Anda di halaman 1dari 12

A.

PENDAHULUAN

1. Ringkasan Cerita Film


Film ini merupakan kisah nyata pada masa rasisme yang sangat kuat di
Amerika. Saat itu, seorang pelatih tim basket putri, Don Haskins, berhasil membawa
timnya menjadi juara. Lalu, dia ditawari untuk menjadi pelatih tim basket pria di
Texas Western Collage. Karena dana yang kurang dari pihak kampus, maka Don dan
keluarganya terpaksa tinggal di asrama pria. Keadaan asrama dan dana dari kampus
yang kurang mendukung akhirnya membuat Don harus mengeluarkan uang
pribadinya.
Don mulai mencari pemain dan membenahi tempat latihan untuk tim
basketnya bersama Moe-Iba, asistennya, dia mencoba mendekati pemain basket di
Kansas, namun sayangnya dia mendapatkan tanggapan yang kurang baik. Hingga
akhirnya dia menemukan Bobby Joe Hill, seorang pebasket berkulit hitam yang
memiliki bakat luar biasa. Dari sinilah Don kemudian mulai mencari pebasket berkulit
hitam untuk dimasukan sebagai pemain di tim basket Texas Collage.
Setelah berhasil mendapatkan pemain yang diinginkannya, Don membawa
pebasket berkulit hitam ke Texas. Hal ini menjadi pusat perhatian pihak kampus
karena ini merupakan pertama kalinya mereka memiliki pemain berkulit hitam. Para
pebasket ini menjadi pusat perhatian pebasket lainnya (pebasket berkulit putih).
Hingga akhirnya terjadi anccident di kantin, yaitu para pebasket ini bermain basket
menggunakan sayuran. Akhirnya mereka mendapat teguran.
Latihan pertama pun dimulai. Don memperkenalkan cara bermain basketnya
yang mengutamakan disiplin, kecepatan, dan bermain bertahan. Don juga menegaskan
bahwa selama dibawah kepemimpinannya dia tidak akan mengizinkan pemain untuk
minum minuman keras, berpesta hingga larut malam, dan berhubungan dengan wanita
bahkan sampai berhubungan bebas.
Selama latihan, Shed menunjukkan penampilan yang buruk, dia tidak bisa
menahan Lattin untuk memasukkan bola ke dalam ring. Akhirnya, Shed sering
mendapatkan teguran dari Don.
Setelah latihan, pemain berkulit hitam terkecuali Lattin menerima ajakan
Bobby Joe Hill untuk menghabiskan malam mereka di tempat hiburan. Di sana Joe
Hill bertemu dan mengganggu pelayan bernama Tina, sedangkan yang lainnya asik
bernyanyi dan menjadi pusat perhatian pengunjung lainnya.

