Anda di halaman 1dari 9

Bab II - 1

REKAYASA HIDROLOGI

MODUL 2
NERACA AIR
(WATER BALANCE)

Bab II - 1
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA

Mata Kuliah : Rekayasa Hidrologi


Modul No.2

: Neraca Air (Water Balance)

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Mahasiswa mengetahui definisi Neraca Air atau keseimbangan antara air datang, air yang
berubah ujud (hilang) dan air yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia serta yang
kembali lagi sesuai siklus hidrologi. Mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi neraca air
dan pentingnya pengetahuan keseimbangan air yang berkaitan dengan perencanaan
bangunan air, khususnya pemanfaatan dan pengamanan terhadap pengaruh atas bangunan
air.

Tujuan Instruksional Khusus ('I'IK)


Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Neraca Air dan mampu menghitung secara sederhana
besaran air yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tampungan air (waduk), irigasi,
kapasitan bangunan pelimpah, dll.

2. NERACA AIR (WATER BALANCE)

2.1. Pengertian Umum

Sirkulasi air telah dikemukakan dalam Bab I, hubungan dan saling keterkaitan secara
singkat proses perjalanan dan perubahan air telah dijelaskan pada gambar 1. Dalam
proses sirkulasi air, penjelasan mengenai hubungan antara aliran ke dalam (inflow) dan
aliran keluar (outflow) di suatu daerah untuk suatu periode tertentu disebut neraca air
(water balance).

Umumnya terdapat hubungan keseimbangan sebagai berikut :


P = D + E + G + M ..............:..........................(I.)

Dimana :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM


REKAYASA HIDROLGI

Bab II - 2

Presipitasi

air permukaan dari bagian hulu (Drainage)

Evapotranspirasi

penambahan (supply) air tanah (ground water)

M :

penambahan kadar kelembaban tanah (moisture content)

Dalam hal tertentu, beberapa parameter dalam persamaan 1. dapat diabaikan, tergantung
dari periode perhitungan neraca air atau sifat-sifat dari daerah tersebut. Jika periode
perhitungan neraca air diambil 1 tahun dan daerah yang dipelajari itu luas, maka
mengingat variasi meteorologi itu berulang dalam sikius 1 tahun, kadar kebasahan tanah
itu juga berulang dalam siklus 1 tahun, harga M dalam persamaan dapat diabaikan
sehingga persamaan di atas menjadi :

P = D + E + G ......................................(1)

Jika semua supply air tanah telah keluar ke permukaan di sebelah atas tempat
pengukuran dan mengalir ke bawah, maka persamaan neraca air tahunan menjadi :

P = D + E ..........................................(3)

Jika perhitungan neraca air itu diadakan pada suatu daerah tertentu yang terbatas, maka
aliran ke dalam (inflow) dan aliran keluar (outflow) dari D dan G kira-kira akan berbeda.
Persamaan (1) menjadi :

P=(D2-DI)+E+(G2-GI)+H.Pa+M
........................................................................................................
(4)

Dimana :
D1 : Air permukaan dari bagian hulu yang mengalir ke dalam daerah yang ditinjau.
D2 : Air permukaan yang mengalir keluar dari daerah yang ditinjau ke bagian hilir.
GI : Air tanah yang mengalir dari bagian hulu kedalam daerah yang ditinjau. Air tanah
yang mengalir keluar dari daerah yang ditinjau kebagian hilir.
H

: Perubahan/variasi muka air tanah rata-rata daerah yang ditinjau.

Pa : Laju menahan udara rata-rata (mean air holdingrate) di bagian lapisan variasi air
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM


REKAYASA HIDROLGI

Bab II - 3
tanah.

