Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AL-QURAN & HADITS

PERGAULAN BEBAS

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.

Sifa Artina
Adrizun Vis Ahmadi
Siti Aulia Hana
Cindi Laras

Pembimbing :
Nurhidawati, S.Pd.I, M.Pd

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI


IPUH - MUKOMUKO
TAHUN AJARAN 2015/2016
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat serta ridhoNyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pergaulan Bebas. Sholawat
serta salam kami ucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga dan
para sahabatnya serat kita selaku umatnya yang mudah-mudaha mendapat safaatnya.
Amin.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Pelajaran Al-Quran
Hadits di MTsN Ipuh Tahun Pelajaran 2015/2016.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami
harapkan agar kedepannya pembuatan makalah-makalah lainnya dapat lebih baik lagi.

Ipuh,

September 2015
Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
iii
BAB I
A.
B.
E.

PENDAHULUAN .............................................................................................
Latar Belakang Masalah .....................................................................................
Tujuan Makalah ..................................................................................................
Manfaat Makalah ...............................................................................................

BAB II

PENGERTIAN DAN HUKUM PERGAULAN BEBAS


MENURUT ISLAM ..........................................................................................

BAB III DALIL / HADIS TENTANG PERGAULAN BEBAS .....................................


BAB IV UNDANG-UNDANG TENTANG PERGAULAN BEBAS .............................
BAB V

PENUTUP ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah

Melihat berbaagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan
pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free Sex), disebabkan karena
terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah
kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria
dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang meng-global dan
lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa
penyeleksian yang ketat.
Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler,
seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma norma agama. Hal ini
tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi norma agama
dan Pancasila. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari
pergaulan bebas. Saat ini pacaran menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode
etik dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian perzinahan
disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok ke belakang tentang
kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduan dengan non muhrim) merupakan
hal yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak
dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia dan budaya Islam.
B.

Tujuan Makalah

Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan tujuan yang


diharapkan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
Secara terperinci, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian dan hukum pergaulan bebas.
2.
Mengetahui dalil / hadits tentang pergaulan bebas.
3.
Mengetahui undang-undang tentang pergaulan bebas.
C.

Manfaat Makalah

Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah kita semua terutama para pelajar
mengetahui dan mengerti tentang hukum pergaulan bebas dalam Islam, dalil-dalil
otentik tentang pergaulan bebas, dan undang-undang Republik Indonesia yang mengatur
tentang pergaulan bebas.

BAB II
PENGERTIAN DAN HUKUM PERGAULAN BEBAS MENURUT ISLAM
A.

PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS

Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah
tercantum dalam surat An-Nur ayat 30-31. Yang menjelaskan bahwa hendaknya kita
menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaimana hal yang terjadi dalam
pergaulan bebas ? Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan-aturan
yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu
tidak dapat menjamin kesucian seseorang.
Pergaulan bebas sering dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif seperti seks
bebas, narkoba, kehidupan malam, dan lain-lain. Memang istilah ini diadaptasi dari
budaya barat dimana orang bebas untuk melakukan hal-hal diatas tanpa takut menyalahi
norma-norma yang ada dalam masyarakat. Berbeda dengan budaya timur yang
menganggap semua itu adalah hal tabu sehingga sering kali kita mendengar ungkapan
jauhi pergaulan bebas.
Dilihat dari segi kata dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah
pergaulan bebas. Dari segi bahasa, pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas
artinya terlepas dari ikatan yang mengtur pergaulan.
Pergaulan bebas disebut juga ikhtilath. Ikhtilath adalah suatu bentuk
pergaulan/hubungan secara bebas yang melibatkan laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrim di tempat sunyi atau di tempat terbuka. Ikhtilath merupakan suatu ciri
pergaulan masyarakat jahiliyah yang berdasarkan kepada nilai-nilai dan sistem hidup
jahiliyah. Ikhtilath sudah dihapuskan sejak kedatangan Rasulullah SAW yang membawa
agama Islam.
Perbedaan Ikhtilath dan Khalwat
1.

Ikhtilath
Seorang laki laki dan perempuan berada di tempat ramai
Contoh : di pasar, bank, sekolah
2 orang atau lebih laki laki dan perempuan berada di tempat tertutup atau
sepi dan tidak berniat berkhalwat
Contoh : bermusyawarah, belajar di kelas, kuliah

2.

Khalwat adalah berduaan lelaki dan wanita tanpa mahram.