Keesokan harinya dan hari-hari selanjutnya, mereka kembali menjalani latihan


yang keras dari Don. Namun ternyata, Joe Hill memiliki cara pandang yang berbeda
dengan Don mengenai teknik bermain basket. Hingga akhirnya tanpa Joe Hill sadari
bahwa Don ada dibelakangnya saat dia sedang mengumpat. Lalu, Don dan Joe Hill
mengalami perselisihan ringan, Don menyampaikan kepada Joe Hill bahwa bila dia
(Joe Hill) ingin keluar maka dia (Joe Hill) akan berhenti bermain basket selama
hidupnya.
Tidak hanya Joe Hill yang mengalami masalah, Harry pun demikian. Harry
mengalami masalah dengan kuliahnya, dia sulit untuk fokus dan konsentrasi.
Akhirnya, hasil akademik Harry buruk dan hal itu membuat ibunya mendatanginya ke
kampus.
Sedangkan Shed hingga sekarang tidak bisa mengatasi rasa takutnya, dia
selalu terjatuh saat menahan Lattin dalam latihan. Hingga akhirnya, Don memutuskan
untuk mengeluarkan Shed dari tim basket Texas Western. Don sudah menyiapkan
tiket untuk Shed pulang ke New York, namun Shed menolaknya karena dia
mempertimbangakan perasaan ayahnya. Namun hal itu tidak menggoyahkan
keputusan Don. Shed kemudian banyak merenungkan kejadian-kejadian yang dia
alami, dia bermain basket seorang diri dan bermain seakan-akan dia sedang dalam
pertandingan. Lalu keesokan harinya, Shed datang saat semua pemain sedang latihan.
Shed meminta kepada Don agar dimainkan kembali. Lalu, Shed menunjukkan
kemampuannya, kali ini dia berhasil melawan rasa takutnya. Akhirnya, Don kembali
memasukkannya kedalam tim.
Akhirnya setelah melakukan latihan yang teratur dan kejadian-kejadian yang
menjadi pembelajaran di asrama, pertandingan NCAA dimulai. Tim basket Texas
Western melawan Eastern New Mexico State dipertandingan pertama. Pertandingan
pertama ini dimenangkan oleh tim Texas. Kemenangan ini dirayakan Joe Hill bersama
Tina yang diketahui secara tidak sengaja oleh Don. Akhirnya, Don memberikan Joe
Hill hukuman.
Pertandingan selanjutnya adalah Texas College melawan 4 Iowa. Pertandingan
kali ini lumayan sulit untuk Texas. Mereka ketinggal enam belas poin dibawah Iowa.
Akhirnya, keadaan terdesak ini membuat Don mengizinkan Joe Hill dan yang lainnya
untuk bermain sesuai dengan gaya mereka. Joe Hill dan Orsten menjadi bintang pada
pertandingan kali ini.
Dengan permainan mereka yang lincah yang dibawahi oleh Joe Hill sebagai
kapten, penampilan tim basket Texas Western sangat mengejutkan penonton. Tetapi

mereka tetap menjaga permainan dasar bola basket seperti permintaan pelatih mereka,
Don.
Setelah mereka memenangkan pertandingan melawan Iowa, para pemain
hitam ini merayakan kemenangan dengan berpesta. Saat hendak keluar dari asrama,
Jerry Armstrong memergoki mereka dan akhirnya ikut bersama mereka ke pesta.
Setelah itu, hubungan antara Armstrong dan pemain kulit hitam membaik melalui
percakapan yang membuat mereka lebih akrab.
Akhirnya begitu banyak pertandingan mereka lewati dengan kesuksesan, tapi
semakin mereka menang semakin mereka tidak disukai banyak orang karena
perbedaan warna kulit yang dimiliki, misalnya, Shed pernah mendapat perlakuan
kasar dari orang-orang berkulit putih di Airline Motors Restaurant, keluarga Don juga
mendapatkan imbas berupa terror dari orang asing, dan yang paling parah ketika
kamar mereka di ombak-ambik oleh orang asing.
Selama mempersiapkan diri menuju ke semifinal, tiba-tiba saja Cager
merasakan sesak di dadanya saat latihan ringan bersama Shed. Besoknya, Don
mengajak Cager bercakap setelah kuliah dan Cager menceritakan semuanya. Cager
mencoba untuk meyakinkan Don bahwa dia akan baik-baik saja, namun Don tidak
ingin mengambil risiko hingga akhirnya dia memutuskan agar Cager beristirahat
untuk kesehatannya.
Ketika melawan Seattle, pemain kulit hitam Texas Western mendapat
penolakan yang begitu kuat hingga akhirnya menjatuhkan rasa percaya diri mereka.
Mereka mulai merasa tidak aman dan akhirnya mereka mulai goyah untuk bermain
basket. Namun, Don tetap berambisi untuk bisa menang dan memberi mereka
semangat. Pemain kulit hitam, Don, dan Armstrong beradu pendapat hingga akhirnya
mereka mendapatkan solusi dan berdoa bersama yang dipimpin oleh Cager.
Setelah itu, Don bertemu dengan ibu Cager. Ibu Cager menceritakan hasrat
anaknya untuk bermain basket. Dia meminta agar Don mempertimbangkan kembali
keputusannya dan memberikan Cager kesempatan untuk kembali bermain basket.
Hingga akhirnya mereka sampai pada final melawan tim basket Universitas
Kentucky. Hal yang mengejutkan telah dilakukan Don dengan menurunkan semua
pemain kulit hitam. Dengan melalui proses yang sulit, akhirnya Don dan timnya
menang dan menjadi juara NCAA.

