Anda di halaman 1dari 4

MANFAAT PERTANIAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Oleh :
Tarkus Suganda
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
tarkussuganda@unpad.ac.id
PENDAHULUAN
Banyak orang yang mengartikan pertanian secara sempit, yaitu hanya menganggap
bahwa pertanian adalah kegiatan membudidayakan tanaman (bercocok tanam) untuk
konsumsi manusia. Pertanian dalam arti luas, mencakup bidang peternakan, perikanan,
perkebunan, kehutanan produksi, hutan alam dan lingkungan hidup.
Sempitnya pemahaman masyarakat tentang pertanian menghasilkan konotasi bahwa
pertanian hanya merupakan kegiatan yang memproduksi bahan makanan saja. Padahal
kegiatan pertanian memiliki multi-manfaat bagi kehidupan manusia. Minimnya pemahaman
tentang manfaat pertanian bagi kehidupan manusia, pada gilirannya menyebabkan apresiasi
masyarakat terhadap pertanian, menjadi tidak sebagaimana harusnya.
Tulisan ini dimaksudkan untuk lebih memperluas wawasan tentang berbagai
manfaat pertanian bagi kehidupan manusia. Diharapkan, setelah membaca tulisan ini,
apresiasi pembaca terhadap bidang pertanian akan bertambah, sehingga pada gilirannya,
pembaca dapat memberikan kontribusi positip terhadap pelestarian dan pengembangan
pertanian, sebagai apa pun profesi dan latar belakang kehidupannya masing-masing.
MULTIFUNGSI PERAN PERTANIAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Pertanian memberikan multifungsi bagi kehidupan manusia. Pertanian, paling tidak
dapat menyediakan berbagai kebutuhan manusia akan oksigen, air, pangan, sandang, papan
(perumahan), keamanan, pekerjaan, sosial politik, industri, pekerjaan, kesehatan, serta
pariwisata dan lingkungan hidup.
Pertanian Sebagai Penyedia Oksigen
Kebutuhan pertama yang paling mendasar bagi manusia adalah oksigen (O2).
Sebegitu pentingnya oksigen bagi kehidupan manusia, adalah seseorang dapat bertahan
hidup berminggu-minggu tanpa makanan atau beberapa hari tanpa air, tetapi tanpa oksigen,
otak manusia hanya mampu bertahan antara 5-7 menit saja. Walaupun oksigen sangat vital
bagi kehidupan manusia, namun karena ketersediaannya di alam secara gratis, maka
manusia jarang mengapresiasinya. Kecuali ketika ia susah bernapas atau berada di tempat
yang tertutup atau beroksigen tipis (misalnya di puncak gunung yang tinggi) dan di ICU
rumah sakit.
Oksigen, walaupun secara teknis dapat diproduksi oleh manusia, dan dimasukkan ke
dalam tabung, namun kemasannya sangatlah tidak praktis. Yang paling praktis tentunya
adalah yang tersedia bebas di udara. Oksigen bebas tersebut dihasilkan oleh tumbuhan
sebagai produk dari kegiatan fotosintesis, melalui reaksi kimia sebagai berikut :
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Betapa agungnya Sang Pencipta yang telah mengatur adanya proses fotosintesis
dengan menciptakan tumbuhan sebagai mesinnya, dan betapa baiknya tumbuhan yang telah
menghasilkan oksigen secara gratis, karena bayangkan jika harus membeli, berapa mahalnya
harga oksigen per tabungnya.
Pertanian Sebagai Penyedia Air

