Anda di halaman 1dari 32

Disusun oleh

Mulya Eka Agustira


10700317

Pembimbing
dr. Albert Linardy, Sp.B

Greek words -tetanos andteinein,


rigid and stretched,

Suatu gangguan neuromuskuler akut


berupa peningkatan tonus otot dan
spasme yang disebabkan oleh
eksotoksin spesifik (tetanospasmin)
dari kuman anaerob Clostridium tetani.

C. tetani
anaerobik, motile grampositif
Spora terminal: seperti
raket tenis
Spora dpt bertahan hingga
bertahun-tahun dan tahan
trhdp pemanasan selama
20 mnt
menghasilkan dua
eksotoksin,; (tetanolysin
dan tetanospasmin)

Tetanospasmin dibentuk
bakteri vegetatif
Mempunyai :
heavy chain ; mediasi untuk
berikatan dgn reseptor sel
saraf dan masuk ke dalam sel
light chain ; memblok
pelepasan neurotransmiter

Dapat ditemukan di
seluruh dunia
Tanah, feses hewan
Dpt jg pada feses
manusia
Hanya melalui kontak
lingkungan

Gigitan binatang
Fraktur terbuka
Luka bakar
Ganggren
Pada neonatus,
biasanya lewat
pemotongan tali
pusat
Abses
Luka operasi
Caries gigi

Luka
Menghambat
penghantaran
neurotransmite
r

Ganglion sumsum
tulang belakang
Tonus otot
>>

kaku

Port de entry
clostridium
tetani

Toksin tetanus

Menghambat
pengeluaran
asetilkolin

-Vaskularisasi
- melekat
pada neuro
muskuler

Otak
Menempel
cerebral
ganglioside
Kekakuan,
kejang yg khas

Saraf
otonom

Saraf simpatis

Keringat
berlebihan,
hipertermi,
aritmia,
tachicardi

1. Tetanus

lokal
Gejalanya : kekakuan dan spasme
yang menetap disertai rasa sakit
pada otot disekitar atau proksimal
luka.
Dapat
berkembang
menjadi
tetanus umum.

Spasme ini dpt berulang dan bisa terusmenerus atau diprovokasi dengan hanya
sedikit stimulasi (bunyi, cahaya, )
Bentuk yang paling sering ditemukan.
Gejala :
Trismus
Iritable
kekakuan leher, susah menelan
kekakuan dada danperut (opistotonus)
fleksi-abduksi lengan serta ekstensi tungkai
rasa sakitdan kecemasan yang hebat
kejang
umum
yang
dapat
terjadi
denganrangsangan ringan seperti sinar,
suara dan sentuhan dengan kesadaran
yangtetap baik.

Biasanya terjadi sebagai bentuk


spasme generalisata
Fatal jika tidak di obati
Dpt trjadi pd kelahiran anak dgn
ibu tdk diimunisasi
Pemotongan tali pusat yg tdk
steril
Onset pd 2 minggu kehidupan
Karakteristik : Poor feeding,
rigidity, dan spasme

Bentuk jarang dari


lokal tetanus
o/ trauma kepala
atau infeksi telinga
Trismus dan
disfungsi satu atau
lebih nervus kranial (
sering N.VII)
Masa inkubasi
pendek dan tingkat
mortalitas tinggi

Tetanus ringan (skor< 9), Tetanus sedang (skor 9-18), Tetanus berat (skor >
18)

Abletts Score
I
(ringan )

Trismus ringan sampai sedang, spastisitas generalisata, tanpa


gangguan pernafasan, tanpa spasme, sedikit atau tanpa disfagia.

II

Trismus sedang, rigiditas yang nampak jelas, spasme singkat ringan

(sedang)

sampai sedang, gangguan pernafasan sedang dengan frekuensi


pernafasan lebih dari 30 x/ menit, disfagia ringan.

III

Trismus berat, spastisitas generalisata, spasme dan kejang spontan

(berat)

berkepajangan, yang berlangsung lama. Gangguan pernapasan


dengan takipnea > 40 x/menit, kadang apnea, disfagia berat dan
takikardia > 120x/menit. Terdapat peningkatan aktivitas saraf
otonom yang moderat dan menetap.

IV

Gambaran tingkat III disertai gangguan saraf otonom berat dimana

(sangat berat) dijumpai hipertensi berat dengan takikardi berselang dengan


hipotensi relatif dan bradikardia, salah satunya dapat menetap.

