PENDAHULUAN
mereka tetap menjaga permainan dasar bola basket seperti permintaan pelatih mereka,
Don.
Setelah mereka memenangkan pertandingan melawan Iowa, para pemain
hitam ini merayakan kemenangan dengan berpesta. Saat hendak keluar dari asrama,
Jerry Armstrong memergoki mereka dan akhirnya ikut bersama mereka ke pesta.
Setelah itu, hubungan antara Armstrong dan pemain kulit hitam membaik melalui
percakapan yang membuat mereka lebih akrab.
Akhirnya begitu banyak pertandingan mereka lewati dengan kesuksesan, tapi
semakin mereka menang semakin mereka tidak disukai banyak orang karena
perbedaan warna kulit yang dimiliki, misalnya, Shed pernah mendapat perlakuan
kasar dari orang-orang berkulit putih di Airline Motors Restaurant, keluarga Don juga
mendapatkan imbas berupa terror dari orang asing, dan yang paling parah ketika
kamar mereka di ombak-ambik oleh orang asing.
Selama mempersiapkan diri menuju ke semifinal, tiba-tiba saja Cager
merasakan sesak di dadanya saat latihan ringan bersama Shed. Besoknya, Don
mengajak Cager bercakap setelah kuliah dan Cager menceritakan semuanya. Cager
mencoba untuk meyakinkan Don bahwa dia akan baik-baik saja, namun Don tidak
ingin mengambil risiko hingga akhirnya dia memutuskan agar Cager beristirahat
untuk kesehatannya.
Ketika melawan Seattle, pemain kulit hitam Texas Western mendapat
penolakan yang begitu kuat hingga akhirnya menjatuhkan rasa percaya diri mereka.
Mereka mulai merasa tidak aman dan akhirnya mereka mulai goyah untuk bermain
basket. Namun, Don tetap berambisi untuk bisa menang dan memberi mereka
semangat. Pemain kulit hitam, Don, dan Armstrong beradu pendapat hingga akhirnya
mereka mendapatkan solusi dan berdoa bersama yang dipimpin oleh Cager.
Setelah itu, Don bertemu dengan ibu Cager. Ibu Cager menceritakan hasrat
anaknya untuk bermain basket. Dia meminta agar Don mempertimbangkan kembali
keputusannya dan memberikan Cager kesempatan untuk kembali bermain basket.
Hingga akhirnya mereka sampai pada final melawan tim basket Universitas
Kentucky. Hal yang mengejutkan telah dilakukan Don dengan menurunkan semua
pemain kulit hitam. Dengan melalui proses yang sulit, akhirnya Don dan timnya
menang dan menjadi juara NCAA.
Don Haskins, digambarkan sebagai seorang pelatih tim basket putri yang kemudian
menjadi pelatih tim basket di Texas Western. Don adalah kepala keluarga dari seorang
istri yang cantik dan tiga orang putera yang periang. Don di dalam hidupnya sebagai
pelatih basket memegang teguh disiplin yang tinggi, kecepatan, dan bermain bertahan
sebagai hal utama untuk mencapai kemenangan. Berkat kemampuannya dalam
mengendalikan tim basket dan totalitasnya kepada tim yang dilatihnya, Don menjadi
seorang pelatih tim basket yang sukses. Don tidak pernah putus asa, salah satu contoh
sikap tidak putus asa Don yaitu saat dia mandapatkan penolakan dan akhirnya
menerima terror karena merekrut pemain berkulit hitam. Dia percaya dengan
keputusannya karena segala hal yang dilakukannya sudah dipikirkan dengan sangat
matang-matang dan penuh pertimbangan. Ada banyak keputusan sulit yang diambil
Don, seperti saat dia memutuskan untuk memberhentikan Shed dan Cager. Hal yang
paling mengesankan dari Don adalah dia seorang pelatih yang bertanggung jawab
kepada timnya. Setelah menang di NCAA, Don memimpin Miners sampai 14 kali
tournament di NCAA dan meraih kemenangan hingga 719 kali kemenangan. Di tahun
1997, dia terpilih sebagai basketball hall of fame.
Bobby Joe Hill, digambarkan sebagai seorang pemain basket berkulit hitam dan
pendek. Namun itu tidak berarti bahwa dia tidak memiliki bakat. Joe Hill adalah
seorang pebasket yang lincah dan cekatan namun sayangnya dia selalu menjadi
pemain cadangan, hingga akhirnya Don menemukan bakat dari diri Joe Hill. Joe Hill
kemudian direkrut oleh Don untuk bermain sebagai pemain utama di tim basket Texas
Western. Gaya bermain basketnya yang sangat baik membuatnya terpilih sebagai
kapten dari tim basket tersebut. Seiring berjalannya waktu, Joe Hill mencintai seorang
gadis bernama Tina yang dia temui di tempat hiburan dan dia merahasiakan hal
tersebut dari Don. Namun, akhirnya Don mengetahui hal tersebut. Joe Hill adalah
orang yang terbuka dalam hal basket. Dia sempat secara terang-terangan menentang
gaya bermain dasar yang selama ini diterapkan Don, Don yang awalnya bersikeras
dengan metodenya akhirnya luluh setelah mendengar penjelasan Joe Hill. Setelah
menang di NCAA, Joe Hill menikahi Tina dan tidak mengejar karir sebagai pebasket
professional. Dia menentap di El Paso hingga akhir hayatnya pada tahun 2002.
