1. IDENTITAS
Nama Pasien
Jenis kelamin
Umur
Agama
Pendidikan
Alamat
Nomor Telepon
Pekerjaan
Kegiatan sekarang
Nama orang terdekat
Orang yang tinggal serumah
Jumlah anak
Jumlah cucu
Jumlah cicit
Asesmen dibuat tanggal
Pengirim Pasien
: Bapak S
: Laki-laki
: 78 tahun
: Islam
: SMA/sederajat
: Susukan II, Genjahan, Ponjong, Gunung Kidul
: (0274) 7438767
: Pensiunan PNS
: Bertani
: Ibu P
: Istri dan pembantu rumah tangga
: Laki-laki : 2 orang
Perempuan : 3 orang
: Laki-laki : 4 orang
Perempuan : 8 orang
: Laki-laki : Perempuan :
: 9 Juli 2013
: (Tidak ada)
Pendengaran
Mobilitas
Kaki
Inkontinensia
urin
CARA PEMERIKSAAN
Ada 2 bagian :
1. Pertanyaan : apakah anda mempunyai
kesulitan dalam berkendara, menonton TV
atau membaca atau melakukan aktivitas
sehari-hari karena penglihatan anda?
2. Jika ya ;Lakukan tes mata dengan kartu
snellen saat pasien memakai lensa
koreksi (bila memungkinkan)
Atau jika tidak memungkinkan bisa juga
dilakukan tes membaca koran
Menggunakan audioskope pada 40 dB, tes
pendengaran dengan 1000 dan 2000 Hz
Jika tidak memungkinkan lakukan tes bisik
pada masing-masing telinga pasien
HASIL POSITIF
Terdapat
ketidakmampuan
melihat dalam jarak
> 20/40 dengan
kartu snellen.
HASIL
Ya
Ketidakmampuan
untuk mendengar
frekuensi 10002000 Hz atau tes
bisik pada kedua
telinga atau di salah
satu telinga.
Tidak mampu
melakukan instruksi
dalam 15 detik
Ya
Ya untuk kedua
pertanyaan
Tidak
Tidak
PROBLEM
Nutrisi,
penurunan
berat badan
CARA PEMERIKSAAN
Ada 2 bagian :
1. Pertanyaan :
Apakah berat anda turun 10 lb (pound)
dalam 6 bulan ini tanpa usaha untuk itu?
2. Timbanglah berat badan pasien.
HASIL POSITIF
Jika terdapat
penurunan berat
badan dan pada
berat badan yang <
100 lb.
HASIL
Tidak
Memori
Tidak dapat
menyebutkan
kembali setelah
lebih dari 1 menit.
Ya
Depresi
Pertanyaan :
Apakah anda sering merasa sedih atau
depresi?
Ada 6 pertanyaan :
Apakah anda dapat..
1.
melakukan
aktivitas berat seperti jalan cepat atau
bersepeda?
2.
pekerjaan
berat di rumah seperti membersihkan
jendela, pintu, dinding?
3.
pergi
belanja ke tempat grosir atau kain?
4.
pergi ke
suatu tempat yang agak jauh dengan
berjalan?
5.
mandi, baik
dengan spon, bak mandi, shower?
6.
berpakaian
seperti memakai kaos, mengancingkan
dan menarik ritsleting, memakai
sepatu?
Ya untuk
pertanyaan tersebut.
Tidak
Tidak
Keterbatasan
Fisik
: Vital sign
: Cabut gigi
: Tidak ada
d. Riwayat alergi
Tidak ada
e. Kebiasaan dan lingkungan
Pasien tinggal di daerah pedesaan dengan lingkungan sekitar rumah dikelilingi oleh
sawah. Rumah yang ditinggali adalah bangunan permanen satu tingkat dengan dapur
terpisah dan terdapat kolam ikan. Pasien memiliki kebiasaan merokok tetapi sudah
berhenti sejak 2 tahun yang lalu. Sejak usia muda, pasien rutin bermain bulutangkis
dan masih sering dilakukan sampai saat ini meskipun dengan kemampuan yang
terbatas. Sehari-hari pasien bekerja di sawah. Kebiasaan makan tidak teratur dengan
menu favorit makanan olahan singkong dan sayur-sayuran.
f. Riwayat obat-obatan yang di minum saat ini
Divoltar (natrium diklofenak) yang diresepkan oleh dokter untuk menangani gejala
nyeri sendi. Pasien meminum obat tersebut hanya saat merasakan gejala saja.
g. Ringkasan gejala
Ringkasan gejala khas. Beri tanda bila akut (A) bila kronik (K).
