IT 22 - Amubisid - TEO
IT 22 - Amubisid - TEO
I. PENDAHULUAN
Prevalens tertinggi di negara tropis dan subtropis
10% disebabkan oleh E. Koli dan 100.000
mati/tahun
Penularan melalui:
- rute fekal-oral
- person to person contact
Invasi jaringan ekstraintestinal abses amuba
Amubiasis intestinal dan ekstraintestinal (hati,
paru dan otak)
2. Amubisid sistemik/jaringan
Bekerja pada jaringan intestinal atau organ
lainnya; misalnya dehidroemetin, klorokuin.
Tidak direkomendasikan lagi, kecuali obat lain
tidak dapat diberikan
Pemilihan obat
Berat-ringannya penyakit
Tempat terinfeksi, bila perlu lakukan aspirasi
Faktor lain, misalnya hamil
Alergi obat atau toleransi
Mekanisme Kerja
Belum jelas, di Usus dirubah menjadi bentuk basa bebas yang
bersifat amubisid aktif.
Farmakokinetik
Bentuk esternya dihidrolisa dilumen atau mukosa intestinum
menjadi diloksanid. (ditemukan dalam darah) dan asam
Furoat. Konsentrasi puncak dicapai dqalam 1 jam, 60-90%
dari dosis pemberian diekskresikan melalui urin dalam bentuk
glukoronid
1. Diloksanid Furoat
Indikasi
ESO
3. Emetin dan
dehidroemetin
Dehidroemetin: mempunyai sifat yang sama
dengan emetin tetapi bersifat kurang toksik
Mekanisme kerja
Menghambat sintesa protein dng memblok
ribosomal M-RNA. Dapat membunuh langsung
bentuk trofozoit tetapi tidak untuk bentuk kiste
3. Emetin dan
dehidroemetin
FARMAKOKINETIK
Tersimpan dalam hati, ginjal, limfa dan paru.
Diberikan par-enteral karena sifat iritasinya di
saluran cerna. Ekskresi utamanya melalui urin
ESO
Yang paling sering dijumpai di tempat suntikan
berupa nyeri, anoreksia dan eksema. Yang berat
biasanya berupa gangguan kardiovaskuler spt
nyeri prekordial, dispnea, gagal jantung,
takikardia & hipertensi
3. Emetin dan
dehidroemetin
INDIKASI
Amubiasis intestinal dan ekstraintestinal berat
(abses amuba)
Telah digantikan metronidazol, kecuali
metronidazol tidak efektif atau
dikontraindikasikan
KONTRAINDIKASI
Gangguan ginjal, jantung dan neuromuskular
Wanita hamil
3. Emetin dan
dehidroemetin
INTERAKSI OBAT:
Sampai saat ini tidak diketahui
PREPARAT
Emetin : solusio 20, 30 dan 65 mg/ml
Dehidroemetin: Ampul 1 ml (60 mg)
5. METRONIDAZOL
Pertama kali diisolasi 1956, suatu derivat
nitroimidazol
5. Metronidazol
1- - hidroksi metil-5- nitroimidazol
Derivat nitroimidazol lain: tinidazol, nidazol,
ornidazol dan bensnidazol
MEKANISME KERJA
Merupakan suatu pro-drug yg membutuhkan
aktivasi reduksi nitrogen (feredoksin) oleh
mikroorganisme yang rentan shg menyebabkan
rusaknya DNA trofozoit
5. Metronidazol
FARMAKOKINETIK
ESO
Eso
Sedangkan stomatitis terjadi akibat eksaserbasi
moniliasis. Bila terjadi neurotoksik (vertigo,
konvulsi, ensefalofati) pengobatan distop.
Menimbulkan a reaction like disulfiram bila
diberikan bersama alkohol
INDIKASI
Amubiasis intra dan ekstraintestinal (abses
hepatik) berat
Trikomonas vaginalis
Indikasi
Kokus anaerob dan basil anaerob gram negatif
Giardiasis
KONTRAINDIKASI
Wanita hamil TS I
Gangguan neurologik
Ketergantungan alkohol
Pada penyakit hati berat dosis harus diturunkan
5. Metronidazol
INTERAKSI OBAT
Bila diberi bersama antikoagulan, prothrombine
time memanjang. Simetidin, fenobarbital dan
litium meningkatkan kadarnya di plasma
MEKANISME KERJA
FARMAKOKINETIK
6. Paromomisin
ESO
Yg sering terjadi berupa gangguan saluran cerna
yaitu nausea dan diare
INDIKASI
Amubiasis sistemik
Giardiasis dan cacing pita
6. Paromomisin
KONTRAINDIKASI
Hipersensitifitas. Hati-hati penggunaannya pada
ulkus saluran cerna, penyakit ginjal berat serta
gangguan pendengaran