Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK PENULISAN BUKU AJAR (PERKULIAHAN)

Oleh: Dr. Eni Purwati, M.Ag.1

PENDAHULUAN
Pengertian Buku Perkuliahan
Salah satu tugas penting yang harus dipersiapkan oleh pendidik atau dosen adalah
menyiapkan bahan perkuliahan sebagai perangkat perkuliahan utama dalam melaksanakan
tugas profesional. Pekerjaan tersebut tidaklah mudah, karena bahan perkuliahan
merupakan ramuan yang akan menentukan kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa.
Oleh karena itu seorang pendidik atau dosen harus memiliki pemahaman tentang
kurikulum
dan
pengetahuan
tentang
bahan
perkuliahan
serta
mampu
mengimplementasikannya dalam kegiatan perkuliahan. Agar bahan perkuliahan benarbenar dapat digunakan oleh mahasiswa dan dapat memandu perkuliahan secara efektif,
maka seorang dosen perlu menyusunnya dalam sebuah Buku Perkuliahan.
Buku Perkuliahan adalah seperangkat materi perkuliahan (instructional materials) yang
secara garis besar berisi pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan
sikap yang harus dipelajari mahasiswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah
ditentukan, serta sistem evaluasi dan penilaian dalam perkuliahan selama satu semester.
Buku Perkuliahan berisi bahan-bahan yang diperlukan dalam perkuliahan yang disusun
secara sistematis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan
mahasiswa untuk belajar baik sebelum perkuliahan, pada waktu perkuliahan, maupun
setelah perkuliahan.
Buku Perkuliahan adalah karya tulis ilmiah yang disusun oleh dosen sesuai dengan
mata kuliah yang diampu, diambil dari berbagai sumber, hasil penelitian, dan
pengembangan sebagai panduan perkuliahan selama satu semester.
Pentingnya Buku Perkuliahan
Dalam realitas pendidikan sering dosen masih menggunakan buku teks yang tinggal
pakai, tinggal beli, instan serta tanpa upaya merencanakan, menyiapkan, dan
menyusunnya sendiri. Resikonya, sangat dimungkinkan jika buku teks yang mereka pakai
tidak kontekstual, tidak menarik, monoton, dan tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Perkuliahan yang aktif, efektif, kontekstual dan menarik tentunya membutuhkan buku
perkuliahan yang tidak cukup dibeli secara instan. Oleh karena itu, seorang dosen dituntut
kreativitasnya untuk mampu menyusun buku perkuliahan yang inovatif dan variatif sesuai
dengan tuntutan kompetensi perkuliahan. Jika buku perkuliahan sudah disiapkan oleh
dosen dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa, maka perkuliahan tidak
membosankan dan menjemukan, tetapi perkuliahan menjadi menarik dan menyenangkan.
Di samping itu, dengan buku perkuliahan yang disusun sendiri oleh dosen mampu
1

Makalah disampaikan dalam acara Workshop Penulisan Buku Ajar dan Referensi bagi Dosen UIN Mataram,
pada tanggal 26-27 September 2015, di Gedung LPMP Mataram.

menyajikan perkuliahan yang melibatkan mahasiswa secara aktif dan kreatif serta sesuai
dengan tuntutan kompetensi mata kuliah, kontekstual, dan inovatif sehingga perkuliahan
akan mampu mencetak output yang aktif, kreatif, inovatif, kompeten, dan berdaya saing
tinggi di tengah persaingan dalam lapangan kerja.
Fungsi Buku Perkuliahan
1. Meningkatkan produktivitas perkuliahan dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar
mahasiswa dan membantu dosen untuk menggunakan waktu secara lebih baik, dan (b)
mengurangi beban dosen dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan gairah belajar mahasiswa.
2. Memberikan kemungkinan perkuliahan yang sifatnya individual, maupun kelompok
dengan cara: (a) mengurangi kontrol dosen yang kaku dan tradisional; dan (b)
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap perkuliahan dengan cara: (a)
perancangan program perkuliahan yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan
perkuliahan yang dilandasi oleh penelitian.
4. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara
perkuliahan yang bersifat teoritis dan abstrak dengan realitas yang bersifat konkrit dan
kontekstual; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
5. Menjadikan kemampuan mahasiswa dapat terukur dengan jelas pada setiap pertemuan,
sehingga standar kompetensi atau tujuan perkuliahan dalam satu semester dapat
dicapai.
Bahan Perkuliahan yang Berkualitas
Merespon peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, bahan perkuliahan yang
disiapkan harus berdasar pada amanat Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Permendiknas Nomor 22, 23, 24 tentang Standar Isi, standar
Kompetensi Lulusan, dan Standar Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23, juga
semua produk hukum turunan dari perundangan tersebut.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, muatan materi perkuliahan setidaknya
memuat materi yang dapat mengolah hati dengan pendidikan agama dan budi pekerti,
mengolah pikir dengan pendidikan IPTEK, mengolah rasa dengan pendidikan budaya dan
seni, serta mengolah raga dengan pendidikan jasmani dan kesehatan. Kegiatan perkuliahan
harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologisnya.
Di samping memenuhi peraturan perundang-undangan di atas, bahan perkuliahan yang
berkualitas juga mampu mengakomodasi perbedaan individu dengan memperhatikan gaya
belajar, potensi dan kebutuhan masing-masing mahasiswa yang terkait dengan tuntutan
perkembangan dunia global.
2