2. Gambaran Tokoh dalam Film

Don Haskins, digambarkan sebagai seorang pelatih tim basket putri yang kemudian
menjadi pelatih tim basket di Texas Western. Don adalah kepala keluarga dari seorang
istri yang cantik dan tiga orang putera yang periang. Don di dalam hidupnya sebagai
pelatih basket memegang teguh disiplin yang tinggi, kecepatan, dan bermain bertahan
sebagai hal utama untuk mencapai kemenangan. Berkat kemampuannya dalam
mengendalikan tim basket dan totalitasnya kepada tim yang dilatihnya, Don menjadi
seorang pelatih tim basket yang sukses. Don tidak pernah putus asa, salah satu contoh
sikap tidak putus asa Don yaitu saat dia mandapatkan penolakan dan akhirnya
menerima terror karena merekrut pemain berkulit hitam. Dia percaya dengan
keputusannya karena segala hal yang dilakukannya sudah dipikirkan dengan sangat
matang-matang dan penuh pertimbangan. Ada banyak keputusan sulit yang diambil
Don, seperti saat dia memutuskan untuk memberhentikan Shed dan Cager. Hal yang
paling mengesankan dari Don adalah dia seorang pelatih yang bertanggung jawab
kepada timnya. Setelah menang di NCAA, Don memimpin Miners sampai 14 kali
tournament di NCAA dan meraih kemenangan hingga 719 kali kemenangan. Di tahun
1997, dia terpilih sebagai basketball hall of fame.
Bobby Joe Hill, digambarkan sebagai seorang pemain basket berkulit hitam dan
pendek. Namun itu tidak berarti bahwa dia tidak memiliki bakat. Joe Hill adalah
seorang pebasket yang lincah dan cekatan namun sayangnya dia selalu menjadi
pemain cadangan, hingga akhirnya Don menemukan bakat dari diri Joe Hill. Joe Hill
kemudian direkrut oleh Don untuk bermain sebagai pemain utama di tim basket Texas
Western. Gaya bermain basketnya yang sangat baik membuatnya terpilih sebagai
kapten dari tim basket tersebut. Seiring berjalannya waktu, Joe Hill mencintai seorang
gadis bernama Tina yang dia temui di tempat hiburan dan dia merahasiakan hal
tersebut dari Don. Namun, akhirnya Don mengetahui hal tersebut. Joe Hill adalah
orang yang terbuka dalam hal basket. Dia sempat secara terang-terangan menentang
gaya bermain dasar yang selama ini diterapkan Don, Don yang awalnya bersikeras
dengan metodenya akhirnya luluh setelah mendengar penjelasan Joe Hill. Setelah
menang di NCAA, Joe Hill menikahi Tina dan tidak mengejar karir sebagai pebasket
professional. Dia menentap di El Paso hingga akhir hayatnya pada tahun 2002.
Ribuan orang menghadiri proses pemakamannya.
Moe-Iba, asisten Don yang loyal. Moe adalah asisten yang telaten dan mengerjakan
segalanya sesuai yang diminta Don. Moe mencari semua data yang diperlukan Don
untuk tim basket Texas Western. Sikapnya yang kaku akhirnya sempat menjadi

