Generator
Generator
GENERATOR
II.1. Umum
Salah satu bagian besar dari sistem tenaga listrik adalah stasiun pembangkit
tenaga listrik. Stasiun pembangkit tenaga listrik tersebut dapat berupa generator yang
digerakkan dengan tenaga gas, tenaga air, tenaga diesel dan lain sebagainya. Pokok
utama dalam pengadaan sistem tenaga listrik adalah bagian dari pembangkitnya atau
dalam hal ini generatornya. Apabila suatu sistem pembangkit terganggu, maka seluruh
sistem tenaga listrik akan terhenti pengoperasiannya.
Penyebab gangguan pada sistem pembangkit terdiri atas dua bagian yaitu:
1. Gangguan dari luar generator, yaitu gangguan dalam sistem yang dihubungkan
generator.
2. Gangguan di dalam generator.
3. Gangguan pada mesin penggerak generator.
Dari ketiga jenis gangguan di atas, bila salah satu generator yang bekerja secara
paralel mengalami gangguan, kemungkinan besar generator yang sedang beroperasi tidak
sanggup lagi untuk memikul beban keseluruhannya. Oleh sebab itu diperlukan
perhitungan besarnya beban yang harus diputuskan secara tiba-tiba agar dapat diperoleh
kestabilan sistem. Dalam hal ini, pemutusan beban diusahakan berlangsung secara
otomatis dan dengan waktu yang relatif singkat.
II.2.
landasan hukum Faraday. Jika pada sekeliling penghantar terjadi perubahan medan
magnet, maka pada penghantar tersebut akan dibangkitkan suatu gaya gerak listrik (GGL)
yang sifatnya menentang perubahan medan tersebut. Untuk dapat terjadinya gaya gerak
listrik (GGL) tersebut diperlukan dua kategori masukan, yaitu:
1. Masukan tenaga mekanis yang akan dihasilkan oleh penggerak mula (prime
mover).
2. Arus masukan (If) yang berupa arus searah yang akan menghasilkan medan
magnet yang dapat diatur dengan mudah.
Di bawah ini akan dijelaskan secara sederhana cara pembangkitan listrik dari
sebuah generator.
If
Sumbu Putar
: Arus medan
US
: Kutub generator
: Fluks medan
If
: Konstanta
: Kecepatan putar
FASA 3
FASA 1
120
120
120
FASA 2
II.3.
Konstruksi Generator
Generator terdiri dari dua bagian yang paling utama, yaitu:
4. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder.
Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip sebagai alat
bantu dalam proses pendinginan.
II.4.
Pengaturan Putaran
Putaran adalah salah satu faktor yang penting yang memberi pengaruh besar terhadap
tegangan yang timbul oleh arus bolak-balik (alternating current). Frekuensi listrik yang
dihasilkan oleh generator sinkron harus sebanding dengan kecepatan putar generator
tersebut. Dalam hal ini, rotor sebagai bagian yang bergerak terdiri atas rangkaianrangkaian elektromagnet dengan arus searah (DC) sebagai sumber arusnya. Medan
magnet rotor akan bergerak sesuai dengan arah putaran rotor. Untuk menjaga putaran
tetap konstan, maka pada penggerak mula (prime mover) dilengkapi governor. Governor
itu sendiri adalah suatu alat yang berfungsi mengatur putaran tetap konstan pada keadaan
yang bervariasi.
Besar kecepatan putaran generator dapat dihitung melalui persamaan berikut:
n=
120. f
p
dimana:
n = kecepatan putaran (rpm)
f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub
Tegangan dan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh generator umumnya
mempunyai frekuensi diantara 50 Hz 60 Hz. Untuk menentukan jumlah pasang kutub
(p) atau kecepatan putar rpm (n), besarnya frekuensi harus sebanding dengan jumlah
kutub dan kecepatan putarannya.
II.5.
Pengaturan Tegangan
Tegangan generator sinkron dalam keadaan berbeban akan lebih rendah nilainya
daripada tegangan generator sinkron dalam keadaan tanpa beban. Nilai relatif, yaitu nilai
selisih antara tegangan dalam keadaan berbeban penuh dengan keadaan tanpa beban
biasanya disebut dengan regulasi tegangan atau voltage regulation (VR).