1|Tarkus Suganda :Manfaat Pertanian

Tumbuhan, terutama pohon-pohon besar yang tumbuh di pegunungan, terlibat


secara langsung dalam siklus hidrologi (siklus air). Hujan yang turun di atas pegunungan
akan ditangkap airnya oleh perakaran pohon-pohon, kemudian menyimpannya di dalam
tanah dan kemudian dikeluarkan melalui mata air yang jernih di kaki pegunungan. Jika
pohon-pohon di pegunungan ditebang dan gunung menjadi gundul, maka air tidak terserap
dan akan menyebabkan erosi dan banjir lumpur yang sering menyengsarakan.
Pertanian Sebagai Penyedia Pangan
Setelah oksigen dan air, kebutuhan manusia terpenting berikutnya adalah makanan
(pangan). Sampai sejauh ini, pangan masih disediakan oleh pertanian (dalam arti luas :
daging oleh peternakan dan perikanan). Teknologi modern yang ada sekarang pun belum
dapat membuat makanan sintetis, sehingga untuk kebutuhan pangannya, manusia masih
mengandalkan produk-produk pertanian.
Peranan pertanian sebagai penyedia pangan akan semakin krusial dikarenakan
populasi umat manusia di bumi ini bertambah sekitar 2% pertahun, sementara peningkatan
produktivitas pertanian justru lebih rendah dan selalu berkisar kurang dari 2%. Ironisnya,
populasi terbanyak umat manusia terdapat di negara-negara berkembang yang memiliki
produksi dan produktivitas pertanian yang rendah, sementara produksi dan produktivitas
serta pemasarannya, dikuasai oleh negara-negara maju yang populasinya relatif lebih kurang.
Pertanian Sebagai Penyedia Bahan Papan
Walaupun papan atau perumahan, dapat dibuat dari berbagai bahan sintetis, semisal
plastik, seng, beton, dll., tetapi sebagian besar bahannya menggunakan produk pertanian,
terutama kayu. Kayu dan bahan produk pertanian lainnya juga menjadi bahan baku berbagai
mebeler.
Pertanian Sebagai Penyedia Faktor Keamanan
Produk pertanian juga banyak digunakan sebagai bahan baku berbagai alat-alat
keamanan, karena beratnya yang ringan dan mudah dibentuk, misalnya bagian dari
komponen senjata, dan alat-alat perlindungan dan beladiri lainnya. Komponen terbesar dari
sebuah rumah juga berbahan baku kayu yang merupakan produk pertanian. Rumah adalah
bangunan yang ditujukan untuk keamanan dan tempat tinggal keluarga, yang melindungi
dari cuaca dan faktor-faktor pengancam keamanan lainnya.
Pertanian Sebagai Sumber Nafkah (Bidang Pekerjaan)
Produk kegiatan pertanian merupakan barang-barang bernilai ekonomis yang dapat
diperjualbelikan, sehingga kegiatan pertanian, bukan saja sebagai suatu upaya untuk
memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga dapat merupakan pekerjaan untuk mendapatkan
nafkah. Dari proses produksinya (bibit, benih, pupuk dan sarana peralatan lainnya),
pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, pengepakan, pemasaran, pembiayaan, dll.
melibatkan berbagai jenis usaha dan pekerjaan, dan telah menjadi mata pencaharian berjutajuta orang di seluruh dunia.
Jika suatu kegiatan non-pertanian koleps atau bangkrut, contohnya ketika PT
Dirgantara Indonesia dan berbagai bank mengalami krisis dan bangkrut, maka usaha yang
pertama yang dipilih oleh orang-orang yang kehilangan mata pencaharian adalah kegiatan
pertanian. Sejarah krisis ekonomi di seluruh dunia membuktikan bahwa ketika lapangan
kerja lain tidak ada, manusia kembali ke pertanian.
Pertanian Sebagai Faktor Sosio-Politik
Mengingat produk pertanian bernilai ekonomi tinggi, maka tentunya dapat
digunakan sebagai suatu alat sosio-politik.
Pemerintah suatu negara yang gagal
menyediakan produk pertanian, terutama pangan yang cukup untuk rakyatnya sudah
terbukti banyak yang jatuh. Uni Sovyet sebagai negara adikuasa ternyata terpecah-pecah
menjadi puluhan negara-negara kecil, bukan oleh senjata nuklir tetapi oleh ketidakmampuan

2|Tarkus Suganda :Manfaat Pertanian

Pemerintahannya dalam menyediakan keadilan pangan yang cukup buat rakyatnya. Rakyat
yang kelaparan dapat berdemonstrasi bahkan menimbulkan kekacauan jika perut mereka
kosong karena produk pertanian sulit dan mahal.
Pertanian Sebagai Penyedia Bahan Baku Industri
Produk pertanian, selain dapat dikonsumsi secara langsung banyak juga yang
merupakan bahan baku berbagai jenis industri. Sebagai contoh, tanaman obat merupakan
bahan baku industri jamu dan farmasi, tanaman berminyak, a.l. kelapa sawit, kacang tanah,
bunga matahari, kanola, menjadi bahan baku industri minyak. Sementara getah karet
menjadi bahan baku industri ban dan industri yang menggunakan lateks.
Dari berbagai bahan baku tanaman, tersebar berbagai jenis industri yang sering juga
berupa rangkaian industri dari hulu sampai ke hilir. Berjuta-juta orang sangat tergantung
dari tetap berlangsungnya kegiatan industri-industri tersebut. Jika bahan baku tidak dapat
lagi disuplai oleh dunia pertanian, dapat dibayangkan apa yang akan terjadi.
Pertanian Sebagai Sumber Devisa Negara
Produk pertanian juga tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri di dalam negeri, tetapi
banyak juga yang dapat diekspor untuk memenuhi kebutuhan negara-negara lain. Kegiatan
ekspor ini akan menghasilkan devisa yang sangat penting untuk membiayai pembangunan.
Di antara produk pertanian Indonesia yang banyak diekspor adalah kayu, kakao, kopi, karet,
rotan, dll.
Pertanian Sebagai Industri Pariwisata Dan Kesehatan Rohani
Tanaman pertanian maupun tumbuhan liar, contohnya perkebunan teh dan gunung
yang menghijau merupakan obyek pariwisata dan penyedia kesehatan rohani, terutama bagi
orang yang sudah penat dan suntuk serta lelah bekerja. Setiap akhir pekan, apalagi saat
liburan, jalur Puncak Cianjur yang sejuk dan teduh serta menenangkan, selalu dipenuhi oleh
orang-orang untuk berlibur atau menenangkan diri. Bayangkan hanya dengan menyediakan
alam yang asri dan indah, pemasukan dari sektor pariwisata di Puncak sudah sangat
berkonstribusi kepada nilai ekonomi dari tanaman tehnya sendiri. Kalau, semakin lama
semakin banyak pejabat dan orang kaya mengonversi hutan dan kebun teh di Puncak
menjadi vila-vila dan hotel untuk kesenangan segelintir orang, berapa banyak kerugian yang
akan dialami.
Perikanan, sub-bidang pertanian lain, kini bukan saja menjadi pemasok protein
hewani sebagaimana subbidang peternakan, tetapi juga menjadi sebuah alat hiburan dan
pelepas penat juga. Kolam pancing menjamur dimana-mana dengan peminat dari segala
lapisan kehidupan dan berbagai tahapan usia.
Beberapa point di atas, kiranya cukup menggambarkan betapa multifungsinya
pertanian bagi kehidupan manusia.
KONTRIBUSI APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN
UNTUK MENGAPRESIASI PERTANIAN
Berdasarkan pemaparan di atas, tidak dapat dipungkiri bahwa bidang pertanian
dalam beberapa hal merupakan satu-satunya bidang yang menyediakan kebutuhan utama
bagi keberlangsungan hidup manusia, terutama untuk oksigen, air, dan pangan. Adalah
benar bahwa manusia tidak akan ada di muka bumi ini jika pertanian tidak dilakukan, atau
dalam kata lain, tak akan ada kehidupan di muka bumi ini jika tidak ada pertanian.
Ironisnya, bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama para generasi mudanya,
citra pertanian semakin lama semakin memudar. Bidang pertanian, hanyalah dipandang
sebelah mata, dan dianggap sebagai bidang yang tidak menarik, kotor, kumuh, dan tidak
menjanjikan masa depan sama sekali. Tidak heran jika kemudian minat untuk menekuni

3|Tarkus Suganda :Manfaat Pertanian

atau mempelajari bidang pertanian semakin lama semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat
dari semakin menurunnya jumlah calon mahasiswa yang mendaftar ke fakultas pertanian.
Hal ini diperparah oleh semakin lunturnya apresiasi orang tua calon mahasiswa,
bahkan oleh mereka yang bermata pencaharian dalam bidang pertanian. Para orang tua
tersebut menganggap bahwa bidang pertanian tidak dapat menjanjikan karir atau
penghasilan yang cukup, sebagaimana layaknya bidang kedokteran, teknologi informasi, atau
teknik.
Tulisan ini tidak dimaksudkan agar semua orang harus beraktivitas di bidang
pertanian secara langsung, karena untuk melakukan aktivitas pertanian, juga dibutuhkan
berbagai profesi lain. Yang justru diinginkan adalah adanya rasa hormat atau apresiasi dari
profesi apa pun terhadap pertanian, dan karena kurangnya apresiasi, jangan sampai justru
kontra produktif terhadap kegiatan pelestarian dan pengembangan pertanian.
Seharusnya, profesi apa pun, dapat menunjukkan apresiasi terhadap pertanian.
Pertama, tidak menganggap hina mereka yang berkiprah secara langsung di dunia pertanian.
Petani misalnya, merupakan pahlawan-pahlawan yang menyediakan pangan buat seluruh
manusia. Kedua, profesi apa pun kita, jadilah orang-orang yang mendukung pertanian,
jangan merusak lahan pertanian, misalnya jika jadi pejabat atau pemilik modal, jangan
mengonversi lahan pertanian menjadi perumahan atau pabrik. Jika jadi pegawai bank,
bantulah petani dengan mempermudah atau tidak mempersulit kredit. Jika jadi importir,
jangan mengimpor produk yang menjadi pesaing produk dalam negeri. Jika jadi penyanyi
atau penyair atau pencipta lagu, ciptakan syair dan lagu yang mendukung pertanian. Jika jadi
industriawan, jangan mencemari lahan pertanian. Jika jadi pengusaha sarana dan bahan
pertanian, jangan mempersulit pengadaannya. Atau, paling tidak, jika jadi konsumen,
berusahalah untuk membeli dan mengonsumsi produk pertanian negeri sendiri, misalnya
dengan lebih memilih minum teh dibandingkan minuman bersoda berbahan baku impor.
Insya Allah, setiap orang, setiap profesi, dapat berkontribusi bagi pelestarian dan
kemajuan pertanian Indonesia, sehingga pertanian Indonesia akan menjadi tuan rumah di
negerinya sendiri. Bangsa yang mandiri adalah bangsa yang mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri. Mengimpor memang mudah, tapi itu menyedot devisa yang sangat luar
biasa besarnya, dan biasanya uangnya berasal dari dana pinjaman.
Mari mencintai pertanian karena tanpa pertanian tidak akan ada kehidupan. Mari
menghargai petani, karena tanpa petani tidak akan ada lain profesi.
(Margahayu Raya, 19 September 2010:
Untuk Unpadku tercinta yang berdiesnatalis ke-53).

4|Tarkus Suganda :Manfaat Pertanian

Anda mungkin juga menyukai