Ribuan orang menghadiri proses pemakamannya.
Moe-Iba, asisten Don yang loyal. Moe adalah asisten yang telaten dan mengerjakan
segalanya sesuai yang diminta Don. Moe mencari semua data yang diperlukan Don
untuk tim basket Texas Western. Sikapnya yang kaku akhirnya sempat menjadi
boomerang. Ketika di New York, Moe tanpa sadar menyebut pebasket berkulit hitam
dengan sebutan the colour man. Akhirnya, dia dikerjai dan itu tidak lantas
membuatnya putus asa untuk mencari pebasket yang akan dimasukkan di tim Texas
Western. Moe adalah tokoh yang ekspresif ketika melihat tim Texas Western menang
di dalam pertandingannya.
Harry Flournoy, digambarkan sebagai pebasket dari Indiana yang tunduk dengan
perkataan ibunya. Dia sempat mengalami masalah di kampusnya, lalu sang ibu datang
dan mengatasi masalahnya. Setelah menjadi pemenang NCAA, Harry menjadi guru
dan pelatih tim basket di El Paso.
Orsten-Artis, digambarkan sebagai pebasket yang awalnya senang memamerkan
kemampuannya. Lalu, ketika Don melihatnya, Don mengajarinya agar menjadi
pebasket yang lebih baik lagi, karena menurut Don kemampun Orsten saat itu
belumlah yang terbaik. Setelah menang di NCAA, Orsten memutuskan untuk kembali
ke Gary, Indiana dan menjadi detektiv di kepolisian.
Willie Worsley, digambarkan berteman dengan Willie Cager dan Nevil Shed.
Ketiganya berasal dari New York. Worsley adalah pebasket berkulit hitam dan
pendek. Worsley memiliki sifat santai dan senang untuk memiliki hubungan
pertemanan yang banyak. Worsley senang menjadi pusat perhatian. Setelah menang di
NCAA, Worsley bermain di ABA sebelum dia menjadi ketua paduan suara mahasiswa
Harlem.
Willie Cager, digambarkan berteman dengan Willie Worsley dan Nevil Shed. Cager
senang bernyanyi. Sayangnya, Cager memiliki masalah dengan kesehatannya. Hal itu
kemudian membuat Don menghentikan mimpinya. Namun dengan bantuan ibunya
yang menjelaskan segalanya kepada Don, akhirnya Cager bisa mengejar mimpinya
untuk menjadi pemain basket. Setelah menjadi juara NCAA, Cager mendirikan
sebuah yayasan sosial di El Paso untuk membantu mahasiswa kurang mampu.
Nevil Shed, digambarkan berteman dengan Willie Worsley dan Willie Cager. Shed
adalah pebasket yang penakut. Dia selalu mengalah dan membiarkan dirinya terjatuh.
Hingga akhirnya, dia dikeluarkan dari tim basket. Kejadian ini pun kemudian
memberikan perubahan yang baik untuk Shed. Dia menunjukkan kepada Don bahwa
dia mampu bertahan walau pun dia mengalami cedera pada hidungnya karena latihan
yang begitu keras. Setelah menang di NCAA, Shed mendulang kesuksesan di Boston
Celtic dan menjadi asisten pelatih dari Don Haskins.
Jerry Armstrong, digambarkan sebagai pebasket berkulit putih yang dimiliki Texas
Western. Diawal pertemuan mereka, Armstrong memamerkan kemampuannya dalam
bermain basket kepada pebasket berkulit hitam hingga akhirnya dia ikut dengan
pebasket kulit hitam tersebut untuk pergi ke tempat hiburan, dari situlah mereka
saling bercakap dan menjadi akrab. Setelah menang di NCAA, Armstrong menjadi
kepala sekolah SMA dan menjadi pelatih basket di Missouri dan menimbun lebih dari
300 kemenangan.
David Lattin, digambarkan sebagai pebasket yang memiliki badan tinggi. Lattin
adalah pebasket yang arogan dan kasar. Dia sangat mudah marah dan sulit
mengendalikan amarahnya. Setelah menang di NCAA, Lattin memutuskan untuk ikut
wajib militer dan akhirnya memilih untuk menjadi prajurit di San Francisco. Lattin
bermain sebagai pebasket professional selama delapan tahun.
B. LANDASAN TEORI
Motivasi memiliki tiga tahap yaitu driving state, instrumental behavior, dan goal.