Seoarang laki laki dan perempuan bersama di tempat tertutup/sepi
Contoh : di hotel
2 orang laki laki dan perempuan berada di tempat tertutup atau sepi dan
berniat berkhalwat
Contoh : sekumpulan laki laki dan perempuan bersepakat dan berkhalwat
walaupun ditempat yang ramai

Sabda Nabi Muhammad SAW : Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir
maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahram
karena setan akan menyertai keduanya.
Sabda Nabi Muhammad SAW : "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat
(berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari
kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya." (HR. Imam
Bukhari Muslim).
B.

HUKUM PERGAULAN BEBAS MENURUT ISLAM

Islam menjunjung tinggi kodrat manusia sebagai makhluk yang memiliki naluri
melestarikan keturunan (gharizah al-naw), tetapi islam tidak mengajarkan pergaulan
bebas. Dalam Syariat Islam, masalah pergaulan laki-laki dan wanita telah diatur secara
lengkap mulai dari cara berpakaian, cara bergaul, tempat pertemuan dan hal-hal yang
muncul akibat dari hubungan/interaksi antara laki-laki dan perempuan tersebut dan
segala sesuatu yang tercabang dari hubungan tersebut. Dalam Islam negara
berkewajiban mengawal penerapan hukum-hukum pergaulan antara laki-laki dan
perempuan sesuai yang disyariatkan Allah SWT.
Hukum-hukum yang berkaitan dengan aturan pergaulan laki-laki &
perempuan diantaranya adalah:
1.
2.
3.
4.

Hayaatul am (kehidupan umum)


Hayaatul khas (kehidupan khusus)
Ikhtilat (campur baur laki2 & perempuan)
Khalwat (berdua-duaan, bersepi-sepi)

1.

Kehidupan Khusus (Hayaatul Aam)

Yang dimaksud dari kehidupan khusus ini adalah setiap tempat (ruang) yang
membutuhkan ijin terlebih dahulu sebelum memasukinya. Contoh: rumah, kamar, ruang
kantor, mobil pribadi, perkumpulan khusus laki-laki/perempuan, dll. Islam telah
menetapkan kehidupan khusus seseorang di dalam rumahnya berada dalam kontrol dan
wewenang penuh dirinya semata, seraya melarang siapa pun memasuki rumahnya tanpa
seizinnya.




Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki
rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.(QS AnNr [24]: 27).
Dalam ayat ini, Allah SWT melarang manusia memasuki rumah orang lain kecuali
seizin penghuninya. Allah SWT juga menganggap bahwa, memasuki rumah orang lain

tanpa izin penghuninya sebagai sikap liar, sedangkan memasuki rumah orang lain
dengan seizin penghuninya dianggap sebagai sikap sopan.
Sementara itu, bila orang yang meminta izin tidak menjumpai seorang pun di dalam
rumah yang hendak dimasukinya, ia tidak boleh masuk sampai ada izin untuknya. Jika
penghuninya mengatakan, Kembalilah! maka ia wajib kembali dan tidak boleh
memaksa untuk masuk.




Allah SWT berfirman:Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka
janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan
kepadamu,Kembali (saja)-lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih
bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (TQS an-Nr [24]: 28)
Dan untuk rumah yang tidak berpenghuni, harus dipertimbangkan. Jika orang yang
hendak memasuki memiliki keperluan di rumah tersebut, ia boleh memasukinya,
walaupun tanpa ada izin. Ketentuan ini merupakan pengecualian dari rumah yang
diharuskan meminta izin lebih dulu sebelum memasukinya.




Allah SWT berfirman: Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak
disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui
apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.(TQS an-Nr [24]: 29)
Dalam kehidupan khusus harus meminta izin untuk memasukinya, sekalipun termasuk
mahram (kec. hamba sahaya dan anak-anak) yang belum baligh boleh memasuki rumah
tanpa meminta izin penghuninya terlebih dulu, kecuali dalam tiga waktu yaitu: sebelum
shalat subuh, menjelang zuhur, dan setelah shalat isya. Dalam tiga keadaan ini, mereka
harus meminta izin. Waktu-waktu tersebut dianggap sebagai aurat. Pada waktu-waktu
tersebut, orang mengganti bajunya menjelang tidur atau setelah bangun tidur. Sebelum
subuh adalah waktu orang bangun tidur dan mengganti pakaian tidurnya. Menjelang
zuhur adalah waktu istirahat siang (qaylulah) atau tidur dan orang-orang juga berganti
pakaian. Sedangkan setelah shalat isya adalah waktu orang untuk tidur dan mengganti
pakaian biasa dengan pakaian tidur. Tiga keadaan ini dipandang sebagai aurat yang
mengharuskan para hamba sahaya dan anak-anak yang belum baligh meminta izin
terlebih dulu. Di luar ketiga waktu tersebut, mereka boleh memasuki rumah tanpa izin,
Sebagaimana firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang
kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada
kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu
menanggalkan pakaian (luar)-mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya.
(Itulah) tiga `aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka
selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan)

kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu.
Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan apabila anak-anakmu telah
sampai umur balig, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang
sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (TQS an-Nr [24]: 58-59)
Wanita hidup bersama para wanita atau mahramnya, selain itu tidak boleh. Interaksi
antara pria asing dengan wanita dalam kehidupan khusus adalah HARAM, kecuali pada
keadaan yang dibolehkan syara. Interaksi pria-wanita asing dalam kehidupan khusus
diperbolehkan pada: Jamuan makan (terbatas pada orang yang diundang, perempuan
harus disertai mahramnya dan menutup aurat), Silaturahmi, terbatas pada ulil arham
(orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan, baik mahram atau bukan).
B.

Kehidupan Umum:

Syara menetapkan pada dasarnya laki-laki dan perempuan terpisah (berada di


komunitas masing-masing) dan tidak boleh terjadi ikhtilath, karena haram hukumnya.
Diperbolehkan adanya interaksi laki-laki dan perempuan jika terdapat hajat/kebutuhan
yang diperbolehkan/diharuskan syara untuk dipenuhi, yang mau tidak mau
mengharuskan adanya interaksi. Pertemuan laki-laki dan perempuan pada kehidupan
umum tanpa ada interaksi, contohnya: di masjid, kampus, kendaraan umum, tempat
rekreasi, tempat-tempat umum, sementara yang disertai interaksi (ikhtilath) yang
diperbolehkan: pendidikan, jual beli / muamalah, kesehatan,ibadah haji, dengan catatan:
sebatas hajat yang dibolehkan
C.

Ikhtilat

Definisi ikhtilat adalah bertemunya laki-laki dan perempuan (yang bukan


mahramnya) di suatu tempat secara campur baur dan terjadi interaksi di antara laki-laki
dan wanita itu (misal bicara, bersentuhan, berdesak-desakan, dll).
Hukumnya adalah haram, dan merupakan dosa menurut syariah (Hukum Islam). Contoh
ikhtilat: para penumpang laki-laki dan perempuan yang berada di suatu gerbong kereta
api yang sama secara berdesakan-desakan; para penumpang laki-laki dan perempuan
dalam bus di jam sibuk; di sebuah restoran, dalam satu meja ada laki-laki dan
perempuan yang bukan mahram, mereka makan dan ngobrol bersama.
Mengapa ikhtilat diharamkan? Karena melanggar perintah syariah untuk
melakukan infishal, yaitu keterpisahan antara komunitas laki-laki dan perempuan.
Contoh kehidupan yang Islami adalah sebagaimana yang dicontohkan oleh rasulullah
SAW di dalam kehidupan di masjid: Shalat berjamaah: terpisah (shaf /barisan antara
laki-laki dan perempuan diatur secara terpisah, yaitu shaf laki-laki didepan dekat imam
dan shaf perempuan dibelakang shaf lai-laki), Pengajian di masjid: terpisah secara
tempat duduk/ waktu, Ketika keluar dari masjid, perempuan dipersilahkan keluar
terlebih dahulu (HR. Bukhari).
Ikhtilat yang diperbolehkan
Dalam kehidupan publik, seperti di pasar, rumah sakit, masjid, sekolah, jalan raya,
lapangan, kebun binatang, dan sebagainya, dengan 2 (dua) syarat, yaitu:

1.

pertemuan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan itu untuk melakukan
perbuatan yang dibolehkan syariah, seperti aktivitas jual beli, belajar mengajar,
merawat orang sakit, pengajian di masjid, melakukan ibadah haji, dan sebagainya
2.
aktivitas yang dilakukan itu mengharuskan pertemuan antara laki-laki dan
perempuan. Jika tidak mengharuskan pertemuan antara laki-laki dan perempuan,
hukumnya tetap tidak boleh. Contohnya jual-beli
Bahaya Ikhtilat

2.