Dalam persamaan ini P, DI., D2 dan H dapat diukur, GI and G2 dapat dihitung dengan
menggunakan pengukuran variasi muka air tanah.
M dan Pa adalah harga - harga yang diperoleh dari profit tanah pada titik-titik tertentu
yang dipilih di daerah pengaliran. Dalam perhitungan neraca air yang dipergunakan
untuk irigasi, variasi kuantitatif berdasarkan faktor-faktor alamiah seperti presipitasi,
pembekuan, evaporasi, transpirasi, aliran keluar (outflow) air permukaan tanah, air
tanah dan lain-lain, beserta faktor-faktor buatan (artificial factors) seperti pengambilan air
untuk irigasi, drainase air kelebihan, jenis dan cara penanaman dan lain-lain harus
dirinci dengan jelas.

2.2. Faktor faktor yang mempengaruhi Neraca Air

Secara umum analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam
perancangan bangunan-bangunan hidrolik. Pengertian yang terkandung didalamnya
adalah informasi dan besaran-besaran yang diperoleh dalam analisis hidrologi
merupakan masukan penting dalam analisis selanjutnya. Bangunan h i d r o l i k dalam
bidang teknik sipil dapat berupa gorong-gorong, saluran, sipon, bendung, waduk,
bendungan, dsb. Bangunan-bangunan tersebut sangat tergantung dari tujuan
pembangunan dan informasi yang diperoleh dari analisis hidrologi. Sebelum informasi
yang jelas tentang sifat-sifat dan besaran hidroliknya. Demikian pula, pada dasarnya
bangunan-bangunan tersebut di atas dirancang berdasar suatu patokan perancangan
yang benar, yang diharapkan akan dapat menghasilkan rancangan yang merumuskan.
Pengertian memuaskan dalam hal ini adalah bahwa bangunan hidrolik tersebut harus
dapat berfungsi baik struktural maupun fungsional dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Dalam pengertian yang disebutkan di atas telah termasuk pengertian-pengertian
kompromistik antara berbagai faktor yang berpengaruh dalam perancangan bangunan
hidrolik (dan juga bangunan fisik pada umumnya) peranan faktor teknis dapat menjadi
kecil, tetapi faktor - faktor non teknis menjadi berperan penting. Faktor-faktor yang
dimaksudkan tersebut di antaranya :

Faktor ekonomi

Faktor sosial

Faktor politik

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM


REKAYASA HIDROLGI

Bab II - 4

Faktor keamanan dan

Faktor teknis serta

Faktor lingkungan

Dan keenam faktor di atas sebenarnya faktor teknis sangat ditentukan oleh faktor-faktor
lainnya. Misalkan dalam perancangan konstruksi tanggul pengaman banjir, untuk
melindungi daerah pemukiman terhadap banjir dengan besaran tertentu. Secara teknis,
tidak terlalu sulit untuk menetapkan berapa besar banjir yang diperkirakan akan terjadi
dengan kala ulang tertentu 25 tahun, 50 tahun, atau 100 tahun. Demikian pula tidak
akan menyulitkan dalam analisis hidrolik dan analisis perancangan tanggulnya. A k a n
tetapi, untuk menetapkan banjir yang mana yang akan dihindari, tidak terlalu mudah
untuk dijawab. Pertimbangan sosial ekonomi, lingkungan dan faktor non teknis lain
paling menentukan, misalnya berapa luas daerah yang akan di lindungi bukan
pemukiman, akan tetapi misalnya daerah pertanian atau industri. Paling tidak, setiap
perancangan seperti ini harus melewati tahap analisis ekonomi, untuk melihat seberapa
besar keuntungan yang dapat diharapkan dari pekerjaan fisik tersebut. Analisis ekonomi ini
pun juga tidak terlalu mudah, berbagai pertimbangan dan kepekaan terhadap
keadaaan dan aspirasi wilayah sangat diperlukan.

2.3. Contoh Pengertian Neraca Air

Beberapa contoh di bawah ini memberikan gambaran lebih lanjut mengenai pentingnya
pengetahuan hidrologi dan khususnya pengertian akan pengetahuan keseimbangan air
dalam proses siklus hidrologi untuk suatu tinjauan perencanaan daerah tertentu.