Pada tingkatan pertama yaitu driving state merupakan adanya dorongan yang muncul
yang kemudian membuat individu bertindak. Dorongan ini dapat muncul ketika individu
kekurangan sesuatu yang disebut sebagai kebutuhan. Tingkatan kedua yaitu instrumental
behavior. Tingkatan ini merupakan tahap dimana dorongan dari tahap pertama menghasut
individu untuk bertingkah laku, sehingga instrument dari tingkah laku menurut tahap ke
dua ini adalah dorongan dari tahap pertama. Tingkatan ketiga adalah pemenuhan
kebutuhan.(Morgan,
Clifford;King,
Richard;Robinson,
Nancy.Introduction
to
(Abraham
Maslow.
retrieved
from:
http://webspace.ship.edu/cgboer/Maslow.html)
Kebutuhan aktualisasi diri berkaitan dengan kebutuhan untuk menempatkan diri
individu dalam lingkungan dan untuk pengembangan potensi diri yang dimiliki.
Kebutuhan ini bisa dalam bentuk tuntutan untuk mengembangkan karier yang jelas
arahnya kemana atau ke arah pekerjaan yang menantang. Contoh secara umum dari
kebutuhan ini adalah prestasi yang dicapai individu. (Sule, Ernie Tisnawati. Saefullah,
Kurniawan. Pengantar Manajemen)
Individu akan terus bergerak maju untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi ketika
situasi disekitar mereka berubah, kebutuhan terendah yang pernah mereka penuhi akan
muncul kembali, sehingga kebutuhan paling tinggi hanya setelah kebutuhan sebelumnya
terpenuhi. Oleh karena itu, individu cenderung sulit untuk mencapai puncak
kebutuhannya karena adanya faktor lingkungan yang tidak pasti yang bisa mempengaruhi
motiv yang dimiliki di dalam diri seseorang.(Morgan, Clifford;King, Richard;Robinson,
Nancy.1956)
Maslow kemudian telah mengklasifikasi individu yang termasuk kedalam self
actualizer menggunakan metode kualitatif yang dikenal dengan sebutan biographical
analysis. Maslow memetakan individu dalam sebuah kelompok berdasarkan kesamaan
sejarah dan pengetahuannya. Individu yang tergolong di dalam kelompok ini memiliki
karakteristik reality-centered, problem-centered, different perception of means and ends.
(Abraham Maslow. retrieved from: http://webspace.ship.edu/cgboer/Maslow.html)
Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan Miners di NCAA adalah langkah awal
untuk meruntuhkan rasisme, sehingga mereka akhirnya mulai mendapatkan kebutuhan
akan rasa aman dengan adanya penerimaan dari masyarakat lainnya terhadap mereka.
Bukti bahwa mereka sudah mendapatkan kebutuhan keamanan adalah mereka mulai
mendapatkan ruang untuk mengasah potensi mereka yang tidak hanya di dalam bermain
basket. Lalu, kemudian, setelah kebutuhan itu terpenuhi. Mereka akhirnya memenuhi
kebutuhan selanjutnya, yaitu kebutuhan sosial dengan cara membina persahabatan.
Sebagaimana diketahui bahwa di dalam film ini, mereka mulai mengembangkan diri
dengan menekuni profesi selain bermain basket, seperti menjadi detektiv di kepolisian,
mendirikan yayasan sosial, dan menjadi prajurit di salah satu Negara bagian di Amerika.
Lalu, dari tempat kerja yang baru itu lah mereka akhirnya memenuhi kebutuhan sosialnya
dan karena totalitas mereka dalam bekerja, akhirnya mereka dapat memenuhi kebutuhan
mereka dalam hal penghargaan dalam bentuk mendapatkan status berupa jabatan tertentu.
Mereka banyak yang menjadi kepala institusi atau pemiliki yayasan sosial. Lalu, dari situ
semua akhirnya mereka menunjukkan prestasi yang lebih dari sekedar menjadi juara
NCAA, yaitu prestasi yang membuat mereka bisa mengaktualisasikan diri mereka seperti
membawa tim yang mereka latih menjadi pemenang hinga berkali-kali.
Bila dari karakter yang ada di dalam film. Tokoh Don Haskins memiliki achievement
motivation yang tinggi. Dia selalu mengupayakan dirinya untuk menjadi nomor satu.
Oleh karena itu, dia menekankan agar pemainnya tidak minum minuman keras dan
berpacaran. Don berusaha menyingkirkan faktor-faktor yang dapat mengganggu latihan
pemainnya. Don juga melatih pemainnya dengan sangat disiplin dan keras. Karena
dengan hal itu lah, Don yakin bisa menang.
DAFTAR PUSTAKA
Feist, Jess. Feist, Gregory J. 2009. Theory of Persoality. New York: The McGrawHill Companies
Morgan, Clifford;King, Richard;Robinson, Nancy.1956.Introduction to Psychology:
six edition.McGraw-Hill International Book Company
Sule, Ernie Tisnawati. Saefullah, Kurniawan. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Kencana
Abraham Maslow. Diakses pada tanggal 1 Maret 2015. (retrieved from:
http://webspace.ship.edu/cgboer/Maslow.html)
Oleh
ANUGRAENI YASIR
Q111 14 307
KELAS PSIKOLOGI A
JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN