ditiru oleh penulis lain. Sementara teknik menulis
artikel dan feature dari seorang penulis kenamaan, bisa dipelajari
dan ditiru oleh penulis pemula.
Bagaimanakah persyaratan agar seseorang bisa menjadi penulis esai
yang baik?
Seorang peulis esai, dituntut memiliki tingkat kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual di atas rata-rata. Seseorang yang cerdas
secara intelektual, lebih cocok untuk menjadi penulis artikel. Mereka
yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual dan emosional tinggi
lebih pas menjadi penulis feature dan opini. Kalau kecerdasan
intelektual dan emosional itu ditambah dengan kecerdasan spiritual
dan pengetahuan serta wawasan luas, maka dia bisa menjadi penulis
esai yang baik.

5. Struktur Berita, Artikel, Feature


dan Esai
Apakah yang dimaksud sebagai struktur
tulisan dalam dunia jurnalistik?
Yang dimaksud sebagai struktur tulisan
dalam dunia jurnalistik adalah susunan,
bangunan atau pola dari tulisan
tersebut. Misalnya, pada (bagian
yang) terbalik umumnya struktur
berita adalah piramida ( runcing berada
di bawah).

Mengapa struktur berita berupa piramida terbalik?


Piramida terbalik mengibaratkan bahwa bagian
yang besar (isinya banyak, penting); berada di
bagian atas. Makin ke bawah, bentuk piramida
tersebut makin mengecil dan meruncing.
Ibaratnya, makin ke bawah volume berita tersebut
makin sedikit, sementara isinya juga menjadi
kurang penting. Dalam kenyataan, isi sebuah berita
sama saja. Misalnya, kalau di bagian atas dalam
satu alinea terdiri dari 6 kalimat dan 30 kata, maka
di bagian bawah bisa saja satu alinea malahan
berisi 8 kalimat dengan 40 kata. Namun, kadar
kepentingan dan kepadatannya (variasi informasi
yang terkandung di dalamnya), justru lebih sedikit.

Apakah yang dimaksud dengan summary dan lead dalam


artikel/feature?
Banyak penulis bahkan redaktur penerbitan yang sulit untuk
membedakan antara summary atau etalase atau intro dengan
lead atau kepala tulisan. Summary, etalase atau intro, hanya
dimaksudkan untuk daya tarik awal setelah pembaca melihat
judul dan juga foto (dalam feature). Fungsi ini tidak terlalu
penting jika dibanding dengan lead atau kepala tulisan. Dalam
News, lead memuat sekaligus semua informasi (what, who, when,
where, whay dan how = 5 W 1 H) dalam satu alinea. Misalnya:
Tadi malam pukul 22.30 WIB (when), telah terjadi kecelakaan
lalulintas (what), di jalan tol Jagorawi (where). Kecelakaan
tersebut terjadi antara (how) bus penumpang dengan truk
gandengan (what). Dalam kecelakaan ini sebanyak 10 orang
tewas dan belasan lainnya luka-luka (how). Diduga kecelakaan
terjadi karena bus tersebut mengalami pecah ban (why), dst.

Dengan hanya membaca lead sebuah berita,


seorang pembaca sudah bisa tahu seluruh isi
berita secara garis besar, tanpa harus melanjutkan
membaca seluruh berita. Dalam artikel dan
feature, fungsi lead adalah, untuk membuat
pembaca tidak bisa berhenti membaca sebelum
tulisan selesai. Hingga fungsi lead tersebut justru
untuk memberikan daya tarik, namun harus
dibatasi hingga tidak semua informasi tuntas
dalam sebuah lead. Karena fungsinya yang
demikian penting, lead dalam artikel dan feature
sering diibaratkan seperti serve dalam badminton,
voley atau tenis.

Bagaimanakah tepatnya struktur sebuah esai?


Sebagai sebuah tulisan, esai juga menuntut
adanya jusdul, etalase, lead, body dan ending.
Namun struktur secara keseluruhan tidak
seketat dan sebaku pada artikel dan feature.
Justru karena tidak adanya kebakuan tersebut,
maka sebuah esai dari penulis kenamaan, sulit
untuk dipelajari dan dicontoh oleh penulis
pemula. Karakter esai yang non teknis dan non
sistematis menjadi kendala untuk membakukan
struktur penulisannya.

6. Metode Induktif dan Deduktif


dalam Artikel
Seberapa pentingkah data dan fakta dalam sebuah artikel?
Data dan fakta merupakan materi yang paling penting dalam
sebuah artikel. Sebab tanpa data dan fakta yang kuat, maka
artikel akan berubah menjadi opini. Misalnya, ketika terjadi
sebuah kecelakaan lalulintas hebat yang menewaskan puluhan
siswa SMU, maka seorang penulis artikel yang baik akan segera
membuka file tantang kecelakaan lalulintas yang memakan
korban cukup banyak, jenis kendaraannya, jumlah korbannya,
lokasi dan waktu kejadiannya, penanganannya oleh pihak yang
berwajib dll. Dengan data-data tersebut, si penulis artikel bisa
membuat analisis sederhana dan menyimpulkan, apakah
kecelakaan lalulintas di negeri kita selama sepuluh tahun terakhir
ini meningkat atau menurun? Kalau meningkat mengapa? Kalau
menurun mengapa? Sebab tekanan utama pada penulisan artikel
adalah pada pertanyaan mengapa dan bagaimana.

Apakah penulisan artikel mutlak harus


menggunakan metode induktif/deduktif?
Tidak harus. Bahkan sebenarnya tidak
pernah ada pedoman baku bagaimana
seharusnya sebuah artikel ditulis. Selain
metode induktif deduktif, bisa pula
digunakan metode thesis antithesis dan
sinthesis. Bisa pula dengan metode
pengajuan pertanyaan 5 W 1 H yang akan
dibahas lebih rinci pada bab VII dan VIII,
khususnya tentang alinea.

Mengapa metode induktif/deduktif menjadi populer?


Karena metode ini paling mudah diterapkan bagi
para pemula. Misalnya, ketika terjadi bencana tanah
longsor (contoh kasus = hal khusus), semua pihak
pasti segera mengkaitkannya dengan penggundulan
hutan dan perusakan lingkungan (gejala umum).
Metode berpikir induktif ini juga bisa dibalik menjadi
deduktif. Pertama kita kemukakan gejala
penggundulan hutan dan perusakan alam dengan
bergagai data dan faktanya, dari gejala umum ini,
kita tarik kesimpulan pada contoh-contoh khusus
yang sangat spesifik namun cukup kuat. Misalnya
perubahan iklim makro, pemanasan global dll.

Apakah menulis artikel perlu latar belakang, tujuan,


permasalahan dst?
Metode penulisan ilmiah dengan latar belakang, tujuan,
kerangka pikir, permasalahan, pemecahan permasalahan,
kesimpulan dan saran dsb, tetap bisa digunakan dalam
menulis artikel. Namun dalam mengemukakan latar belakang
misalnya, tetap harus digunakan data dan fakta aktual.
Misalnya kalau kita menggunakan metode deduktif, kerusakan
hutan dan lingkungan yang kita jadikan sebagai latar
belakang, harus disertai dengan fakta dan data yang jelas,
lengkap dan akurat. Analisis dan opini yang disampaikan pun,
harus berupa data. Misalnya, kita bisa mengatakan bahwa
perusakan hutan dan alam akan berakibat pada kerusakan
seluruh ekosistem seperti telah terjadi di negara A, B dan C.
Hingga kita perlu melakukan penghijauan dan reboisasi
seperti telah dilakukan oleh negara D, E dan F yang dulu
hutannya pernah rusak tetapi pulih kembali.

Bolehkah dalam menulis artikel kita hanya


menggunakan pernyataan umum?
Tidak boleh. Sebab artikel demikian pasti akan
ditolak oleh redaktur penerbitan yang bonafid.
Misalnya kita menyebut bahwa: Akhir-akhir ini telah
terjadi penggundulan hutan dan perusakan alam
secara membabibuta oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab dst. Pernyataan tersebut sangat
umum dan dangkal karena tidak disertai dengan
fakta dan data. Beda kalau misalnya kita sebutkan
bahwa: Tahun ini sekian juta hektar hutan primer
telah ditebang habis oleh pengusaha HPH di provinsi
A, B, C dan D. Dibanding dengan tahun lalu, angka
penebangan ini telah naik empat kali lipat dst.

7. Faktor Human Interest dalam


Feature
Apakah yang disebut sebagai human
interest?
Human interest bisa diartikan sebagai
rasa kemanusiaan. Hingga feature yang
disebut sebagai tulisan yang
menekankan segi human interest
dimaksudkan sebagai tulisan yang
menekankan segi yang bisa menyentuh
rasa kemanusiaan pembacanya.

Mengapa segi human interest paling diutamakan dalam


sebuah feature?
Karena berita (news) sudah ditampilkan dengan lugas dan
dengan bahasa yang sangat formal. Dalam artikel, fakta
dan data juga harus dianalisis dengan serius dan diberi
opini yang juga harus serius. Agar pembaca media cetak
tidak bosan, maka diperlukan sebuah bentuk tulisan yang
menekankan segi human interest. Itulah sebabnya segi ini
paling diutamakan dalam feature. Dalam perkembangan
lebih lanjut, berita pun bisa dikembangkan menjadi news
feature, feature reporting, feature story dll. Bahkan dalam
perkembangan lebih lanjut, feature juga melahirkan bentuk
tulisan yang lebih baru (generasi baru) yang disebut
sebagai How To Do It Article (HTDI). Cabang jurnalisme yang
pertamakali memperkenalkan bentuk tulisan ini adalah
jurnalisme kedokteran/kesehatan pada abad XVI dan XVII.

Apakah segi human interest tersebut sudah


melekat pada meteri tulisan, atau merupakan
kreasi penulisnya?
Segi human interest dalam sebuah feature, harus
benar-benar faktual (berupa fakta nyata) yang
melekat pada materi (bahan) tulisan.
Keterampilan penulis hanya dituntut untuk
menyeleksi dan mengolah bahan-bahan tersebut,
hingga ketika telah menjadi tulisan dan
disampaikan ke pembaca, akan bisa menyentuh
perasaan. Kalau segi human interest tersebut
merupakan hasil imajinasi atau keterampilan
berpikir si penulis, maka tulisan tersebut
merupakan fiksi, bukan feature.

Apa sajakah yang bisa dikatagorikan


sebagai human interest?
Yang bisa dikatagorikan sebagai
human interest antara lain: masalah
percintaan; perjalanan/perjuangan
hidup manusia, hewan, tumbuhan
maupun alam (gunung api, bintang);
kelahiran/kematian; penderitaan
(misalnya derita TKI yang disiksa
majikan di LN); ketabahan/ketegaran
dalam menghadapi cobaan/godaan dll.

Apakah feature dengan tema penderitaan bisa


digunakan untuk menjelek-jelekkan pihak
yang mengakibatkan penderitaan tersebut?
Bisa, namun feature tersebut akan menjadi
feature propaganda. Nilai sebuah feature
propaganda, akan lebih rendah dibanding
dengan feature yang benar-benar hanya
menceritakan penderitaan seseorang atau
sekelompok orang. Sebab yang harus
geregetan, marah dsb. adalah pembaca
media massa, setelah membaca feature
tersebut. Bukan penulisnya.

8. Kekuatan Individu dalam Esai


Apakah kekuatan individu penulis hanya
dipentingkan dalam penulisan esai?
Kekuatan karakter individu penulis, diperlukan
dalam semua bentuk tulisan, mulai dari news,
reportase, artikel dan feature. Namun bentukbentuk tulisan tersebut memiliki teknik dan
sistematika yang jelas. Karenanya, penulis yang
tidak terlalu kuat pun, tetap bisa menghasilkan
news, reportase, artikel dan feature yang baik.
Dalam esai, kekuatan individu lebih diperlukan
karena tidak bakunya teknik dan sistematika.

Apakah yang disebut kekuatan individu


dalam penulisan esai?
Yang dimaksud sebagai kekuatan individu,
terutama adalah faktor tingkat kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual yang
di atas rata-rata. Namun kekhasan dari
masing-masing individu akan sangat
menentukan kualitas esai yang dihasilkan.
Karakter khas yang kuat ini diperoleh
bukan karena faktor teknik melainkan
karena muncul dari dalam diri si penulis.

Dari manakah penulis esai memperoleh


kekuatan karakter individunya?
Kekuatan karekter individu, bukan diperoleh
dari pendidikan formal, melainkan dari
kekayaan pengalaman hidup, bacaan yang
luas dan lingkungan pergaulan yang beragam.
Meskipun faktor genetik, juga ikut pula
mempengaruhi kekuatan karekter individu
seseorang. Namun tanpa kekayaan
pengalaman, luasnya bacaan dan variasi
pergaulan, karakter dasar serta pendidikan
formal belum merupakan jaminan kekuatan
individu seseorang.

Apakah skil (keterampilan) juga


diperlukan dalam penulisan esai?
Skil tetap diperlukan dalam penulsan
esai, namun hal tersebut bukan
merupakan faktor utama. Sebab
apabila skil yang diutamakan, maka
esai yang dihasilkan justru akan
merosot kualitasnya. Sebab esai justru
diharapkan tidak dihasilkan sebanyak
artikel, feature dan lebih-lebih news.

Apakah esai memiliki bobot lebih tinggi


dibanding artikel dan feature?
Esai tidak bisa dibandingkan dengan artikel
dan feature, sebab masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda. Artikel lebih berfungsi
untuk mengajak pembaca memahami suatu
pokok persoalan. Feature digunakan untuk
menggugah rasa human interest pembaca.
Sementara esai bermanfaat untuk melakukan
refleksi dan perenungan. Meskipun fungsi
tiga bentuk tulisan ini berbeda, honorarium
yang akan diterima oleh penulisnya sama.

Anda mungkin juga menyukai