Diagnosis tetanus mutlak didasarkan gejala


klinis
Diagnosis WHO untuk tetanus, 1 diantara 3 hal
berikut :
1. Trismus
2. Risus sardonicus
3. Kontraksi otot yang menyakitkan.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan riwayat


imunisasi :
Adanya

riwayat luka yang terkontaminasi,


namun 20% dapat tanpa riwayat luka.
Riwayat tidak diimunisasi atau imunisasi
tidak lengkap.
Trismus,
disfagia,
rhisus
sardonikus,
kekakuan pada leher, punggung, dan otot
perut (opistotonus), rasa sakit serta
kecemasan.
Pada tetanus neonatorum keluhan awal
berupa tidak bisa menetek.
Kejang umum episodik dicetuskan dengan
rangsang minimal maupun spontan dimana
kesadaran tetap baik.

Hasil pemeriksaan laboratorium :


Lekositosis ringan
Trombosit sedikit meningkat
Glukosa dan kalsium darah normal
Cairan serebrospinal normal tetapi tekanan
dapat meningkat
Enzim otot serum mungkin meningkat
EKG dan EEG biasanya normal
Kultur
anaerob
dan
pemeriksaan
mikroskopis nanah yang diambil dari luka
dapat
membantu,
tetapiClostridium
tetanisulit tumbuh dan batang gram positif
berbentuk
tongkat
penabuh
drum
seringnya tidak ditemukan.
Kreatinin
fosfokinase dapat meningkat
karena aktivitas kejang (> 3U/ml)

1.
2.
3.
4.

Meningitis bakterial
Poliomyelitis
Rabies
Tetani

Strategi pengobatan melibatkan tiga prinsip


penatalaksanaan

Jika ada luka, hendaknya didebridemen secara bedah.

Eradikasi sel-sel vegetatif sebagai sumber toksin


antibiotik

Metronidazol mungkin merupakan antibiotik pilihan.

Antitoksin Menetralisasi toksin yang


beredar di sirkulasi dan toksin pada luka
yang belum terikat. Toksin yang telah
melekat pada jaringan saraf tidak
terpengaruh.
Immunoglobulin tetanus manusia (TIG)
merupakan pilihan utama
HTIG 3000-6000 IU/ 5000-10.000 IU
ATS 10.000 -20.000 IU

regimen yang dapat menekan aktivitas


spasmodik tanpa menyebabkan sedasi
berlebihan dan hipoventilasi.
Diazepam 0,5 mg/kgbb/kali IV dapat
diulang setiap kejang.

Periksa jalan nafas dan mempertahankan


ventilasi yang adekuat.
Pasien ditempatkan di ruang perawatan
khusus yang sunyi dan gelap.
Mencari port dentry, periode onset,
status imunisasi.

1.
2.
3.
4.

Sistem
Sistem
Sistem
Sistem

respirasi
kardiovaskular
ginjal
gastrointestinal

Parameter

Temuan

Skor

Masa inkubasi

< 7 hari

7 hari

< 2 hari

2 hari

Injeksi intramuskular

Pemotongan tali pusat, luka bakar,


luka operasi, fraktur terbuka

Port dentry yang lain, atau tidak


diketahui

4 jam

Ada tapi < 4 jam

>38,4oC

38oC

Dewasa >120, anak >150

Dewasa 120, anak 150

Periode onset
Port of dentry

Paroxysms
Suhu tubuh (rektal)
Denyut nadi/menit

Skor

Tingkat Mortalitas

0%

4.22 %

13.63 %

30. 43 %

57.14 %

70.73 %

94.73 %

100 %

1.

2.
3.
4.

5.

Imunisasi aktif
Dosis inisial 0,5 ml toksoid intramuskular
8 minggu kemudian diulang dengan dosis yang sama
Booster, 6-12 bulan kemudian
Subsequent booster, diberikan 5 tahun berikutnya
Mencegah terjadinya luka
Merawat luka secara adekuat
Pemberian anti tetanus serum (ATS) atau Tetanus Imunoglobulin
(TIG) dalam beberapa jam setelah luka akan memberikan
kekebalan pasif, sehingga mencegah terjadinya tetanus akan
memperpanjang masa inkubasi
Umumnya diberikan dalam dosis 1500 IU ATS intramuskular atau
250 Unit HTIG intramuskular setelah dilakukan tes kulit

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang


disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh
Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot
yang periodik dan berat.
Infeksi tetanus tidak menimbulkan kekebalan
pada seorang individu. pencegahan dapat
dicegah melalui imunisasi aktif tetanus toksoid,
higine persalinan yang baik, dan manajemen
perwatan luka yang adekuat.
Pencegahan dan penatalaksanaan yang adekuat
menyebabkan penurunan tingkat mortalitas pada
pasien tetanus.

Anda mungkin juga menyukai