Berikan penjelasan ringkas pada gejala yang ada
Anoreksia
Tidak ada
Lelah/ capai
Tidak ada
BB turun
Tidak ada
Insomnia
Tidak ada
Nyeri kepala
A
Gangguan penglihatan
K
Gangguan pendengaran
K
Gangguan gigi tiruan
Tidak ada
Batuk/ mengi
Tidak ada
Sesak nafas
Tak enak pada dada waktu kerja
Sesak waktu tidur
Sembab di kaki
Jatuh
Pingsan
Nyeri telan
Nyeri perut
Gangguan BAB (terdapat darah)
Gangguan BAK (kencing malam)
Gagguan kaki :
Lemah/ lumpuh setempat/ gangguan rasa
Gangguan penglihatan sementara
Sering lupa
Depresi
Mengembara/ kelakuan aneh
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
A
Tidak ada
Tidak ada
K
Tidak ada
K
Tidak ada
Tidak ada
1. Nyeri kepala
Beberapa hari ini pasien merasa kepalanya sering nyut-nyutan, terutama pada
bagian tengkuk terasa tegang. Keluhan ini lebih terasa saat pasien berpergian
pada malam hari dan saat kurang istirahat.
2. Gangguan penglihatan
Pasien mengalami kesulitan saat membaca koran pada jarak 25-30 cm karena
pandangannya kabur. Kemampuan melihat membaik saat menggunakan
kacamata.
3. Gangguan pendengaran
(Sudah dijelaskan pada keluhan umum dan RPS)
4. Nyeri perut
Pada perut bagian kiri atas sering terasa nyeri seperti tertusuk-tusuk selama 2
minggu terakhir. Biasanya gejala muncul saat pasien terlamba makan. Keluhan
membaik setelah mengonsumsi antasida.
5. Gangguan pada kaki
Pada sendi lutut (kedua kaki) sering terasa pegal, nyeri dan kaku terutama setelah
melakukan aktivitas berat seharian (mis: mencangkul sawah atau berjalan jauh).
Gejala membaik setelah minum obat pereda nyeri dan dipijat.
6. Sering lupa
Menurut pasien dan istrinya, ia sering lupa pada hal-hal yang baru dilakukan
(memori jangka pendek), sehingga untuk beberapa hal penting kadang ia perlu
diingatkan oleh istri atau orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya.
h. Penapisan depresi :
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Berapa seringkah bulan lalu anda :
Mengalami gangguan kesehatan yang menghalangi kegiatan anda (cth:
mengunjungi teman) - tidak
Merasa gugup - tidak
Merasa tenang dan damai - ya
Merasa sedih sekali - tidak
Bahagia - ya
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
2. Antropometri
3. Tanda vital
: Tekanan darah
4. Kulit
5. Pendengaran
: Duduk
: 150/80 mmHg
Berbaring
: 160/70 mmHg
(Jarak 2 menit)
Nadi
: 115x/menit
Respirasi
: 17x/menit
: Tampak kering dan keriput, tidak ada UKK yang mengarah
pada penyakit kulit tertentu. Tanda-tanda peradangan (-)
:
Inspeksi
Bentuk daun telinga kanan dan kiri normal
Tidak ada tanda peradangan dan jaringan sikatrik pada telinga kanan dan kiri
Tidak ada cairan yang keluar dari liang telinga kanan dan kiri
Terdapat serumen prop di liang telinga kiri (menggunakan senter)
Palpasi
Nyeri tragus (-)
Tidak terdapat pembesaran limfonodi dengan nyeri tekan pada daerah postaurikuler dan submandibular
Uji pendengaran dengan tes berbisik : (+) pada telinga kanan dan kiri
6. Penglihatan
9. Dada
Inspeksi
Jantung: Palpasi
Perkusi
Auskultasi
-
Paru
: Palpasi
Perkusi
Auskultasi
10. Abdomen
:
Inspeksi
Tidak ada tanda-tanda inflamasi, bekas luka atau operasi (-)
Auskultasi
Peristaltik 6x/menit, aorta abdominalis terdengar, tidak terdengar bising.