Ikhtilat memudahkan terjadinya berbagai kemaksiatan, diantaranya adalah:


1.
Terjadinya khalwat
Terjadinya pelecehan seksual, seperti persentuhan laki-laki & perempuan bukan
mahram.
3.
Terjadinya perzinahan yang diawali dengan ikhtilat, yakni zina menyentuh,
melihat dan mendengar. Dalam kitabnya At Thuruqul Hukmiyyah, Imam Ibnul
Qayyim berkata: Ikhtilat antara laki-laki & perempuan adalah sebab terjadinya
banyak perbuatan keji dan merajalelanya zina (intisyar az zina).
D.

Khalwat

Khalawat asal katanya dari khala-yakhlu yang artinya sepi dari orang lain atau kondisi
dimana tidak ada orang lain. Secara istilah, khalwat sering digunakan untuk hubungan
antara dua orang (laki-laki & perempuan bukan mahram) dimana mereka menyepi dari
pengetahuan atau campur tangan pihak lain, kecuali hanya mereka berdua. Khalawat
hukumnya: Haram, sebagaimana firman Allah swt:Jangan sekali-kali salah seorang
kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram. (Muttafaq alaih, dari
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma)
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia
berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan
menyertai keduanya. (HR. Ahmad)
Contoh khalwat
Contohnya adalah berduanya seorang pria dengan wanita yang bukan mahramnya di
atas kendaraan. Walaupun pria tersebut sedang mengemudikan mobil, misalnya.
Keberadaan keduanya di atas mobil memang kelihatan oleh orang lain. Tetapi
pembicaraan antara keduanya tidak didengar oleh siapapun. Termasuk dalam kategori
perbuatan khlawat adalah khalwat profesi. Yaitu khalwat yang terjadi karena
tuntutan profesi. Konsultan, dokter, perawat, adalah sebagian contoh. Profesi-profesi
ini rentan untuk bisa berdua dengan klien atau pasiennya.
Tuntunan Islam di dalam pergaulan
Laki-laki dan perempuan menundukkan pandangan
2.
Berpakaian yang sempurna sesuai syariat
Larangan safar bagi wanita sehari semalam tanpa mahram
4.
Larangan berkhalwat
5.
Larangan wanita keluar rumah tanpa izin suami
1.

3.

6.
7.

Larangan ikhtilat (hendaknya terpisah (infishol) antara jamaah perempuan dan


jamaah laki-laki di dalam kehidupan khusus, maupun kehidupan umum)
Hubungan kerja sama laki-laki dan perempuan hanyalah bersifat umum dalam
urusan-urusan muamalat
1.

Laki-laki dan perempuan menundukkan pandangan

Hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis secara
berlebihan dan menghindari berpandangan mata secara bebas.
Allah Subhanahu wa Taala telah berfirman dalam surat [An-Nur:(30-31)]
Katakan (wahai Nabi) kepada kaum mukminin, hendaklah mereka menjaga
pandangan serta kemaluan mereka (dari halhal yang diharamkan) hingga firmanNya- Dan katakan pula kepada kaum mukminat, hendaklah mereka menjaga
pandangan serta kemaluan mereka (dari hal-hal yang diharamkan).
Dalam Shahih Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma, dia berkata:
Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang pandangan
yang tiba-tiba (tanpa sengaja)? Maka beliau bersabda: Palingkan pandanganmu.
2.

Berpakaian yang sempurna sesuai syariat

Memakai jilbab: Allah SWT berfirman,




Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan juga
kepada istri-istri orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke
seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. [QS.
Al-Ahzab (33):59]
Memakai Khimar: Allah SWT berfirman, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya. [QS. An-Nur (24):31]
Tidak bertabarruj: dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertigkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.[QS. AlAhzab (33):33]
Boleh menanggalkan pakaian luar bagi yang sudah tua (monopouse) tanpa
bertabarruj: [QS. An-nur (24):60]
Hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu riwayat Imam Muslim, Rasulullah shallallhu
alaihi wa al lihi wasallam bersabda:
Dua golongan dari penduduk neraka yang saya belum pernah melihatnya
sebelumnya: Kaum yang mempunyai cambuk-cambuk seperti ekor-ekor sapi untuk
memukul manusia dengannya dan para perempuan yang berpakaian tapi telanjang
berjalan berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta, mereka tidaklah

10

masuk surga dan tidak (pula) menghirup baunya, padahal baunya dihirup dari jarak
begini dan begini.
3.

