A5 1 PDF
A5 1 PDF
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
MODUL
SPESIFIK
6.
MANAJEMEN
PUSKESMAS
A. Deskripsi
Singkat
Mengelola
puskesmas
sebagai
satu
unit
organisasi
yang
didalamnya
terdapat
sumber
daya
manusia,
peralatan,
anggaran
dan
program
program
kegiatan
dan
lingkungan
internal
dan
eksternal
memerlukan
ilmu
manajemen.
Manajemen
diterjemahkan
dalam
tiga
rangkaian
utama
yaitu
P1
Perencanaan,
P2
Penggerakan
dan
pelaksanaan
serta
P3
Pengawasan,
pengendalian
dan
Penilaian.
Langkah
pertama
dalam
mekanisme
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas
adalah
menyusun
RUK
yang
meliputi
usulan
kegiatan
wajib
dan
usulan
kegiatan
pengembanga.
RUK
yang
telah
tersusun
dibahas
di
dinas
kesehatan
kab/kota
diajukan
ke
pemda
melalui
dinkes.
Selanjutnya
RUK
yang
sudah
terangkum
dalam
usulan
dinkes
akan
diajukan
ke
DPRD
untuk
memperoleh
dukugan
pembiayaan
dan
dukungan
politis
Dalam
penyelenggaraan
program/upaya
kesehatan
pokok
di
puskesmas
berdasarkan
rencana
yang
ada
dilakukan
pengorganisasian.
Dalam
pelaksanaan
program
kegiatan
harus
jelas
siapa
yang
menjadi
unsur
pimpinan
dan
siapa
yang
menjadi
unsur
supervisor,
dan
siapa
yang
menjadi
unsur
pelaksana.
dan
perlu
dibangun
komitmen
serta
koordinasi
perlu
dikembangkan
di
puskesmas
melalui
lokakarya
mini
bulanan
dan
lokakarya
mini
tribulanan.
Untuk
mengukur
kinerja
program
atau
pencapaian
program
maka
harus
dituangkan
dalam
dokumen
penilaian
kinerja
puskesmas
dengan
menghitung
hasil
capaian
dari
standart
pelayanan
minimal
dari
enam
upaya
kesehatan
wajib.dan
upaya
pengembangan
yang
diprioritaskan
sesuai
kebutuhan
di
wilayah
kerjanya.
Agar
dicapai
pelayanan
yang
bermutu
dan
berkinerja
tinggi,
untuk
itu
prinsip
dasar
mutu
dan
peningkatan
kinerja
perlu
dipahami
oleh
manajer
puskesmas
dan
staff,
salah
satu
diantaranya
juga
penyusunan
standar
prosedur
operasional
untuk
tiap
unit
pelayanan
Modul
1
akan
membahas
empat
pokok
bahasan
utama,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
B. Tujuan
Pembelajaran:
a. Tujuan
pembelajaran
umum:
Peserta
latih
memahami
manajemen
pengelolaan
di
puskesmas
dengan
melakukan
penyusunan
perencanaan,
melaksanakan
penggerakan
pelaksanaan
berdasarkan
rencana
kerja,
melaksanakan
penilaian
kinerja
puskesmas
berdasarkan
SPM
yang
ada,
serta
melaksanakan
pelayanan
kesehatan
yang
bermutu
dengan
berlandaskan
pada
dokumen
SOP
yang
ditetapkan.
b. Tujuan
pembelajaran
khusus:
1. Peserta
memahami
tahapan
dalam
penyusunan
perencanaan
puskesmas
2. Peserta
mampu
menyelenggarakan
lokakarya
mini
bulanan
dan
tribulanan
puskesmas
untuk
menggalang
komitmen
dan
koordinasi.
3. Peserta
mampu
memahami
tehnik
penilaian
kinerja
berdasarkan
SPM
(
standar
pelayanan
minimal
)
4. Peserta
mampu
meberikan
pelayanan
bermutu
berdasarkan
SOP
yang
telah
ditetapkan
C. Alokasi
Waktu:
Alokasi
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
pembelajaran
dan
memahami
modul
ini
adalah
pada
minggu
pertama
e-learning.
D. Pelatih/Narasumber:
Mentor
lokal,
dan
fasilitator/narasumber
dari
lembaga
konsultan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
POKOK
BAHASAN
I
PERENCANAAN
TINGKAT
PUSKESMAS
I. Pengantar
Langkah
pertama
dalam
mekanisme
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas
adalah
menyusun
RUK
yang
meliputi
usulan
kegiatan
wajib
dan
usulan
kegiatan
pengembanga.
RUK
yang
telah
tersusun
dibahas
di
dinas
kesehatan
kab/kota
diajukan
ke
pemda
melalui
dinkes.
Selanjutnya
RUK
yang
sudah
terangkum
dalam
usulan
dinkes
akan
diajukan
ke
DPRD
untuk
memperoleh
dukugan
pembiayaan
dan
dukungan
politis
II. Tujuan
Pembelajaran
1. Tujuan
Pembelajaran
Umum
Setelah
selesainya
pembahasan
modul
perencanaan
tingkat
puskesmas
peserta
mempunyai
ketrampilan
dalam
menyusun
perencanaan
kegiatan
tahunan
berdasarkan
fungsi
dan
asas
penyelenggara
Tujuan
Khusus:
setelah
selesainya
pembahasan
modul
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas,
perserta
latih
mempunyai
kompetensi:
ehnik
pengorganisasian
ini
peserta
latih
mampu
menerapkan
pengorganisasian
dengan
benar
dilingkungan
organisasinya
sesuai
tunturan
dan
perubahan
lingkungan
2. Tujuan
Pembelajaran
Khusus
Setelah
selesainya
pembahasan
modul
Perencanaan
Puskesmas,
perserta
latih
diharapkan
mempunyai
kompetensi:
1. Mampu
menjelaskan
tahapan
perencanaan
puskesmas
2. Mampu
menganalisis
data
sebagai
bahan
penyusunan
rencana
kegiatan
program
puskesmas.
3. Mampu
memanfaatkan
data
kesehatan
dan
hasil
evaluasi
kinerja
untuk
menyusun
rencana
kegiatan
puskesmas.
4. Mampu
menyusun
RUK
Puskesmas
untuk
tahun
berikutnya
5. Mampu
menyusun
RPK
setelah
diterimanya
alokasi
sumber
daya
untuk
kegiatan
tahun
berjalan
dari
berbagai
sumber
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
4. Manajemen
Perencanaan
Puskesmas
Perencanaan
adalah
suatu
proses
sistematik
untuk
menentukan
masalah,
memperhitungkan
sampai
berapa
jauh
masalah
dianggap
sebagai
kebutuhan
yang
harus
dipecahkan,
memformulasikan
tujuan
(goals)
dan
sasaran
(objektives)
yang
realistik
untuk
mengurangi
masalah
tersebut,
memilih
alternative,
menetapkan
strategi
intervensi
program,
merinci
program
dalam
kegiatan,
dan
menilai
hasil-
hasil
program
yang
dilaksanakan.
Perencanaan
adalah
proses
penyusunan
rencana
tahunan
Puskesmas
untuk
mengatasi
masalah
kesehatan
di
wilayah
kerja
puskesmas.
Rencana
tahunan
puskesmas
dibedakan
atas
dua
macam.
a. Pertama,
rencana
tahunan
upaya
kesehatan
wajib.
b.
Kedua,
rencana
tahunan
upaya
kesehatan
pengembangan.
Perencanaan
tingkat
puskesmas
adalah
Suatu
proses
penyusunan
rencana
kegiatan
puskesmas
pada
tahun
yang
akan
datang
yang
dilakukan
secara
sistematis
untuk
mengatasi
masalah
atau
sebagian
masalah
kesehatan
masyarakat
diwilayah
kerjanya
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Upaya kesehatan
target
Indikator
Keberhasilan
Sbr
biaya
dana
alat
tenaga
Kia/KB
Pengobatan
Gizi
Kesling
P2M
Promkes
Catatan
Pelatih
:
lakukan
identifikasi
masalah
yang
ada
di
puskesmas
sdr
?,
kemudian
buatlah
cara
memprioritaskan
daftar
masalah
tersebut
menggunakan
metode
yang
sdr
pahami
?
Bilamana
sudah
memperoleh
urutan
prioritas
masalah
lakukan
analisa
penyebab
terjadinya
masalah
gunakan
diagram
tulang
ikan
untuk
setiap
masalah,
Akhirnya
buatlah
akternatif
kegiatan
yang
paling
mungkin
dapat
dilakukan
di
puskesmas
sdr
untuk
setiap
program.
4. Tahap
/langkah
penyusunan
rencana
pelaksanaan
kegiatan
Bahan
pertimbangan
utama
dalam
menyusun
rencana
pelaksanaan
adalah
pertimbangan
kemampuan
sumber
daya
yang
dimiliki
puskesmas
seperti
tenaga
,
peralatan
dan
dana
serta
metode.
a. mempelajari
alokasi
kegiatan
dan
biaya
yang
disetujui
b. membandingkan
alokasi
kegiatan
yang
disetujui
dengan
RUK
yang
diusulkan
dan
situasi
pada
saat
penyusunan
RPK
c. menyusun
rancangan
awal,
rincian
dan
volum
kegiatan
serta
sumber
daya
pendukung
menurut
bulan
lokasi
dan
pelaksanaan
d. mengadakan
lokakarya
mini
tahunan
e. Membuat
RPK
yang
telah
disusun
dalam
bentuk
matriks
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
no
Upaya kesehatan
kegiatan
Tujuan
target
Vol
Rincian
kegiatan
pelaks
Lokasi
Tenaga
pelaks
plksana
jadwal biaya
Kia /KB
Pengobatan
Gizi
P2M
Kesling
Promles
Dari
uraian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
dalam
pentahapan
PTP
meliputi.