Perkusi
Timpani di seluruh kuadran
Batas redup hepar di antara SIC 5 SIC 6
Nyeri ketok ginjal (-)
Palpasi
Nyeri tekan di kuadran kiri atas dan bawah
Ginjal tidak teraba
Pembesaran hati dan limpa tidak teraba
11. Muskuloskeletal
panggul
DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah rutin
: Belum pernah
b. Urin rutin
: Belum pernah
c. Profil lipid
: Belum pernah
d. Faal hati
: Belum pernah
e. Faal ginjal
: Belum pernah
f. Faal jantung
: Belum pernah
g. Gula Darah
: Belum pernah
2. Radiologi
: Belum pernah
3. EKG
: Belum pernah
4. Lain-lain
: Belum pernah
C. DAFTAR MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
Gangguan pendengaran
Osteoartritis
Gastritis akut
Hipertensi sistolik
Dugaan MCI (Mild Cognitif Impairment)
10
Ya
Istri
11
No
Orientasi
II
III
IV
BAHASA penyebutan
Pasien diperintahkan untuk menyebutkan benda
yg ditunjuk pemeriksa
VI
Nilai
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
19. gelas
20. botol
21. sisir
22. Jam tangan (arloji)
23. Pensil
1
0
0
1
1
1. Tanggal
2. Hari
3. Bulan
4. Tahun
5. Musim
6. Ruangan
7. Rumah Sakit
8. Kota
9. Propinsi
10. Negara
11. gelas
12. botol
13. sisir
14. 93 atau U
15. 86 atau Y
16. 79 atau H
17. 72 atau A
18. 65 atau W
1
1
1
1
1
1
1
KONSTRUKSI
TUTUP MATA ANDA
NILAI MMSE
12
28
PENILAIAN
Kriteria penurunan fungsi kognitif, berdasar status mental mini (MMSE) (Aazl, 2003;
Soejono et al., 2006)adalah :
Normal
Dugaan MCI (Mild Cognitif Impairment)
Probabilitas kognitif terganggu/ dugaan demensia
Gangguan kognitif definitif
13
= >28
= 24 - 28
= 17 - 23
= 0 - 16
ASESMEN NUTRISI
A. NUTRISI SUBYEKTIF
Naik
Tetap
YA
Turun
TIDAK
pengecapan lidah
menelan
mencret
sembelit
mual
muntah
B. POLA MAKAN
1.
: Tidak
2.
: Ya
3.
: Ya
4.
kering lainnya
5.
Alergi makanan
: Tidak
6.
: Nasi
b. Lauk Hewani
c. Lauk Nabati
: Tahu, tempe
d. Sayuran
e. Buah-buahan
f. Minuman
14
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
:5
15
: Bp. S
: 78 tahun
: Susukan II, Genjahan, Ponjong, Gunung Kidul
: Pensiunan PNS
DAFTAR MASALAH
a.
Masalah aktif
- Gangguan pendengaran
- Osteoartritis
- Gastritis
- Hipertensi sistolik
- Dugaan MCI (Mild Cognitif Impairment)
b.
Masalah pasif
-
Tidak ada
DD
Gangguan pendengaran :
- Tuli konduktif
- Presbikusis
DIAGNOSIS
Anamnesis
a. Fungsi pendengaran sudah mulai menurun secara bertahap sejak dua tahun yang
lalu
b. Penderita sulit menangkap pembicaraan lawan bicaranya terutama jika berada
dalam situasi yang bising
Pemeriksaan Telinga
Inspeksi
Bentuk daun telinga kanan dan kiri normal
Tidak ada tanda peradangan dan jaringan sikatrik pada telinga kanan dan kiri
Tidak ada cairan yang keluar dari liang telinga kanan dan kiri
Terdapat serumen prop di liang telinga kiri (menggunakan senter)
Palpasi
Nyeri tragus (-)
Tidak terdapat pembesaran limfonodi dengan nyeri tekan pada daerah postaurikuler dan submandibular
Uji pendengaran dengan tes berbisik : (+) pada telinga kanan dan kiri
16
TERAPI
Untuk gangguan pendengaran belum dilakukan terapi apapun, baik secara farmakologis
maupun no-farmakologis. Saat ini satu-satunya obat yang di konsumsi adalah natrium
diklofenak untuk menangani gajal nyeri sendi yang dialami pasien.
PLANNING/RENCANA PENATALAKSANAAN
- Melakukan pemeriksaan lanjutan (audiometri dan tes pendengaran lainnya)
- Penggunaan alat bantu dengar
- Latihan membaca ujaran (speech reading)
- Latihan mendengar (audiotory training)
- Penanganan secara holistik dan komprehensif pada keluhan lainnya
* Sesuai dengan Asesmen Geriatri RSUP DR. Sardjito dengan beberapa modifikasi
penyederhanaan oleh Tim Blok Geriatri FK-UII, untuk tujuan pembelajaran pengenalan
Asesmen Geriatri
17
PEMBAHASAN
DAFTAR MASALAH
1. Gangguan pendengaran
Dijelaskan lebih lanjut pada bagian diagnosis
2. Gastritis akut
Diagnosis ini didasarkan pada gejala klinis yang dialami pasien berupa nyeri seperti
ditusuk-tusuk pada perut bagian kiri-atas yang muncul jika pasien terlambat makan.