Prinsip-prinsip Pengembangan Bahan Perkuliahan


Ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bahan perkuliahan,
yaitu: prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya keterkaitan;
bahan perkuliahan hendaknya relevan atau ada kaitan dengan pencapaian standar
kompetensi/tujuan perkuliahan dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang
diharapkan dikuasai mahasiswa berupa mencermati fakta, maka materi perkuliahan harus
berupa fakta atau bahan informasi dari suatu peristiwa.
Prinsip konsistensi artinya keajegan; jika kompetensi dasar yang ditentukan dua belas
macam, maka bahan perkuliahan yang harus disajikan juga harus meliputi dua belas
macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu mahasiswa menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk dipelajarinya.
Cara Pengembangan Bahan Perkuliahan
1. Menulis/mengembangkan sendiri.
Dalam pengembangan bahan perkuliahan, dosen diasumsikan sebagai orang yang ahli
di bidangnya. Oleh karena itu, dia memiliki otoritas untuk mengembangkan bahan
perkuliahan. Dia juga mempunyai kemampuan menulis, dan sangat mengerti
kebutuhan mahasiswa, karena pengalaman yang dimilikinya.
2. Mengemas kembali informasi.
Informasi yang sudah ada dikumpulkan berdasarkan kebutuhan. Informasi tersebut
disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa dan kebutuhan proses pembelajaran. Cara ini juga perlu
menambahkan kompetensi yang diharapkan, cara belajar mahasiswa, latihan, umpan
balik, ilustrasi, dan ha-hal lain sesuai dengan kebutuhan.
3. Menata berbagai informasi.
Menata berbagai informasi dengan cara mengumpulkan buku, jurnal, dan sumber lain
terutama yang tercantum dalam daftar pustaka kurikulum & Silabi. Selanjutnya, bahan
yang telah terkumpul ditentukan bagian-bagian yang digunakan per pokok bahasan dan
disusun sesuai urutannya.
4. Kombinasi dua atau tiga hal tersebut.
Pengembangan bahan perkuliahan juga dapat dilakukan dengan cara
mengkombinasikan dua atau tiga cara di atas. Cara ini diawali dengan membuat
kerangka terlebih dahulu, kemudian diisi dengan materi yang telah disusun sendiri,
disertai dengan memasukkan kutipan yang relevan, dan menambahkan tulisan orang
lain yang sudah diedit.
Bahan Perkuliahan yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan
Pembelajaran adalah suatu organisasi yang terdiri dari berbagai unsur yang terlibat
di dalamnya. Dosen, mahasiswa, metode, media, dan lingkungan sebagai unsur dalam
3

