TUJUAN
Menentukan komposisi mineral pembentuk batuan dan porositas batuan.
2.
3.
LANGKAH KERJA
3.1 METODE CROSS PLOT FDL DAN SNP
Siapkan data pendukung :
1.
Diameter lubang bor (dh)
a.
Diameter pahat
b.
Caliper
c.
Data lumpur bor (air tawar ataupun air asin)
d.
Berat jenis matrix batuan, ma
e.
biasanya diambil ma = 2,71 gr/cc
Baca harga defleksi FDL dan SNP, kemudian tentukan harga FDL dan SNP
2.
Plot harga FDL dan SNP dari langkah-2 pada Gambar CP-1a atau CP-1b (pada buku
3.
Schlumberger: Log interpretation Charts, 1997) sesuai dengan jenis lumpur bornya . SNP
pada sumbu mendatar dan FDL pada sumbu tegak.
Titik potong kedua harga porositas ini menunjukkan perbandingan komposisi litologi dan
porositas batuan dari lapisan yang bersangkutan.
4. Jika titik potong terletak dalam daerah yang dibatasi kurva sandstone dan dolomite, lapisan
berisi cairan. Perbandingan komposisi litologi relatif ditentukan dari jarak komplemen titik
tersebut ke masing-masing kurva mineral pembentuk batuannya, sedangkan harga porositas
dapat dibaca pada skala porositas pada kurva dengan interpolasi.
5. Jika titik potong kedua harga porositas terletak diluar daerah antara kurva sandstone dan
dolomite, dan terletak diatas kurva sandstone, lapisan mengandung gas. Pembacaan porositas
dilakukan dengan menarik garis sejajar dengan garis koreksi dari titik potong sampai
memotong kurva jenis mineral yang bersangkutan. Baca harga porositas batuan pada
perpotongan tersebut. Dalam hal ini komposisi litologi tidak dapat ditentukan.
3.2. METODE CROSS PLOT FDL DAN CNL
1. Siapkan data pendukung seperti pada langkah 1 butir 3.1
Baca harga defleksi FDL dan CNL, kemudian tentukan harga FDL dan SNP
2.
Plot harga FDL dan SNP dari langkah-2 pada Gambar CP-1c atau CP-1d sesuai dengan jenis
3.
lumpur bornya. CNL pada sumbu mendatar dan FDL pada sumbu tegak.
Titik potong kedua harga porositas ini menunjukkan perbandingan komposisi litologi dan
porositas batuan dari lapisan yang bersangkutan.
4.
5.
Jika titik potong terletak dalam daerah yang dibatasi kurva sandstone dan dolomite, lapisan
berisi cairan. Perbandingan komposisi litologi relatif ditentukan dari jarak komplemen titik
tersebut ke masing-masing kurva mineral pembentuk batuannya, sedangkan harga porositas
dapat dibaca pada skala porositas pada kurva dengan interpolasi.
Jika titik potong kedua harga porositas terletak diluar daerah antara kurva sandstone dan
dolomite, dan terletak diatas kurva sandstone, lapisan mengandung gas. Pembacaan porositas
dilakukan dengan menarik garis sejajar dengan garis koreksi dari titik potong sampai
memotong kurva jenis mineral yang bersangkutan. Baca harga porositas batuan pada
perpotongan tersebut.
Dalam hal ini komposisi litologi tidak dapat ditentukan.
4. DAFTAR PUSTAKA
1.
John T. Dewan, Essentials of Modern Open Hole Log Interpretation, Penn-well books
Penwell Publishing Co. Tulsa, Oklahoma, 1983.
2.
Schlumberger, Log Interpretation Charts , 1997
5. DAFTAR SIMBOL
CNL = Compensated Neutron Log
FDL = Formation Density Log
SNP = Side Wall Neutron Porosity Log
= porositas (fraksi).
r
= berat jenis (gr/cc).
t
= Sonic transit time ( sec/ft).
Pe
= Photoelectric Cross Section (barns/electron).
6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
Jenis porosity log yang ada sampai saat ini adalah :
1. Density Log
2. Neutron Log
3. Sonic Log
Perkembangan terakhir peralatan dari ketiga jenis porosity log ini adalah :
1. Density Log - Compensated density Log
- Litho Density Log
2. Neutron Log - Compensated Neutron Log
- Dual Porosity Neutron Log
3. Sonic Log
- Compensated Sonic Log
- Long Spaced Sonic Log
Setiap jenis alat akan memberikan respon pengukuran porositas yang dipengaruhi oleh kondisi
matrik dan kandungan fluida dari batuan yang berbeda. Sehingga setiap jenis log akan
memberikan harga porositas yang agak berbeda satu dengan yang lain.
Porositas yang diturunkan dari respon Density Log mempunyai hubungan sebagai berikut:
b f 1 ma
(1)
Dari hubungan ini untuk dapat menghitung porositas diperlukan harga f dan ma yang tepat.
Penentuan kedua harga ini sulit karena tidak diketahui dengan tepat jenis mineral dan jenis fluida
yang dikandung suatu batuan reservoir.
Perkembangan baru dari Density Log adalah LithoDensity Log yang pada prinsipnya mengukur
Photoelectric Cross Section (Pe), Litho Density Log tidak mengukur porositas akan tetapi
memberikan indikasi litologi, sehingga kombinasi antara Pe dan b akan menghasilkan harga
yang lebih baik.
Respon dari Neutron Log (N) seperti halnya density log terutama tergantung pada porositas
formasi, meskipun demikian pengaruh dan litologi juga masih sangat dominan seperti terlihat
pada Gambar 11. Dengan demikian untuk dapat menentukan harga porositas dengan teliti perlu
diketahui litologi batuan yang diukur. Hadirnya gas didalam pori batuan akan memberikan harga
(N) yang rendah dan tidak normal.
Respon dari Sonic Log selain tergantung porositas batuan, juga tergantung waktu rambat
gelombang sonic didalam fluida dan batuan matrik : dinyatakan dalam persamaan Wyllie seperti
berikut :
t t f 1 t ma
(2)
Terlihat jelas bahwa untuk mendapatkan harga diperlukan harga tf dan tma. Secara grafis
hubungan tersebut tercantum pada Gambar 12.
Adanya gas akan mengakibatkan respon Sonic Log lebih besar. Pertambahan ini tidak berarti
untuk formasi yang dalam, dimana kontribusi fluida di dalam persamaan Wyllie makin kecil.
Sonic Log juga tidak dapat menunjukkan adanya secondary porositivity seperti vugs, channel dan
sebagainya.
Kalau diamati kembali respon dari masing-masing alat log porositas tersebut, jelas bahwa secara
terpisah akan sukar untuk mendapatkan harga porositas yang benar. Dengan demikian diperlukan
adanya petunjuk lain. Secara tidak langsung setiap jenis log mempunyai respon yang berbeda
pada setiap macam batuan, sehingga dengan kombinasi respon log-log tersebut akan diperoleh
harga porositas yang lebih benar. Petunjuk lain yang sangat bermanfaat misalnya adanya gas akan
sangat mudah dideteksi dengan kombinasi antar FDL dan SNP atau FDL dan CNL. Secondary
porosity serta indikasi ditemukannya mineral tertentu dapat diketahui dari kombinasi antar
Density-Neutron dan Sonic Log
6.2 CONTOH
1. Kombinasi Compensated Density dan Compensated Neutron Log pada formasi kedalaman
1900 1960 memberikan respon Density Log (N) sebesar 23% dan respon Neutron Log (N)
sebesar 6% seperti terlihat pada Gambar 12. titik potong kedua harga jatuh di atas kurva
sandstone apabila diplot pada Gambar CP1c. Dengan demikian disimpulkan kandungan
formasi sand tersebut adalah gas. Dari rekaman log Gamma Ray, jenis batuan dari lapisan
tersebut adalah limestone (20 API) jadi porositas batuan adalah 16,2 %.
2. Lihat Gambar CP-1c.
3. Kombinasi FDC, CNL dan Litho Density Log pada lapisan B gambar 13 memberikan respon
density = 2,68 dan Litho Density = 4,0.
Jika lapisan tersebut terdiri dari dolomite dan limestone, maka dengan menggunakan Gambar
CP-16 komposisi dolomite adalah 40% dan limestone 60%.
Porositas batuan adalah 14,5 %.
Gambar 1. CP-1a
Gambar 2. CP-1b
Gambar 3. CP-1c
Gambar 4. CP-1d
Gambar 5. CP-2a
Gambar 6. CP-2b
Gambar 7. CP-16
Gambar 8. CP-17