VR =
V NL VFL
x100%
VFL
dimana:
VR = regulasi tegangan (voltage regulation)
VNL = tegangan tanpa beban (no load voltage)
VFL = tegangan beban penuh (full load voltage)
Generator-generator sekarang dirancang dan dibuat untuk tegangan yang
bervariasi akibat dari adanya variasi arus jangkar atau variasi beban yang menimbulkan
turunnya tegangan (voltage drop) pada kumparan jangkar yang bervariasi pula. Jatuhnya
tegangan impedansi tersebut tergantung kepada besar arus dan faktor daya beban. Dengan
pengaturan arus eksitasi, tegangan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk
menaikkan tegangan, arus eksitasi dapat ditambah dan berlaku juga sebaliknya.
Yang dimaksud dengan eksitasi atau biasa disebut sistem penguatan adalah suatu
perangkat yang memberikan arus penguat (If) kepada kumparan medan generator arus
bolak-balik (alternating current) yang dijalankan dengan cara membangkitkan medan
magnetnya dengan bantuan arus searah.
Sistem penguatan dapat digolongkan berdasarakan cara penyediaan tenaganya,
yaitu:
1. Sistem penguatan sendiri.
2. Sistem penguatan terpisah.
Untuk generator berkapasitas besar umumnya digunakan sistem penguatan
sendiri. Sistem penguatan ini digunakan pada generator tanpa sikat (brushless alternator).
Generator tanpa sikat ini mempunyai exiter yang kumparan jangkarnya pada rotor dan
kumparan medannya pada stator. Arus penguatan didapat dari induksi magnet sisa
(remanensi) pada stator generator utama yang diberikan oleh stator generator penguat.
Arus tersebut diatur terlebih dahulu oleh AVR (automatic voltage regulator) yang
merupakan alat pengatur tegangan yang bekerja secara otomatis. AVR dalam hal ini
melakukan pengaturan tegangan. Arus yang dihasilkan oleh rotor generator penguat akan
disearahkan dengan menggunakan dioda putar (rotating diode) yang ikut berputar dengan
kedua rotor generator yang berputar. Sistem penguatan sendiri dipasang pada ujung poros
generator utamanya.
AUTOMATIC VOLTAGE
REGULATOR
OUTPUT
MAIN
STATOR
EXCITER
STATOR
ROTATING
DIODES
SHAFT
EXCITER
ROTOR
MAIN
ROTOR
AUTOMATIC VOLTAGE
REGULATOR
ISOLATING
TRANSFORMER
(If fitted)
MGS
STANDARD
OUTPUT
EXCITER
STATOR
PMG
STATOR
MAIN
STATOR
ROTATING
DIODES
SHAFT
PMG
ROTOR
EXCITER
ROTOR
MAIN
ROTOR
II.6.
generator. GPC akan mengeluarkan semua kebutuhan serta tugas-tugas untuk mengontrol
dan memproteksi operasi sebuah generator tanpa harus memperhatikan penggunaan
generator tersebut.
Hal ini berarti GPC dapat digunakan untuk berbagai tipe aplikasi seperti:
1. Satu generator (generator tunggal).
2. Kontrol beragam beban generator.
3. Beban utama yang tetap (dasar beban).
df
(rocof).
dt
#1 standard
terminal
1 -28
Slot
#2
terminal 29 34
Slot
#3
terminal 37 64
Slot
#4
terminal 65 72
Slot
#5 standard
terminal 73 89
Slot
#6
terminal 90 97
Slot
#7 tidak digunakan
terminal 98 125
Slot
#8
Di samping slot-slot ini, terdapat sebuah papan komunikasi tambahan (Rs 232 PC
servis) tempat berlangsungya pemrogaman dari set point, waktu, display dan sebagainya.
II.7.
PLC
Programmable Logic Controller (PLC) meupakan suatu bentuk pengontrol
INPUT
PLC
OUTPUT
1. Kokoh dan dirancang tahan terhadap getaran, suhu, kelembaban dan kebisingan.
2. Antar muka untuk input dan output telah tersedia di dalamnya.
3. Mudah diprogram dan menggunakan bahasa pemrogaman yang mudah dipahami
yang sebagian besar berkaitan dengan operasi-operasi logika dan penyambungan.
PERANGKAT
MEMORI
INPUT
ANTAR MUKA
PROSESOR
OUTPUT
ANTAR MUKA
CATU DAYA
II.8.
kerja paralel satu generator dengan generator lain dengan tambahan resistansi dan
reaktansi saluran-saluran interkoneksi yang biasa disebut sinkronisasi.
Dalam melakukan sinkronisasi generator harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
1. Tegangan apitan dari generator yang akan diparalelkan harus sama dengan
tegangan jaringan.
2. Frekuensi generator harus sama dengan frekuensi jaringan.
3. Sudut fasa dari dari fasa-fasa yang dihubungkan satu sama lain harus sama besar.
4. Urutan fasa kelima generator harus sama dan urutan fasa generator yang akan
diparalelkan harus sama dengan jaringan.
Dimisalkan lima generator G1, G2, G3, G4 dan G5 yang bekerja paralel seperti pada
gambar berikut.
G1
AC
G2
AC
E2
AC
E3
AC
E4
AC
E5
G3
G4
G5
E1
X1
R1
X2
R2
X3
R3
X4
R4
X5
R5
Er
E1
E2
Er
E2
E1
Is
Er
(Z1 + Z 2 )
Misalkan kini kedua mesin hanya memiliki reaktansi mendekati nol. Arus sinkronisasi Is
akan tegak lurus terhadap GGL Er atau sefasa dengan GGL salah satu mesin, misalkan E2
(gambar 2.13). dalam hal ini mesin 2 akan memberi daya nyata kepada mesin 1 agar
mesin dapat berjalan. Dengan demikian, dapat disimpulkan reaktansi mutlak diperlukan
untuk paralel generator.
Bila dua generator berada dalam keadaan sinkronisasi penuh. Maka kedua GGL
yang diinduksikan adalah sama dan berbeda fasa 180, sebagaimana terlihat pada gambar
2.14, dan tidak terdapat arus mengalir dalam rangkaian setempat. Bilamana kedua GGL
sama besarnya tetapi berbeda fasa tidak tepat 180
maka resultan GGL Er bergerak di
dalam rangkaian setempat dan mengakibatkan mengalirnya arus sinkronisasi.
E1
E2
E2
E2
Er
E1
= 2 E cos 90
2
= 2 E sin
2
= 2E
2
= E
Pendekatan di atas berlaku jika sudut memiliki nilai yang kecil sekali. Besar arus
sinkronisasi Is adalah:
Is =
Er
Z
E
Z
= tg 1
Dimana Z merupakan impedansi gabungan per fasa dari kedua generator atau generator
dengan jaringan yang memiliki kekuatan yang tak terhingga. Bila reaktansi generator
diketahui, maka arus sinkronisasinya:
Is =
E
Xs
400 V/20KV
AC
400 V/20 KV
AC
200 KVA
380 V
LOAD
AC
400 V/20 KV
AC
II.9.
Pembagian beban yang dimaksudkan disini dapat dikelompokan ke dalam dua jenis yaitu
pembagian beban reaktif (VAR) dan pembagian beban aktif (Watt). Jumlah vektor kedua
beban tersebut adalah beban kompleks (beban semu) yang dilambangkan dengan S,
dengan kata lain:
S = P + jQ
dimana:
S = daya semu (VA atau KVA)
P = daya aktif (Watt atau KW)
Q = daya reaktif (VAR atau KVAR)
Besar daya dari lima generator yang bekerja paralel adalah sebagi berikut:
KVA
S5
S4
P5
KVAR
P4
S3
P3
S2
P2
S1
P1
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
PT O T A L = P1 + P2 + P3 + P4 + P5
KW
P1 = P2 = P3 = P4 = P5.
Q1 = Q2 = Q3 = Q4 = Q5, sehingga,
Misalkan diambil dua generator yang bekerja paralel dengan karakteristik kecepatan
dan beban yang tepat sama dengan suatu tegangan apitan bersama sebesar V dan
dengan beban impedansi sebesar Z. Dimisalkan GGL dari generator 1 dan 2 sebesar
E1 dan E2 dan impedansi fasa masing-masing Z1 dan Z2.
Tegangan apitan generator 1 adalah:
V = E1 I 1 Z 1
Tegangan apitan generator 2 adalah:
V = E2 I 2 Z 2
Juga berlaku:
V = I .Z = (I 1 + I 2 )Z
Sehingga diperoleh:
I1 =
E1 V
Z1
I2 =
E2 V
Z2
Kemudian diperoleh:
I1 + I 2 =
atau:
E1 V E 2 V
+
Z2
Z1
1
E
1
1 E
V +
+ = 1 + 2
Z1 Z 2 Z Z1 Z 2
atau:
E1 E 2
+
Z1 Z 2
V =
1
1
1
+
+
Z1 Z 2 Z
AC
Z1
I1
AC
Z2
I2