pembelajaran tersebut harus berfungsi sebagaimana mestinya dalam upaya mencapai


tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Lowman dalam bukunya Mastering the
Techniques of Teaching, seperti dikutip oleh Aan Komariah (2005:60-61) menyatakan bahwa
kualitas pembelajaran merupakan hasil ketrampilan guru dalam menciptakan kegairahan
intelektual dan menggalang hubungan positif dengan peserta didik, yang disebut dengan a
Two Dimentional Model of Effective Teaching. Dari pendapat Lowman di atas, ada dua
dimensi penting yang harus diperhatikan dalam menyusun bahan perkuliahan, yaitu
dimensi intelektual dan dimensi interaksi. Pada diimensi intelektual, bahan perkuliahan
harus mampu menggalang kegairahan intelektual bagi mahasiswa dengan
mengembangkan materi perkuliahan yang luas, mendalam, dilengkapi dengan berbagai
ketrampilan untuk pengembangan intelektual mahasiswa. Untuk menumbuhkan gairah
intelektual, bahan perkuliahan sebaiknya memenuhi kriteria berikut:
1. Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai mahasiswa
2. Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
3. Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
4. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Sesuai dengan jenjang dan sasaran
6. Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori
7. Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau sara
Sedangkan dimensi interaksi berkaitan dengan upaya dosen membangun hubungan
dan kemampuan berkomunikasi, dan empati dengan mahasiswa, yang meliputi motivasi,
menumbuhkan minat belajar dan partisipasi aktif mahasiswa, serta mengkaitkan materi
perkuliahan dengan kehidupan dan konstekstual sehingga pembelajaran menarik dan
menyenangkan.
Untuk pembelajaran aktif dan kreatif, bahan perkuliahan sebaiknya menerapkan
pendekatan partisipatif yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam kegiatan
kelompok, bermain peran, cerdas cermat, diskusi, debat, wawancara, permainan dan lain
sebagainya, yang menitikberatkan pada proses pembelajaran partisipatif. Hal ini sangat
berbeda dengan model pembelajaran tradisional di ruang kelas di mana dosen biasanya
berdiri di depan kelas dan ceramah di hadapan peserta didik yang duduk rapi di bangku.
Ruang kelas yang partisipatif berarti setiap peserta didik terlibat aktif dalam proses belajar
mengajar.
Sebagai contoh pendekatan belajar aktif dan kreatif dalam Mata Kuliah Manajemen
Sekolah Efektif pada Pembahasan tentang Guru Efektif, dirumuskan tujuan pembelajaran
sebagai berikut:
Setelah perkuliahan diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan:
1. Menjelaskan ciri-ciri guru efektif
2. Mendefinisikan kepemimpinan guru dalam menunjang sekolah efektif
3. Menjelaskan peran kepala sekolah dalam menumbuhkan kepemimpinan guru
Perkuliahan ini menggunakan metode brainstorming, reading guide, memasang
iklan penerimaan guru baru, dan bermain peran dari kasus, dengan kegiatan pembelajaran
sebagai berikut:
1. Brainstorming
4

a.
b.
c.
d.
e.

Penyusunan kegiatan pembelajaran dalam bahan perkuliahan sebagai berikut:


Dosen meminta setiap mahasiswa menulis di buku catatan tentang satu
karakteristik guru yang efektif.
Dosen meminta beberapa mahasiswa secara acak untuk menyebutkan karakteristik
guru efektif.
Dosen menulis di papan tulis beberapa karakteristik guru efektif yang disebutkan
mahasiswa.
Dosen meminta mahasiswa lainnya yang memiliki pandangan berbeda
Dosen memberikan umpan balik dan penguatan tentang guru efektif

2. Reading Guide
Kegiatan pembelajaran dengan metode reading guide dilakukan setiap individu
tetapi dipadukan dengan diskusi kelompok dengan langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Dosen membagi kelas menjadi 6 kelompok (kelompok disesuaikan dengan jumlah
mahasiswa)
b. Mahasiswa diminta membaca bahan perkuliahan tentang Guru Pemimpin dan
Kepemimpinan Guru di Sekolah Efektif
c. Mahasiswa mendiskusikan hasil kegiatan membaca
d. Satu mahasiswa sebaga perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil
diskusi
e. Dosen meminta tanggapan dari kelompok lainnya atau mengelaborasi perbedaan
pandangan dari kelompok lainnya.
f. Dosen memberikan umpan balik dan penguatan presentasi.
3. Membuat Iklan Penerimaan Guru Baru
Langkah-langkah pembelajarannya adalah:
a. Dosen membagi mahasiswa menjadi 6 kelompok
b. Setiap kelompok dibagi kertas plano, spidol warna-warni, kertas warna warni, lem,
dan gunting
c. Setiap kelompok diminta membuat iklan pengumuman penerima guru baru
d. Hasil kerja kelompok ditempel
e. Dosen memberikan penilaian dan umpan balik terhadap hasil kerja kelompok
f. Dosen bisa memberikan hadiah untuk menambah suasana bertambah semarak
g. Dilanjutkan dengan Tanya jawab yang dimulai dengan memberikan pertanyaan
kepada kelompok yang hasil karyanya terbaik
4. Bermain Peran
Langkah pembelajaran bermain peran adalah:
a. Dosen meminta dua mahasiswa untuk berperan sebagai kepala sekolah dan guru
b. Mahasiswa yang ditunjuk diminta memperagakan dialog antara kepala sekolah dan
guru hebat di suatu sekolah
c. Dosen meminta mahasiswa lainnya memberikan komentar terhadap permainan
peran tersebut
5