4
langkah,
yaitu
:
1. Tahap
persiapan
2. Tahap
Analisis
Masalah
3. Tahap
Penyusunan
Rencana
Usulan
kegiatan
(RUK)
4. Tahap
Penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Kegiatan
(RPK)
Sebagai
gambaran
utuh
maka
pemahaman
siklus
pemecahan
masalah
dan
pngambilan
keputusan
dapt
diuraikan
sebagai
berikut
ini,
yang
merupakan
prasyarat
bagi
peningkatan
kemampuan
pimpinan
dan
staf
di
puskesmas
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
10
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Penetapan Masalah
Prioritas Masalah
Kesenjangan
Penilaian
Analisa Penyebab
Pemecahan
Masalah
Tujuan
/
Sasaran
Pelaksanaan
Alternatif
Pemecahan
Rencana
Pelaksanaan
Pengambilan Keputusan
Untuk
lebih
jelasnya
tahapan
dan
langkah-langkah
pemecahan
masalah
dapat
diuraikan
sebagai
berikut
:
I.
PENGERTIAN
MASALAH
Untuk
mengetahui
apakah
itu
masalah
maka
perlu
diketahui
mengenai
pengertian
masalah
yaitu
adnya
kesenjangan
antara
harapan
/
tujuan
yang
ingin
dicapai
dengan
kenyataan
yang
sesungguhnya
sehingga
menimbulkan
rasa
tidak
puas
dan
merasa
bertanggung
jawab
untuk
menanggulanginya.
Dengan
demikian
untuk
memutuskan
adanya
masalah
ada
3
syarat
yang
harus
dipenuhi,
yaitu
:
1. Adanya
kesenjangan
2. Adanya
rasa
tidak
puas
3. Adanya
rasa
tanggung
jawab
untuk
menanggulangi
masalah
Didalam
penetapan
masalah
harus
diketahui
keadaan
yang
diinginkan
berupa
sesuatu
yang
ideal
baik
berupa
Konsep,
target,
standar
dan
keadaan
sebenarnya,
dari
hasil
pengumpulan
data
berupa
wawancara
,
observasi,
pengukuran
maupun
angket.
Hasil
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
11
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
= 80 %
= 60 %
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
12
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Nilai
total
merupakan
hasil
perkalian
C
x
A
x
R
x
L,
urutan
ranking
atau
prioritas
adalah
nilai
tertinggi
sampai
nilai
terendah.
NO
II.
MASALAH
NILAI
RANK
12
Balita BGM
36
12
24
16
45
ANALISA
FAKTOR
PENYEBAB
MASALAH
Dalam
penentuan
prioritas
masalah
kita
telah
menemukan
5
masalah
yang
akan
ditanggulangi,
untuk
itu
dalam
Analisa
Penyebab
Masalah
dilakukan
diskusi
yang
masing-masing
kelompok
beranggotakan
antara
3
orang
sampai
7
orang.
Untuk
analisadapat
dilakukan
dengan
memilih
metode
yang
dipahamai
antara
lain
diagram
tulang
ikan
atau
dengan
pendekatan
sistem
analisa
masalah
dan
penyebabnya.
Masalah
selalu
dimunculkan
pada
output
(prestasi
kerja)
hal
ini
dapat
dilihat
pada
hasil
penghitungan
cakupan
dari
standar
pelayanan
minimal
yaituhasil
kegiatan
selama
bulan
berjalan
dibagi
sasaran
dikalikan
100
prosen
pada
variabel
dan
sub-sub
variabel.
Penyebabnya
terdapat
pada
proses
manajemen
(PI,
P2
dan
P3),
sedangkan
lingkungan
dan
sumber
daya
merupakan
faktor
yang
berpengaruh
dan
perlu
dipertimbangkan
dalam
pemecahan
masalah.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
13
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Penyebab
Masalah
Proses
Sumber daya
Lingkungan
14
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Alternatif Kegiatan
2. Mengusahakan tenaga
3. Peningklatan pengetahuan
IV.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Setelah
kita
mengembangkan
berbagai
altematif
untuk
pemecahan,
maka
kegiatan
selanjutnya
berupa
penyaringan
kegiatan
dengan
menggunakan
pertimbangan
(
Syarat
mutlak
).
Persyaratan
mutlak
yang
harus
dipenuhi
oleh
keputusan
yang
akan
k ita
h asilkan
b iasanya
m enyangkut
d ua
h al
yaitu
:
output
(
hasil
)
input
(
Sumber
daya
)
Langkah
pertama
1.
2.
15
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
mutlak
berikan
nilai
I
apabila
dapat
dilaksanakan
dan
nilai
0
apabila
tidak
dapat
dilaksanakan
.
Penyaringan
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan
dalam
rangka
Peningkatan
cakupan
imunisasi.
Kriteria
No
Alternatif Kegiatan
Hasil
dpt
Di
dlm
wkt
4
bln
Biaya
dpt
Ditanggung
Puskesmas
Teknologi
yang
dikuasai
Hasil
Meningkatkan
Penyuluhan
di
masyarakat
Jika
salah
satu
dari
kegiatan
tersebut
tidak
memenuhi
persyaratan
kriteria
mutlak
(
nilainya
=
0)
Maka
kegiatan
tersebut
langsung
disingkirkan,
sehingga
untuk
pengambilan
keputusan
di
atas
maka
kegiatan
yang
memenuhi
kriteria
mutlak
adalah
:
Konsultasi
Penyusunan
POA
dengan
Dinkes
kab
Penyusunan
POA
bersama
di
Puskesmas
Mengusulkan
tenaga
jurim
tambahan
ke
pemda
Efisiensi
tenaga
yang
ada
Kerja
sama
dengan
tokoh
Masyarakat
Meningkatkan
penyuluhan
di
Masyarakat
.
Kriteria
keinginan:
Kriteria
Yang
dipergunakan
untuk
memilih
keputusan
yang
paling
tepat,
terhadap,
altmatif
yang
telah
lolos
dari
kriteria
mutlak
yang
biasanya
memuat
persyaratan
tehnis
pelaksanaan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
16
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Contoh
:
Biayanya
murah.
Mudah
dilaksanakan
oleh
staf
Puskesmas
Bersifat
mendidik.
Langkah
kedua:
1.
2.
3.
bobot
10
bobot
8
bobot
6
Kriteria keinginan
Kegiatan
Biaya
Mudah
murah
dilaksanakan mendidik
( 10 )
( 8 )
( 6 )
Konsultasi POA
5 x 10
6 x 8
7 x 6
140
Penyusunan POA
7 x 10
6 x 6
6 x 6
146
Mengusulkan tenaga
Efisiensi tenaga
7 x 10
6 x 8
6 x 8
136
Kerjasama dengan
6 x 10
4 x 8
5 x 6
122
Tokoh Masyarakat
5 x 10
5 x 8
6 x 6
126
Kerjasama LS
5 x 10
6 x 8
6 x 6
134
Bersifat
Jumlah
Dari
hasil
diatas
maka
Keputusan
yang
diambil
untuk
kegiatan
meningkatkan
cakupan
imunisasi
adalah
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
17
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
V.
VI.
PENILAIAN
Matrik
Penilaian
Kriteria
Indikator
Standar
Pengukuran
Data
Hasil
Kriteria
:
Adalah
ciri
dari
subyek
yang
akan
dinilai,
bisa
kriteria
input,
proses,
output,
dampak.
Indikator
:
Variabel/subvariabel
yang
memberi
petunjuk
adanya
perubahan
dari
kriteria.
Standart
:
Tingkat
/
level
yang
dipakai
untuk
membanding
dari
variabel
/
sub
variabel
pada
Indikator.
Pengukuran
:
Perhitungan
yang
digunakan
dapat
berupa
rate-
ratio
proporsi
/
presentasi
atau
rumus
lain.
Data
:
Data
yang
diperoleh
pada
saat
pelaksanaan
evaluasi
berupa
keadaan
yang
sebenarnya.
Hasil
:
Merupakan
interprestasi
dari
data
sesudah
dibandingkan
dengan
standar
yang
telah
ditentukan
berupa
efektifitas
atau
efisiensi.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
18
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Contoh
:
Kriteria
Indikator
Standar
Output
cakupan
Imunisasi
Jml
bayi
Jml
bayi
yang
yang
direncanakan
diimunisasi
mendapat
imunisasi
Pengukuran
Data
Hasil
Jml
bayi
diimunisasi
dibanding
jml
bayi
yang
ada
300
x 100
130 % efektif
230
Input
Transformasi
input-output
dana
yang
tersedia
dibanding
bayi
yang
di
imunisasi
Dana
yang
ada
tahun
ini
Rp.
24.000,-
Output
:
Jumlah
bayi
yang
diimunisasi
th
ini
:
300
Dana
yang
tersedia
tahun
lalu
Rp.
