NIM
AHMAD IQBAL
RENDY JUNARDI
ANAJ ARIF M
SATRIA RAMDHANI K
MEGA PURNAMA
ACHMAD TAUFAN
3212111005
3212111015
3212111018
3212111032
3212111042
3212111060
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmaanirrahim,
Assalamualaikum WR. WB.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Kimia Koloid dengan judul
Proses Pembuatan Sabun Mandi .
Alhamdulillah, dengan segala ketekunan, kesabaran, dan bantuan baik
berupa bimbingan, saran, serta bantuan moril maupun materiil dari berbagai
pihak, akhirnya kendala dan tantangan dalam menyelesaikan Makalah ini dapat
kami atasi.
Demikianlah, ketika kami bangga mempersembahkan Makalah ini,
sesungguhnya ketika itu pula kami sedang membanggakan orang-orang yang telah
berjasa dalam penyusunan laporan ini. Karena itu dalam kesempatan ini, kami
ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Muhammad Yusuf, S.Si., M.Si selaku dosen mata kuliah Kimia Koloid
yang telah memberikan ilmu, motivasi, pengarahan dan berbagi pengalaman
kepada kami.
2. Ibunda dan Ayahanda tercinta atas doa, dukungan dan motivasi yang diberikan
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
3. Rekan-rekan di Kimia Ekstensi 2011 yang telah mendukung kami dalam
penyusunan Makalah ini.
4. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam menyelesaikan Makalah ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini jauh dari
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Prinsip Pembuatan..........................................................................................1
1.2 Latar Belakang...............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Tinjauan Pustaka.............................................................................................3
2.1.1 Cara Pembuatan Sabun............................................................................5
2.1.2 Macam - Macam Sabun...........................................................................8
2.1.3 Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun....................................................9
2.1.4 Bahan Pendukung Pembuatan Sabun....................................................11
2.1.5 Sifat Sifat Sabun...................................................................................13
2.2 Prospek Bisnis..............................................................................................14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................16
3.1 Alat dan Bahan.............................................................................................16
3.2 Prosedur........................................................................................................16
3.3 Flowsheet Prosedur......................................................................................18
3.4 Reaksi...........................................................................................................19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................20
4.1 Kesimpulan...................................................................................................20
4.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Molekul sabun berbentuk rantai panjang dan satu gugus ionik yang besifat
sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan
molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat
hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan
listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik).
Kepala inilah yang membuat seluruh molekul sabun menyatu dengan air.
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun
sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan
campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan pembuatan sabun
terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam
pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan
pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk
sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum
dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium
karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan
minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak /
Lemak menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi.
Sabun
reaksi
yang
terjadi
ketika
minyak/lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan
dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin. Istilah saponifikasi dalam literatur
berarti soap making. Akar kata sapo dalam bahasa Latin yang artinya soap /
sabun.
Kandungan utama sabun adalah Na-karboksilat (RCOONa), sabun mandi
dibuat dari campuran basa dengan minyak. Umumnya basa yang digunakan
adalah kalium hidroksida (KOH). Pada beberapa sabun mandi ditambahkan sulfur
yang berfungsi sebagai antiseptik. Garam mandi merupakan zat aditif yang
3
berfungsi memberi nilai tambah bagi sebuah peran sabun mandi. Garam mandi
umumnya
mengandung
garam-garam
anorganik,
minyak
esensial
dan
pewangi. Sodium Lauryl Sulfate (SLS), Paraben dan Balsam Peru (myroxylon) zat
lain yang terkandung dalam sabun.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah
adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan
sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk
samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari
asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah
larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan
yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil,
melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun
padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan
dalam
reaksi
pembuatan
sabun.
Sabun
padat
menggunakan
natrium
acid) yang direaksikan dengan basa anorganik yang bersifat water soluble.
Biasanya digunakan caustic soda/soda api (NaOH) atau KOH (kalium hidroksida)
juga alternatif yang sering juga dipakai, tergantung spesifik sabun yang
diinginkan. Sabun hasil reaksi dengan sodium hidroksida (NaOH) biasanya lebih
keras dibandingkan dengan penggunaan Potasium Hidroksida (KOH).
Reaksi ini biasa disebut reaksi penyabunan (saponifikasi) / (saponification
reaction).
Oil + 3 NaOH > 3 Soap + Glycerol
Selain dari reaksi diatas sabun juga bisa dihasilkan dari reaksi netralisasi
Fatty Acid (FA), namun disini hanya didapat sabun tanpa adanya Gliserin
(Glycerol), karena saat proses pembuatan Fatty Acid, glycerol sudah dipisahkan
tersendiri.
FA + NaOH > Soap + Water
Pada awalnya, proses saponifikasi ini masih dilakukan dengan metoda
pemasakan/pendidihan per batch ketel (tidak berkesinambungan), namun setelah
perang dunia II pengembangan proses secara kontinyu terus dilakukan. Dan
proses kontinyu ini sekarang lebih banyak digunakan, karena selain lebih
fleksibel, dan cepat juga lebih ekonomis.
Kedua proses diatas masih menghasilkan sabun masih mentah berbentuk
cair (panas), biasa disebut neat soap, disamping menghasilkan produk samping
lain berupa glycerol dalam bentuk spent lye yang kemudian diolah lebih lanjut di
unit glycerol. Glycerol adalah material utama dalam industri makanan, kosmetik,
obat-obatan dll.
Neat soap ini kemudian dikeringkan di drier unit sampai mencapai bentuk
pellet (butiran padat), dimana besarnya kandungan air dalam bentuk pellet ini
diatur sesuai kebutuhan spesifikasi sabun yang di inginkan. Butiran ini kemudian
di campur di mixer (amalgamator) dengan bahan tambahan lainnya seperti
pewarna, perfume, softener, dll. Campuran kemudian di extrude (ditekan) melalui
plodder menghasilkan batangan sabun yang kemudian di potong di mesin
pemotong dan menuju proses pencetakan di mesin stamping/press menjadi
bentuk-bentuk tertentu, baru kemudian di bungkus di unit packaging.
Proses tersebut biasanya untuk jenis sabun toilet soap, namun untuk
laundry soap tahapnya lebih singkat, hanya sampai mesin pemotong, dimana di
cutter unit ini biasanya dilengkapi dengan cetakan untuk membuat brand sabun
dan kemudian di pack.
b.
Ada 3 cara umum dalam proses pembuatan sabun mandi padat, yaitu:
1.
dalam mempersiapkan semua hal. Begitu anda mulai membuat sabun dengan
proses pemanasan, maka pastikan bahwa semua hal telah siap, antara lain
peralatan seperti wadah, sendok, cetakan, timbangan, pisau dan lain-lain.
Demikian juga dengan perlengkapan keselamatan seperti sarung tangan, masker,
alas meja dan bahan-bahan lainnya.
Bahan-bahan sabun harus diukur sesuai dengan resepnya. Mungkin
sebagai pemula, anda dapat menggunakan sedikit bahan tambahan, tetapi setelah
anda menguasai teknik ini, maka anda dapat menambahkan bahan tambahan lebih
banyak lagi. Kenakan perlengkapan keselamatan yaitu masker, sarung tangan dan
kacamata, anda dapat menggunakan baju lengan panjang untuk melindungi tubuh
anda. Kemudian anda dapat menimbang kaustik soda kemudian menuangkannya
ke air dan mengaduknya hingga benar-benar larut. Ingat, selalu masukkan kaustik
sodanya ke dalam air dan bukan sebaliknya.
Masukkan minyak yang telah ditimbang ke dalam panci dan lelehkan.
Setelah meleleh, tuangkan larutan kaustik soda ke dalam panci minyak dan aduk
terus. Pengadukannyapun harus stabil. Campuran yang terus diaduk ini akan
berubah warna menjadi krem dan keruh. Campuran ini harus terus diaduk hingga
mengental atau trace. Jika sudah mengental, tutup pancinya dan kemudian
panaskan sebentar. Sabun akan berubah warna menjadi bening seperti vaselin.
Dengan demikian tiba waktunya untuk melihat apakah campuran ini siap diolah.
Tambahkan warna dan pewangi ke dalam larutan sabun. Kemudian
tambahkan minyak esensial sesuai selera anda. Untuk tahap ini anda perlu
melakukannya secepat mungkin sebelum larutan sabun mengeras dan sulit untuk
dituangkan ke dalam cetakan. Jika sudah masuk dalam cetakan, ketuk cetakan
beberapa kali sehingga udara yang terperangkap didalamnya bisa keluar.
Dinginkan dan kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai dengan ukuran
dan bentuk yang anda inginkan. Proses ini membutuhkan kecermatan dan
kecepatan sehingga tidaklah mungkin mengajarkannya pada anak-anak. Akan
tetapi jika anda menggunakan cara ini, maka anda akan mendapatkan sabun yang
siap pakai karena kelebihan airnya akan diuapkan dengan cepat.
2.
memerlukan kompor untuk membuat sabun mandi dengan cara ini. Karena proses
pembuatan sabun mandi dapat dilakukan dengan cara mencampurkan semua
bahan dalam suhu ruangan.
Panduannya seperti dibawah ini :
Takar semua bahan sesuai dengan resep sabun yang akan dibuat
Siapkan wadah cetakan sabun, jika bentuknya kotak anda bisa gunakan alat yang
bisa anda buat sendiri, jika bentuk sabun bulat bisa menggunakan pipa PVC
(ukuran 2 dim), pipa disemprot dulu dengan minyak atau alkohol.
Masukkan kaustik soda ke dalam air secara bertahap sambil diaduk. Ukur suhunya
dengan termometer.
Masukkan pula beberapa minyak yang akan digunakan kedalam satu wadah
Tutup cetakan dengan handuk atau kain lainnya dan diamkan selama 24-28 jam.
Jika sudah lebih dari 24 jam keluarkan dari cetakan dan potong-potong sesuai
dengan ukuran yang diinginkan
Simpan sabun yang telah dipotong dan baru gunakan setelah 2 minggu setelah
pembuatan.
3.
Membuat Sabun Mandi dengan "Melt and Pour" (Lelehkan dan Tuangkan)
Secara teknis, semua sabun adalah Sabun Gliserin. Dalam sabun
produksi pabrik, gliserin yang berlebihan pada sabun akan dibuang. Sehingga
pada sabun buatan sendiri kaya akan gliserin karena tidak ada pembuangan
gliserin.
Di pasaran, istilah Sabun Gliserin menunjuk pada sabun bening. Biasanya,
sabun yang bening mempunyai ekstra gliserin yang ditambahkan untuk
menghasilkan sabun yang berkhasiat melembabkan kulit. Gliserin adalah
pelembab. Senyawa ini membawa kelembaban sendiri; berdasarkan teorinya,
jika anda membasuh tangan dengan sabun gliserin, maka akan tersisa lapisan tipis
gliserin yang memberi kelembaban di kulit.
Sabun dasar yang bening dapat dibeli dalam bentuk balok besar dan dapat
dilelehkan, diwarnai dan diberi pewangi dan kemudian dicetak. Jenis sabun ini
diberi nama Lelehkan dan Tuangkan sedangkan seni melelehkan dan
menuangkan sabun ini disebut Penuangan Sabun. Cara ini sangat popular
karena mudah dilakukan, karena tidak memerlukan perlengkapan keselematan,
bahkan anak-anakpun dapat mengerjakannya.
2.1.2 Macam - Macam Sabun
a. Shaving Cream
Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah
campuran minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.
b. Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan
minyak jarak serta menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan
sabun, dapat ditambahkan gliserin atau alkohol.
c.
Sabun Kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar
parfum yang rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari
bakteri adiktif. Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil
anilida, tri-klor carbanilyda, irgassan Dp 300 dan sulfur.
d. Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam
menggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa
pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu
melalui pengeringan, atau menggiling atau menghancurkan sabun yang berbentuk
batangan.
e.
membentuk sabun yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalu besar
bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasi
bila ter kena udara.
Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya
lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap,
sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada
temperatur tinggi
2.1.3.1 Jenis-jenis Minyak atau Lemak
Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan
sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi,
spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah
larut), dan lain-lain.
Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses
pembuatan sabun di antaranya :
a. Palm Oil (minyak kelapa sawit)
Minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow.
Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak
kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna
karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun
harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa
sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur
dengan bahan lainnya.
b. Coconut Oil (minyak kelapa)
Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam
industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh
melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki
kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak
kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga
memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat
10
baku
pendukung
digunakan
untuk
membantu
proses
11
12
tetra sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih,
berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air.
3. Pewarna
Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan
agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun
ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik. Biasanya warna-warna
sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange.
4. Parfum
Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang
peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun. Artinya,
walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi
parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk
cairan berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan,
berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1
g parfum = 1,1ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam
dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum mempunyai
aroma yang sudah dikenal umum di masyarakat seperti aroma mawar dan aroma
kenanga. Pada umumnya, produsen sabun menggunakan jenis parfum yang
ekslusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen
lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum ekslusif ini diimbangi dengan
harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum. Beberapa nama parfum yang
digunakan dalam pembuatan sabun diantaranya bouquct deep water, alpine, dan
spring flower.
2.1.5 Sifat Sifat Sabun
a. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan
dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O ---> CH3(CH2)16COOH + OHb. Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwa
ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih
setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.
2CH3(CH2)16COONa + CaSO4
13
relatif sedikit dan proses pembuatan yang mudah, sabun mandi padat akan
menjadi peluang usaha yang menggiurkan dan mendapatkan keuntungan yang
besar.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
Blender
Timbangan
Gelas Beaker
Alat Pengaduk
Lap
Cetakan
Bahan :
Minyak Zaitun
Tepung Mayzena
Minyak Kelapa
Minyak Sawit
NaOH
Air
Pewarna Makanan
Parfum
NaCl jenuh
3.2 Prosedur
1. Timbang air dan NaOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH ke dalam air
sejuk/dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel,
gelas pyrex atau plastik-poliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH.
Tuangkan NaOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-
16
tama larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya,
simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan
didapatkan larutan yang jernih.
2. Timbang minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak
Jagung, Minyak Kedelai...) sesuai dengan Resep.
3. Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.
4. Hati-hati dalam menuangkan larutan NaOH ke dalam minyak.
5. Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan
dan proses pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka
atau badan anda. Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap
trace. Trace adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan
akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai
mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa detik bekas
sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan trace.
6. Pada saat trace tadi tambahkan NaCl jenuh, bisa juga menambahkan
pengharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan
putaran blender.
7. Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi.
Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian
keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3
minggu sebelum dipakai.
17
Penimbangan
Asam Stearat
Minyak (kelapa,
sawit,jarak, jagung
,kedelai)
Pemanasan/pelelehan
Pencampuran
NaOH
Pencampuran
Sediaan 1
Pewarna
Pencampuran
Sediaan 2
Pewangi
Pencampuran
Pencetakan
Pengemasan
18
3.4 Reaksi
19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
c. Keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalah sabun padat
memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah
kulit eksim.
d. Kekurangan sabun padat yaitu memiliki kadar pH yang lebih tinggi. Karena
itu, sabun padat lebih mudah membuat kulit kering.
e. Ada 3 macam proses pembuatan sabun padat, yaitu:
Hot Process
Cold Process
Melt and Pour Process
f. Reaksi kimia yang terjadi pada reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan
menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau
KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis
sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
4.2 Saran
Agar membuat sabun yang lebih variatif lagi dengan penambahan pewarna
alami, essential alami, dan scrub alami (dari biji-biji buah yang dikeringkan atau
beras yang dihaluskan).
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.http://5ca7t3r.blogspot.com/2013/05/membuat-sabun-mandipadat.html. Diakses tanggal 02 Oktober 2014
Anonim.2014.http://berandagustinjuna.blogspot.com/2013/11/makalah
pembuatan-sabun-padat.html. Diakses tanggal 02 Oktober 2014
21