Gejala membaik saat pasien mengonsumsi antasida. Pemeriksaan fisik yang mendukung
adalah nyeri tekan pada perut kuadran kiri atas dan bawah. Perubahan fisiologis pada
usia lanjut menyebabkan terjadinya peningkatan asam lambung karena penurunan
motilitas usus sehingga waktu pengosongan lambung memanjang. Hal ini didukung oleh
kebiasaan makan pasien yang tidak teratur.
3. Hipertensi sistolik
Menurut JNC VII (2003), hasil pemeriksaan tekanan darah pasien saat duduk (150/80
mmHg) termasuk dalam kategori hipertensi grade I. Hal ini didukung dengan adanya
gejala penyerta yaitu nyeri kepala berdenyut terutama pada daerah tengkuk yang terasa
tegang. Pada usia lanjut peningkatan tekanan darah wajar terjadi akibat beberapa
perubahan fisiologis seperti hipertrofi otot ventrikel jantung dan penurunan elastisitas
pembuluh darah
4. Osteoartritis
Pada kasus, keluhan nyeri dan kaku sendi yang dilaporkan berlokasi di panggul (hip) dan
lutut (knee). Di bawah ini adalah kriteria diagnosis OA menurut American College of
Rheumatology (ACR)
OA panggul
Nyeri panggul
Rotasi internal 150
Nyeri saat melakukan rotasi internal
Kaku sendi 60 menit
Usia > 50 tahun
OA lutut
Nyeri lutut
Usia >50 tahun
Pembesaran tulang
Tidak teraba hangat pada sinovium
Kaku sendi pada pagi hari <30 menit
Meskipun begitu, akan lebih baik jika dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan
radiologis (foto rontgen) untuk melihat ada/tidaknya osteofit femoral atau asetabular.
5. Dugaan MCI (Mild Cognitive Impairment)
Total skor dari MMSE adalah 28 yang diinterpretasikan sebagai dugaan gangguan
kognitif ringan.
18
DIAGNOSIS
Untuk menentukan jenis gangguan pendengaran yang dialami penderita dapat dilakukan
beberapa tes penala seperti :
a. Tes Rinne
Tes weber
Tidak ada lateralisasi
Tes schwabach
Diagnosis
Sama
dengan Normal
pemeriksa
Lateralisasi ke telinga Memanjang
Tuli konduktif
yang sakit
Lateralisasi ke telinga memendek
Tuli sensorineural
yang sehat
2. Neural
Sel-sel neuron pada koklea jaras auditorik berkurang.
3. Metabolik (strial presbikusis)
Atrofi stria vaskularis, potensial mikrifonik menurun, fungsi sel dan keseimbangan biokimia/bioelektrik koklea berkurang
4. Mekanik (cochlear presbikusis)]
Terjadi perubahan gerakan mekanik duktus koklearis, atrofi ligamentum spiralis,
membran basalis lebih kaku.
Keempat jenis tersebut dapat dibedakan dengan pemeriksaan audiometri. Gambaran pada
presbikusis jenis sensorik dan neural adalah penurunan yang tajam setelah frekuensi 2000 Hz
pada tahap awal. Sedangkan untuk jenis metabolik dan mekanik didapatkan garis ambang
dengar yang lebih mendatar dan berangsur-angsur menurun. Pada semua jenis presbikusis
tahap lanjut terjadi penurunan pada frekuensi yang lebih rendah.
RENCANA PENATALAKSANAAN
Gangguan Pendengaran
Rehabilitasi sebagai upaya mengembalikan fungsi pendengaran dilakukan dengan
pemasangan alat bantu dengar (hearing kid) yang dikombinasikan dengan latihan membaca
ujaran dan latihan mendengar bersama terapis wicara.
Penanganan pada gangguan sistem lainnya
Karena pemberian tatalaksana suatu penyakit pada orang tua bersifat holistik dan
komprehensif, maka harus disesuaikan dengan kondisi pada sistem organ lainnya. Pada kasus
ini terdapat beberapa gangguan yaitu: osteoartritis, gangguan pendengaran, gangguan
penglihatan, gastritis akut, hipertensi dan dugaan gangguan kognitif ringan. Sehingga
penatalaksanaan yang diberikan tidak menyebabkan polifarmasi yang dapat memberi efek
samping akibat interaksi obat yang lebih berat.