Waduk :

Perumusan isi waduk :


1= .f.r
Dimana
l = Isi waduk
n = Koefisien pengisian waduk
f = Luas daerah pematusan waduk
r = Tinggi hujan selama periode tertentu (misal 1 tahun).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM


REKAYASA HIDROLGI

Bab II - 5

Sedangkan isi waduk efektif adalah :


Ief

= I - Ih

Dimana :
Ief

= Isi waduk yang efektif (bermanfaat)

= Isi waduk

Ih

= Isi waduk yang hilang karena penguapan dan rembesan

Ih

= e+ t + R + G

= Evaporasi

= Transpirasi

= Run-off/ pcngaliran

= Ground water /air tanah

Untuk menemukan tinggi mercu bendung dan ukuran pelimpahan air banjir,
digunakan perhitungan besaran air masuk ke dalam waduk, daya tampung waduk
dan dikurangi besaran air yang hilang serta rencana penyebaran dan jalannya
banjir dari awal masuk ke daerah waduk hingga sampai ke bangunan
pelimpah / pelepas air lebih dari bendungan.

Irigasi

Contoh lain penggunaan pengertian neraca air adalah jalannya pemberian air
pada tanaman dapat dirumuskan sebagai berikut :

q = qk+rh

Dimana :
q

= Banyaknya air yang diberikan pada tanaman

qk

= Banyaknya air yang diambil dari sungai

rh

= Tinggi hujan yang bisa di pandang diberikan pada tanaman

Untuk mendapatkan harga qk dan rh perlu data-data hidrologis, jalannya


Hidrograf

dari

sungai

dan

data-data

curah

hujan.

Sedangkan

untuk

menentukan tinggi mercu tembok bangunan penangkap air dari sungai, perlu
diketahui

debit

andalan

dari

sungai

yang

dapat

dimanfaatkan

untuk

kepentingan irigasi sesuai yang direncanakan.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM


REKAYASA HIDROLGI

Bab II - 6

Jembatan

Untuk menentukan tinggi bebas jembatan p e r l u diketahui tinggi air di bawah jembatan
dan memerlukan data hidrologi, ialah hujan maksimum yang pernah tercatat. Untuk
perhitungan debit maksimum ada yang memakai tinggi banjir rencana.

Dari contoh tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam perencanaan
bangunan waduk, irigasi dan jembatan memerlukan data-data hidrologis dan pengertian
akan neraca dari perilaku suatu pengaliran air.

2.4. Istilah Istilah

Water Balance

Run off

Inflow

Isi efektif waduk

Outflow

Banjir Rencana

2.5. Soal Latihan

1.

Sebutkan parameter-parameter yang mempengaruhi isi efektif dari suatu waduk

irigasi yang Saudara ketahui sehubungan dengan neraca air.

2.

Berapa banyaknya air yang dapat diambil dari suatu sungai untuk memenuhi

kebutuhan irigasi/pertanian, apabila diketahui bahwa kebutuhan air untuk irigasi/pertanian


sebesar 1,2 m3/delik dan air hujan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu kebutuhan
irigasi/ pertanian adalah sebesar 0,30 m3/det.
3.

Jelaskan

pengertian

banjir

rencana

20

tahunan

dan

berikan

contoh

penggunaannya.

2.6. Referensi

1.

Hidrologi Untuk Pengairan, Ir. Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda, PT.

Pradnya Paramila, Jakarta , 1976.


2.

Hydrologi for Engineers. Ray K. Linsley Ir. Max. A. Kohler, Joseph LII. Apaulhus.

Mc.grawhill, 1986.
3.

Mcngenal dasar dasar hidrologi, Ir. Joke martha, Ir. Wanny Adidarma Dip!. H. Nova,

Bandung.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM


REKAYASA HIDROLGI

Bab II - 7
4.

Hidrologi & Pemakaiannya, jilid I, Prof. Ir. Soemadyo, diktat kuliah ITS. 1976.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Hadi Susilo MM


REKAYASA HIDROLGI

Anda mungkin juga menyukai