boomerang. Ketika di New York, Moe tanpa sadar menyebut pebasket berkulit hitam
dengan sebutan the colour man. Akhirnya, dia dikerjai dan itu tidak lantas
membuatnya putus asa untuk mencari pebasket yang akan dimasukkan di tim Texas
Western. Moe adalah tokoh yang ekspresif ketika melihat tim Texas Western menang
di dalam pertandingannya.
Harry Flournoy, digambarkan sebagai pebasket dari Indiana yang tunduk dengan
perkataan ibunya. Dia sempat mengalami masalah di kampusnya, lalu sang ibu datang
dan mengatasi masalahnya. Setelah menjadi pemenang NCAA, Harry menjadi guru
dan pelatih tim basket di El Paso.
Orsten-Artis, digambarkan sebagai pebasket yang awalnya senang memamerkan
kemampuannya. Lalu, ketika Don melihatnya, Don mengajarinya agar menjadi
pebasket yang lebih baik lagi, karena menurut Don kemampun Orsten saat itu
belumlah yang terbaik. Setelah menang di NCAA, Orsten memutuskan untuk kembali
ke Gary, Indiana dan menjadi detektiv di kepolisian.
Willie Worsley, digambarkan berteman dengan Willie Cager dan Nevil Shed.
Ketiganya berasal dari New York. Worsley adalah pebasket berkulit hitam dan
pendek. Worsley memiliki sifat santai dan senang untuk memiliki hubungan
pertemanan yang banyak. Worsley senang menjadi pusat perhatian. Setelah menang di
NCAA, Worsley bermain di ABA sebelum dia menjadi ketua paduan suara mahasiswa
Harlem.
Willie Cager, digambarkan berteman dengan Willie Worsley dan Nevil Shed. Cager
senang bernyanyi. Sayangnya, Cager memiliki masalah dengan kesehatannya. Hal itu
kemudian membuat Don menghentikan mimpinya. Namun dengan bantuan ibunya
yang menjelaskan segalanya kepada Don, akhirnya Cager bisa mengejar mimpinya
untuk menjadi pemain basket. Setelah menjadi juara NCAA, Cager mendirikan
sebuah yayasan sosial di El Paso untuk membantu mahasiswa kurang mampu.
Nevil Shed, digambarkan berteman dengan Willie Worsley dan Willie Cager. Shed
adalah pebasket yang penakut. Dia selalu mengalah dan membiarkan dirinya terjatuh.
Hingga akhirnya, dia dikeluarkan dari tim basket. Kejadian ini pun kemudian
memberikan perubahan yang baik untuk Shed. Dia menunjukkan kepada Don bahwa
dia mampu bertahan walau pun dia mengalami cedera pada hidungnya karena latihan
yang begitu keras. Setelah menang di NCAA, Shed mendulang kesuksesan di Boston
Celtic dan menjadi asisten pelatih dari Don Haskins.
Jerry Armstrong, digambarkan sebagai pebasket berkulit putih yang dimiliki Texas
Western. Diawal pertemuan mereka, Armstrong memamerkan kemampuannya dalam
bermain basket kepada pebasket berkulit hitam hingga akhirnya dia ikut dengan

pebasket kulit hitam tersebut untuk pergi ke tempat hiburan, dari situlah mereka
saling bercakap dan menjadi akrab. Setelah menang di NCAA, Armstrong menjadi
kepala sekolah SMA dan menjadi pelatih basket di Missouri dan menimbun lebih dari
300 kemenangan.
David Lattin, digambarkan sebagai pebasket yang memiliki badan tinggi. Lattin
adalah pebasket yang arogan dan kasar. Dia sangat mudah marah dan sulit
mengendalikan amarahnya. Setelah menang di NCAA, Lattin memutuskan untuk ikut
wajib militer dan akhirnya memilih untuk menjadi prajurit di San Francisco. Lattin
bermain sebagai pebasket professional selama delapan tahun.

B. LANDASAN TEORI
Motivasi memiliki tiga tahap yaitu driving state, instrumental behavior, dan goal.
Pada tingkatan pertama yaitu driving state merupakan adanya dorongan yang muncul
yang kemudian membuat individu bertindak. Dorongan ini dapat muncul ketika individu
kekurangan sesuatu yang disebut sebagai kebutuhan. Tingkatan kedua yaitu instrumental
behavior. Tingkatan ini merupakan tahap dimana dorongan dari tahap pertama menghasut
individu untuk bertingkah laku, sehingga instrument dari tingkah laku menurut tahap ke
dua ini adalah dorongan dari tahap pertama. Tingkatan ketiga adalah pemenuhan

kebutuhan.(Morgan,

Clifford;King,

Richard;Robinson,

Nancy.Introduction

to

Psychology: six edition)


