Anda di halaman 1dari 10

BAB VI

LOG LITHOLOGI

6.1. TUJUAN ANALISIS LOG LITHOLOGI


Log lithologi digunakan untuk mengidentifikasi mineral yang terkandung
suatu lapisan batuan dan menentukan jenis batuan.

6.2. DASAR TEORI


Untuk mengkombinasikan log ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu:
 Macam formasi; sandstone, carbonat, volcanic/tuff.
 Jenis fluida pemboran; saltmud, water base mud, oil base mud.
 Invasi mud filtrat.
 Distribusi porositas, resistivitas dan ketebalan formasi.
 Diameter lubang pemboran.
 Ada tidaknya casing (openhole atau casedhole).
 Peralatan yang tersedia.
Dalam penilaian formasi hampir tidak ada analisa lithologi dan besaran
pengukuran formasi secara langsung sehingga diperlukan solusi simultan untuk
memperkirakan lithologi. Pendekatan dilakukan dengan merepresentasikannya
dalam bentuk plot silang (cross-plot), terutama neutron – density cross-plot dan
berbagai plot lainnya (M-N plot oleh Burke et. al. (1969) atau MID plot oleh
Clavier & Rust (1976)) yang menambahkan pula sonic travel time untuk
mengidentifikasi volume mineral. Seperti halnya plot M-N, plot MID (Matrix
Identification) adalah sebuah teknik plot silang yang membantu
mengidentifikasikan lithologi, gas dan secondary porosity. Plot MID ini juga
membutuhkan data dari log neutron, density dan sonic.
6.2.1. Plot Litologi M –N
Plot M-N membutuhkan log sonic yang digabungkan dengan log neutron dan
density. Nilai M dan N tidak bergantung pada porositas matriks (sucrosic dan
intergranular). Plot silang dari kedua variabel ini akan menghasilkan lithologi
yang lebih baik
Gambar 6.1.
Defleksi Kurva Jenis Batuan Dalam Kombinasi Log Neutron/Log
Densitasdan Log Gamma Ray

Gambar 6.2.
Chart M-N Plot

6.3. PROSEDUR PERHITUNGAN


6.3.1. M-N Plot
1. Membaca defleksi Log Density (ρb), Log Neutron (Өnlog) dan Log Sonic
(Δtlog).
2. Menghitung harga M dan N berdasarkan rumus berikut:
(tf −t)
M =0,01
(ρb−ρf )
(∅ Nf −∅ N )
N=
( ρb−ρf )
harga ρf = 1.0, ӨNf = 1.0 dan tf = 189 usec/ft untuk lumpur bor dengan
dasar air tawar.
harga ρf = 1.1, ӨNf = 1.0 dan tf = 185 usec/ft untuk lumpur bor dengan
dasar air asin.
3. Memplot harga M dan N pada M-N Plot pada Chart Lith-7 untuk
mengidentifikasi campuran mineral pembentuk batuan dan komposisinya.
4. Menentukan perbandingan komposisi mineral pembentuk batuan tersebut
berdasarkan posisinya di dalam “mineral triangle” yang dibentuk oleh
kombinasi mineral dolomit,kalsit, anhidrit atau dolomit, kalsit, silika.
 Jika plot M-N jatuh pada garis sisi segitiga, maka batuan tersebut
mempunyai komposisi yang terdiri atas dua mineral dengan prosentase
ditentukan oleh letak titik tersebut terhadap ujung- ujung sisi segitiga
tersebut.
 Jika plot M-N jatuh di dalam segitiga maka batuan tersebut mempunyai
komposisi yang terdiri dari tiga mineral dengan prosentase masing-
masing mineral ditentukan oleh jarak relatif jauh dekatnya terhadap sudut
segitiga yang menyatakan komposisi tunggal (100%) mineral yang
bersangkutan.
 Jika plot M-N jatuh diluar “mineral triangle” penentuan mineral
pembentuk batuan ditentukan jarak terdekat dari salah satu sudut
“mineral triangle” dan daerah tertentu di dalam chart.
6.3.2. MID Plot
1. Membaca defleksi log density (ρb) dan log sonic (Δtlog), kemudian mencatat
pada tabulasi.
2. Mencatat hasil porositas neutron-density (ɸcorr) dan porositas sonic (ɸs).
3. Memplot harga log density (ρb) dan porositas neutron-density (ɸcorr) pada
chart lith-9 untuk mendapatkan nilai ρma, dengan cara menarik garis dari
kiri ke kanan memotong porositas neutron-density (ɸcorr) kemudian ke
bawah sehingga nilai ρma dapat terbaca.
4. Memplot harga log sonic (Δtlog) dan porositas sonic (ɸs) pada chart lith-9
untuk mendapatkan nilai tma, dengan cara menarik garis dari kanan ke kiri
memotong porositas sonic (ɸs), kemudian ke atas sehingga nilai tma dapat
terbaca.
5. Memplot harga ρma dan tm MID Plot pada chart lith-1 untuk
mengidentifikasi campuran mineral pembentuk batuan dan komposisinya.
6. Menentukan perbandingan komposisi mineral pembentuk batuan tersebut
berdasarkan posisinya di dalam “mineral triangle” yang dibentuk oleh
kombinasi mineral dolomit, kalsit, anhidrit atau dolomit, kalsit, quartz.
6.4. DATA
a) Depth = 1600-1610 ft
b) Interval = 10 ft
c) ρf = 1,1 gr/cc
d) tf = 250 s/ft
e) ØNf =1
6.5. PERHITUNGAN
a) Depth = 1600 ft
ρb = 2,25 gr/cc
ØNlog = 0,41
t Log = 134 s/ft
- M-N Plot
tf −t
M = 0,01 x
ρb−ρf
250 - 1 34
= 0,01 x = 1,008
2, 25 -1,1
( ∅ Nf −∅ N ) 1 -0,4 1
N = = = 0,513
( ρb−ρf ) 2,25 -1,1
- Setelah harga M dan N diplotkan pada Chart Lith- 7. Didapatkan pada
kedalaman 1600 ft mengandung mineral calcite (limestone).
Øcorr = 0,13
Øs = 0,6
- Berdasarkan chart. Lith-9 :
ρmaa = 2,4 gr/cc
tmaa =0
- Berdasarkan chart. Lith-11 maka matriks identifikasi dari batuan adalah
Calcite.
b) Depth = 1610 ft
ρb = 2,26 gr/cc
ØNlog = 0,44
t Log = 138 s/ft
- M-N Plot
tf −t
M = 0,01 x
ρb−ρf
250 - 1 38
= 0,01 x = 0,965
2, 26 -1,1
( ∅ Nf −∅ N ) 1 -0,4 4
N = = = 0,48
( ρb−ρf ) 2,26 -1,1
- Setelah harga M dan N diplotkan pada Chart Lith- 7. Didapatkan pada
kedalaman 1600 ft mengandung mineral calcite (limestone).
Øcorr = 0,13
Øs = 0,637
- Berdasarkan chart. Lith-9 :
ρmaa = 2,39 gr/cc
tmaa =0
- Berdasarkan chart. Lith-11 maka matriks identifikasi dari batuan adalah
Calcite.

6.6. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini dilakukan analisa lithologi logging yang
digunakan untuk memperkirakan lithologi batuan yang dideteksi oleh alat-alat
logging. Dalam memperkirakan lithologi batuan, maka dilakukan pendekatan
yang merepresentasikan dalam bentuk cross plot (plot silang), terutama neutron-
density cross plot dan berbagai plot lainnya (M/N plot oleh Burke et. al (1969)
atau MID plot oleh Clavier dan Rust (1976) dengan menambahkan Sonic Travel
Time untuk mengidentifikasi volume mineral. MID plot adalah sebuah teknik plot
silang yang membantu mengidentifikasi lithologi, gas, dan secondary porosity.
Dari hasil analisia yang telah dilakukan, pada kedalaman 1600 ft
didapatkan harga M =1,008 dan N= 0,513 sehingga dari chart Lithologi 7
didapatkan mineral pembentuk batuan adalah Calcite (Limestone) dengan
secondary porosity (porositas sekunder). Lalu dengan memplot harga ρb = 2,25
gr/cc dan Øcorr = 0,13 didapatkan harga ρmaa = 2,4 gr/cc, tmaa = 0 sehingga
dengan memplotkan kedua harga tersebut pada chart lith.11 matriks
identifikasinya adalah Calcite. Kedua, pada kedalaman 1610 ft, didapatkan harga
M =0,965 dan N= 0,48 sehingga dari chart Lithologi 7 didapatkan mineral
pembentuk batuan adalah Calcite (Limestone) dengan secondary porosity
(porositas sekunder). Lalu dengan memplot harga ρb = 2,26 gr/cc dan Øcorr =
0,12 didapatkan harga ρmaa = 2,39 gr/cc, tmaa = 0 sehingga dengan memplotkan
kedua harga tersebut pada chart lith.11 matriks identifikasinya adalah Calcite.
Sehingga dari hasil M/N plot dan MID plot, dapat digambarkan bahwa dari
interval kedalaman 1600 ft-1610 ft memiliki lihologi batuan yang sama.
Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk mennetukan jenis
lithologi batuan secara detail baik dari mineral pembentuknya, dan matriksnya
melalui data-data kombinasi log neutron-density dan neutron-sonic. Dengan
demikian dapat diperkirakan karakteristik dari batuan pada kedalaman tertentu
baik dari sifat fisik maupun kimianya.

6.7. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka didapat kesimpulan
sebagai berikut.
1. a) Kedalaman = 1600 ft
ρb = 2,25 gr/cc
ØNlog = 0,41
tlog = 134 s/ft
M = 1,008
N = 0,513
Øcorr = 0,13
Øs = 0,6
tmaa =0
Mineral = Calcite (Limestone) dengan Secondary Porosity
Matriks = Calcite
b) Kedalaman = 1610 ft
ρb = 2,26 gr/cc
ØNlog = 0,44
tlog = 138 s/ft
M = 0,965
N = 0,48
Øcorr = 0,12
Øs = 0,637
tmaa =0
Mineral = Calcite (Limestone) dengan Secondary Porosity
Matriks = Calcite

2. MID plot dan M/N plot adalah pendekatan yang dilakukan untuk meng
intepretasikan lithologi batuan dari kombinasi log neutron-density dan
neutron-sonic.
3. Dari hasil analisa pada kedalaman 1600-1610 ft memiliki lithologi batuan
yang sama diamana mineral dan matriks pembentuknya adalah Calcite
(Limestone) dengan Secondary Porosity.
4. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah untuk mennetukan jenis
lithologi batuan secara detail baik dari mineral pembentuknya, dan
matriksnya melalui data-data kombinasi log neutron-density dan neutron-
sonic. Dengan demikian dapat diperkirakan karakteristik dari batuan pada
kedalaman tertentu baik dari sifat fisik maupun kimianya.

Anda mungkin juga menyukai