Oleh :
Dr.Hadi Sulistyanto,Sp.PD,MH.Kes, Finasim
SISTEMATIKA ETIKA
1. Etika umum : bahas prinsip2 moral dasar
2. Etika khusus : bahas terapan pd bidang khdpn
manusia
a. Etika individual : perorangan&hub. antar individu
b. Etika institusional : etika dlm ikatan institusi
c. Etika sosial :
1.
2.
3.
4.
TEORI ETIKA
DEFINISI
Perumusan umum yg jelas&sistematis dari
kajian falsafah ttg perilaku moral.
Kerangka utk berfikir apakah suatu perbuatan
dpt diterima, dinilai dr pendekatan moral.
ETIKA MEDIS
Kepedulian & tanggung jawab moral
ttg hidup & kehidupan mns, dan
gangguan padanya sejak sblm lahir
sampai akhir hidup itu, serta bbrp
waktu sesudahnya.
Kepedulian & tanggung jawab moral
dokter thd hidup & kesehatan
pasiennya.
Asas Beneficence
Kewajiban utk melakukan yg baik thd mns.
Yankes (Beauchamp & childress) :
1. kewajiban cegah hal yg buruk (evil),
cedera (harm)
2. kewajiban hilangkan hal buruk / cedera
3. kewajiban lakukan / tingkatkan hal baik
pd pasien.
ETIKA MEDIS
KONTEMPORER Abad 20
AZAS-AZAS ETIKA
KONTEMPORER
Asas etika ini timbul akibat perubahan luar
biasa banyak aspek kehidupan mns di
dunia pasca PD II 1945.
Asas-asas :
Asas menghormati otonomi pasien
Asas keadilan [justice]
Asas berkata benar [truth telling, veracity]
ETIKA KLINIS
(CLINICAL ETHICS)
DEFINISI
Pada setiap kasus klinis ada aspek etikanya,
aspek klinis & aspek etika tdk dpt dipisahkan
pd tiap kasus yg ditangani seorg dokter.
Etika klinis disiplin praktis yg memberikan
pendekatan terstruktur unt membantu dokter
mengambil keputusan dgn mengidentifikasi,
menganalisis, dan memecahkan isu-isu etis
dlm kedokteran klinis (Jonsen, Siegler dan
Winslade)
INDIKASI MEDIS
1.
2.
3.
4.
5.
PREFERENSI PASIEN
Pasien menolak intervensi medis krn :
Kepercayaan / agama
Tdk mampu membayar biaya
Alsn yg tdk rasional (takut)
Tdk percaya pd kemampuan dokter
Keluarga tdk setuju
Tdk mampu menerima / memahami penjelasan
dokter
Sdh membuat advance directives misal DNR
(Samsi Jacobalis)
(Samsi Jacobalis)
FAKTOR KONTEKSTUAL
1. Peran klrg, teman, majikan, dsb
2. Biaya pengobatan
3. Alokasi&distribusi sumber daya kshtn oleh pemerintah
4. Peran&perkembangan askes/JPKM
5. Perkembangan teknologi kedokteran
6. Peraturan hukum
7. Pendidikan&penelitian
8. Tingkat kesejahteraan masy.
9. Keamanan&ketertiban dlm masy.
(Samsi Jacobsalis)
KERANGKA PEMBUATAN
KEPUTUSAN ETIS
Jameton 6 langkah :
Identifikasi mslh : lihat mslh & klasifikasi nilai2 yg hrs
dipertimbangkan dgn hati nurani
Pengumpulan data tmbhn : informasi yg dibutuhkan utk
mendukung/menolak tindakan dr org2 terdekat pasien
Identifikasi semua pilihan&alternatif tindakan apa yg plg
tepat dilakukan
Memikirkan mslh etis scr berkesinambungan
pertimbangkan nilai dsr mns&semua ketentuan dsr
hukum&kode etik
Hrs ada keputusan : tdk membiarkan suatu mslh mjd
polemik, namun hrs ada hsl rumusan mslh yg mjd
landasan keputusan
Melakukan tindakan dgn evaluasi keputusan maupun hsl
Kasus lainnya:
Pasien datang dgn keluhan nyeri waktu BAK. Bbrp
hr sblmnya ia telah berhub kelamin dgn PSK.
Dokter melakukan pemeriksaan sistematis & teliti,
ia membuat diagnosis uretritis GO, mengusulkan
intervensi medis berupa pengobatan dgn Ab
sampai sembuh benar ttp pasien menolak
pengobatan dgn Ab (preferensi pasien berbeda
dgn anjuran dokter). Pada kasus ini krn pasien
menolak diberi Ab, pengambilan keputusan utk
intervensi medis mjd dilema dokter. Asas etika
Beneficence mewajibkan dokter berbuat kebajikan
pd pasien, hal ini mengusulkan intervensi medis
berupa satu-satunya terbaik yaitu Ab.
Krn dokter tdk setuju dgn preferensi pasien & pasien tdk
dpt dibujuk utk menyetujui indikasi medis dokter, ada
kemungkinan pasien akan lari & mencari pengobatan
alternatif yg tdk akan efektif dan akhirnya akan
merugikan dirinya sendiri. Ini akan mjd beban moral bagi
dokter. Mslh etika berikutnya dilema yg terjadi krn
pertentangan antr kewajiban dokter utk merahasiakan
peny pasien (asas kerahasiaan) & beban moral baginya
jika tdk berbuat apa-apa utk mencegah pasien
menularkan peny kpd istrinya sendiri.
Ini contoh faktor kontekstual yg scr tdk langsung terkait
dgn mslh klinis sendiri bagi pasien tetapi dpt besar
dampaknya pd pihak ketiga. Semua ini dpt tjd sbg akibat
preferensi pasien tdk sama dgn indikasi medis yg
diusulkan oleh dokter.
Kasus ketiga:
Seorg pasien sakit terminal krn kanker yg sudah
bermetast luas. Pd pasien ini yg dirawat di RS tjd
infeksi sekunder dgn akibat sepsis. Jika diberikan
Ab kepadanya (penerapan asas Beneficence)
sepsis kemungkinan besar dpt diatasi. Namun dari
segi lain akan berarti penundaan proses kematian
krn kanker terminal & memperpanjang masa
penderitaan pasien krn nyeri. Dgn kata lain, dgn
menerapkan asas Beneficence (memberi Ab utk
atasi sepsis), dokter sbnrnya membuat pasien lbh
menderita (ini bertentangan dgn asas NonMaleficence).
PEMBAHASAN
Indikasi Mredik :
- Intervensi medik OK, sebab sdh sesuai indikasi medik.
- Tujuannya ? To restore, to maintain or to improve quality of life ?
Preferensi Pasien :
- OK ? Sebab dlm kondisi emosional trauma spt itu,
kompetenkah ia membuat decision dan preferensi ?
Quality of life :
- So Poor that no reasenable person would choose to life.
- Siapa yg hrs memutuskan dan panduannya apa ?
Faktor Kontekstual :
- Biaya pengobatan sangat besar
- Ibu kandung pasien tidak setuju thd terminasi krn alasan agama.
- UU Euthanasia blm ada
KESIMPULAN
Diskusi ttg hal-hal yg tdpt dlm kerangka2
topik Etika Klinik, diharapkan akan
menghslkan keputusan etis bagi dokter yg
dpt disetujui pasien dan kelg.
Membentuk lembaga Bioethics round
tdk hny selesaikan mslh etis saja juga
forum diskusi terbuka utk melihat
kemungkinan lbh lanjut mslh etis.