Larangan safar bagi wanita sehari semalam tanpa mahram

Janganlah wanita safar (bepergian jauh) kecuali bersama dengan mahromnya, dan
janganlah seorang (laki-laki) menemuinya melainkan wanita itu disertai mahromnya.
Maka seseorang berkata: Wahai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
sesungguhnya aku ingin pergi mengikuti perang anu dan anu, sedangkan istriku ingin
menunaikan ibadah haji. Beliau bersabda: Keluarlah (pergilah berhaji) bersamanya
(istrimu). [HSR. Imam Bukhari (Fathul Baari IV/172), Muslim (hal. 978) dan
Ahmad I/222 dan 246]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
Tidak halal (boleh) bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir
safar sejauh sehari semalam (perjalanan) dengan tanpa mahram (yang
menyertainya). [HSR. Imam Bukhari (Fathul Baari II/566), Muslim (hal. 487) dan
Ahmad II/437; 445; 493; dan 506]
4 & 5. Larangan Khalwat dan Ikhtilat
Khalwat dan ikhtilat merupakan jalan menuju kemaksiatan dalam bentuk zina, yaitu
seperti zina menyentuh, melihat dan mendengar.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:



Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya itu adalah perbuatan
nista dan sejelek-jelek jalan. (Al-Isra`: 32)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu:
Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan
melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah
mendengar, lidah(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang,
kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan,
maka kemaluan lah yang membenarkan atau mendustakan. (HR. Muslim)
6.
Larangan wanita keluar rumah tanpa izin suami
Islam melarang wanita untuk keluar dari rumahnya kecuali seizin suaminya, karena
suami memiliki hak atas istrinya. Maka tidak dibenarkan seorang istri keluar dari rumah
suaminya kecuali atas izinn suaminya. Jika seorang istri keluar tanpa seizin suaminya,
maka perbuatannya termasuk ke dalam kemaksiatan, dan dia dianggap telah
berbuat nusyuz (pembangkangan) sehingga tidak berhak mendapatkan nafkah dari
suaminya.

11

Sabda Rasullullah Shalallahu alaihi wasalaam :


Hak suami terhadap isterinya adalah isteri tidak menghalangi permintaan suaminya
sekalipun semasa berada di atas punggung unta , tidak berpuasa walaupun sehari
kecuali dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika dia tetap berbuat demikian, dia
berdosa dan tidak diterima puasanya. Dia tidak boleh memberi, maka pahalanya
terhadap suaminya dan dosanya untuk dirinya sendiri. Dia tidak boleh keluar dari
rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika dia berbuat demikian, maka Allah akan
melaknatnya dan para malaikat memarahinya kembali , sekalipun suaminya itu adalah
orang yang alim. (Hadits riwayat Abu Daud Ath-Thayalisi daripada Abdullah
Umar)
Ibn Baththah telah menuturkan sebuah riwayat dalam kitab Ahkam An-Nisa, yg
brsumber dari Anas ra: kisah seorang wanita yang taat kepada suami meskipun ayahnya
sedang sakit, bahkan meninggal.
7.

Hubungan kerja sama laki-laki dan perempuan hanyalah bersifat umum dalam
urusan-urusan muamalat atau tolong menolong dalam kebaikan.
Hubungan laki-laki dengan perempuan hukum asalnya infishal (terpisah).
Boleh berinteraksi dalam urusan-urusan muamalat, bukan hubungan yang bersifat
khusus.

12

BAB III
DALIL / HADITS TENTANG PERGAULAN BEBAS
Dalil tentang pergaulan bebas sama dengan larangan zina secara umum, yaitu firman
Allah SWT dibawah ini :



Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Israa : 32)





Katakanlah: Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak
ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan
yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak
menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa
yang tidak kamu ketahui.
[QS Al A'raaf 7:33]





Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah
buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki
yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka
(yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu).
Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)
[QS An Nuur 24:26]









Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang
yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka.
(Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita

13

yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang
diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan
maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya
gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukumhukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang
merugi.[QS Al Maaidah 5:5]

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah
kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari
akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman.[QS An Nuur 24:2]




Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau
perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh
laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas
orang-orang yang mumin.[QS An Nuur 24:3]
Dalil naqli tentang zinah dalam hadist shahih:
Apabila seorang hamba berzina keluarlah iman darinya. Lalu iman itu berada di atas
kepalanya seperti naungan, maka apabila dia telah bertaubat, kembali lagi iman itu
kepadanya.[Hadits shahih riwayat Abu Dawud no. 4690 dari jalan Abu Hurairah]
Berkata Ibnu Abbas: Dicabut cahaya (nur) keimanan di dalam zina
[Hadist Riwayat Bukhari di awal kitab Hudud, Fathul Bari 12:58-59]
Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari
kiamat dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi
mereka siksa yang sangat pedih, yaitu ; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta
(pembohong) dan orang miskin yang sombong

14

BAB IV
UNDANG-UNDANG TENTANG PERGAULAN BEBAS
Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi tindakan tersebut
dapat menjerumuskan kita pada tindak pidana tertentu, seperti:
1.