d. Dosen memberikan umpan balik dan penguatan


e. Dosen meminta dua mahasiswa lainnya untuk bermain peran lagi sebagai
perbandingan untuk memberikan pengalaman yang berbeda dengan langkahlangkah yang sama seperti sebelumnya.
Untuk bermain peran sebaiknya disiapkan skenario sederhana dan petunjuk peranperan yang harus diperagakan oleh mahasiswa, seperti berikut:
Bu Anisah adalah Guru Hebat
Anda adalah kepala sekolah dari sebuah sekolah yang memiliki 180 murid. Ibu Anisa telah
mengajar di sekolah Anda selama lima tahun. Sebelumnya dia telah bekerja selama enam tahun
di sekolah yang lain. Ibu Anisa adalah seorang guru yang hebat. Dia selalu melakukan persiapan
sebelum mengajar dan senang mencoba strategi mengajar yang baru dan berbeda terhadap murid kelas
enam yang diajarnya. Dia telah mengambil inisiatif untuk memulai kegiatan program membaca untuk
mendorong murid membaca saat jam makan siang pada hari kamis dan setiap sabtu siang dia
memiliki program untuk mengajar seni batik kepada murid kelas enam, baik yang laki-laki
maupun perempuan. Anda telah meminta Ibu Anisa untuk menemui Anda di kantor sekolah
hari ini setelah kelas berakhir untujk berdiskusi dengannya tentang bagaimana kemampuan
kepemimpinannya bisa dimanfaatkan secara lebih efektif di dalam madrasah.

Apa saran Anda untuk bisa lebih memanfaatkan kemampuan kepemimpinan Ibu Anisa di
sekolah?

Bagaimana Anda akan mendukung kepemimpinan Ibu Anisa?


Apa yang akan Anda katakan kepada Ibu Anisa?

Dari contoh kegiatan pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran


aktif dan kreatif memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Mahasiswa terlibat aktif dalam membahas materi yang disampaikan;
b. Mahasiswa beinteraksi melalui serangkaian kegiatan seperti permainan, bermain,
simulasi, dll;
c. Mahasiswa mengulas dan merefleksikan kegiatan pembelajaran;
d. Mahasiswa terlibat dalam memaknai proses pembelajaran;
e. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran yang
tersusun rapi.
f. Praktik di mana mahasiswa secara aktif melaksanakan tugas dan bukan hanya sekadar
duduk dan mendengar secara pasif.
g. Interaktif: mahasiswa saling berkomunikasi, berpartisipasi dalam semua kegiatan dan
belajar satu sama lain.
h. Mahasiswa sebagai pusat pembelajaran: fokus bukan pada dosen tapi mahasiswa
sebagai pembelajar.
i. Pembelajaran berbasis inkuiri: mahasiswa belajar melalui pencarian dan pemecahan
masalah.