23.000,-
Output
:
Jumlah
bayi
yang
diimunisasi
th
lalu
:
230
Jumlah
dana
yang
dibagi
jumlah
bayi
yang
diimunisasi
tahun
ini
24000/300
80 %
X 100 %
23000/300
Jml
dana
dibagi
jml
bayi
yang
diimunisasi
tahun
lalu
Rencana
Pelaksanaan
dan
Pengendalian
Langkah-langkah
pelaksanaan
dan
pengendalian
adalah
sebagai
berikut
:
1).
Pengorganisasian
Menetapkan
para
penanggung
jawab
dan
para
pelaksana
untuk
setiapkegiatan
serta
untuk
setiap
satuan
wilayah
kerja.
2).
Penyelenggaraan
Pelaksana
yang
telah
ditetapkan
pada
pengorganisasian,
ditugaskan
menyelenggarakan
kegiatan
Puskesmas
sesuai
dengan
rencana
yang
telah
ditetapkan.
a).
Mengkaji
ulang
rencana
pelaksanaan
yang
telah
disusun
terutama
yang
menyangkut
jadwal
pelaksanaan,
target
pencapaian,
lokasi
wilayah
kerja
dan
rincian
tugas
penanggung
jawab
dan
pelaksana.
b).
Menyusun
jadwal
kegiatan
bulanan
untuk
tiap
petugas
sesuai
dengan
rencana
pelaksanaan
yang
telah
disusun.
Beban
kegiatan
Puskesmas
harus
terbagi
habis
dan
merata
kepada
seluruh
petugas.
c).
Menyelenggarakan
dan
melaksanakan
kegiatan
sesuai
dengan
jadwal
yang
telah
ditetapkan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
19
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
20
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
21
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
22
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Status
gizi
kurang
ada
12
balita
serta
5
balita
menderita
gizi
buruk,
ada
5
kematian
bayi
karena
TN,
serta
MMR
2,
sedangkan
kematian
umum
12
orang
Dari
data
Standar
Pelayanan
Minimal
Puskesmas
dari
bulan
Januari
s/d
desember
2012
cakupannya
adalah
:
1. KIA
:
a. Cakupan
kunjungan
K
1
(97,66%
)
b. Cakupan
kunjungan
K
4
(96,09%)
c. Cakupan
pertolongan
persalinan
oleh
nakes
(
98,91
%)
d. Cakupan
pemeriksaan
kesehatan
siswa
TK,
kelas
1
SMP,
SMA
dan
setingkat
(
105
%
)
e. Cakupan
pelayanan
usila
dan
prausila
(24,49
%)
2. GIZI
a. Pemantauan
balita
yang
datang
dan
ditimbang
(D/S)
(88,93%)
b. Balita
gizi
buruk
yang
mendapat
perawatan
(
100
%
)
c. Cakupan
bufas
yang
mendapat
kapsul
vitamin
A
(
99,18
%
)
3. KESEHATAN
LINGKUNGAN
:
a. Rumah
sehat
(45,34%)
b. Penduduk
yang
memanfaatkan
jamban
(
18,66
%)
4. P2M
:
a. Penderita
malaria
diobati
(
100
%
)
b. Penemuan
kasus
TB
BTA
(+)
(
Case
Detection
Rate
)
(
83,33
%
)
c. Cakupan
Balita
dengan
pneumonia
yang
ditemukan/ditangani
(
13,46
%)
d. Balita
dengan
diare
yang
ditangani
sesuai
standar
(
387,10
%
)
e. Jumlah
bumil
yang
mendapat
TT1
(
23,70
%)
f. Jumlah
bumil
yang
mendapat
TT
2
(
27,08
%)
5. PROMOSI
KESEHATAN
:
a. Bayi
yang
mendapat
ASI
eksklusif
(22,07%)
b. Jumlah
kunjungan
ke
posyandu
(100%)
c. Frekuensi
pembinaan
(100%)
d. Jumlah
kader
terlatih
(100%)
e. Penyuluhan
HIV/
AIDS
di
sekolah
(85,71%)
f. Penyuluhan
NAPZA
dan
HIV/
AIDS
oleh
petugas
kesehatan
(6,94%)
Catatan
pelatih
peserta
sesuai
kelompok
puskesmas
masing
masing
membaca
kasus,
kemudian
mengidentifikasi
masalah,
dilanjutkan
menetapkan
prioritas
masalah
Dengan
metode
CARL,
dilanjutkan
mengkaji
penyebab
tiapmasalah
dengan
alat
manajemen
Diagram
tulang
ikan
atau
pendekatan
sistem,
kemudian
menyusun
alternatif
sehingga
tersusun
Rencana
Usulan
kegiatan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
23
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
VII.
Penugasan
(
harus
sudah
dikirim
via
email
pada
akhir
minggu
ke
tiga
)
1. Lakukan
analisa
data
diatas,
kemudian
buatlah
prioritas
masalahnya,
serta
lakukan
kajian
analisa
penyebab
masalah
2. Gunakan
data
yang
sudah
dianalisis
sebagai
sumber
informasi
dan
manfaatkan
data
kesehatan
dan
hasil
evaluasi
kinerja
untuk
menyusun
rencana
kegiatan
puskesmas
3. Diskusikan
dalam
kelompok
,
kemudian
Buatlah
RUK
Puskesmas
untuk
tahun
berikutnya
4. Diskusikan
upaya
dalam
menyusun
RPK
setelah
diterimanya
alokasi
sumber
daya
untuk
kegiatan
tahun
berjalan
dari
berbagai
sumber
VIII.
Penutup
Perencanaan
puskesmas
wajib
dibuat
oleh
setiap
puskesmas
sebagai
bahan
kajian
yang
akan
dicapai
selama
kurun
waktu
satutahun
kedepan.
Perencanaan
ini
berisi
identifikasi
potensi
kekuatan
sumber
daya
puskesmas
dan
peluang
peluang
yang
ada
di
lingkungan
kecamatan.
Diasmping
masalah
masalah
cakupan
hasil
kerja
yang
ada,
kemudian
diprioritaskan.
Setiap
masalah
berdasarkan
urutan
prioritas
dilakukan
analisa
penyebab
masalahdengan
diagram
tuulang
ikan,
kemudian
disusun
alternatif
pemecahannya.
Dengan
mempertimbangkan
alokasi
sumber
daya
dan
tenaga
serta
dana
IX. Evaluasi:
1. Ketepatan
waktu
penyerahan
tugas
Kualitas
tugas
yang
menunjukkan
bahwa
linatih
dapat
memahami
secara
runtut
Kepustakaan
Depkes
RI,
Pedoman
Perencanaan
Tingkat
Puskesmas,
2006
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
UI
dan
Depkes
RI,
Modul
Perencanaan
Kesehatan
Dati
II,
Jakarta,
1988.
Trihono,
Manajemen
Puskesmas
berbasis
Paradigma
Sehat,2005
Kepmenkes
nomor
128/Menkes/SK/II/2004
Kebijakan
dasar
Pusat
Kesehatan
Masyarakat.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
24
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
POKOK
BAHASAN
II
LOKAKARYA
MINI
PUSKESMAS
I.
Pengantar
Peningkatan
kinerja
organisasi
sebagaimana
telah
dikemukakan
adalah
perbaikan
proses
kerja,
upaya
yang
dapat
ditempuh
antara
lain
dengan
Reformasi
dipemerintahan
termasuk
reformasi
sektor
kesehatan
yang
pada
dasarnya
adalah
melakukan
sesuatu
perubahan
secara
mendasar
dan
komprehensif,
membutuhkan
perubahan
cara
berfikir
dari
berbagai
pihak
yang
berkaitan
dengan
sektor
kesehatan,
mulai
dari
para
birokrat,
pembuat
keputusan
sampai
denga
pelaksana
di
lapangan.
Optimalisasi
hubungan
kerja
antar
unit
di
puskesmas
dilakukan
dengan
wadah
kegiatan
lokakarya
mini
,
didalammnya
termuat
penggalangan
komitmen
untuk
mencapai
visi
dan
misi
organisasi
dan
penggalangan
kerjasama
lintas
program
dan
lintas
sektor
di
wilayah
kecamatan.
Sehingga
kegiatan
pembangunan
kesehatan
yang
multi
dimensi
problem
mampu
diatasi
secara
komprehensif
dengan
melibatkan
sektor
sektor
lain
di
luar
kesehatan.
Melalui
pembelajaran
ini
puskesmas
diharapkan
mampu
meningkatkan
kemampuan
petugas
dalam
mengelola
kerja
sama
tim
internal
puskesmas
dan
lintas
sektor.
II.
Tujuan
Pembelajaran
a. Tujuan
Umum
Umum
Setelah
selesainya
pembahasan
modulLokakarya
Mini
Puskesamas,
peserta
latih
mampu
melaksanakan
kegiatan
Lokarya
Mini
Puskesmas
b. Tujuan
Pembelajaran
Khusus
setelah
selesainya
pembahasan
modul
Lokakarya
mini
puskesmas
peserta
latih
mampu:
1. Peserta
mampu
menggalang
komitmen
dalam
tim
kerja
2. Peserta
mampu
melaksanakan
pertemuan
bulanan
puskesmas
3. Peserta
mampu
melaksanakan
pertemuan
tribulanan
dengan
lintas
sektor
kecamatan
4. Peserta
mampu
melaksanakan
kerja
sama
tim
baik
lintas
program
maupun
lintas
sektor.
5. Peserta
mampu
memantau
hasil
kegiatan
Puskesmas
sesuai
dengan
perencanaan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
25
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
6.
7.
8.
V.
Pelatih:
Tutor
lokal
fasilitator
lembaga
konsultan
dan
NS
sesuai
materi
konsorsium.
VI.
Bahan
Ajar:
A. Pendahuluan
Mengapa
perlu
penggalangan
tim
dan
lokakarya
mini
di
instansi
dalam
menjalankan
manajemen.
Tim
kerja
dalam
alam
organisasi
moderen
perlu
ditumbuh
kembangkan,
hal
ini
sejalan
dengan
teori
manajemen
bahwa
sinergi
kelompok
yang
kuat
akan
menciptakan
hasil
prestasi
kerja
yang
jauh
lebih
bermakna
daripada
kerja
perbagian
/
sektor.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
26
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Puskesmas
sebagai
unit
organisasi
yang
terdiri
atas
7
unit
fungsional
yang
memiliki
karakteristik
kerja
berbeda
,
perbedaan
karakteristik
ini
untuk
menuju
atu
visi
yang
sama
sehinga
perlu
membangun
komitmen
untuk
menjadi
tim
kerja
puskesmas.
Upaya
ini
salah
satunya
dengan
mengoptimalkan
fungsi
manajemen
Penggerakan
pelaksanaan
di
tingkat
puskesmas
disepakati
dengan
istilah
Lokakrya
mini.
B. Hakikat
Lokarya
mini
Penerapan
manajemen
penggerakan
pelaksanaan
dalam
bentuk
lokakarya
mini
bulanan
rutin
dengan
forum
pertemuan
semua
staf
dan
pimpinan
di
puskesmas
dilaksanakan
untuk
saling
menyampaikan
hasil
kinerja
antar
unit,
sehingga
persoalan
yang
dihadapi
tiap
unit
dapat
dipecahkan
bersama
dengan
memberikan
saran
serta
masukan
untuk
mengatasi
masalah.
Lokakarya
mini
bulanan
pertama
pada
dasarnya
penumbuhkembangkan
komitmen
antar
staf
puskesmas.
Berprinsip
pembagian
tugas
pokok
dan
fungsi
sehingga
tercipta
beban
kerja
yang
merata.
Sedangkan
lokakarya
mini
tribulanan
pertama
untuk
membangun
komitmen
denganlintas
sektor,
agar
memperoleh
dukungan
dalam
pelaksanaan
kegiatandi
desa
wilayah
kerja,
untuk
lokakarya
tribulanan
rutin
adalah
upaya
mengkomunikasikan
kinerja
antar
UPTD
(
Unit
Pelaksana
Teknis
Daerah
)
di
wilayah
kecamatan
C. Ruang
Lingkup
Pada
dasarnya
ruang
lingkup
Lokakarya
Mini
meliputi
dua
hal
pokok
yaitu
:
1. Lintas
Program
Memantau
pelaksanaan
kegiatan
Puskesmas
berdasarkan
perencanaan
dan
memecahkan
masalah
yang
dihadapi
serta
tersusunnya
rencana
kerja
baru.
Pertemuan
bertujuan
untuk
:
a. Meningkatkan
kerjasama
antar
petugas
intern
Puskesmas,
termasuk
Puskesmas
Pembantu
dan
Bidan
di
Desa.
b. Mendapatkan
kesepakatan
untuk
melaksanakan
kegiatan
sesuai
dengan
perencanaan
yaitu
Rencana
Pelaksanaan
Kegiatan
(RPK)
c. Meningkatkan
motivasi
petugas
Puskesmas
untuk
dapat
melaksanakan
kegiatan
sesuai
dengan
perencanaan
(RPK)
d. Mengkaji
pelaksanaan
rencana
kerja
(RPK)
yang
telah
disusun,
memecahkan
masalah
yang
terjadi
dan
menyusun
upaya
pemecahan
dalam
abentuk
rencana
kerja
yang
baru.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
27
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
2. Lintas
Sektor
Dalam
rangka
meningkatkan
peran
serta
masyarakat
dan
dukungan
sektor-
sektor
yang
bersangkutan
dalam
pelaksanaan
pembangunan
kesehatan.
Pertemuan
dilkasanakan
untuk
:
a. Mendapatkan
kesepakatan
rencana
kerja
lintas
sektoral
dalam
membina
dan
mengembangakan
peran
serta
masyarakat
dalam
bidab-ng
kesehatan.
b. Mengkaji
hasilkegiatan
kerja
sama,
memecahkan
masalah
yang
terjadi
serta
menyusun
upaya
pemevcahan
dalam
bentuk
rencana
kerja
sama.
Lokakarya
Mini
Bulanan
Puskesmas
Pengorganisasian
dan
keterpaduan
lintas
program,
artinya
keterpaduan
internal
Puskesmas,
bertujuan
agar
seluruh
petugas
mempunyai
rasa
memiliki
dan
meningkatkan
motivasi
dalam
melaksanakan
seluruh
kegiatan
yang
diselenggarakan
oleh
Puskesmas.
Tindak
lanjut
dari
perencanaan
adalah
mengadakan
pengorganisasian
intern
Puskesmas
dan
pemantauan
dilaksanakan
melalui
Lokakarya
Mini
Bulanan
Puskesmas.
1. Tujuan
Lokakrya
Mini
Bulanan
Puskesmas
a. Tujuan
Umun
Terselenggaranya
lokakarya
bulanan
intern
Puskesmas
dalam
rangka
pemantauan
hasil
kerja
petugas
Puskesmas
dengan
cara
membandingkan
rencana
kerja
bulan
lalu
dari
setiap
petugas
dengan
hasil
kegiatannya
dan
membandingkan
cakupan
kegiatan
dari
daerah
binaan
dengan
targetnya
serta
tersusunnya
rencana
kerja
bulan
berikutnya.
b. Tujuan
Khusus
1) Diketahuinya
hasil
kegiatan
Puskesmas
bulan
lalu.
2) Disampaikannya
hasil
rapat
dari
Kabupaten/Kota,
Kecamatan
dan
berbagai
kebijakan
serta
program.
3) Diketahuinya
hambatan.masalah
dalam
pelaksanaan
kegiatan
bulan
lalu.
4) Dirumuskannya
cara
pemecahan
masalah.
5) Disusunnya
rencana
kerja
bulan
baru.
2. Tahapan
Kegiatan
Lokakarya
Mini
Bulanan
Puskesmas
diselenggarakan
dalam
2
tahap
yaitu
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
28
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
II.
III.
2) Proses
i. Inventarisasi
kegiatan
Puskesmas
termasuk
kegiatan
lapangan/
daerah
binaan.
ii. Analisis
beban
kerja
tiap
petugas.
iii. Pembagian
tugas
baru
termasuk
pembagian
tanggungjawab
daerah
binaan.
iv. Penyusunan
rencana
kegiatan
(Plan
Of
Action
=
POA)
Puskesmas
tahunan
berdasarkan
Rencana
Pelaksanaan
Kegiatan
Puskesmas
(RPK)
3) Keluaran
I. Rencana
kegiatan
(Plan
Of
Action-
POA)
Puskesmas
tahunan.
II. Kesepakatan
bersama
untuk
pelaksanaan
kegiatan
sesuai
dengan
POA.
III. Matriks
pembagian
tugas
dan
daerah
binaan.
b. Lokakarya
Mini
Bulanan
Rutin
Lokakarya
Bulanan
ini
diselenggarakan
sebagai
tindak
lanjut
dari
Lokakarya
Mini
Bulanan
yang
Pertama.Lokakarya
Bulanan
Rutin
ini
dilaksanakan
untuk
memantau
pelaksanaan
POA
Puskesmas,
yang
dilakukan
setiap
bulan
secara
teratur.
Penanggung
jawab
penyelenggaraan
Lokakarya
Mini
Bulanan
adalah
Kepala
Puskesmas,
yang
dalam
pelaksananaanyya
dibantu
staff
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
29
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
III.
IV.
2) Proses
I.
II.
III.
3) Keluaran
I.
II.
30
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Kabupaten/Kota.
Misalnya
pada
awal
bulan
atau
hari
Sabtu
minggu
pertama
atau
hari
lain
yang
dianggap
tepat.
Demikian
halnya
dengan
waktu
penyelenggaraan
diatur
oleh
Puskesmas,
misalnya
penyelenggaraan
pada
jam
10.00
15.00
Prinsip
yang
harus
dipegang
adalah
bahwa
Lokakarya
Mini
Bulanan
dilaksanakan
dengan
melibatkan
seluruh
petugas
Puskesmas,tanpa
mengganggu
aktifitas
pelayanan
serta
dapat
tercapai
tujuan.
d. Acara
Pada
dasarnya
susunan
acara
Lokakarya
Mini
Bulanan
bersifat
dinamis,
dapat
disusun
sesuai
dengan
kebutuhan,
ketersediaan
waktu
dan
kondisi
Puskesmas
setempat.
Sebagai
contoh
susunan
acara
Lokakarya
Mini
adalah
sebagai
berikut:
1) Lokakarya
Mini
Bulanan
Yang
pertama
disebut
juga
dengan
Lokakarya
Penggalangan
Tim
Pembukaan
Dinamika kelompok
POA puskesmas
2) Lokakarya
Mini
Bulanan
Rutin
Pembukaan
e. Tempat
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
31
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
32
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
II.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
33
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
34
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
35
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Penugasan:
Catatan
Pelatih
menugaskan
peserta
untuk
mendislusikan
dan
menyelesaikan
tugasdibawah
ini
sesuai
dengan
kondisi
nyata
yang
pernah
dilakukan
di
puskesmas
a. Apakah
yang
harus
disiapkan
bilamana
puskesmas
sdr
akan
melaksanakan
lokakarya
mini
bulanan
pertama
dan
lokakarya
mini
tribulanan
pertama
b. Jelaskan
perbedaan
dari
lokakrya
mini
bulanan
dan
tribulanan
dalam
pelaksanaan
di
lapangan
?
c. Mengapa
penggalangan
komitemen
pada
setiap
lokakarya
mini
diperlukan
?
d. Bagaimana
langkah
langkah
dalam
melaksanakan
penggalangan
komitmen
?
e.
Lakukan
simulasi
lokarya
mini
bulanan
dan
tribulanan
dan
gunakan
Skype
untuk
berkomunikasi.
VIII.
Penutup
Proses
Lokakaryamini
bulanan
dan
lokakrya
mini
tribulanan
diharapkan
dapat
dilakukan
pemantauan
dan
pengendalian
pelaksanaan
kegiatan
(
RPK
)
Puskesmas.
Identifikasi
permasalahan
yang
dihadapi
selanjutnya
dilakukan
rumusan
pemecahannya,
sehingga
akan
dapat
dikadil\kan
dasr
perbaikan
rencana
kegiatan
periode
berikutnya
dengan
berkelanjutan..
IX.
Kepustakaan
Ditjen
Binkesmas,
Pedoman
Lokarya
Mini,
2006
Pusdiklat
Depkes
RI,
Modul
Manajemen
Puskesmas,
1997
Kepmenkes
RI
nomor
128/Menkes/SK/II/2004
Kebijakan
dasr
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
36
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Pengantar
Suksesnya
manajemen
akan
selalu
tergantung
kepada
kinerja
pelaksananya.
Pada
beberapa
instansi
penilaian
kinerja
dilakukan
dengan
menggunaka
alat
ukur
yang
belum
difahamai
oleh
manajer
maupun
supervisor.
Salah
satu
unsur
yang
dinilaiadalah
cakupan
hasil
yang
sesuai
dalam
Standar
Pelayanan
Minimal
(
SPM
),
penilaian
meliputi
cakupan
program
dan
mutu
pelayanan
Modul
ini
merupakan
modul
dasar
pelatihan
peniIaian
kinerja
yang
dapat
dikembangkan
dan
dapat
dipergunakan
dalam
berbagai
pelatihan
peningkatan
kinerja
kepegawaian
di
berbagai
tingkat.
B.
C.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
37
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Alokasi
Waktu:
3
jam
:
selama
minggu
minggu
ke
tiga
dan
ke
empat
pembelajaran
berbasis
web
E.
Pelatih:
Tutor
local,
fasilitataor
lembaga
konsultan
dan
NS
sesuai
materi
F.
Bahan
Ajar:
Materi
yang
terkandung
pada
judul
di
atas
berkaitan
dengan
tiga
masalah
utama
yang
harus
DIpecahkan:
a. Apakah
mutu
PELAYANAN
b. Bagaimana
meningkatkannya?
c. Bagaimana
institusi
melakukan
perbaikan
mutu?
Mutu
adalah
derajat
kebaikan,
kehandalan,
keunggulan,
kepuasan
yang
tercapai
melalui
usaha
peningkatan.Mutu
itu
relatif,
namun
pada
mutu
memiliki
kriteria
yang
terukur
sehingga
dalam
sistem
peningkatan
mutu
terkandung
dua
kata
kunci
yaitu
kriteria
dan
pengukuran.
Peningkatan
mutu
merupakan
serangkaian
usaha
meningkatkan
derajat
kebaikan,
kehandalan,
kecepatan
sehingga
derajatnya
meningkat.
Dalam
usaha
peningkatan
terkandung
tahap-tahap
kegiatan
yang
meliputi
:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Mendefinisikan
mutu.
Menetapkan
kriteria
yang
terukur.
Menerapkan
kriteria
atau
melaksanakan
kegiatan
Menyusun
instrumen
pengukuran.
Melakukan
pengukuran
Mengolah
data
hasil
pengukuran.
Menggunakan
hasil
pengukuran
sebagai
dasar
perbaikan
mutu.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
38
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
39
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
40
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Catatan
Pelatih
Apakah
puskesmas
sdr
mempunyai
visi
dan
misi
?
apakah
manfaat
dari
visi
dan
misi
yang
telah
disusun
dalam
pelaksanaan
kerja
organisasi
sdr
?
Latihan
Satu
:
1.
Apakah
visi
Pelayanan
Kesehatan
sudah
mengandung
nilai-nilai
keunggulan
sebagai
pelayan
kesehatan
dasar
dan
pelayanan
kesehatan
spesifik.?
2.
Apakah
visi
itu
sudah
Saudara
jabarkan
dalam
indikator
keberhasilan?
3.
Taget
kinerja
seperti
apa
yang
sebaiknya
Saudara
tetapkan
dalam
kegiatan
bekerja
anda
4.
Apakah
kinerja
Saudara
sudah
sesuai
dengan
target
visi
misi?
Kedua,
Peningkatan
pengetahuan
dan
Keterampilan
Terbaik
Keberhasilan
Pelayanan
Kesehatan
dalam
meningkatkan
kapasitas
pembaharuannya
bergantung
pada
daya
adaptasi
Pelayanan
Kesehatan
mengembangkan
kompetensi
tenaga
kesehatan
yang
menguasai
ilmu
pengetahuan
dan
keterampilan
terbaiknya.
Pengetahuan
dan
keterampilan
yang
adaptif
terhadap
tiap
perubahan
jaman
serta
adaptif
terhadap
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
Pengetahuan
dan
keterampilan
yang
adaptif
untuk
selalu
melakukan
pembaharuan
mutu
pembelajaran.
Menghasilkan
produk
pelayanan
tidak
hanya
dalam
bentuk
kesehatan
fisik
namun
dapat
menghasilkan
produk-produk
yang
kreatif
dan
selalu
terbarukan
sebagai
peningkatan
kesehaan
non
fisik..
Strategi
pembelajaran
pun
berkembang
sangat
cepat
sejalan
dengan
perkembangan
dalam
bidang
teknologi
informasi
yang
sangat
cepat
pula.Teknologi
yang
membuat
masyarakat
dunia
yang
terintegrasi
tanpa
batas
telah
mempercepat
interaksi
dunia
yang
makin
masif
dan
dinamis.
Oleh
karena
itu
kemajuan
dan
peningkatan
mutu
Pelayanan
Kesehatan
ke
depan
akan
sangat
bergantung
pada
kemajuan
Pelayanan
Kesehatan
menguasi
teknologi
informasi.
Itulah
sebabnya
Pelayanan
Kesehatan
perlu
menetapkan
standar
kompetensi
dan
juga
standard
kinerja
dari
petugas
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
pelanggan
yg
dapat
berupa
pasien
dan
masyarakat
lainnya.penguasaan
ilmu
pengetahuan,
menerapkan
pengetahuan,
serta
mendayagunakan
teknologi
dapat
membantu
dalam
meningkatkan
kinerja.
Siklus
peningkatan
mutu
memerlukan
indikator
yang
ditetapkan
bersama
sebagai
kebijakan
untuk
menentukan
sasaran,
sistem
evaluasi
diri,
sistem
data,
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
41
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
42
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
43
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Latihan
lima
1.
Berdasarkan
data
hasil
evaluasi,
adakah
ide-ide
baru
yang
perlu
Saudara
kembangkan
terutama
dalam
meningkatkan
mutu
pelayanan
seperti
dalam
penguasaan
standard
kinerja
sesuai
dengan
tupoksinya
dan
termasuk
juga
pengelolaan
sistem
dokumen?
Kempat,
Meningkatkan
Penjaminan
Mutu
Proses
1.
Baik
sedari
input
dan
proses
akan
menghasilkan
output
yang
baik.
Namun
demikian
dalam
teori
manajemen
sebagaimana
diyakini
pengelola
ISO
bahwa
proses
yang
baik
lebih
besar
pengaruhnya
pada
output
daripada
input.
Oleh
karena
itu
ISO
memberi
penekanan
pada
sistem
penjaminan
mutu
itu
dalam
proses.
2.
Karena
mutu
sangat
bergantung
pada
proses
yang
baik
maka
lembaga
perlu
menjamin
bahwa
seluruh
rencana
yang
dikembangkannya
dan
target
yang
ditetapkannya
dapat
dilaksanakan
dengan
baik.
Indikator
proses
yang
baik
adalah
proses
yang
dapat
dipastikan
mengarah
pada
pencapaian
tujuan.
Oleh
karena
itu
dalam
penjaminan
mutu
tiap
lembaga
perlu
menetapkan
indikator
operasional
sebagai
kriteria
pencapaian
proses.
3.
Latihan
enam:
Coba
buatlah
contoh
indikator
operasional
yang
memenuhi
kriteria
keberhasilan
pada
1.
Perencanaan
kegiatan
2.
Pelaksanaan
kegiatan
3.
Penilaian
4.
Pengembangan
daya
konpetisi
petugas
Kelima,
Peningkatan
Mutu
Berbasis
Data
Program
Pelayanan
Kesehatan
yang
ideal
yang
dikembangkan
dari
hasil
evaluasi
sehingga
dikembangkan
dari
kondisi
nyata
yang
diketahui
untuk
mencapai
kondisi
yang
diharapkan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
44
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Pelayanan
Kesehatan
perlu
memantau
dan
meperhatikan
data
kinerja
pada
tiap
unit
kegiatan
.Sehubungan
dengan
kepentingan
itu,
maka
sistem
informasi
atau
sistem
pengelolaan
menjadi
bagian
yang
sangat
kritis
dalam
pengelolaan
mutu.Tanpa
dukungan
data
yang
akurat
pengambilan
keputusan
menjadi
tidak
efektif.
Gambaran
itu
menyiratkan
bahwa
Pelayanan
Kesehatan
yang
tidak
melakukan
supervisi,
evaluasi
serta
tidak
mengelola
data
hasil
evaluasi
secara
efektif
menunjukkan
bahwa
ketertinggalannya.
Latihan
Ketujuh:
Identifikasi
kelemahan
apa
saja
yang
ada
pada
Pelayanan
dimana
sdr
bekerja
?
Solusi
apa
yang
sebaiknya
sdr
usulkan
untuk
mengatasinya?
Keunggulan
dan
potensi
apa
yang
sudah
sdr
manfaatkan
untuk
meningkatkan
Pelayanan
ditempat
sdr
bekerja
?
Evaluasi;
Sebagai
penutup
pelatih
meminta
peserta
menjawab
pertanyaan
berikut
secara
lisan
dengan
ringkas
dan
jelas
untuk
mengetahui
kinerja
belajar
peserta.
1.
Jelaskan
yang
dimaksud
dengan
pelayanan
kesehatan
bermutu,
berikan
contoh?
2.
Jelaskan
kode
kode
dalam
menggambarkan
bagan
alur?
3.
Jelaskan
bagaimana
sdr
menghitung
cakupan
hasil
kerja
setiap
bulanya
pada
masing
masing
program
?
Materi
disampaikan
dalam
pelatihan
petugas
kesehatan
.
Catatan
pelatih
:
Apakah
puskesmas
sdr
dalam
melayani
pasien
di
tiap
tiap
unitnya
sudah
menerapkan
pelayanan
bermutu,
jelaskan
dan
berikan
contohnya
?,
bagimana
cara
melakukan
pengukuran
terhadap
mutu
selama
ini
?,
dan
bagaimana
upaya
yang
dilakukan
untuk
meningkatkan
mutu,
bilamana
diumpai
kasus
pelayanan
yang
tidak
memenuhi
standart
?
VII. PENUGASAN
(
Harus
sudah
dikirim
via
email
pada
akhir
minggu
ke
tiga
)
1. Jelaskan
definisi
mutu
pelayanan
2. Uraikan
dengan
contoh
penerapan
dimensi
dimensi
mutu
pelayanan
puskesmas
3. Uraikan
pemahaman
indikator/
kriteria
kinerja
yang
terukur.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
45
Modul
Spesifik
6.
Manajemen
Puskesmas
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
46
POKOK
BAHASAN
IV
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
I.
II.
Pengantar
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
adalah
dokumen
yang
berisi
serangkaian
instruksi
tertulis
yang
dibakukan
mengenai
berbagai
proses
penyelenggaraan
administrasi
perkantoran
yang
berisi
cara
melakukan
pekerjaan,
waktu
pelaksanaan,
tempat
penyelenggaraan
dan
aktor
yang
berperan
dalam
kegiatan.
Sebagai
suatu
aturan,
regulasi,
dan
kebijakan
yang
secara
terus
menerus
menjamin
perilaku
yang
benar
bagi
seluruh
pegawai
instansi
pemerintah
maka
SOP
sangat
tepat
diterapkan
pada
aktivitas
administrasi
perkantoran
yang
relatif
bersifat
rutin,
berulang
serta
menghendaki
adanya
keputusan
yang
terprogram
guna
melayani
pelanggannya.
Dengan
penerapan
SOP
secara
konsisten
maka
administrasi
perkantoran
memiliki
pedoman
dalam
menyelenggarakan
Kebijakan
Reformasi
Birokrasi
yang
merupakan
suatu
kebijakan
yang
komprehensif
dalam
peningkatan
pelayanan
dan
kinerja
organisasi
instansi
pemerintah
di
Indonesia
saat
ini
karena
SOP
selalu
dijadikan
sebagai
acuan
dalam
melaksanakan
tugas
bagi
pegawai
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku
dan
target
kinerja
yang
telah
ditentukan
yang
selalu
dimonitor
dan
ditinjau
ulang
setiap
periode
tertentu
untuk
mengakomodasi
dan
mengantisipasi
dinamika
tugas.
Di
sisi
lain
SOP
juga
sekaligus
menjadi
feedback
guna
penyesuaian
antara
kondisi
yang
dipersyaratkan
dalam
SOP
dengan
kondisi
riil
yang
ada
guna
mencapai
kinerja
individu
dan
kinerja
organisasi
yang
optimal.
Bahkan
dalam
jangka
panjang
,SOP
dapat
dijadikan
sebagai
langkah
perbaikan
kinerja
pelayanan
dan
kinerja
organisasi
berdasarkan
konsep
manajemen
kinerja.
Tujuan
Pembelajaran
a. Tujuan
Pembelajaran
Umum
Setelah
pembelajaran
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
peserta
latih
mampu
mengidentifikasi,
merumuskan,
menyusun,
mengembangkan,
memonitor
dan
mengevalusi
SOP
sesuai
dengan
tugas
dan
fungsi
masing-masing.
b. Tujuan
Pembelajaran
Khusus
Setelah
selesainya
pembelajaran
penyusunan
standar
operasional
prosedur,
perserta
latih
mampu
:
1. Menjelaskan
Pengertian
Standar
Operasional
Prosedur
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
47
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
III. Pokok
Bahasan
Dan
Sub
Pokok
Bahasan
Pokok
bahasan
Sistem
Rujukan
Kesehatan
di
Puiskesmas
dalam
modul
ini
berisi
8
(delapan)
pokok
bahasan
sebagai
berikut
:
1. Pengertian
Standar
Operasional
Prosedur
2. Manfaat
Standar
Operasional
Prosedur
3. Prinsip
Standar
Operasional
Prosedur
4. Ruang
Lingkup
Standar
Operasional
Prosedur
5. Jenis-jenis
Standar
Operasional
Prosedur
6. Format
Standar
Operasional
Prosedur
7. Anatomi
Standar
Operasional
Prosedur
8. Langkah-langkah
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
9. Daftar
Tilik
IV. Alokasi
Waktu:
Minggu
kedua
(ke-5)
E-Learning
V. Pelatih:
Lembaga
Konsultan
VI. Uraian
Materi
:
A. Pendahuluan
Salah
satu
aspek
penting
untuk
mewujudkan
birokrasi
yang
efektif,
efisien
dan
akuntabel
dalam
rangka
perbaikan
kinerja
manajemen
pemerintahan/kualitas
pelayanan
publik
adalah
dengan
memperbaiki
proses
penyelenggaran
administrasi
pemerintahan
melalui
penyusunan
dan
penerapan
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
ditetapkan
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Penertiban
Aparatur
Negara
Nomor:
PER/21/M.PAN/11/2008
tentang
Pedoman
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
Administrasi
Pemerintahan.
Pedoman
ini
di
tetapkan
sebagai
acuan
bagi
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
48
49
tugas/pekerjaan
pada
suatu
organisasi.
Hal
ini
dapat
dimungkinkan
karena
SOP
merupakan
petunjuk
tertulis
yang
menggambarkan
dengan
tepat
cara
melaksanakan
tugas/pekerjaan.
Tidak
hanya
itu,
SOP
juga
berisi
mekanisme
untuk
mengkomunikasikan
peraturan.
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
adalah
serangkaian
instruksi
tertulis
yang
dibakukan
mengenai
berbagai
proses
penyelenggaraan
administrasi
pemerintahan,
bagaimana
dan
kapan
harus
dilakukan,
dimana
dan
oleh
siapa
dilakukan.
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
adalah
gambaran
umum
untuk
karyawan
tentang
cara
kerja
(langkah,
tata
urutan
kerja)
yang
harus
dilakukan,
yang
dapat
dipakai
sebagai
pegangan
bila
terjadi
perubahan
staf
dan
dapat
dipergunakan
untuk
menilai
efektifitas
suatu
system.
Melalui
penerapan
prosedur
secara
konsisten
dan
dilakukan
penilaian
secara
berkesinambungan
akan
dapat
dideteksi
kelemahan
system
apakah
karena
faktor
manusiaatau
perubahan
dalam
system
pelayanan.
Istilah
SOP
merupakan
istilah
yang
tidak
asing
lagi
bagi
sebagian
kalangan
masyarakat
kita
saat
ini.
Istilah
SOP
sangat
sering
digunakan
di
kalangan
birokrasi
pemerintahan,
kalangan
profesional,
maupun
kalangan
industriawan
dan
pengusaha
meskipun
dengan
penyebutan
yang
berbeda-beda,
seperti:
Protap
(prosedur
tetap)
biasa
dipakai
di
kalangan
kemiliteran,
kepolisian
dan
birokrasi,
SPO
(standar
prosedur
operasi)
biasa
dipakai
di
kalangan
perkebunan,
SBO
(standar
operasional
baku)
biasa
dipakai
di
kalangan
industri,
SOP
(standar
operasional
prosedur)
biasa
dipakai
di
kalangan
pendidikan.
Dan
masih
banyak
istilah
lain
seperti
:
prosedur
kerja,
prosedur
tindakan,
prosedur
penatalaksanaan,
petunjuk
pelaksanaan,
petunjuk
teknis,
prosedur
mutu,
protocol
klinik
(standar
tehnis
pelayanan).
C. Manfaat
Standar
Operasional
Prosedur
1. Sebagai
standarisasi
cara
yang
dilakukan
pegawai
dalam
menyelesaikan
pekerjaan
yang
menjadi
tugasnya.
2. Mengurangi
tingkat
kesalahan
dan
kelalaian
yang
mungkin
dilakukan
oleh
seorang
pegawai
dalam
melaksanakan
tugas.
3. Meningkatkan
efisiensi
dan
efektifitas
pelaksanaan
tugas
dan
tanggungjawab
individual
pegawai
dan
organisasi
secara
keseluruhan.
4. Membantu
pegawai
menjadi
lebih
mandiri
dan
tidak
tergantung
pada
intervensi
manajemen,
sehingga
akan
mengurangl
keterlibatan
pimpinan
dalam
pelaksanaan
proses
sehari-hari
5. Meningkatkan
akuntabilitas
pelaksanaan
tugas.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
50
51
1. SOP
teknis
adalah
standar
prosedur
yang
sangat
rinci
dan
bersifat
teknis.
Setiap
prosedur
diuraikan
dengan
sangat
teliti
sehingga
tidak
ada
kemungkinan-kemungkinan
variasi
lain.
2. SOP
administratif
adalah
standar
prosedur
yang
diperuntukkan
bagi
jenis-
jenis
pekerjaan
yang
bersifat
administratif
3. SOP
aspek
manajerial
adalahproses
kerja
menunjang
keilmuan
dan
pelayanan
pasien
non
keilmuan
(contoh
:
prosedur
konsul)
4. SOP
aspek
keilmuan
adalah
proses
kerja
untukdiagnosis
dan
terapi
(contoh
:
biopsi
dan
sebagainya)
5. SOP
pelayanan
profesi
adalah
mengatur
tata
cara
penanganan
terhadap
pasien
G.
Format
Standar
Operasional
Prosedur
1.
Langkah
sederhana
(Simple
Steps)
Simple
steps
dapat
digunakan
jika
prosedur
yang
akan
disusun
hanya
memuat
sedikit
kegiatan
dan
memerlukan
sedikit
keputusan
2.
Tahapan
berurutan
(Hierarchical
Steps)
Format
ini
merupakan
pengembangan
dari
simple
steps.
Digunakan
jika
prosedur
yang
disusun
panjang,
lebih
dari
10
langkah
dan
membutuhkan
informasi
lebih
detail,
akan
tetapi
hanya
memerlukan
sedikit
pengambilan
keputusan
Dalam
hierarchical
langkah-langkah
yang
telah
diidentifikasi
dijabarkan
kedalam
sub-sub
langkah
secara
terperinci.
3. Grafik
(Graphic):
Jika
prosedur
yang
disusun
menghendaki
kegiatan
yang
panjang
dan
spesifik,
maka
format
ini
dapat
dipakai.
Dalam
format
ini
proses
yang
panjang
tersebut
dijabarkan
ke
dalam
sub-subproses
yang
lebih
pendek
yang
hanya
berisi
beberapa
langkah.
4.
Diagram
Alir
(Flowcharts)
Flowcharts
merupakan
format
yang
biasa
digunakan
jika
dalam
SOP
tersebut
diperlukan
pengambilan
keputusan
yang
banyak
(kompleks)
dan
membutuhkan
jawaban
"ya"
atau
"tidak"
yang
akan
mempengaruhi
sub
langkah
berikutnya.
Format
ini
juga
menyediakan
mekanisme
yang
mudah
untuk
diikuti
dan
dilaksanakan
oleh
para
pegawai
melalui
serangkaian
langkah-langkah
sebagai
hasil
dari
keputusan
yang
telah
diambil.
Diagram
alir
makro/macroflow
chart,
menunjukkan
kegiatan-kegiatan
secara
garis
besar
dari
proses
yang
ingin
kita
tingkatkan,
hanya
mengenal
satu
symbol.
Bentuk
balok
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
52
Diagram
alir
mikro/micro
flow
chart,
menunjukkan
rincian
kegiatan-
kegiatandari
tiap
tahapandiagram
makro,
bentuk
simbol
sebagai
berikut
:
- Awal
kegiatan
:
- Akhir
kegiatan
:
- Keputusan
- Penghubung
:
- Dokumen
:
- Arsip
:
H. Anatomi
Standar
Operasional
Prosedur
1. Identitas
Standar
Operasional
Prosedur
a. Halaman
Judul/Cover
:
1) Judul
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
53
2) Instansi/Satuan
Kerja
3) Tahun
pembuatan
4) Informasi
lain
yang
diperlukan/alamat
instansi
b. Lembar
Pengesahan
Dokumen
SOP
c. Daftar
isi.
d. Penjelasan
singkat
penggunaan
2. Uraian
Standar
Operasional
Prosedur
a. Nama
SOP,
nama
prosedur
kerja
yang
di
SOP-kan
b. Satuan
kerja/unit
kerja
c. Nomor,
nomor
prosedur
kerja
yang
di
SOP-kan
d. Tanggal
pembuatan,
tanggal
pertama
kali
SOP
dibuat
e. Tanggal
revisi,
tanggal
SOP
direvisi
f. Tanggal
efektif,
tanggal
mulai
diberlakukan
g. Pengesahan
oleh
pejabat
yang
berwenang
h. Dasar
hokum
i. Tujuan
j. Ruang
Lingkup
k. Definisi
l. Prosedur
m. Diagram
Alir
n. Referensi
o. Dokumen
Terkait
p. Distribusi
q. Rekaman
Historis
Perubahan
3. Flowchart
a. Nomor;
b. Aktivitas;
c. Pelaksana/aktor;
d. Mutu
baku
berupa:
1) Kelengkapan;
2) Waktu
3) Output;
e. Keterangan
Contoh
Sampul
SOP
Nomor
:
Revisi
Ke
:
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
54
Berlaku Tgl :
Logo
Puskesmas
..
Prosedur
...........................................
Disiapkan
Penanggung
Jawab
Diperiksa
Disyahkan
Kepala
Puskesmas
DINAS
KESEHATAN
KABUPATEN/
KOTA...........
Alamat........................
Contoh
SOP
Contoh
SOP
Kajian
mutu
dan
Kepuasan
Pelanggan
Program
Promkes
No.
Kode
:
PROSEDUR
Terbitan
:
Puskesmas ...............................................
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
55
Nama
Organisasi
No.
Revisi
:
Tgl.
Mulai
:
berlaku
Halaman
:
1. Tujuan
2. Ruang lingkup
3. Definisi
4. Prosedur
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
56
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
57
6. Referensi
Survey harapan
7. Dokumen
Terkait
8. Distribusi
9. Rekaman
historis
perubahan
No
Yang
dirubah
Isi
Perubahan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Tgl.mulai
diberlakukan
58
I. Langkah
Teknis
Penyusunan
Sop
Administrasi
Pemerintahan
1. Persiapan
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
a. Membentuk
Tim
Dan
Kelengkapan
Tim
bertugas
untuk
melakukan
identifikasi
kebutuhan,
mengumpulkan
data,
melakukan
analisis
prosedur,
melakukan
pengembangan,
melakukan
uji
coba,
melakukan
sosialisasi,
mengawal
penerapan,
memonitor
dan
melakukan
evaluasi,
melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan,
menyajikan
hasil-hasil
pengembangan
mereka
kepada
pimpinan
SOP,
dan
tugas-tugas
lainnya
b. Memberikan
Pelatihan
Bagi
Anggota
Tim
Agar
tim
dapat
melakukan
tugasnya
dengan
baik,
maka
seluruh
anggota
tim
harus
memperoleh
pembekalan
yang
cukup
tentang
bagaimana
menyusun
SOP.
Petunjuk
pelaksanaan
penyusunan
SOP
ini
menjadi
panduan
bagi
anggota
tim
dalam
melaksanakan
tugasnya
c. Sosialisasi
SOP
ke
seluruh
unit
Agar
seluruh
satuan
kerja
dalam
organisasi
mengetahui
adanya
perubahan
yang
akan
dilakukan,
maka
pimpinan-pimpinan
unit
mengetahui
hal
ini.
Peran
pimpinan
puncak
akan
sangat
menentukan
dalam
hal
ini
2. Penilaian
Kebutuhan
Standar
Operasional
Prosedur
Penilaian
kebutuhan
adalah
proses
awal
penyusunan
SOP
yang
dilakukan
untuk
mengidentifikasi
kebutuhan
SOP
yang
akan
disusun.
Bagi
organisasi
yang
sudah
memiliki
SOP,
maka
tahapan
ini
merupakan
tahapan
untuk
melihat
kembali
SOP
yang
sudah
dimilikinya
dan
mengidentifikasi
perubahan-perubahan
yang
diperlukan.
Bagi
organisasi
yang
sama
sekali
belum
memiliki
SOP,
maka
proses
ini
murni
merupakan
proses
mengidentifikasi
kebutuhan
SOP
3. Pengembangan
Standar
Operasional
Prosedur
Pengembangan
SOP
pada
dasarnya
meliputi
lima
tahapan
proses
kegiatan
secara
berurutan
yang
dapat
dirinci
sebagai
berikut
:
a. Pengumpulan
Informasi
Dan
Indentifikasi
Alternatif
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
59
60
61
ditetapkan.Tujuannya
adalah
agar
setiap
pelaksana
dapat
bertanggungjawab
atas
kinerja
pelaksanaan
tugasnya
yang
dilaksanakan
dengan
SOP
yang
berlaku.
b. Evaluasi
SOP
secara
substansial
akan
membantu
organisasi
menjadi
lebih
produktif.
Dengan
adanya
SOP
ini,
maka
organisasi
telah
melakukan
sebuah
komitmen
jangka
panjang
dalam
rangka
membangun
sebuah
organisasi
menjadi
lebih
efektif
dan
kohesif.Tidak
selamanya
sebuah
SOP
berlaku
secara
permanen,
karena
perubahan
lingkungan
organisasi
selalu
membawa
pengaruh
pada
SOP
yang
telah
ada.Oleh
karena
itulah
SOP
perlu
secara
terus
menerus
dievaluasi
agar
prosedur-prosedur
dalam
organisasi
selalu
merujuk
pada
akuntabilitas
dan
kinerja
yang
baik.
Evaluasi,
sebagai
langkah
tindak
lanjut
dari
tahapan
monitoring,
dapat
meliputi
substansi
SOP
itu
sendiri
atau
berkaitan
dengan
proses
penerapannya.
b. Daftar
Tilik
i. Pengertian
Daftar
tilik
adalah
daftar
urutan
kerja
(actions)
yang
dikerjakan
secara
konsisten,
diikuti
dalam
pelaksanaan
suatu
rangkaian
kegiatan,
untuk
diingat,
dikerjakan,
dan
diberi
tanda
(check-mark).
Daftar
tilik
merupakan
bagian
dari
sistem
manajemen
mutu
untuk
mendukung
standarisasi
suatu
proses
pelayanan.
Daftar
tilik
tidak
dapat
digunakan
untuk
prosedur
yang
kompleks.
Daftar
tilik
digunakan
untuk
mendukung,
mempermudah
pelaksanaan
dan
memonitor
prosedur,
bukan
untuk
menggantikan
prosedur
itu
sendiri.
ii. Langkah-langkah
Penyusunan
Daftar
Tilik
a. Identifikasi
prsedur
yang
membutuhkan
daftar
tilik
untuk
mempermudah
pelaksanaan
dan
monitoringnya
b. Gambarkan
flow-chart
dari
prosedur
tersebut
c. Buat
daftar
kerja
yang
harus
dilakukan
d. Susun
urutan
kerja
yang
harus
dilakukan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
62
e.
f.
g.
i.
Contoh
Sampul
Daftar
Tilik
Logo
Nomor
:
Revisi
Ke
:
Berlaku
Tgl:
Puskesmas
.
.
Daftar
Tilik
...........................................
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/ KOTA...........
Puskesmas
...............................................
Alamat........................
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
63
Datfar
Tilik
Nama
Petugas
:..
Tanggal
Pelaksanaan
:
.
No
Kegiatan
Ya
1.
Apakah
Petugas
mencuci
tangan,
2.
Apakah
Petugas
menyiapkan
alat
alat
dan
bahan
dalam
bengkok
3.
Apakah
Petugas
Memberi
tahu
maksud
tindakan
kepada
pasien
4.
ApakahPetugas
melakukan
aspirasi
obat
sesuai
dosis
dengan
spuit
injeksi
5.
Apakah
Petugas
Mengatur
posisi
pasien
6.
Apakah
Petugas
memilih
area
penusukan
yang
bebas
dari
lesi
dan
peradangan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
Tidak
TB.
64
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
2
ApakahPetugas
membersihkan
area
penusukan
menggunakan
kapas
alkohol
Apakah
Petugas
membuka
tutup
jarum
ApakahPetugas
menusukkan
jarum
ke
daerah
penusukan
dengan
sudut
90
derajat,
kira
kira
sampai
jaringan
otot
ApakahPetugas
meLakukan
aspirasi
spuit,
ApakahPetugas
mengobservasi
ada
tidak
darah
dalam
spuit
ApakahJika
ada
darah
tarik
kembali
jarum
dari
kulit,
Apakah
Petugas
menekan
tempat
penusukan
dengan
kapas
alkohol
Apakah
Petugas
mengganti
penusukan
ke
tempat
lain
Apakah
Jika
tidak
ada
darah,
masukkan
obat
perlahan
lahan
hingga
habis
Apakah
Petugas
mencabut
jarum
Apakah
Petugas
menekan
tempat
penusukan
dengan
kapas
alkohol
Apakah
Petugas
memberitahu
kepada
pasien
bahwa
tindakan
sudah
selesai
Apakah
Petugas
membuang
sampah
medis
pada
tempatnya
Apakah
Petugas
mencatat
tindakan
dalam
rekam
medis,
Apakah
Petugas
merapikan
alat
dan
bahan,
Apakah
Petugas
mencuci
tangan.
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
65
Jumlah
CR:
%.
Pelaksana/
Ouditor
VII.
VIII.
()
c. Penutup.
Standar
Operasional
Prosedur
merupakan
pedoman
dalam
pelaksanaan
administrasi
perkantoran
dalam
peningkatan
pelayanan
dan
kinerja
organisasi
karena
SOP
merupakan
30
prasarat
dan
syarat
dalam
mendukung
Kebijakan
Reformasi
Birokrasi
yang
merupakan
suatu
kebijakan
yang
komprehensif
dalam
peningkatan
pelayanan
dan
kinerja
organisasi
instansi
pemerintah
di
Indonesia
saat
ini;
Standar
Operasional
Prosedur
sebagai
sebuah
dokumen
yang
berisi
serangkaian
instruksi
tertulis
yang
dibakukan
mengenai
berbagai
proses
penyelenggaraan
administrasi
pemerintahan
(administrasi
perkantoran),
bagaimana
(cara)
dan
kapan
(waktu)
harus
dilakukan,
dimana
(institusi)
dan
oleh
siapa
dilakukan
(aktor)
dapat
memberikan
arah
guna
perbaikan
(peningkatan)
pelayanan
yang
dilakukan
oleh
instansi
pemerintah
dan
kinerja
instansi
pemerintah.
Hal
ini
mengingat
bahwa
dokumen
SOP
yang
merupakan
pedoman
baku
bagi
petugas/pekerja
selalu
dijadikan
sebagai
acuan
dalam
melaksanakan
tugas/pekerjaanya
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku
dan
target
kinerja
yang
telah
ditentukan.
Disamping
itu
Dokumen
SOP
selalu
dimonitor
dan
ditinjau
ulang
setiap
periode
tertentu
untuk
mengakomodasi
dan
mengantisipasi
dinamika
tugas/pekerjaan.
Catatan
pelatih
Tugaskan
kepada
peserta
latih
apakah
pernah
menyusun
SOP
?
dan
membuat
daftar
tilik
?
Apabila
pernah
diambil
salah
satu
sampel
untuk
dicermati
bersama
oleh
peserta,
apabila
belum
maka
ditugaskan
dan
diajarkan
cara
cara
menyusun
SOP
.
.EVALUASI
PEMBELAJARAN
Linatih
dapat
menjelaskan
Konsep
dasar
penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
dan
melakukan
penyusunan
standar
operasional
prosedur
serta
menyusun
daftar
tilik
untuk
mengetahui
tingkat
kepatuhannya
Kepustakaan
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
66
1. FEMA,
1999,
Developing
Effective
Standard
Operating
Procedures
For
Fire
and
EMS
Departments
FA-197/December
1999;
2. Hodge,
George,
1993,
Minding
Everybody
Business
Performance
Management
in
Public
Agencies,
Ch
1-2.
3. Jones,
Gareth
R.
2001.
Organizational
Theory.
Text
and
Cases.
Third
Edition.
New
Jerse,.
America:
Prentice
Hall
International,
Inc.
4. Insani,
Istyadi,
2009,
Konsep
SOPPengantar
Memahami
Standar
Operasional
Prosedur,
hand-out,
Bimbingan
Teknis
Penyusunan
SOP,
Lembaga
Administrasi
Negara;
5. Lembaga
Administrasi
Negara,
2005,
Penyusunan
Standard
Operating
Procedures
(Prosedur
Tetap),
Jakarta:
LAN
RI;
6. PermenPAN
No.
PER/15/M.PAN/7/2008
Tentang
Pedoman
Umum
Reformasi
Birokrasi;
7. PermenPAN
No.
PER/21/M.PAN/11/2008
Tentang
Pedoman
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
Administrasi
Pemerintahan;
32
8. Stup,
Richard,
2001,
Standard
Operating
Procedures:
Writing
Guide,
Pennsylvania:
PenState
College
of
Agricultural
Sciences
Agricultural
Research
And
Cooperative
Extension;
10. United
States
Environmental
Protection
Agency,
2007,
Guidance
for
Preparing
Standard
Operating
Procedures
(SOPs)--EPA
QA/G-6,
Office
of
Environmental
Information--
EPA/600/B-07/001,
Washington,
DC
20460
April
2007;
11. http://en.wikipedia.org/wiki/Standard_operating_procedure
Program Strengthening Leadership and Management Capacities for Health Service Delivery
67