Melanggar kesusilaan didepan umum


Pasal 281 KUHP menyatakan bahwa : Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah:
Ke-1 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dihadapan umum;
Ke-2 barangsiapa dengan sengaja merusak kesusilaan dimuka orang lain yang hadir tidak
dengan kemauannya sendiri

2.

Tindak Pidana Perkosaan


Pasal 285 KUHP menyatakan bahwa Barangsiapa yang dengan kekerasan atau dengan
ancaman memaksa perempuan yang bukan isterinya bersetubuh dengan dia, karena
perkosaan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun.

3.

Berzina
Pasal 284 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa :
Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan bulan:
Ke-1 a. laki-laki yang beristri yang berzina sedang diketahuinya, bahwa pasal 27 Kita
Undang-Undang Hukum Perdata berlaku baginya;
b perempuan yang bersuami yang berzina;
Ke-2 a. laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya bahwa yang
turut bersalah itu bersuami;
b perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, padahal
diketahuinya, bahwa yang turut bersalah itu beristri dan pasal 27 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata berlaku bagi yang turut bersalah itu

4.

Menggugurkan kandungan
Pasal 346 KUHP menyatakan bahwa Wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur
atau mati kandungannya, atau menyuruh orang lain menyebabkan itu, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya emapat tahun
Pasal 348 KUHP menyatakan :
(1) Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang wanita
dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun enam
bulan
(2) Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, ia dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya tujuh tahun.

5.

Membunuh anak yang baru dilahirkan


Pasal 341 KUHP menyatakan Seorang ibu yang karena takut akan diketahui ia sudah
melahirkan anak, pada ketika anak itu dilahirkan atau tiada berapa lama sesudah
dilahirkan, dengan sengaja menghilangkan nyawa anak itu dipidana karena bersalah
melakukan pembunuhan anak, dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun

15

BAB V
PENUTUP
A.

KESIMPULAN

Berdasakan uraian diatas dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1.
Islam telah menetapkan dan mengatur batas batas dalam pergaulan bebas
diantaranya dengan menjaga pandangan mata dan memelihara kehormatan (farji)
2.
Islam tidak mengakui dan mengatur tata cara seperi yang ada pada saat ini
3.
Budaya pacaaran merupakan satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas dan
dampaknya tidak jauh berbeda dengan pergaulan bebas
Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi
apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan
motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam
proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap
remaja.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya
sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan
tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama,
memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan
tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali, agar menjadi sebuah proritas dalam
penanganannya agar tidak terjadi kematian disebabkan aborsi atau HIV/AIDS.
B.

SARAN

Bagi para pembaca marilah kita bersama-sama ikut andil dalam menerapkan
hidup gaul tanpa HIV & AIDS, baik dengan menjadi individu yang menjauhi
pergaulan bebas dan juga dalam memberikan motivasi kepada orang-orang di sekeliling
kita.
Penulis juga memberikan beberapa saran, yaitu :
Pilihlah teman sesuai dengan sifat/karakter
Cobalah menjadi diri sendiri, tidak mengikuti teman atau tren masa kini yang
dapat menjerumuskan kepribadian
Saringlah budaya budaya Barat yang masuk ke Indonesia, sesuaikan dengan
budaya ke-Timuran yang kita miliki.

16

DAFTAR PUSTAKA
90born.forumotion.com
Ninahamzah.wordpress.com
P3rg4s.blogspot.com
One.indoskripsi.com
-Al-Makatti, Abdurahman, 2001; Pacaran Dalam Kacamata Islam. Jakarta; Media
Dakwah.
- Sultoni, Wahyu Bagja, 2007; Ilmu Sosial Dasar. Bogor; STKIP Muhamadiyah.
blog.re.or.id/taaruf-syari-solusi-pengganti-pacaran.htm

17

Anda mungkin juga menyukai