Mengembangkan Bahan Perkuliahan yang Luar Biasa


Bahan perkuliahan dituntut untuk mampu menampilkan sebuah isi dan tampilan
yang luar biasa, menarik, dan menyenangkan bagi peserta didik. Guna mewujudkan hal
tersebut, bahan perkuliahan perlu dikembangkan sedemikian rupa agar mampu menjadi
bahan perkuliahan yang luar biasa dengan memberikan gambar dalam bahan perkuliahan,
yaitu:
1. Penggunaan Grafis dan Gambar
Penyajian bahan perkuliahan dapat disajikan sebagai perpaduan narasi, tabel,
gambar, dan diagram. Untuk menentukan bentuk penyajian, penggunaan tabel,
gambar, diagram, atau kombinasi antara ketiganya digunakan sebagai penjelas
terhadapa kata-kata yang tidak atau kurang jelas atau sulit mencerminkan konsep yang
diinginkan.
a. Grafis
1) Naratif deskriptif
2) Tabel
3) Symbol dekoratif
4) Tekstur dan shade
5) Border
b. Gambar
1) Chart dan grafik
2) Peta
3) Karikatur/kartun lucu
4) Gambar objek sederhana
5) Foto
2. Alasan digunakannya Gambar dalam Pembuatan Bahan Perkuliahan
Gambar banyak digunakan dalam berbagai kesempatan pembuatan handout atau
buku teks. Setidaknya ada sepuluh alasan yang menyebabkan gambar banyak
digunakan dalam pembuatan bahan ajar, sebagaimana berikut ini.
a. Gambar dapat menjadi hiasan yang membuat bahan perkuliahan semakin
menarik. Maksudnya, gambar yang berfungsi sebagai hiasan atau dekorasi dapat
membuat bahan perkuliahan semakin memikat karena menarik perhatian peserta
didik, rasa bosan yang mungkin muncul pada peserta didik pun dapat diatasi.
b. Gambar mampu memberikan motivasi. Maksudnya, gambar (apabila dipilih
dengan tepat) dapat dimanfaatkan untuk memotivasi peserta didik agar
membaca bahan perkuliahan serta belajar dan terus belajar
c. Gambar sebagai penyampai perasaan. Melalui gambar, dapat juga dikirimkan
pesan yang mencerminkan niat untuk mencapai target tertentu.
d. Gambar dapat mempengaruhi orang yang melihatnya.
e. Gambar dapat membantu untuk membayangkan pesan yang ingin disampaikan.
f. Dengan gambar, informasi yang ingin disampaikan dapat lebih jelas dipahami
karena informasi secara naratif sering kali masih kurang mencukupi.
g. Satu gambar dapat menjelaskan beberapa kata bahkan beberapa kalimat
sekaligus.
7

h. Dengan menggunakan gambar, kita dapat melakukan penyederhanaan cara


penyampaian konsep tanpa mengurangi artinya.
i. Melalui gambar, dapat memudahkan orang menerima pesan yang disampaikan
j. Gambar dapat digunakan untuk memunculkan masalah. Misalnya, gambar
kebakaran hutan dapat menimbulkan polemic tentang perlunya menjaga
kelestarian hutan.
3. Beberpa Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Menggunakan Gambar
Dari kesepuluh kegunaan gambar tersebut, masing-masing tidak bisa berdiri sendirisendiri. Satu gambar dapat memiliki lebih dari satu fungsi pada waktu yang
bersamaan. Kita hanya perlu ingat bahwa pada saat menggunakan gambar, manfaat
yang kita inginkan dari satu gambar tertentu tidak dikalahkan oleh manfaat lain
yang mungkin bertolak belakang dengan manfaat yang kita inginkan tersebut. Agar
peristiwa seperti itu tidak terjadi, berikut ini adalah enam hal penting yang mesti
kita perhatikan pada waktu menggunakan gambar.
a. Terangkan gambar dengan sejelas-jelasnya. Gambar yang dimaksudkan untuk
menjelaskan atau memunculkan masalah sebaiknya diinformasikan secara
eksplisit, sehingga peserta didik memperhatikan gambar tersebut.
b. Seimbangkan fungsi. Maksudnya, jangan sampai fungsi gambar yang lebih
minor (tambahan) berakibat negatif terhadap fungsi mayor (utama) yang
sebenarnya kita tuju.
c. Tentukan aktifitas yang harus dilakukan peserta didik. Apabila menggunakan
gambar, maka pastikan bahwa peserta didik membaca gambar tersebut.
Informasi yang diberikan gambar jangan diulang dalam penjelasan secara
naratif, baik secara lisan ataupun tertulis, sehingga peserta didik harus melihat
gambar untuk dapat memahami materi
d. Jelaskan konvensi gambar. Maksudnya, pastikan bahwa peserta didik
memahami konvensi yang digunakan dalam gambar. Apabila perlu, jelaskan
dalam teks, sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam gambar dapat
diterima dengan benar.
e. Batasi informasi. Jangan memunculkan terlalu banyak informasi pada satu
gambar. Walaupun secara teori satu gambar dapat memberikan banyak
informasi, cobalah untuk membatasi informasi yang ingin disampaika.
f. Hindari SARA. Maksudnya, jangan gunakan gambar yang dapat memicu SARA
dan bias gender.

ANATOMI BUKU PERKULIAHAN


Struktur Buku Perkuliahan
Buku Perkuliahan disusun dalam struktur sebagai berikut:

PENDAHULU:
Halaman Judul
Balik Halaman Judul
Kata Pengantar
Prakata
Daftar Isi
Satuan Acara Perkuliahan
ISI PAKET
Setiap Paket terdiri atas:
Judul Paket
Pendahuluan
Rencana Kegiatan Perkuliahan:
- Kompetensi Dasar,
- Indikator Kompetensi,
- Waktu,
- Materi Pokok,
- Langkah-langkah Perkuliahan.
Uraian Materi
Rangkuman
Latihan
Lembar Kegiatan Mahasiswa

Untuk buku panduan Dosen perlu


dilengkapi Rencana Kegiatan Perkuliahan
(RKP), untuk buku mahasiswa RKP boleh
tidak dicantumkan.

PENUTUP:
Sistem Evaluasi dan Penilaian
Daftar Pustaka
Curriculum Vitae Penulis
Format Buku Perkuliahan
PENDAHULU:
1. Halaman Judul
Halaman Judul memuat judul lengkap, nomor edisi, nama pengarang, yang disertai
lembaga tempatnya bekerja, dan nama penerbit, lambang penerbit, tahun terbit.
2. Balik Halaman Judul
Balik Halaman Judul mencantumkan keterangan penting buku tersebut, di antaranya
pemegang hak cipta, nomor edisi, cetakan dan data katalog dalam terbitan (KDT) atau
ISBN.
3. Kata Pengantar
Kata Pengantar yaitu tulisan yang dibuat oleh Rektor IAIN Sunan Ampel yang
menjelaskan nilai isi buku dan penanggung jawab akademis lembaga pendidikan.

Kata Pengantar berisi hal-hal yang baik-baik. Penulis Kata Pengantar juga biasanya
memperkenalkan pengarang Buku Perkuliahan ini, yang mungkin belum banyak
dikenal masyarakat akademik.
Kata Pengantar yang ditulis oleh Rektor/Dekan diharapkan dapat meyakinkan
pemakai mengenai kualitas dan kegunaan Buku Perkuliahan.
4. Prakata
Prakata berisi unsur-unsur berikut.
- Latar belakang penulisan buku perkuliahan
Yaitu penulis menceritakan proses terbentuknya Buku Perkuliahan dan sumber
acuannya.
- Tujuan secara umum penulisan buku perkuliahan
Rumusan yang menyatakan tujuan yang ingin dicapai oleh dosen pemakai sebagai
standar kompetensi yang akan dicapai oleh mahasiswa setelah mengikuti perkulian
tersebut.
- Sasaran pemakai atau pembaca
Berisi penjelasan tentang siapa pemakai buku perkuliahan ini. Misalnya dosen dan
mahasiswa Jurusan/Prodi/Konsentrasi ..yang melaksanakan perkuliahan ,
semester
- Isi buku perkuliahan secara keseluruhan
Berisi keterangan singkat mengenai isi keseluruhan Paket Buku Perkuliahan yang
ditulis.
- Manfaat buku perkuliahan
Berisi penjelasan tentang manfaat Buku Perkuliahan ini untuk dosen dan
mahasiswa. Misalnya Buku Perkuliahan ini ditulis untuk digunakan di dalam kelas,
sehingga memudahkan dosen untuk melaksanakan perkuliahan yang aktif dan
efektif.
- Petunjuk penggunaan buku perkuliahan
Berisi penjelasan tentang cara atau bagaimana langkah-langkah penggunaan Buku
Perkuliahan tersebut, sehingga dosen/mahasiswa pemakai jelas.
5. Daftar Isi
Daftar isi berisi semua bagian utama dari Buku Perkuliahan (Template Daftar Isi
terlampir). Daftar isi ini ditulis untuk memudahkan pembaca dalam menggunakan
Buku Perkuliahan.
6. Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
SAP sebagai acuan pengembangan isi paket dalam buku perkuliahan (Template SAP
terlampir).
SAP disusun oleh dosen pengampu mata kuliah dan dikembangkan bersama Tim
Penulis Buku Perkuliahan berdasarkan kurikulum Jurusan/Prodi/Konsentrasi masingmasing.

10

ISI PAKET
Setiap paket terdiri atas Pendahuluan, Rencana Pelaksanaan Perkuliahan, Uraian
Materi, Rangkuman, Latihan, dan Lembar Kerja Mahasiswa,.
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi pengantar untuk dosen pemakai mengenai ringkasan atau
gambaran keseluruhan mengenai rencana pelaksanaan perkuliahan pada paket
tersebut. Pendahuluan juga dapat ditambahkan kaitan antara paket tersebut dengan
paket sebelum atau sesudahnya. Tip-tip yang harus diperhatikan oleh dosen agar
perkuliahan dalam paket tersebut berhasil dapat pula ditambahkan.
2. Rencana Pelaksanaan Perkuliahan
Rencana Pelaksanaan Perkuliahan terdiri atas:
Kompetensi dasar; adalah pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan
sikap (afektif) yang minimal harus dikuasai mahasiswa dalam setiap pertemuan.
Indikator; adalah penjabaran dari kompetensi dasar (KD) yang ditunjukkan dengan
kata kerja operasional sebagai penanda ketercapaian KD secara konkrit. Oleh
karena itu, pada setiap KD minimal terdapat 2 indikator. Selanjutnya indikator
digunakan sebagai penentu pengembangan materi perkuliahan, kegiatan
perkuliahan, dan penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau
psikomotorik.
Waktu; adalah alokasi waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk menguasai
kompetensi dasar pada setiap pertemuan (perkuliahan) didasarkan pada jumlah
(bobot) Sistem Kredit Semester (SKS) mata kuliah. Alokasi waktu untuk 1 SKS = 50
menit. Jadi apabila bobot mata kuliah 2 atau 3 SKS, maka tinggal mengalikan
dengan 50 menit.
Materi Pokok; adalah tema utama dan sub-sub tema sesuai dengan KD dan
indikator. Sub-sub tema tersebut akan dijabarkan secara terperinci dalam uraian
materi.
Langkah-langkah Perkuliahan; adalah rangkaian kegiatan yang dirancang secara
sistematis untuk memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa selama
perkuliahan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan kegiatan
tindak lanjut dengan perkiraan waktu yang telah ditentukan.
3. Uraian Materi
Judul topik dibuat ringkas dan ditulis ulang sebagaimana dalam judul paket. Uraian
materi ini boleh dibagi-bagi menjadi sub-sub uraian, akan tetapi tidak melebihi tiga
tingkat.
Tulislah dengan kata-kata sendiri agar mudah dipahami.
Uraikan dengan
menggunakan teknik penyajian yang paling sesuai dengan indikator dan kompetensi
dasar yang akan dicapai.
Agar uraian materi lebih jelas dan mudah dipahami, sebaiknya disertakan contoh
penerapan dalam kehidupan sehari-hari, atau studi kasus. Akan lebih menarik jika
dalam uraian materi ini juga diperjelas dengan gambar-gambar atau bagan/skema yang
sesuai dan mendukung isi materi.

11

4. Rangkuman
Rangkuman merupakan ringkasan dari topik yang telah dipaparkan. Rangkuman ini
sangat bermanfaat agar mahasiswa dapat mengulang kembali dalam waktu singkat
paket yang telah mereka pelajari paparannya.
5. Latihan
Latihan merupakan pendalaman dan pengembangan dari teori atau isi uraian materi
yang dipaparkan. Latihan ini hendaklah berkaitan dengan kompetensi dasar dan
indikator. Latihan berupa pertanyaan-pertanyaan (seperti tes tulis) untuk membantu
mahasiswa lebih memahami dan mengembangkan hasil perkuliahan dalam setiap
pertemuan. Selain berupa pertanyaan-pertanyaan, dalam latihan ini dapat juga
disajikan tugas-tugas mandiri secara individual atau kelompok.
6. Lembar Kerja Mahasiswa
Lembar Kerja (LK) merupakan lembar kerja mahasiswa dalam perkuliahan sebagai
jabaran dari kegiatan inti, berisi bentuk kegiatan, tujuan, bahan dan alat yang
digunakan untuk menuangkan hasil kreativitas atau kemampuan mahasiswa dan
langkah-langkah kegiatan. Karena LK ini ditujukan kepada mahasiswa, maka gunakan
kalimat perintah langsung yang mengaktifkan seluruh mahasiswa untuk mencapai
indikator yang telah ditentukan. Tagihan apa yang diminta kepada mahasiswa dalam
satu pertemuan hendaknya jelas dalam LK.
Agar perkuliahan tidak membosankan, hendaknya bentuk LK antara pertemuan satu
dengan pertemuan berikutnya bervariasi (tidak sama). Demikian juga tugas-tugas
mahasiswa antara kelompok satu dengan yang lain hendaknya variatif sesuai dengan
karakteristik KD.
Beberapa bentuk lembar kerja mahasiswa, diantaranya:
Melengkapi tabel, diagram, gambar
Membuat mind map (peta konsep)
Melakukan percobaan
Mengumpulkan data
Menganalisis/meyelesaikan studi kasus
Membandingkan dua hal
Mencari persamaan dan perbedaan
Mendiskusikan
Bermain peran
Menyajikan secara lisan/mempresentasikan
Membuat laporan
Membuat rangkuman dari berbagai artikel
Dll