Menurut Abraham Maslow, ada tiga asumsi dasar mengenai motivasi. Pertama,
motivasi menggunakan pendekatan holistik sehingga motivasi dalam membentuk tingkah
laku individu akan bersifat menyeluruh. Kedua, motivasi merupakan sesuatu yang
kompleks yang diartikan sebagai tingkah laku yang dimiliki individu yang bersumber dari
beberapa motif-motif yang terpisah dan sifatnya tidak disadari. Sebagai contoh, keinginan
untuk menjadi juara tidak hanya karena ingin memenuhi kebutuhan akan prestasi tapi bisa
juga karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan kekuasaan. Ketiga, motivasi
merupakan keadaan dimana ketika individu berhasil memenuhi kebutuhannya maka
secara kontinu individu tersebut akan memenuhi kebutuhannya yang lain.(Feist, Jess.
Feist, Gregory J. Theory of Persoality)
Abraham Maslow membuat teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, ada lima
kebutuhan mendasar yang mendorong individu dalam bertingkah laku. Kebutuhan ini
saling berkaitan dan akan terpenuhi apabila kebutuhan yang paling dasar terpenuhi.
Maslow mengurutkan kebutuhan yang paling mendasar ke kebutuhan yang paling puncak
dalam bentuk piramida. Kebutuhan paling mendasar adalah kebutuhan fisik, lalu
kebutuhan keamanan, lalu kebutuhan sosial, lalu kebutuhan penghargaan, lalu kebutuhan
aktualisasi diri. (Sule, Ernie Tisnawati. Saefullah, Kurniawan. Pengantar Manajemen)
Aktualisasi diri merupakan salah satu kebutuhan yang dipaparkan pada hierarki
kebutuhan Abraham Maslow. Aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan paling terakhir
yang dicapai ketika kita sudah mencapai kebutuhan lainnya, seperti kebutuhan fisik,
keamanan, sosial, dan penghargaan. (Morgan, Clifford;King, Richard;Robinson,
Nancy.1956)
Aktualisasi diri menurut Maslow juga disebut sebagai motivasi pertumbuhan atau
being needs (B-needs) yang berbeda dengan kebutuhan lainnya yang ada di dalam
hierarkinya.

(Abraham

Maslow.

retrieved

from:

http://webspace.ship.edu/cgboer/Maslow.html)
Kebutuhan aktualisasi diri berkaitan dengan kebutuhan untuk menempatkan diri
individu dalam lingkungan dan untuk pengembangan potensi diri yang dimiliki.
Kebutuhan ini bisa dalam bentuk tuntutan untuk mengembangkan karier yang jelas
arahnya kemana atau ke arah pekerjaan yang menantang. Contoh secara umum dari
kebutuhan ini adalah prestasi yang dicapai individu. (Sule, Ernie Tisnawati. Saefullah,
Kurniawan. Pengantar Manajemen)
Individu akan terus bergerak maju untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi ketika
situasi disekitar mereka berubah, kebutuhan terendah yang pernah mereka penuhi akan

muncul kembali, sehingga kebutuhan paling tinggi hanya setelah kebutuhan sebelumnya
terpenuhi. Oleh karena itu, individu cenderung sulit untuk mencapai puncak
kebutuhannya karena adanya faktor lingkungan yang tidak pasti yang bisa mempengaruhi
motiv yang dimiliki di dalam diri seseorang.(Morgan, Clifford;King, Richard;Robinson,
Nancy.1956)
Maslow kemudian telah mengklasifikasi individu yang termasuk kedalam self
actualizer menggunakan metode kualitatif yang dikenal dengan sebutan biographical
analysis. Maslow memetakan individu dalam sebuah kelompok berdasarkan kesamaan
sejarah dan pengetahuannya. Individu yang tergolong di dalam kelompok ini memiliki
karakteristik reality-centered, problem-centered, different perception of means and ends.
(Abraham Maslow. retrieved from: http://webspace.ship.edu/cgboer/Maslow.html)

