BAB II
TINJUAN PUSTAKA
M C
I
Tegangan Lentur
Hukum Hooke
Defleksi Maksimum
F a
4 a 2 3 L2
24 E I
F
A
Tegangan Tarik
Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali,
paku keling, dan lain-lain. Rantai yang diberi beban W
akan mengalami tegangan tarik yang besarnya tergantung
pada beratnya.
Tegangan Tekan
Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang
saling berlawanan dan terletak dalam satu garis gaya.
Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum
mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang torak.
Tegangan Lentur
Menurut teori lentur sederhana, distribusi tegangan di
dalam penampang yang mendukung momen lentur
dinyatakan dengan persamaan:
fy
M .y
I
Keterangan :
fy
: Tegangan Lentur
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya
yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya
namun pada penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak
terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling, gunting, dan
sambungan baut.
Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada
penampang normal dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan
benda diabaikan. Untuk hal ini tegangan yang terjadi adalah Apabila pada
konstruksi mempunyai sebuah buah paku keling, maka sesuai dengan
persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah
7
Gambar II.7 Persamaan Tegangan Geser
punter atau
yang
disebut
sebagai
tegangan tangensial.
9
Gambar II.11 Ilustrasi Tumpuan Rol Beserta DBBnya
maks
maks
Lendutan Maksimum (
maks
F I
W
I2
F I3
3,17 maks
3 E I
h
Dimana :
F
= Beban Terpusat
(N)
= Panjang Batang
(mm)
= Momen Tahanan
(mm3)
= Momen Inersia
(mm4)
= Tinggi Penampang
(mm)
10
Lendutan Maksimum (
maks
F L
4 W
maks
)
I2
F I3
0,794 maks
48 E I
h
Dimana :
F
= Beban Terpusat
(N)
= Panjang Batang
(mm)
= Momen Tahanan
(mm3)
= Momen Inersia
(mm4)
= Tinggi Penampang
(mm)
11
jembatan
Menentukan material yang akan digunakan
Menentukan jenis pembebanan yang akan digunakan
dalam desain
Merencanakan profil yang akan digunakan
Menganalisa perhitungan kekuatan profil terhadap gaya
dalamnya,
Mengontrol mengontrol momen desain dengan momen
model menggunakan bantuan program STAAD PRO
12
13
14
15
16
Elemen balok-kolom umumnya dijumpai pada strukturstruktur statis tak tertentu. Misalkan pada struktur portal statis tak
tertentu pada gambar dibawah
beban lateral P1. Dalam hal ini efek lentur dan gaya tekan P1
yang bekerja pada batang AB harus dipertimbangkan dalam
proses desain penampang batang AB, maka batang AB harus
didesain sebagai suatu elemen balok-kolom. Selain, batang AB
yang didesain sebagai elemen balok-kolom, batang AC, BD, CE,
DF, juga didesain sebagai elemen balok kolom. Karena selain
memikul gaya aksial akibat reaksi dari balok-balok AB dan CD,
efek lentur dan efek gaya aksial yang bekerja tidak bisa diabaikan
salah satunya. Berbeda dengan batang CD yang hanya didominasi
oleh efek lentur, gaya lateral P2 telah dipikul oleh pengakupengaku (bracing) bentuk X. Sehingga batang CD dapat didesain
sebagai suatu elemen balok tanpa pengaruh gaya aksial
satu sisi web. Hal ini dibedakan dari balok-I atau H-beam atau Wbalok jenis baja penampang dalam bahwa mereka memiliki flensa
di kedua sisi web.
Saluran
struktural
tidak
digunakan
sebanyak
dalam
II.5 Definisi
18
II.5.1 Tegangan
Tegangan adalah perbandingan antara gaya tarik yang bekerja
terhadap luas penampang benda. Tegangan dinotasikan dengan
N
(), satunnya m2 .
II.5.2 Gaya Luar
Gaya luar: yaitu gaya yang ada di luar suatu konstruksi
biasanya disebut gaya aksi-reaksi. Gaya aksi dapat diartikan gaya
yang menghampiri konstruksi tersebut yang direspon oleh gaya
reaksi.
Perhatikan gambar berikut ini:
Keterangan :
Beban P merupakan gaya aksi, kedua tumpuan menimbulkan gaya
reaksi yang biasa disebut reaksi tumpuan A vertikal (RAV) dan
reaksi tumpuan B vertikal (RBV).
II.5.3 Gaya Dalam
Gaya dalam yaitu gaya yang bekerja di dalam suatu konstruksi.
19
II.5.4 Tekanan
Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per
satuan luas (A).
20
akan dapatkan tekanan yang lebih tinggi. Tekanan udara dapat diukur
dengan menggunakan barometer.
II.5.5 Gaya Aksial
Intensitas gaya yang bekerja normal (tegak lurus) terhadap irisan
yang mengalami tegangan, dan dilambangkan dengan (). Bila gayagaya luar yang bekerja pada suatu batang sejajar terhadap sumbu
utamanya dan potongan penampang batang tersebut konstan, tegangan
internal yang dihasilkan adalah sejajar terhadap sumbu tersebut. Gayagaya seperti itu disebut gaya aksial, dan tegangan yang timbul dikenal
sebagai tegangan aksial.
II.5.6 Momen
Momen adalah kecenderungan sebuah gaya untuk memutar sebuah
benda di sekitar sumbu tertentu dari benda tersebut. Didefinisikan
sebagai perkalian besar gaya F dengan jarak tegak lurus d.
M=Fxd
21
Bila gaya-gaya
dinyatakan
dalam komponen-komponennya,
22
Artinya :
Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada
resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.
Sebuah benda yang sedang bergerak, tidak akan berubah
kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja
padanya.
Hukum pertama newton adalah penjelasan kembali dari
hukum inersia yang sudah pernah dideskripsikan oleh Galileo.
Dalam bukunya Newton memberikan penghargaan pada Galileo
untuk hukum ini. Aristoteles berpendapat bahwa setiap benda
23
untuk
mengubah
kecepatan
benda
tersebut
sama
dengan
banyaknya
perubahan momentum
menggunakan aturan
diferensiasi.
Maka,
perubahan
dalam
momentum.
Perubahan
Hubungan
ini
juga
secara
tidak
langsung
kedua
ini
perlu
perubahan
jika relativitas
Impuls
adalah
suatu
konsep
yang
digunakan
untuk
menganalisis tumbukan.
Sistem dengan massa berubah
Sistem dengan massa berubah, seperti roket yang bahan
bakarnya digunakan dan mengeluarkan gas sisa, tidak termasduk
dalam sistem tertutup dan tidak dapat dihitung dengan hanya
25
seperti
yang
tertulis
dalam An
total
gaya
massa
yang
bekerja
dari sistem,
pada
langsung.
Persamaan
baru
digunakan
untuk
didefinisikan
sebagai
gaya
(gaya
yang
26
27
Dengan
Fa,b adalah gaya-gaya yang bekerja pada A oleh B, dan
Fb,a adalah gaya-gaya yang bekerja pada B oleh A.
Newton
menggunakan
hukum
ketiga
untuk
gaya memiliki
momentum,
28
Gambar II.20 Tabel 1 Defleksi dan kemiringan kantilever
dan
29
30
Gambar II.22 Tabel 1 Defleksi dan kemiringan kantilever
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Sejajar
Tinjau momen inersia suatu bidang
yang luasnya A terhadap sumbu
I 2 dA
Tarik sumbu ke II yaitu BB yang melewati titik berat C pada
bidang sejajar dengan A-A, sumbu BB yang melewati C disebut
dengan : Sumbu Titik Berat. Jika jarak BB ke dA adalah y, maka
jarak elemen dA ke BB dapat ditulis :
y y ' d
I 2 dA
Integral I
2
y' dA
= menyatakan Ix yaitu momen inersia terhadap sumbu titik
berat B-B.
b) Integral II
2d y ' dA 0
, karena
y' dA A y
dari sumbu acuan B-B ke titik berat C, karena titik berat C berada
c)
41
d 2 y ' dA A d 2
I y ' d dA
2
Maka integral
I I x Ad 2
42
43
balok
gedung,gelagar
dapat
dikemukakan
jembatan,balok
antara
lain,balok
penyangga
lantai
keran,dan
44
45