A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk social, yang terus menerus membutuhkan adanya
orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi
dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil
yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu. Sedingga mungkin terjadi
suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain.
Salah satu contoh gangguan interaksi dengan orang lain (gangguan
berhubungan social) klien menarik diri, curiga. Alasan untuk memilih menarik diri,
curiga dalam terapi aktivitas kelompok, karena banyak klien menarik diri yang
ditemui di ruangan dan sesuai dengan kebutuhan ruangan sebagai transisi dimana
klien perlu belajar untuk interaksi.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu dengan yang
lain (struart & Laraia 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar
belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan ketidaksamaan, kesukaan dan menarik (Yalom,
1995 dalam Stuart & Laria 2001).
Terapi kelompok adalah suatu psikotherapi yang dilakukan oleh sekelompok
penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin,
diarahkan oleh terapis/ petugas kesehatan yang telah dilatih.
lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang
mampu mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga saat TAK klien dapat
bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok lain.
B. PENGERTIAN
1. TAK
Terapi Aktivitas Kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh
sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin, diarrahkan oleh seorang terapis/petugas kesehatan yang telah terlatih.
2. Perilaku Kekerasan
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. (Berkowitz, 1993)
Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua
yaitu perilaku kekerasan secara verbal dan fisik. (Keltner et al, 1995)
Sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan khusus. Marah lebih menunjuak
kepada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu dengan perasaan marah.
(Berkowitz, 1993)
enak, cemas, tegang, demam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang
statusnya.
Rentang Respon Marah
Respon kemarahan dapat di fluktuasi dalam rentang adaptif mal adaptif.
Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut ; (Keliat, 1997, hlm 6)
a. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan
orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
b. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan.
Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
c. Pasif adalah respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan
yang dialami.
Gejala Marah
Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan
Mekanisme Koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya
ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk
melindungi diri antara lain ( Maramis, 1998, hlm 83 ) :
a. Sublimasi : menerima suatu pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada
obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok, dan sebagainya,
tujuannya adalah untuk mengurangi ketagangan akibat rasa marah.
b. Proyeksi : menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya
atau
D. TUJUAN
1. SESI 1
a. Tujuan Umum
Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan dengan
orang lain.
b. Tujuan Khusus
Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah).
Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan).
Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
2. SESI 2
a. Tujuan Umum
Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan dengan
orang lain
b. Tujuan Khusus
kekerasan.
Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah
E. Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktivitas kelompok ini adalah :
a) Klien yang tidak terlalu gelisah
b) Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi
Aktifitas Kelompok.
c) Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam
kelompok kecil
d) Klien tenang dan kooperatif
e) Kondisi fisik dalam keadaan baik
f) Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas
F. Waktu Pelaksanaan
Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal
Waktu
: 10:00 - s/d
Tempat
: Ruang Kakatua
I. Susunan Pelaksana
1. Leader
: Tri Palawati
2. Co Leader
: Fajar Pratomo
3. Fasilitor
:
Amiyani Kristina
Jefri Adrianus
4. Observer
:
Resdina O. Hutapea
dan
kondisi
yang
memungkinkan
klien
termotifasi
untuk
2.
mengekspresikan perasaannya.
Auxilergy Ego, yaitu sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
3.
mendominasi
Koordinasi, yaitu mengarahkan proses kegiatan pencapaian tujuan dengan cara
2. Mendampingi leader
3. Mengambil posisi leader jika leader blocking
4. Menyerahkan posisi kembali kepada leader
5. Menutup acara diskusi
c. Fasilitator
Tugas :
1. Mempertahankan kehadiran peserta
2. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
3. Mencegah gangguan dan hambatan terhadap kelompok baik luar maupun dalam
kelompok.
d. Observer
Tugas :
1. mengidentifikasi kedalam kegiatan
2. mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
3. mengamati dan mencatat
Jumlah anggota yang hadir
Siapa yang terlambat
Daftar hadir
Siapa yang memberi pendapat atau ide
Toik diskusi
4. Mencatat moddifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang
5. memprediksi respon anggota kelompok pada sission berikutnya.
K. Mekanisme Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori : perilaku kekerasan
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik.
Salam dari terapis kepada klien.
Perkenalkan nama dan panggilan semua terapis
Menanyakan nama dan panggilan semua klien
persepsi
b. Orientasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal
suara suara yang di dengar.
Terapis menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti keegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara- suara
yang didengar (perilaku kekerasan ) tentang isinya, waktu terjadinya, dan
b.
c.
d.
biasa didengar.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis meminta klien untuuk melaprkan isi, waktu, situasi, dan perasaanya
jika terjadi perilaku kekerasan.
c. Kontrak yang akan dating
kekerasan.
menyepakati waktu dan tempat.
L. Setting Tempat
Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah
sebagai berikut
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.
TAK.
Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5
menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan maka peserta tersebut
2. Program Antisipasi
Usahakan dalam keadaan terapeutik.
Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,
menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.
Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh
cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada
peserta.
Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak
bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran.
Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari
peserta TAK yang lain.
Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan,
leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan
dari kelompok.
Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.
N. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. ASpek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang
diharapkan adlah mengenal isi perilaku kekerasan, waktu terjadinya perilaku
kekerasan, situasi terjadinya perilaku kekerasan, dan perasaan saat terjadinya perilaku
kekerasan.