C. HASIL ANALISIS FILM


Hasil analisis saya mengenai film GLORY ROAD bila dikaitkan dengan teori
motivasi adalah sebagai berikut:
Secara menyeluruh, film ini memiliki tema yang menceritakan mengenai rasisme
yang terjadi di Amerika, sehingga bila diamati dari segi alur ceritanya, maka film ini
menekankan motivasi aktualisasi diri. Motivasi ini mendorong pebasket yang diistilahkan
memiliki kulit berwarna untuk bertahan dan menghadapi penolakan yang dilakukan oleh
penduduk Amerika yang berkulit putih. Mereka memiliki hasrat untuk menunjukkan
bahwa mereka bisa mencapai prestasi dengan usaha mereka walaupun mereka bukan dari
kulit putih.
Alasan saya juga memilih motivasi ini sebagai motivasi yang mendominasi film
tersebut karena saya memadukannya dengan judul dari film tersebut. Judul GLORY
ROAD menurut saya ingin menyampaikan bahwa di dalam film ini ada proses-proses
untuk mencapai masa kejayaan. Sedangkan untuk mencapai kejayaan ada banyak hal
yang harus dilalui terlebih dahulu. Oleh karena itu, film ini tidak berakhir hanya sampai
pada kemenangan Miners di NCAA tapi bagaimana kehidupan pebasket dari Miners
setelah menjadi juara NCAA walaupun hal itu dijelaskan dengan singkat.

Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan Miners di NCAA adalah langkah awal
untuk meruntuhkan rasisme, sehingga mereka akhirnya mulai mendapatkan kebutuhan
akan rasa aman dengan adanya penerimaan dari masyarakat lainnya terhadap mereka.
Bukti bahwa mereka sudah mendapatkan kebutuhan keamanan adalah mereka mulai
mendapatkan ruang untuk mengasah potensi mereka yang tidak hanya di dalam bermain
basket. Lalu, kemudian, setelah kebutuhan itu terpenuhi. Mereka akhirnya memenuhi
kebutuhan selanjutnya, yaitu kebutuhan sosial dengan cara membina persahabatan.
Sebagaimana diketahui bahwa di dalam film ini, mereka mulai mengembangkan diri
dengan menekuni profesi selain bermain basket, seperti menjadi detektiv di kepolisian,
mendirikan yayasan sosial, dan menjadi prajurit di salah satu Negara bagian di Amerika.
Lalu, dari tempat kerja yang baru itu lah mereka akhirnya memenuhi kebutuhan sosialnya
dan karena totalitas mereka dalam bekerja, akhirnya mereka dapat memenuhi kebutuhan
mereka dalam hal penghargaan dalam bentuk mendapatkan status berupa jabatan tertentu.
Mereka banyak yang menjadi kepala institusi atau pemiliki yayasan sosial. Lalu, dari situ
semua akhirnya mereka menunjukkan prestasi yang lebih dari sekedar menjadi juara
NCAA, yaitu prestasi yang membuat mereka bisa mengaktualisasikan diri mereka seperti
membawa tim yang mereka latih menjadi pemenang hinga berkali-kali.
Bila dari karakter yang ada di dalam film. Tokoh Don Haskins memiliki achievement
motivation yang tinggi. Dia selalu mengupayakan dirinya untuk menjadi nomor satu.
Oleh karena itu, dia menekankan agar pemainnya tidak minum minuman keras dan
berpacaran. Don berusaha menyingkirkan faktor-faktor yang dapat mengganggu latihan
pemainnya. Don juga melatih pemainnya dengan sangat disiplin dan keras. Karena
dengan hal itu lah, Don yakin bisa menang.

DAFTAR PUSTAKA

Feist, Jess. Feist, Gregory J. 2009. Theory of Persoality. New York: The McGrawHill Companies
Morgan, Clifford;King, Richard;Robinson, Nancy.1956.Introduction to Psychology:
six edition.McGraw-Hill International Book Company
Sule, Ernie Tisnawati. Saefullah, Kurniawan. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Kencana
Abraham Maslow. Diakses pada tanggal 1 Maret 2015. (retrieved from:
http://webspace.ship.edu/cgboer/Maslow.html)

TUGAS PSIKOLOGI UMUM 2


ANALISIS FILM GLORY ROAD

Oleh
ANUGRAENI YASIR
Q111 14 307

KELAS PSIKOLOGI A

JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Anda mungkin juga menyukai