A. Terapi Nonfarmakologis
1. Pengaturan pola makan, hal ini berfungsi untuk menjaga kestabilan berat badan
dan mencegah morbiditas hipertensi yang lebih berat beserta komplikasinya.
Obesitas tidak hanya menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi, dislipidemia,
penyakit jantung koroner ataupun DM, tetapi juga berpengaruh pada beban sendi
yang bisa memperparah OA sehingga beresiko menimbulkan keterbatasan gerak,
roboh, cedera dan disabilitas yang diakibatkannya. Mencoba pola makan yang
lebih teratur juga dapat mencegah kambuhnya gejala gastritis akut.
o Kurangi asupan karbohidrat (45-60% per hari), utamakan karbohidrat yang
berserat tinggi
o Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam
sehari.
o Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori. Tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
o Dibutuhkan protein sebesar 10 20% total asupan energi. Sumber protein
yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi,dll), daging tanpa lemak,
ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan
tempe.
o Pembatasan natrium sampai dengan 2400 mg/hari
o Anjuran konsumsi serat adalah 25 g/hari yang dapat berasal dari buahbuahan dan sayuran.
20
2. Olahraga
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit). Latihan aerobik sangat bermanfaat
untuk sistem kardiovaskuler dan meningkatkan metabolisme tubuh sehingga
daya tahan tubuh meningkat. Selain itu, sistem muskuloskeletal tidak
diimobilisasi sepenuhnya sehingga dapat mencegah terjadinya atrofi otot,
kekakuan sendi dan keterbatasan gerak.
3. Periksa visus terbaru dan koreksi lensa kacamata jika perlu
Salah satu informasi sensorik yang dibutuhkan untuk mengatur keseimbangan
adalah informasi visual, sehingga koreksi fungsi penglihatan menjadi penting
untuk mencegah pasien kehilangan keseimbangan dan roboh.
4. Terapi khusus untuk penanganan OA
o Kompres hangat
o Akupuntur
o Patellar taping medial secara langsung
B. Terapi Farmakologis
1. Obat pereda nyeri
Fungsi obat ini adalah meredakan nyeri sendi dan nyeri kepala. Meskipun
penyebabnya berbeda, tidak perlu diberikan analgesik yang berbeda. Nyeri kepala
biasanya dapat teratasi oleh parasetamol 500 mg, begitu juga dengan nyeri sendi
derajat ringan-sedang yang diakibatkan oleh OA. Akan tetapi, karena derajat nyeri
yang dialami pasien sudah mencapai tingkat sedang-berat maka dapat diberikan
NSAID oral. Natrium diklofenak yang sudah dikonsumsi dapat diteruskan dengan
memperhatikan dosis dan kebutuhan serta waktu minumnya (lebih baik setelah
makan) mengingat pasien juga mengalami gejala gastritis akut.
2. Obat anti hipertensi
Prinsip pemberian obat AH pada orang tua secara umum adalah :
o Mulai dengan monoterapi dan dosis terkecil
o Target penurunan tekanan darah sebesar 140/90 mmHg
o Jangan berikan -blocker sebagai lini pertama
o Harus disertai dengan modifikasi gaya hidup
Sesuai dengan panduan tatalaksana hipertensi terbaru, saat ini golongan ACEI
atau ARB menjadi lini pertama. Kaptopril dapat menjadi pilihan obat yang aman
untuk orang tua, dimulai dengan dosis 12,5 mg/hari dan dapat ditingkatkan jika
perlu. Paling baik diberikan pada sore atau malam hari saat tekanan darah lebih
stabil dan 1 jam sebelum makan. Tidak dianjurkan untuk diberikan bersamaan
dengan NSAID dan antasida. Alternatif lain adalah golongan ARB (angiotensin
receptor blocker), contohnya Losartan yang diberikan 50 mg/hari atau Valsartan
yang diberikan 80 mg/hari.
3. Obat antasida
21
DAFTAR PUSTAKA
Lee, K.J. 2003. Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery, Ed. 8. Amerika Serikat:
McGraw-Hill
Soepardi, E.A., et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala
& Leher, Ed.6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Syarif S, et al. 2009. Farmakologi dan Terapi, Ed. 5. Jakarta : Penerbit FKUI
22
Lampiran
23