PENUTUP:
Sistem Evaluasi dan Penilaian

12

Pada bagian ini dituliskan bagaimana cara dosen untuk mengevaluasi dan menilai
kompetensi mahasiswa dalam perkuliahan selama satu semester. Komponen penilaian
dalam satu semester misalnya; UTS, Performance, Tugas, dan UAS.
Dalam evaluasi dan penilaian ini, juga dilengkapi rubrik penilaian dan skoring.
Daftar Pustaka
Isinya susunan daftar buku, jurnal, sumber dari internet atau pustaka lain yang
digunakan penulis sebagai sumber bacaan untuk menulis bahan perkuliahan. Daftar
pustaka dapat pula dijadikan rujukan oleh mahasiswa dalam mendalami materi lebih
lanjut.
Daftar pustaka pada bagian penutup, adalah penyatuan dari keseluruhan rujukan yang
digunakan dalam penulisan uraian materi pada masing-masing paket.
Jika daftar pustaka dari masing-masing paket telah disatukan dalam daftar pustaka
bagian penutup, maka daftar pustaka pada tiap-tiap paket dihapus.
Curriculum Vitae (CV) Penulis
Di akhir buku perkuliahan, lebih baik mencantumkan ringkasan profil pribadi (CV)
maksimal satu lembar.
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam CV diantaranya: identitas pribadi, riwayat
pendidikan, 5-7 karya ilmiah yang telah diterbitkan, berupa buku atau jurnal ilmiah.
LAMPIRAN

Template Daftar Isi


DAFTAR ISI
PENDAHULU
Halaman Judul
Kata Pengantar
Prakata.
Pedoman Transliterasi.
Daftar Isi.
Satuan Acara Perkuliahan.
ISI PAKET
Paket 1
Paket 2
Paket 3
Paket 4
Paket 5
Paket 6
Paket 7
Paket 8
Paket 9
Paket 10

: .
:
:
:
:
:
:
:
:
:
13

Paket 11 :
Paket 12 :
PENUTUP
Sistem Evaluasi dan Penilaian.
Daftar Pustaka..
Curriculum Vitae Penulis..
Template Satuan Acara Perkuliahan (SAP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
A. Identitas
Nama Mata kuliah
Jurusan/Program Studi
Bobot
Waktu
Kelompok Matakuliah

:
: ......
: . sks
: x 50 menit
:

B. Deskripsi
...............................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.............................
C. Urgensi
...............................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
............................
D. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi
No
1

KD

Indikator
1. ..................
2. ....dst.

Materi
.......................(tema):
1. ........ (sub tema)
2. ......dst.

2
3
4
5
6

14

7
8
9
10
11
12

Penutup
Demikian informasi yang berkaitan dengan teknik penulisan bahan perkuliahan
yang dapat saya sampaikan dalam tulisan ini, diharapkan para dosen di lingkungan
UNIPDU Jombang mampu memotivasi diri untuk menuangkan ide-idenya dalam bentuk
buku perkuliahan yang dapat digunakan dalam perkuliahan, yang sudah barang tentu dapat
digunakan sebagai bahan perolehan angka kredit dalam pengembangan profesi serta
sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas perkuliahan di perguruan tinggi.
Sumber Bacaan
Beberapa sumber bacaan yang digunakan dalam penulisan Panduan Penulisan Buku
Perkuliahan ini adalah sebagai berikut:
BSNP. Pedoman Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Diknasmenum, 2006.
Dick, Walter. Carey, Lou. Carey, James O. The Systematic Design of Instruction. 5th. USA :
Longman, 2001.
Diknas. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Ditjen Diknasmenum, 2004.
Hamalik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008.
Nasar. Merancang Pembelajaran Aktif dan Konstektual Berdasarkan SISKO 2006: Panduan Praktis
Mengembangkan Indikator, Materi, Kegiatan, Penilaian, Silabus, dan RPP. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006.
Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan, Yogyakarta: Diva Press, 2011.
Tim Learning Assistance Program for Islamic School (LAPIS), Pedoman Penyusunan Modul:
Mengubah Gagasan Menjadi Has, Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008.
Tim Penyusun. Panduan Penulisan Buku Teks Perkuliahan. Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Press, 2011.

15

Anda mungkin juga menyukai