Anda di halaman 1dari 6

METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER

Pribadi Mumpuni Adhi, Almas Hilman Muhtadi, Panji Achmari, Zamzam Ibnu Sina, Iwan Jaya Aziz, Petrus Fajar
Subekti
10207069, 10208068, 10208040, 10208098, 10208084, 10208009
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email : cometmetalics@gmail.com
Asisten : (Doni Herlambang/10207077)
(M. Rizqie Arbie /10207075)
Tanggal Praktikum : (20-03-2011)
Abstrak
Untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan dapat digunakan metode geolistrik. Salah satu metode dari
geolistrik adalah metode tahanan jenis. Dengan mengetahui nilai tahanan jenis (resistivitas) di bawah permukaan
maka dapat ditentukan banyaknya lapisan penyusun dan jenis material penyusun.Metode resistivitas yang
digunakan adalah konfigurasi Wenner. Arus diinjeksikan ke permukaan bawah bumi kemudian diukur nilai beda
potensial listrik dan arus listrik. Sehingga dapat diperoleh nilai resistivitas di bawah permukaan. Didapatkan ba hwa
semakin dalam permukaan maka semakin kecil nilai resitivitasnya dan semakin renggang jarak antar elektroda maka
semakin dalam permukaan yang dapat diukur resistivitasnya. Digunakan software RES2DINV untuk melakukan
inversi data.
Kata Kunci : Konfigurasi Wenner, RES2DINV, Resistivitas
I. Pendahuluan
Praktikum Metode Tahanan Jenis Konfigurasi
Wenner memiliki tujuan :
a. Memahami konsep fisika yang terlibat pada
metode tahanan jenis bawah permukaan tanah.
b. Menentukan sebaran nilai tahanan jenis,
banyaknya lapisan batuan, dan material
penyusun
c. Lapisan bawah permukaan tanah.
d. Memahami interpretasi data yang diperoleh
pada metode tahanan jenis.
e. Memahami penerapan konsep tahanan jenis
untuk keperluan eksplorasi.
Batuan dan mineral yang ada di bumi memiliki sifatsifat listrik seperti; potensial listrik alami, konduktivitas
listrik, dan konstanta dielektrik. Ada berbagai metode
yang dilakukan untuk mengetahui kondisi di bawah
permukaan tanah. Salah satunya adalah metode
geolistrik. Metode ini dapat dijadikan cara untuk
menyelidiki sifat listrik di dalam bumi melaui respon
yang ditangkap dari dalam tanah berupa beda potensial,
arus listrik, dan medan elektromagnetik. Salah satu dari
metode geolistrik ini adalah metode tahanan jenis.
Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu
metode yang cukup banyak digunakan dalam dunia
eksplorasi khususnya eksplorasi air tanah karena
resistivitas dari batuan sangat sensitif terhadap

kandungan airnya dimana bumi dianggap sebagai


sebuah resistor. Metode geolistrik resistivitas atau
tahanan jenis adalah salah satu dari jenis metode
geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan
bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran
listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi.
Metode resistivitas umumnya digunakan untuk
eksplorasi dangkal, sekitar 300 500 m. Prinsip dalam
metode ini yaitu arus listrik diinjeksikan ke alam bumi
melalui dua elektroda arus, sedangkan beda potensial
yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari
hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik, dapat
diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada lapisan di
bawah titik ukur.
Metode Geolistrik resistivitas dilakukan dengan cara
menginjeksikan arus listrik ke permukaan bumi yang
kemudian diukur beda potensial diantara dua buah
elektrode potensial. Pada keadaan tertentu, pengukuran
bawah permukaan dengan arus yang tetap akan
diperoleh suatu variasi beda tegangan yang berakibat
akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa
suatu informasi tentang struktur dan material yang
dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan
menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif
atau seperti perilaku resistor, dimana materialmaterialnya memiliki kemampuan yang berbeda dalam
menghantarkan arus listrik.

Ilustrasi garis ekipotensial yang terjadi akibat injeksi


arus ditunjukkan pada dua titik arus yang berlawanan di
permukaan bumi dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 3. Skema Susunan Alat

Gambar 1. Pola aliran arus dan bidang ekipotensial [1]


Semakin besar jarak antar elektroda menyebabkan
makin dalam tanah yang dapat diukur.
Ada beberapa konfigurasi untuk tahanan jenis
dalam melakukan akuisisi data. Salah satunya adalah
dengan menggunakan konfigurasi Wenner. Konfigurasi
Wenner ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Konfigurasi Wenner[2]


Beda potensial yang terjadi pada MN karena injeksi
arus pada AB dapat dituliskan sebagai berikut:
(1)
*(
*(

)
)

(
(

)+
)+

(2)
(3)

Alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini antara


lain:
1. Elektroda 20 buah
2. Naniura
3. Voltmeter
4. Amperemeter
5. Akumulator
6. Kabel penghubung
Cara pengambilan data adalah yang pertama
tancapkan elektroda pada tempat yang akan diukur
dengan jarak setiap elektroda satu meter. Lakukan pada
dua titik pengamatan. Setelah semua elektroda
ditancapkan maka susun alat seperti pada gambar.
Amperemeter dan voltmeter dihubungkan dengan
elektroda, dan amperemeter juga dihubungkan dengan
Naniura. Naniura dihubungkan dengan sumber
tegangan DC (yang dipakai pada praktikum adalah
akumulator).
Untuk pengambilan data yang pertama adalah jarak
setiap elektroda adalah 1 meter. Apabila alat sudah siap
dan voltmeter dipasang pada menu V, tombol pada
Naniura ditekan sehingga arus mengalir melalui
elektroda-elektroda. Setelah itu geser ke elektroda
berikutnya masih dengan jarak 1 meter dan lakukan
cara yang sama. Kombinasikan jarak elektroda dari
mulai 1 meter hingga 6 meter. Maka akan didapatkan 57
titik pengamatan.

Sehingga
(4)
Dengan
*(

)+

(5)

II. Metode Percobaan


Gambar 4. Cara Pengambilan Data
Lakukan inversi data dengan software RES2DINV.
Sebelumnya lakukan dahulu pengolahan data dengan
software spreadsheet seperti Ms. Excel. Save dalam
format txt kemudian dikonversi ke format dat. Setelah
itu jalankan software RES2DINV lakukan buka menu File

read data files , pilih nama file dengan ekstensi .dat.


Setelah itu pilih menu Inversion Least-square
inversion. Maka akan tampil gambar hasil inversi.
Untuk melakukan koreksi data maka pilih menu Edit
exterminate bad datum points. Eliminasi data yang
buruk, lalu save kembali data dengan nama yang
berbeda. Setelah itu pilih menu Inversion inversion
method and setting choose logarithm of apparent
resistivity use apparent resistivity lalu tekan ok.
Setelah itu pilih menu Inversion Least-square
inversion kembali.
III. Data dan Pengolahan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1
2
3
4
5
6
7
8

M
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
3
4
5
6
7
8
9
10

N
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
5
6
7
8
9
10
11
12

B V(mV) I(mA)
4 1668
140
5
980
116
6 1402
144
7 1222
139
8 1011
108
9 1093
112
10 1008
111
11 1011
103
12 875
93
13 615
69
14 809
79
15 671
78
16 600
65
17 873
92
18 541
67
19 655
86
20 839
93
7
630
173.2
8
618
171.9
9
398
136.5
10 237
92.5
11 202
76.3
12 278
93.6
13 275
92.8
14 375
128.1

74.859665
53.082083
61.17379
55.237787
58.817596
61.317157
57.058115
61.672819
59.115991
56.002304
64.342999
54.051504
57.998634
59.621965
50.734377
47.854493
56.68379
45.709085
45.177528
36.640407
32.197079
33.268766
37.323195
37.238706
36.786799

26 9 11 13 15
278
27 10 12 14 16
220
28 11 13 15 17
201
29 12 14 16 18
206
30 13 15 17 19
220
31 14 16 18 20
275
32 1 4 7 10
200
33 2 5 8 11
160
34 3 6 9 12
153
35 4 7 10 13
107
36 5 8 11 14
131
37 6 9 12 15
160
38 7 10 13 16
188
39 8 11 14 17
205
40 9 12 15 18
131
41 10 13 16 19
139
42 11 14 17 20
119
43 1 5 9 13
91
44 2 6 10 14
123
45 3 7 11 15
113
46 4 8 12 16
95
47 5 9 13 17
102
48 6 10 14 18
102
49 7 11 15 19
161
50 8 12 16 20
157
51 1 6 11 16
84
52 2 7 12 17 98.5
53 3 8 13 18
78
54 4 9 14 19
100
55 5 10 15 20
85
56 1 7 13 19
99
57 2 8 14 20
98
Tabel 1. Data Hasil Percobaan

93.6
74
73
66
74
96
107.9
101
111.1
79.9
88.7
91.4
104.5
117
76.1
86.7
73.1
91.3
124.8
107.8
88
82.7
77
131.3
123.6
103.4
113.9
8.87
106
85.9
120.5
129.7

37.323195
37.35948
34.600555
39.222308
37.35948
35.997416
34.938936
29.860683
25.958434
25.242835
27.83869
32.997034
33.911163
33.027
32.447987
30.220165
30.685324
25.050158
24.77025
26.345081
27.131937
30.998061
33.292722
30.817756
31.924275
25.521642
27.168295
276.26181
29.637667
31.086772
30.972714
28.485065

Menggunakan software RES2DINV, maka akan


dihasilkan hasil inversi data seperti pada gambar 6
berikut ini

Gambar 5. Hasil Inversi Menggunakan Software RES2DINV


IV. Analisis
Resistivitas semu (apparent resistivity) dipengaruhi
oleh jenis batuan yang berada di bawah permukaan.
Apabila batuannya lebih berongga maka nilai
resistivitasnya besar, sedangkan apabila batuan lebih
kompak maka nilai resistivitasnya akan lebih kecil.
Batuan yang lebih kompak akan lebih mudah
mengalirkan arus daripada batuan yang berongga,
sehingga nilai resistivitas batuan yang kompak akan
lebih kecil. Resistivitas terhadap kedalaman tidak dapat
kita peroleh hubungan secara langsung, karena masih
tergantung dari jenis batuan yang dikandung di bawah
permukaannya. Pada umumnya semakin ke dalam
permukaan bumi maka batuan akan semakin kompak.
Oleh karena itu resistivitas akan semakin kecil.
Dari sumber yang didapatkan, pengaruh jenis
material terhadap resistivitas disajikan dalam tabel
Material
Ashes
Clay soil - 40% moisture
Clay soil - 20% moisture
Clay London
Clay - very dry
Chalk
Coke
Consolidated Sedimentary rocks
Garden earth 50% moisture
Garden earth 20% moisture
Gravel - well graded
Gravel - poorly graded
Gravel clay mixture
Peat

Resistivity -m
3.5
7.7
33
4-20
50-150
50-150
0.2-8
10-500
14
48
900-1000
1000-2500
50-400
45-200

Sand - 90% moisture


Sand - normal moisture
Sand clay mixture
Surface Limestone
Tabel 2 Tipe Resistivitas Tanah [2]

130
300-800
200-400
100-10,000

Apabila dilihat dari gambar 5 hasil inversi


menggunakan software RES2DINV, lapisan yang paling
atas memiliki nilai resitivitas yang lebih tinggi
dibandingkan lapisan yang berada di bawahnya. Berarti
dapat diartikan bahwa lapisan yang paling atas terdiri
dari bahan yang apabila diinjeksikan arus maka dia akan
lebih menghambat arus tersebut. Bahan tersebut adalah
batuan yang lebih keras dibandingkan dengan batuan
yang berada di lapisan di bawahnhya.
Warna yang ungu tua menunjukkan bahwa
resistivitasnya paling tinggi. Tetapi warna ungu tersebut
tidak tersebar merata, hanya ada di beberapa daerah
saja dan tidak dalam. Dapat dianalisis bahwa warna
ungu adalah campuran tanah lempung dengan kerikil.
Karena saat pengambilan data di lapangan terdapat
kerikil-kerikil di beberapa tempat (tidak semua)
pengambilan data.
Selanjutnya warna yang lebih tua yaitu kuning,
sampai merah yaitu lapisan paling atas terdiri dari tanah
gambut (peat). Tanah gambut adalah tanah yang subur
yang banyak ditanami oleh tumbuhan. Dapat dilihat dari
tempat pengambilan data di lapangan sipil, tempat
pengambilan data berada di atas lapangan rumput.
Untuk warna hijau, merupakan transisi dari tanah
gambut ke tanah lempung (clay). Tanah lempung terdiri
dari dua jenis, yaitu tanah lempung kering dan tanah
lempung basah. Tanah lempung basah ditunjukkan
dengan warna biru. Adanya tanah lempung basah
disebabkan hujan yang terjadi malam sebelum

praktikum sehingga menyebabkan air lebih tersimpan di


lapisan yang paling bawah. Namun terjadi anomali yang
ditunjukkan oleh warna biru yang lebih cerah
dibandingkan dengan yang di sekitarnya. Analisisnya
mengapa bisa terjadi anomali adalah karena tempat
pengambilan data berada di lapangan Sipil yang dekat
dengan pohon. Warna biru yang lebih muda
menunjukkan adanya akar pohon yang menyerap air
sehingga tanah lempungnya menjadi lebih kering
dibandingkan dengan yang berada di sekitarnya.
Jadi secara umum ada dua lapisan, yaitu lapisan
tanah gambut dan lapisan tanah lempung. Tanah
lempung dapat dibagi menjadi dua lapisan yaitu tanah
lempung kering dan tanah lempung basah. Sementara
itu di atas permukaan terdapat kerikil-kerikil, tetapi
tidak termasuk dalam kategori lapisan tanah.
Hubungan antara jarak a atau jarak antar elektroda
terhadap kedalaman dapat dilihat pada gambar 2. Dari
gambar 2 dapat diambil interpretasi bahwa semakin
lebar jarak a maka kedalaman yang dapat diukur pun
semakin dalam. Hal ini sesuai juga dengan hasil inversi
yang didapat yang disajikan dalam gambar 5. Dari
gambar 5 dapat dilihat bahwa hasil inversi semakin
mengerucut ke bawah, hal ini disebabkan pengambilan
data untuk a
yang lebih besar lebih sedikit
dibandingkan dengan a yang lebih kecil.
V. Simpulan
Didapatkan dari praktikum
a. Kondisi di bawah permukaan dapat ditentukan
dengan melihat nilai resistivitasnya. Semakin
besar nilai resitivitasnya maka arus semakin sulit
mengalir. Batuan yang berpori dan berongga
memiliki resistivitas yang tinggi dibandingkan
batuan yang kompak.
b. Struktur tanah pada lapangan Sipil ITB memiliki
dua lapisan, lapisan pertama adalah tanah
gambut dan lapisan kedua adalah tanah
lempung.
c. Resistivitas bergantung terhadap jenis batuan
yang ada di bawah permukaan. Semakin dalam
permukaan nilai resistivitas semakin kecil.
d. Jarak antara elektroda, apabila semakin
renggang maka semakin dalam resistivitas yang
dapat diukur di bawah permukaan.

Pustaka
[1] Bulkis Kanata dan Teti Zubaidah. 2008. Aplikasi
Metode Geolistrik Jenis Konfigurasi WennerSchlumberger untuk Survey Pipa Bawah Permukaan.
Tersedia :
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/bulkis%20_7_%281%
29.pdf (tanggal akses 22 Maret 2011)
[2] http://appliedgeophysics.lbl.gov/dc/em44.pdf
(tanggal akses 22 Maret 2011)

[3]http://community.myelectrical.com/wikis/myelectric
alwiki/earth-resistivity/revision/1.aspx (tanggal akses 22
Maret 2011)

Lampiran
The Use of Wenner Configuration to Monitor Soil Water Content
Menggunakan Konfigurasi Wenner untuk Memonitor Kandungan Air Tanah

Para insinyur, ahli agronomi, dan professional yang lainnya, pada bidang pekerjaan mereka membutuhkan
pengetahuan untuk mengetahui kuantitas air di dalam tanah dan mereka perlu bisa mengukurnya secara cepat,
mudah, dan akurat. Menentukkan kandungan air biasanya diselesaikan dengan metode langsung dan tak langsung.
Metode untuk menentukkanya bisa menggunakan konfigurasi Wenner.

Metode konfigurasi Wenner merupakan metode tak langsung, yang mengukur kandungan air tanah sebagai
fungsi dari resistivitas tanah (Rs ). Digunakan empat probe beso yang ditancapkan ke dalam tanah dengan
penempatan seperti pada gambar 1. Resisitivitas tanah (pada tempat yang diuji) dapat ditentukan dengan
mengalirkan arus ke dalam tanah melalui elektroda-elektroda. Resistansi R diukur melalui perubahan tegangan
antara jarak elektroda horizontal dengan arus yang tercipta dari medan listrik pada elektroda-elektroda. Dengan
tanah yang homogen, resistivitas tanah menurut Neidle dapat dihitung dengan
Rs = 4aR = 12.6aV/I
dimana Rs merupakan resistivitas tanah dalam (ohm-cm), R merupakan resistansi tanah (ohm), V adalah tegangan
(V), I adalah arus (A), a merupakan jarak elektroda (cm) = 10b , dan b the kedalaman elektroda (cm).

Gambar 1. Metode Eksperimen


Dari nilai resistivitas yang didapatkan maka akan dapat dilihat kandungan air dalam tanah. Semakin basah tanahnya
maka resistivitasnya akan semakin kecil.
Pustaka
S.K. Agodzo , P.Y. Okyere and K. Kusi-Appiah. The Use of Wenner Configuration to Monitor Soil Water Content. 2003.
Lecture given at the College on Soil Physics Trieste, 3 21 March 2003. Tersedia
http://users.ictp.it/~pub_off/lectures/lns018/01Agodzo1.pdf (tanggal akses 22 Maret 2011)

Anda mungkin juga menyukai