Setting
1.
2.
Alat
1.
Kertas
2.
Spidol
3.
4.
5.
Bola
Metode
1.
Dinamika kelompok
2.
3.
Permainan
Langkah Kegiatan
1.
Persiapan
a.
b.
c.
2.
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama )
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang dirasakan.
c. Kontrak
1.
Tahap kerja
Leader membacakan aturan permainan :
Salah satu peserta TAK memegang bola, sambil operator memainkan musik.
Bila musik berhenti, dan ada salah satu peserta TAK yang memegang bola
berarti, ia harus menyebutkan penyebab perilaku kekerasan, tanda gejala yang
dirasakan,
perilaku
kekerasan
yang
pernah
dilakukan,
akibat,
serta
2. Tulis di kertas
c. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab
marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)
2. Tulis di kertas
d. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, mencederai, memukul, orang lain, dan memukul diri sendiri)
1. Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
2. Tulis di kertas
e. Mendiskusiksan dampak/akibat perilaku kekerasan.
1. Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2. Tulis di papan tulis di kertas
f.
g.
h.
i.
j.
k.
4.
Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Sesi 1 TAK
Stimilasi perilaku Kekerasan
Kemampuan Psikologi
No
Nama
Penyebab
Tanda &
klien
PK
gejala PK
PK
mengontrol PK dengan
nafas dalam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda + jika mampu
dan beri tanda - jika tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemempuyan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien.Contoh: Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi
perilaku
kekerasan.Klien
mampu
menyebutkan
penyebab
perilaku
kekerasannya( disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang
dirasakan (gregeten dan deg-degan), perilaku kekerasan yang dilakukan
(memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit
jiwa), dan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam.
Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah
sakit.
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Permainan
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a.
b.
a.
Salam terapeutik
Evaluasi validasi
c.
Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut.
Klien Bersedia mengikuti TAK
Berpakaian rapi dan bersih
Peserta tidak doperbolehkan makan,minum atau merokok selama pelaksanaan
TAK
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapi
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap kerja
Melakuakan pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja dengan
permainan sederhana yaitu diputarkan musik,kemudian klien memutar bola yang di
pegang,bila musik di hentikan dan ada peserta TAK yang masih memegang bola
berarti dia adalah peserta yang terpilih untuk dilakukan tahap kerja selanjutnya.
a.
1.
Tanyakan kegiatan: rumah tangga, harian, dan olah raga yang biasa silakukan
oleh klien.
c.
d.
1. Terapis mempratekkan
2. Klien melakukan redemontrasi.
e.
f.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2.
3.
b. Tindak lanjut
1.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang di harapakan
adalah dua kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi
sebagai berikut:
Sesi 2:
Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik
No
Nama klien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk :
1.
tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2.
belum mampu mempraktekkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien
mempraktekkan di ruang rawat( buat jadwal)
b.
a.Salam terapiutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2.Klien dan terapis pakai papan nama
b.Evaluasi /Validasi
1.Menanyakan perasaan klien saat ini
2.Menanyakan apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala marah,serta perilaku
kekerasan
3.Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan
c.Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain.
b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien.
c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan yaitu, Saya
perlu/ingin/minta...., yang akan saya gunakan untuk.....
d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin
c.
e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.
Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif
secara teratur.
3. Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian pasien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses Tak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja.Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi
sebagai berikut :
Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan sosial
No
Nama Klien
Memperagakan
Memperagakan
Mamperagakan
cara meminta
cara menolak
cara
tanpa paksa
yang baik
mengungkapkan
kekerasan yang
baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan
perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,
mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda jika klien mampu dan
tanda jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa,
menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan
di ruang rawat (buat jadwal).
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.
b. menyiapkan alat dan tempat
2. Orientasi
a. Salam terapiutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku
kekerasan.
3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk
mencegahbperilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku
kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
3. Tahap kerja
a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.
b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien.
c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.
d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.
e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
f. Memberikan pujian pada penampilan klien.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan
kegiatan ibadah secara teratur.
3. Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk balajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.
2. Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan
adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan. Formulir evaluasi
sebagai berikut.
Sesi 4 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama klien
Mempraktikkan kegiatan
Mempraktikkan kegiatan
ibadah pertama
ibadah kedua
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan
perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,
mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda jika klien mampu dan
tanda jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 4, Tak stimulasi persepsi
perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien
melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).
2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku
kekerasan.
3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah
perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu petuh minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien: nama dan warna (upayakan
tiap klien menyampaikan).
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum
obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat(catat di whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
perilaku kekerasan/ kambuh.
j. Menjelaskan akibat/ kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku
kekerasan/ kambuh.
k. Minta klien menyebutkaa kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian
tidak patuh minum obat.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial asertif kegiatan
ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.
2. Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan disepakati jika klien perlu
TAK yang lain.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan yang diharapkan
adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat
tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan
dengan patuh minum obat
No
Nama klien
Menyebutkan
Menyabutkan
Menyebutkan
lima benar
keuntungan minum
minum obat
obat
minum obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan
perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,
mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda jika klien mampu dan
tanda jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan.
Klien mampu menyebutkan keuntungan minum obat, belum dapat menyebutkan
keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan
lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan
akibat tidak minum obat.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC.
Stuar, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC.
Yosep, Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama