Anda di halaman 1dari 20

Fisiologi Pencernaan Manusia

Fisiologi Pencernaan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari
makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana dalam proses memindahkan zat
tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar, yaitu motilitas, digesti, absorpsi dan sekresi.
1. MOTILITAS
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan, otot polos di
dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut
dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan
tetap dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami
distensi.
Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan mencampur. Gerakan
propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga berpindah tempat ke
segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai
dengan fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan
melalui esofagus berlangsung cepat karena struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat makanan dari
mulut ke lambung tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan
makanan bergerak sangat lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan penyerapan
makanan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai
2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah


satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi
submukosa. Di sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler
dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler
mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi seratserat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil
lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.
2. DIGESTI
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi satuan-satuan yang
lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam sistem pencernaan.
Karbohidrat, protein dan lemak merupakan molekul-molekul besar yang tidak dapat menembus membran
plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe sehingga diperlukan
proses pencernaan untuk menguraikan molekul-molekul tersebut.
3. ABSORPSI
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat diabsorpsi bersama
dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. Absorpsi
sebagian besar terjadi di usus halus.

4. SEKRESI
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar eksokrin. Sekresi
pencernaan terdiri dari air, elektrolit, enzim, garam empedu atau mukus.

PROSES PENCERNAAN
1. MULUT
Pintu masuk pertama ke saluran pencernaan adalah melalui mulut atau rongga oral, makanan akan
dihancurkan dengan dikunyah yang melibatkan seluruh organ dalam mulut, yaitu :
a. Gigi
Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah. Motilitas mulut yang
melibatkan pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan adalah oleh gigi.
Tujuan mengunyah adalah :
(1) Menggiling dan memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil untuk mempermudah
proses menelan
(2) Untuk mencampur makanan dengan air liur
(3) Untuk merangsang papil pengecap, secara refleks memicu sekresi saliva, lambung, pankreas, dan
empedu
Tindakan mengunyah dapat bersifat volunter, tetapi sebagian besar merupakan suatu refleks ritmik yang
ditimbulkan oleh pengaktifan otot-otot rangka pada rahang, bibir, pipi, dan lidah sebagai respon terhadap
tekanan makanan ke jaringan mulut.
b. Lidah
Lidah membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara volunter,
pergerakannya penting untuk memandu makanan didalam mulut sewaktu mengunyah dan menelan. Di
lidah terdapat papil-papil pengecap (taste buds) yang juga tersebar di palatum mole, tenggorokan dan
dinding dalam pipi.
c. Kelenjar saliva
Kelenjar saliva utama yaitu kelenjar sublingual, submandibula, dan parotis yang terletak di luar rongga
mulut dan menyalurkan air liur melalui duktud-duktus pendek ke dalam mulut. Selain itu, terdapat kelenjar
saliva minor yaitu kelenjar bukal di lapisan mukosa pipi.
Saliva terdiri dari 99,5 % H2O, 0,5 % protein dan elektrolit. Protein saliva terpenting adalah amilase,
mukus, dan lisosom, yang menentukan fungsi saliva sebagai berikut :
(1) Saliva memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase saliva, enzim yang memecah
polisakarida menjadi disakarida.
(2) Saliva mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan sehingga menyatu
serta menghasilkan pelumasan karena adanya mukus yang kental dan licin.
(3) Saliva mempunyai efek antibakteri oleh lisosom, suatu enzim yang melisiskan atau menghancurkan
bakteri dan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber makanan.
(4) Saliva berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil pengecap karena hanya
molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor papil pengecap.
(5) Saliva berperan dalam higiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi.

(6) Penyangga bikarbonat saliva menetralkan asam pada makanan yang dihasilkan oleh bakteri di mulut
sehingga membantu mencegah karies gigi.
d. Palatum
Palatum membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaannya
memungkinkan bernapas dan mengunyah berlangsung bersamaan.
e. Uvula
Uvula terletak di bagian belakang palatum dekat tenggorokan yaitu suatu tonjolan menggantung dari
palatum mole (langit-langit lunak), yang berperan penting untuk menutup saluran hidung ketika menelan.
2. FARING DAN ESOFAGUS
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan atau deglutition. Menelan dimulai
ketika bolus didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus di faring
merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di
medula. Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses
menelan. Menelan dimulai secara volunter, tetapi setelah dimulai proses tersebut tidak dapat dihentikan.
Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :
a. Tahap Orofaring
Tahap orofaring berlangsung sekitar satu detik dan berupa perpindahan bolus dari mulut melalui faring dan
masuk ke esofagus, saat menelan ini bolus harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke
saluran lain seperti kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke trakea, dengan cara :
Selama menelan posisi lidah menekan palatum durum untuk mencegah makanan kembali ke mulut.
Uvula elevasi atau terangkat di bagian belakang tenggorokan, sehingga saluran hidung tertutup dari faring
dan makanan tidak masuk hidung.
Makanan dicegah masuk trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan pita suara melintasi laring atau
glotis. Selama menelan pita suara melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan dengan berbicara. Kontraksi
otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain, sehingga pintu masuk glotis tertutup.
Selain itu bolus menyebabkan epiglotis tertekan ke belakang menutupi glotis yang mencegah makanan
masuk ke saluran pernapasan.
Dengan laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam
esofagus.
b. Tahap Esofagus
Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal ke ujung esofagus,
mendorong bolus didepannya melewati esopagus ke lambung. Peristaltik mengacu pada kontraksi
berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan
mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian pendorongan makanan melalui
esopagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Makanan dapat didorong ke lambung
bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5 9 detik untuk
mencapai ujung bawah esopagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan melalui

persyarafan vagus.
Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan di sepanjang saluran
pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan, mukus esofagus memperkecil
kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian makanan yang tajam, mukus juga melindungi dinding
esofagus dari asam dan enzim getah lambung apabila terjadi refluks lambung.

3. LAMBUNG
Lambung terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang
esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung bagian bawah yaitu antrum, bagian
akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus
halus, duodenum.
Motilitas Lambung
Motilitas lambung bersifat kompleks dan dikontrol oleh beberapa faktor, terdapat empat asfek motilitas
lambung, yaitu :
a. Pengisian Lambung
Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga kapasitasnya
mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan volume ini akan menyebabkan ketegangan
pada dinding lambung dan meningkatkan tekanan intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena
adanya faktor plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi. Plastisitas
adalah kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar,
dengan demikian pada saat serat-serat otot polos lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat
tersebut melemas. Peregangan dalam tingkat tertentu menyebabkan depolarisasi sel-sel pemacu, sehingga
mendekati potensial istirahat yang membuat potensial gelombang lambat mampu mencapai ambang dan
mencetuskan aktivitas kontraktil.
Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks lambung pada saat terisi. Interior lambung
membentuk lipatan-lipatan yang disebut rugae, selama makan rugae mengecil dan mendatar pada saat
lambung sedikit demi sedikit melemas karena terisi. Relaksasi refleks lambung sewaktu menerima
makanan ini disebut relaksasi resesif.
b. Penyimpanan Lambung
Selama makanan masuk ke lambung, makanan membentuk lingkaran konsentris makanan di bagian oral
lambung, makanan yang paling baru terletak paling dekat dengan pembukaan esofagus dan makanan yang
yang paling akhir terletak paling dekat dengan dinding luar lambung. Normalnya bila makanan
meregangkan lambung refleks vasovagal dari lambung ke batang otak dan kemudian kembali ke lambung
akan mengurangi tonus di dalam dinding otot korpus lambung sehingga dinding menonjol keluar secara
progresif, menampung jumlah makanan yang makin lama makin banyak sampai suatu batas saat lambung
berelaksasi sempurna, yaitu 0,8 sampai 1,5 liter. Tekanan dalam lambung tetap rendah sampai batas ini
tercapai.

c. Pencampuran Lambung
Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung
dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter
pilorus. Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter pilorus dan
terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar,
gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat,
menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam duodenum.
Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke duodenum berhenti secara tibatiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan
bertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut
retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.
d. Pengosongan Lambung
Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran lambung juga menghasilkan gaya
pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang masuk ke duodenum pada setiap gelombang
peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup tergantung pada kekuatan peristaltik. Intensitas peristaltik
antrum sangat bervariasi tergantung dari pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum.

Fisiologi Sistem Pencernaan


Fisiologi Sistem Pencernaan
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari
makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Manusia menggunakan
molekul-molekul organic yang terkandung dalam makanan dan O2 untuk menghasilkan
energi.
Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang siap diserap dari
saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke dalam sel. Secara
umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar, yaitu:
1. Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan
kekuatan rendah yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus yang terus menerus
terdapat dua jenis dasar motilitas pencernaan:
Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi saluran pencernaan ke
depan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan propulsif bergantung pada fungsi
yang dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan.
Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, mencampur makanan dengan
getah pencernaan. Kedua, mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian
isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.
2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh
kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan
konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan (misalnya enzim,
garam empedu, dan mukus). Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran
pencernaan karena adanya rangsangan saraf dan hormon sesuai.
3. Pencernaan
Pencernaan merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjad
struktur yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh enzim. Manusia mengonsumsi tiga
komponen makanan utama, yaitu:
Karbohidrat
Kebanyakan makanan yang kita makan adalah karbohidrat dalam bentuk polisakarida,
misalnya tepung kanji , daging (glikogen), atau tumbuhan (selulosa) .Bentuk karbohidrat
yang paling sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa.

Lemak
Protein terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Protein
akan diuraikan menjadi asam amino serta beberapa polipeptida kecil yang dapat diserap
dalam saluran pencernaan.
Protein
Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigelsida. Produk akhir
pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak.
Proses pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Dengan menambahkan
H2O di tempat ikatan, lalu enzim akan memutuskan ikatan tersebut sehinggan molekulmolekul kecil menjadi bebas.
4. Penyerapan
Proses penyerapan dilakukan di usus halus. Proses penyerapan memindahkan molekulmolekul dan vitamin yang dihasilkan setelah proses pencernaan berhenti dari lumen
saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.
Saluran pencernaan (traktus digestivus) merupakan saluran dengan panjang sekitar 30
kaki (9 m) yang berjalan melalui bagian tengaj tubuh menuju ke anus. Pengaturan fungsi
saluran pencernaan bersifat kompleks dan sinergistik. Terdapat empat faktor yang
berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan, yaitu:
Fungsi otonom otot polos
Pleksus saraf intrinsik
Saraf ekstrinsik
Hormon saluran pencernaan
Proses Pencernaan
Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan dan
berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ pencernaan melalui proses
defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut). Langkah awal adalah proses
mestikasi (mengunyah). Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan
pencampuran makanan yang dilakukan oleh gigi. Tujuan mengunyah adalah (1)
menggiling dan memecah makanan; (2) mencampur makanan dengan air liur; dan (3)
merangsang papil pengecap. Ketika merangsang papil pengecap maka akan menimbulkan
sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi saliva. Di dalam saliva terkandung
protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim. Fungsi saliva dalam proses
pencernaan adalah:
Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase.
Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan dengan
adanya mukus sebagai pelumas.
Memiliki efek antibakteri oleh lisozim.

Pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang pupil pengecap.


Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang
dihasilkan bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies.
Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika bolus di dorong
oleh lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan yang
kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan secara
refleks akan mengaktifkan otot-otot yang berperan dalam proses menelan. Tahap menelan
dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini bolusdiarahkan ke dalam
esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain yang berhubungan dengan faring.
Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan peristaltik primer yang
mendorong bolus menuju lambung. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik
untuk mencapai ujung esofagus.
Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung terjadi
proses motilita. Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu:
Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml sedangkan
lambung dapat mengembang hingga kapasitasnya 1 liter
Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus dan korpus lambung,
makanan yang masuk tersimpan relatif tenang tanpa adanya pencampuran. Makanan
secara bertahap akan disalurkan dari korpus ke antrum.
Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik yang kuat merupakan
penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Dengan
gerakan retropulsi menyebankan kimus bercampur dengan rata di antrum. Gelombang
peristaltik di antrum akan mendorong kimus menuju sfingter pilorus.
Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik antrum menyebabkan
juga gaya pendorong untuk mengosongkan lambung.
Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung.
Beberapa sekret lambung diantaranya:
HCL: sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung. Fungsi
HCL dalam proses pencernaan adalah (1) mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen
menjadi pepsin dan membentuk lingkungan asam untuk aktivitas pepsin; (2) membantu
penguraian serat otot dan jaringan ikat; (3) bersama dengan lisozim bertugas mematikan
mikroorganisme dalam makanan.
Pepsinogen: pada saat di ekresikan ke dalam lambiung, pepsinogen mengalami
penguraian oleh HCL menjadi bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam pencernaan
protein untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida. Karena fungsinya memecah
protein, maka peptin dalam lambung harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk
inaktif (pepsinogen) agar tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk.
Sekresi mukus: Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa
cedera pada mukosa lambung.
Faktor intrinsik: faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B12. vitamin
B12 penting dalam pembentukan eritrosit. Apabila tidak ada faktor intrinsik, maka
vitamin B12 tidak dapat diserap.

Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang
mensekresikan gastrin.
Aliran sekresi getah lambung akan dihentikan secara bertahap seiring dengan
mengalirnya makanan ke dalam usus. Di dalam lambung telah terjadi pencernaan
karbohidrat dan mulai tejadi pencernaan protein. Makanan tidak diserap di lambung. Zat
yang diserap di lambung adalah etil alkohol dan aspirin.
Makanan selanjutnya memasuki usus halus. Usus halus merupakan tempat
berlangsungnya pencernaan dan penyerapan. Usus halus di bagi menjadi tiga segmen,
yaitu:
Duodenum (20 cm/ 8 inci): pencernaan di lumen duodenum di bantu oleh enzim-enzim
pankreas. Garam-garam empedu mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak.
Jejenum (2,5 m/ 8 kaki)
Ileum (3,6 m/12 kaki)
Proses motalitas yang terjadi di dalam usus halus mencakup:
Segmentasi: merupakan proses mencampur dan mendorong secara perlahan kimus.
Kontraksi segmental mendorong kimus ke depan dan ke belakang. Kimus akan berjalan
ke depan karena frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus halus.
Kecepatan segmentasi di duodenum adalah 12 kontraksi/menit, sedangkan kecepatan
segmentasi di ileum adalah 9 kontraksi/menit. Segmentasi lebih sering terjadi di bagian
awal usus halus daripada di bagian akhir, maka lebih banyak kimus yang terdorong ke
depan daripada ke belakang. Akibatnya, kimussecara perlahan bergerak maju ke bagian
belakang usus halus dan selama proses ini kimus mengalami proses maju mundur
sehingga terjadi pencampuran dan penyerapan yang optimal.
Komplek motilitas migratif: jika sebagian makanan sudah diserap maka proses
segmentasi akan berhenti dan digantikan oleh komplek motilitas migratif yang akan
menyapu bersih usus diantara waktu makan.
Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang disebut sukus
enterikus ke dalam lumen yang fungsinya adalah (1) mukus menghasilkan proteksi dan
limbrikasi; (2) sekresi encer ini menghasilkan H2O untuk ikut serta dalam pencernaan
makanan secara enzimatik. Proses pencernaan di usus halus dilakukan oleh enzim-enzim
pankreas. Dalam keadaan normal, semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan
lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin, dan air diserap oleh usus halus. Sebagian
besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejenum.
Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari kolon, sekum,
apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml kimus dari usus
halus setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak
dapat dicerna, komponen empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa
untuk dieliminasi merupakan feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan
feses sebelum defekasi. Feses akan dikeluarkan oleh refleks defekasi yang disebabkan
oleh sfingter anus internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas dan rektum serta kolon
sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (terdiri dari otot
rangka) juga melemas maka akan terjadi defekasi. Peregangan awal di dinding rektum

menimbulkan rasa ingin buang air besar. Ketika terjaid defekasi biasanya dibantu oleh
mengejan volunter yang melibatkan kontraksi simultan otot-otot abdomen dan ekspirasi
paksa dengan glotis dalam posisi tertutup sehingga meningkatkan tekanan intra-abdomen
yang membantu pengeluaran feses.
Daftar Pustaka
Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Pencernaan dan Penyerapan


1 Votes
Bagian ini membahas proses penguraian karbohidrat, lemak dan protein dalam saluran
pencernaan sehingga mereka bisa diserap dalam tubuh. Nutrisi yang lainnya (vitamin,
mineral dan sebagainya) tidak membutuhkan penguraian sebelum penyerapan.
SUSUNAN ANATOMI SALURAN PENCERNAAN MANUSIA
Ibaratkan saluran pencernaan sebagai pipa panjang yang berbelit-belit di sepanjang tubuh
manusia bagian atas, dengan dua ujungnya yang terbuka. Tidak sembarang benda yang
diijinkan untuk memasuki salah satu ujungnya yang bisa mencapai seluruh tubuh
(penyerapan terpilih), dan juga tidak sembarang benda yang diijinkan untuk keluar
melalui dubur (pembuangan terpilih). Jika tidak ada sistem demikian, hampir semua yang
Anda telan secara tak sengaja, bisa membunuh Anda; dan setiap kali Anda pergi ke toilet
Anda beresiko untuk membuang semua cairan dan organ penting dalam tubuh.
Setiap bagian yang berbeda dari sistem pencernaan memiliki peran masing-masing dalam
penguraian nutrisi. Pada dasarnya terdapat 2 proses kerja: FISIK dan KIMIAWI. Proses
fisik melibatkan penguraian partikel menjadi partikel yang lebih kecil (dari unsur yang
sama) dan mencampur partikel-partikel tersebut dengan enzim pencernaan. Proses
kimiawi melibatkan enzim-enzim untuk mengurangi partikel makanan menjadi molekul
yang lebih kecil (mengubah mereka menjadi unsur yang lain).
MULUT Proses pencernaan dimulai dengan menggigit yang dilanjutkan dengan
mengunyah. Mengunyah tidak hanya akan menghancurkan makanan menjadi molekul
yang lebih kecil, tapi juga mulai mencairkan dan mencampurnya dengan ludah (saliva).
Air ludah mengandung enzim amilase ludah (amilase salivary), yang memulai penguraian
kimiawi dari zat tepung.
KERONGKONGAN (Esophagus) Terdapat otot-otot kuat yang disebut diaphragm,
yang terletak tepat di bawah paru-paru. Kerongkongan adalah pipa yang membantu
makanan yang telah ditelan untuk sampai ke bawah diaphragm dan ke dalam perut. Tidak
terdapat proses pencernaan yang khusus dalam esophagus.
LAMBUNG Walaupun banyak orang berpikir bahwa perut merupakan organ utama
dalam pencernaan, tetapi fungsinya hanya sebatas pada proses fisik saja. Sebagian besar
pencernaan kimiawi terjadi di bawah dan pada usus kecil. Perut mencampur dan
mengaduk makanan (secara teknis disebut sebagai bolus jika pada saat ditelan
berbentuk padat, dan chyme setelah perut mengaduknya menjadi cairan). Apa yang
terjadi secara kimiawi dalam perut pada pokoknya melibatkan protein dengan enzim
pepsin yang mulai menguraikan beberapa rantai panjang dari protein. Perut juga
mengandung asam hydrochloric pada tingkat pH 2 atau kurang.
USUS KECIL Panjangnya sekitar 20 kaki gulungan pipa yang berfungsi sebagai tempat
penting bagi pencernaan dan penyerapan. Dalam istilah anatomi, bagian pertama disebut
duodenum, bagian tengah disebut jejunum dan bagian akhir disebut ileum. Keseluruhan

permukaan dari dinding dalam usus kecil pada kenyataannya sangat besar (hampir
separuh dari ukuran lapangan sepakbola) karena permukaan dalamnya yang tidak rata.
Panjang keseluruhannya dilapisi oleh proyeksi yang disebut villi (bentuk tunggal: villus),
dan setiap villus terlapisi oleh proyeksi yang lebih kecil disebut microvilli. Karena
bentuknya yang menyerupai bulu sikat , maka permukaan dalam usus kecil biasanya
disebut sebagai brush border (batas sikat). Pada batas sikat inilah terjadi sebagian besar
dari penyerapan nutrisi, karena microvillus memiliki pembuluh rambut kecil yang
menerima nutrisi ke dalam darah dari saluran pencernaan.
USUS BESAR (COLON) Secara diameter, colon bentuknya lebih besar daripada usus
kecil, tapi jauh lebih pendek ukurannya dibandingkan dengan usus kecil. Fungsi
utamanya adalah penyerapan kembali terhadap air (bersama dengan mineral-mineral lain
yang terlarut di dalamnya) ke dalam aliran darah, dan meninggalkan sisa yang berbentuk
agak padat yang kemudian akan dibuang dalam bentuk tinja (faeces) melalui anus pada
akhir usus besar. Ingatlah bahwa perut mengambil sebanyak dua galon air dari aliran
darah untuk mencairkan makanan-makanan. Jika usus besar gagal melakukan tugasnya
untuk penyerapan ulang air, maka akan berakibat pada kematian yang disebabkan oleh
dehidrasi. Pada penyakit diare yang parah, ini berarti usus besar tidak melakukan tugas
dengan semestinya, ini alasannya mengapa dehidrasi merupakan penyebab umum dari
kematian bayi yang disebabkan oleh diare. Penyebab umum dari ini adalah karena air
minum yang tercemar, khususnya di negara-negara miskin.
KATUP (VALVE) Di antara organ-organ terdapat katup-katup (otot sphincter) yang
memberikan jalan lintasan ke bawah bagi makanan, dan mencegah mereka mengalir
kembali ke atas dalam keadaan yang biasa. Di antara mulut dan kerongkongan
(esophagus) terdapat epiglottis, yang mengijinkan makanan untuk mengalir ke bawah
menuju pipa yang benar. Di antara perut dan esophagus terdapat cardiac sphincter, yang
dinamakan demikian karena letaknya yang dekat dengan jantung namun tidak
berpengaruh pada organ tersebut. Pylorus, atau pyloric sphincter, memisahkan perut dari
duodenum. Katup ini mencegah terlalu banyak kandungan asam dari perut yang masuk
ke dalam usus kecil sekaligus. Ini memberikan kesempatan kepada sodium bicarbonate
yang dimasukkan ke dalam duodenum melalui saluran air empedu untuk menetralisir
asam tersebut. Di antara akhir dari usus kecil (ileum) dan usus besar terdapat katup
ileocecal, yang berfungsi mencegah menumpuknya bakteri berkonsentrasi tinggi dari
usus besar ke dalam usus kecil sehingga tidak terjadi infeksi. Pada akhir usus besar
terdapat anal sphincter (anus) yang memungkinkan terjadinya pembuangan hanya pada
saat yang tepat. Kita memiliki kontrol atas epiglottis pada saat menelan, dan juga kontrol
atas pembuangan. Katup-katup yang lainnya bekerja secara otomatis sesuai reaksi atas
makanan yang berada dalam saluran pencernaan.
PENCERNAAN DAN PENYERAPAN NUTRISI
Sebagian besar pencernaan kimiawi terjadi dalam usus kecil. Semua zat tepung yang
tersisa (bukan yang telah diuraikan oleh amilase ludah) akan dikurangi menjadi glukosa
oleh amilase yang dihasilkan oleh pankreas atau lapisan usus kecil itu sendiri. Semua
disakarida akan dikurangi menjadi monosakarida. [Jika seseorang mengalami kekurangan

laktase, maka laktosa akan tetap utuh dan akan menyebabkan masalah pada bagian bawah
dari usus besar.] Enzim yang bertanggung jawab terhadap penguraian karbohidrat disebut
sebagai karbohidrase.
Lemak pertama-tama harus mengalami emulsi oleh air empedu, yang terbuat dalam ati
yang tersimpan dalam kandung empedu, dan dikeluarkan ke dalam duodenum saat
terdapatnya lemak. Triglyceride akan diuraikan menjadi asam lemak dan glycerol,
walaupun sering terdapat satu asam lemak yang terlekat pada glycerol dan terserap
sebagai monoglyceride. Enzim yang mempercepat reaksi kimia penguraian lemak disebut
lipase.
Protein diuraikan ke dalam unsur asam aminonya. Ikatan antara dua asam amino disebut
sebagai ikatan peptide. Maka dua asam amino yang terikat disebut dipeptide, tiga disebut
tripeptide, empat sampai sepuluh disebut oligopeptide, and lebih dari sepuluh disebut
polypeptide. Enzim yang memisahkan protein-protein yang asli disebut protease, dan
enzim yang memisahkan setiap asam amino disebut peptidase. Berikut rangkuman dari
pencernaan dan penyerapan nutrisi:
Nutrisi: Enzim yang terlibat: Terserap sebagai:
Karbohidrat

Amilase, Sukrase, Maltase, dsb.

Monosakarida

Protein

Protease, Peptidase

Asam Amino

Lemak
Lemak, Glycerol,

Lipase

Asam

Monoglyceride
Semua karbohidrat akan terurai menjadi monosakarida sebelum penyerapan. Maka zat
tepung, yang terdiri hanya dari unsur glukosa, terserap sebagai ratusan molekul glukosa.
Sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa (melalui proses sukrase) dan terserap
demikian rupa. Laktosa akan diuraikan dan terserap dalam bentuk glukosa dan galaktosa
(jika terdapat laktase dalam jumlah memadai). Monosakarida non-glukosa (fruktosa dan
galaktosa) biasanya bersikulasi sebentar dalam darah sampai akhirnya hati secara
bertahap mengubah mereka menjadi glukosa untuk digunakan sebagai energi. Ini
mungkin terlihat sebagai pekerjaan tambahan namun merupakan hal yang
menguntungkan bagi orang dengan kecenderungan gula darah yang tinggi.
Pembuluh rambut yang kecil dalam aliran darah berhubungan dengan lapisan microvilli
dari usus kecil untuk mengangkut nutrisi-nutrisi yang terurai (monosakarida, asam amino,
asam lemak, dsb) menuju sirkulasi untuk memberi gizi bagi setiap sel dalam tubuh.
Pertama-tama, pembuluh rambut ini membawa darah beserta nutrisi yang lain ke dalam
hati, yang akan menyingkirkan segala unsur yang tidak dibutuhkan, dan kemudian
menuju jantung.

Beberapa partikel lemak yang lebih besar, asam lemak dengan rantai panjang,
monoglyceride dan lemak seperti kolesterol (yang terserap secara utuh) semuanya
dianggap terlalu besar untuk masuk ke dalam pembuluh rambut. Jadi mereka mengambil
pilihan lain yaitu diangkut oleh sistem getah bening. Cairan bening ini berjalan secara
langsung menuju jantung dimana ia kemudian dijatuhkan ke dalam pembuluh darah, dan
melewati hati. Ini alasannya mengapa kelebihan lemak dapat mengakibatkan penyakit
jantung, sementara kelebihan dari nutrisi lain (atau makanan yang terkontaminasi)
biasanya menyebabkan gangguan pada hati.
NYERI DADA (HEARTBURN) DAN PERADANGAN
Saat lambung mengeluarkan keasaman pada keadaan yang ekstrim, maka lambung harus
melindungi dirinya dengan lapisan lendir selain daripada lapisan dalamnya. Pada keadaan
yang jarang, lapisan lendir ini mungkin tidak akan mampu bertahan maka lapisan dalam
lambung akan terasa seperti terbakar. Ini yang disebut sebagai tukak lambung (gastric
ulcer). Yang umumnya terjadi adalah rasa panas tepat di atas atau di bawah perut. Tepat
di atas lambung terdapat cardiac sphincter yang menghubungkannya dengan esophagus.
Esophagus tersebut tidak akan memperoleh keuntungan dari lapisan lendir yang tebal ini,
jadi pada saat sebagian keasaman perut kembali ke atas melalui cardiac sphincter, akan
terdapat rasa panas pada bagian akhir di esophagus bawah. Seperti yang telah disebutkan,
wilayah sekitar cardiac sphincter dekat dengan jantung (tetapi tidak berhubungan), maka
rasa panas ini dinamakan sebagai heartburn. Mengapa ini terjadi?
Pada saat memakan terlalu cepat, khususnya makanan berlemak (lemak memiliki waktu
pencernaan terpanjang, disusul oleh protein, sedangkan karbohidrat adalah yang paling
mudah), maka perut akan mengembang. Ketimbang membebaskan sebagian makanan
yang telah diaduk ke dalam usus kecil, perut akan mempengaruhi cardiac sphincter untuk
membebaskan tekanan. Berbaring atau duduk menekuk segera setelah makan akan
menyebabkan kejadian demikian. Rasa sakit yang dihasilkan akan membuat orang
berhenti makan atau meminum obat anti asam untuk menetralisir sebagian dari asam
yang terdapat di pinggiran esophagus. Kesalahpahaman umum adalah anggapan bahwa
obat demikian bekerja untuk menetralisir lambung itu sendiri, ini adalah salah. Jika rasa
panas pada dada dibiarkan berlangsung terus tanpa pemeriksaan maka terdapat
kemungkinan timbulnya luka pada esophagus (esophageal ulcer). Namun ini jarang
terjadi, karena rasa sakit yang ditimbulkan oleh heartburn biasanya tidak mampu untuk
ditahan secara terus menerus.
Sejauh ini luka pada dinding lambung (istilah yang sering digunakan untuk berbagai
macam luka yang disebabkan oleh asam lambung) yang paling umum adalah luka pada
usus dua belas jari (duodenal ulcer). Ini terjadi di bagian atas duodenum dan tepat di
bawah pylorus (lubang antara lambung dan usus). Ini tidak akan berdampak terhadap
katup, tetapi sebaliknya berpengaruh pada jumlah asam lambung yang berlebihan yang
tidak bisa ternetralisir secara benar oleh sodium bicarbonate (merupakan alkali yang kuat
dan kimia yang sama dengan baking soda) yang dihasilkan oleh pankreas dan dikeluarkan
ke dalam duodenum. Apa yang menyebabkan asam lambung begitu kuat? Segala
makanan yang sampai di lambung akan menyebabkan keluarnya asam, tetapi dalam

jumlah yang cukup untuk pencernaan. Asam yang kelebihan akan dikeluarkan sebagai
reaksi untuk hal-hal berikut: alkohol, aspirin, kafein, merica hitam, stress dan daging.
Stres merupakan berbagai rangsangan yang bisa menimbulkan reaksi adrenalin; kelenjar
adrenalin akan menghasilkan hormon epinephrine. Reaksi yang ditimbulkan oleh stres
adalah sebagai perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau pikiran. Dalam keadaan
demikian, makanan apa saja yang terdapat dalam lambung akan menjadi gangguan bila
tidak dicerna secara cepat. Maka tubuh akan menghasilkan aliran asam yang banyak
untuk mendukung proses ini. Namun, bila ini terjadi secara terus menerus, akan
menimbulkan kerusakan pada duodenum.
Mengapa daging memiliki dampak yang sama? Karena sebelum hewan-hewan
disembelih, mereka juga akan mengalami stres parah dalam usaha mereka untuk
melindungi diri, yang kemudian berakibat pada pengeluaran asam lambung dalam jumlah
yang banyak. Jumlah sedikit dari hormon asam lambung hewan ini saja sudah bisa
memicu dampak yang sama pada tubuh manusia pada saat dimakan. Tidak ada penjelasan
lain yang bisa menjelaskan mengapa daging bisa memicu lambung untuk menghasilkan
asam yang berlebihan. Para ilmuwan biasanya masih cenderung untuk menyatakan hal
demikian sebagain tak dapat dijelaskan. [Mungkin industri-industri daging tidak ingin
orang mengetahui bahwa daging yang merupakan komoditi mahal adalah berasal dari
hewan yang hidup dalam keadaan stres parah.]
KETERANGAN DARI SUDUT VEGETARIAN
Sulit untuk membuktikan apakah merupakan hal yang berbahaya bila terdapat jumlah
daging yang sedikit dalam pola makan vegetarian. Namun dalam kaitannya dengan
peradangan, terdapat bukti bahwa daging ikan yang sangat kecil sekalipun dapat
menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Ini merupakan hal yang biasa
mengingat sekitar 10% dari populasi orang dewasa di dunia menderita peradangan,
khususnya peradangan pada duodenum.
Pada penelitian, ditemukan bahwa serat memiliki daya penanggulangan bagi peradangan
demikian. Mungkin karena serat memiliki sifat untuk menahan asam maka mengurangi
frekuensi asam untuk bersentuhan langsung dengan dinding usus. Saat ini Anda sudah
harus menyadari makanan mana yang mengandung serat dan yang tidak. Dulunya susu
sapi diyakini bisa mengurangi sakit pada radang pencernaan (mungkin karena
kemampuannya untuk melapisi dengan sifat permukaannya yang lembut), namun ini
sudah terbukti tidak manjur. Pada saat stress, asam cenderung dikeluarkan secara
berlebihan dan hanya serat yang bisa membantu mengatasi keadaan demikian.

Sistem Pencernaan Manusia


Manusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau disebut
sebagi organisme heterotrof. Semua kebutuhan makanan didatangkan dari luar untuk
memenuhi kebutuhan energi dan untuk sintesis berbagai zat yang dibutuhkan di dalam
tubuh. Makhluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan suplai makanan untuk
menjaga kelangsungan hidupnya. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna
dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan seperti
lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar
ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas.
Proses pencernaan dalam tubuh manusia adalah kompleks. Bahan makanan yang telah
mengalami penguraian sebagian di dalam mulut, melalui tenggorokan (esofagus) masuk
ke dalam lambung. Di sisni kerja enzim amilase dalam air ludah dihentikan dengan
adanya asam klorida yang dikeluarkan oleh lambung. Dalam keadaan normal bahan
makanan tinggal untuk beberapa jam di dalam lambung, sementara asam klorida dan
pepsin menguraikan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam zat makanan
tersebut menjadi oligopeptida dan oligosakarida. Berbeda dari amilase dan enzim lainnya,
pepsin bekerja dalam suasana sangat asam, pH 1.0-2.5, sesuai dengan kondisi asam
dalam cairan lambung (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1)
Makanan yang dikonsumsi manusia harus mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh
manusia. Secara ringkas zat-zat tersebut digolongkan menjadi makronutrien yang
meliputi karbohidrat, lemak, protein. Mikronutrien yang meliputi mineral dan vitamin.
Kelompok bahan ikutan yang meliputi alkaloid, antigisi, warna alami, aroma atau
penyedap alami. Kelompok bahan tambahan misalnya pengawet, penstabil, pengental,
dan pewarna (Slamet Sudarmaji, 1989).
Makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein pada saat dicerna akan
mengalami pengubahan. Dimulai dari mulut dimana terjadi pencernaan mekanik oleh gigi
dengan bantuan lidah. Pada proses pengunyahan ini terjadi perombakan karbohidrat (pati
atau amilum) menjadi molekul yang paling sederhana yaitu glukosa (monosakarida).
Karbohidrat merupakan nutrient yang mengadung energi yang harus ada dalam diet
minimal 20% agar tidak terbentuk benda-benda keton sehingga terjadi ketosis dan lebih
lanjut asidosis (Dawies Ismadi, 1988). Pemotongan rantai karbohidrat menjadi lebih
sederhana ini dibantu dengan enzim ptialin yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.
Lemak juga akan mengalami proses perombakan dimana lemak akan diubah menjadi
molekul yang paling sederhana yang berupa asam lemak dan gliserol. Lemak yang
dimaksud dalam hal ini adalah trigliserida. Proses perombakan ini membutuhkan enzim
lipase yang dihasilkan di pankreas. Lemak juga mengalami proses emulsi agar lebih
mudah dicerna. Bahan yang digunakan adalah cairan empedu yang dihasilkan di hati
(hepar) yang disimpan di kantung empedu. Dengan proses emulsi ini lemak dapat
tercampur dengan air. Dibanding makronutrien yang lain, lemak lebih susah dicerna

sehingga lebih lama berada di lambung. Inilah yang menyebabkan lemak membuat kita
tetap merasa kenyang.
Selanjutnya, proses pencernaan berlangsung di dalam usus halus yang mengeluarkan
berbagai enzim dan zat pencerna dari berbagai organ tubuh. Kandung empedu
mengeluarkan asam empedu untuk mengemulsikan lipid: kelenjar pankreas
mengeluarkan cairan yang mengandung amilase, menguraikan oligosakarida menjadi
maltose: tripsin dan kimo tripsin menguraikan poli dan oligo peptide menjadi peptide
kecil: lipase menguraikan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol: kolesterol
esterase menguraikan senyawa ester dari kolesterol.
Usus halus tersusun oleh beberapa macam jaringan yang masing-masing mempunyai
fungsi tertentu, yaitu jaringan: epitelium, ikat, otot polos, dan saraf. Jaringan epitelium
berfungsi membungkus villi, mensekresikan mukus dan mengabsorpsi air serta zat-zat
gizi makanan. Jaringan ikat yang dalam hal ini berupa pembuluh darah bersama dengan
epitelium berfungsi mengangkut sari makanan. Jaringan otot berfungsi untuk melakukan
gerak peristaltis dibawah stimulus saraf otonom. Dan jaringan saraf berfungsi
mengorganisir kerja ketiga jaringan tadi. Struktur kompleks usus halus ini mempunyai
satu fungsi yakni untuk mencerna dan menyerap sari-sari makanan.
Selain itu masih ada zat lainnya yang dikeluarkan oleh usus halus: untuk
menyempurnakan proses penguraian sedemikian rupa hingga dihasilkan senyawa
monosakarida, mononukleotida, asam lemak, asam amino, dan senyawa kecil satuan
pembentuk senyawa lainnya yang siap untuk diserap oleh dinding usus halus, untuk
selanjutnya dibawa oleh aliran darah atau limpa ke seluruh bagian tubuh (Muhammad
Wirahadikusumah, 1985 : 2)
Makronutrien yang lain adalah protein. Bahan ini dapat diperoleh dari hewan maupun
tumbuhan. Protein juga mengalami pencernaan mekanik dan kimiawi, pencernaan
mekanik terjadi dimulut sedangkan pencernaan kimiawi protein di lambung. Protein
dirombak menjadi molekul yang paling sederhana yang disebut asam amino. Tubuh
manusia tidak dapat membentuk semua asam amino yang diperlukan oleh tubuh, oleh
karena itu harus diperoleh dari diet, yang lebih dikenal dengan asam amino esensial.
Pencernaan protein dibantu dengan enzim lambung dan pancreas. Contoh enzim tersebut
misalnya pepsin, dan tripsin. Protein yang dirombak menjadi molekul sederhana yaitu
asam amino baru dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh. Protein merupakan bahan yang tidak
dapat disimpan dalam tubuh sehingga manusia harus selalu mencukupi kebutuhan protein
harian dari diet.
Mikronutrien juga dibutuhkan oleh tubuh. vitamin dan mineral berperan dalam prosesproses metabolism tubuh. Vitamin merupakan senyawa orgaik kompleks yang esensial
untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup, dan dibutuhkan
dalam jumlah sedikit. Berhubung vitamin tidak disintesa di dalam tubuh, kecuali vitamin
D dan vitamin K, maka beberapa vitamin lain harus tersedia dalam diet. Sebagian besar
vitamin berfungsi sebagai bagian dari koenzim. Berdasarkan atas sifat kelarutannya dan
mekanisme penyerapan, vitamin dibedakan menjadi vitamin yang larut dalam air dan

vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air memiliki struktur kimia
yang sangat beranekaragam, tetapi semuanya mempunyai sifat molekul polar oleh karena
itu dapat larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat non polar
hidrofobik. Vitamin ini mengakibatkan dalam penyerapannya membutuhkan lemak.
Mineral juga dibutuhkan oleh tubuh dan hanya dalam jumlah yang sedikit. Sherman
(1952) mencoba mengelompokkan unsure mineral sebagai berikut :
Unsur mineral yang ikut membentuk jaringan keras seperti tulang dan gigi Ca dan
Phospat.
Unsur mineral yang turut membentuk jaringan lunak seperti kelenjar, saraf, garam
organik, yang mengandung unsur Na, K, Mg, S, P, Cl dan juga ada dalam protoplasma.
Unsur mineral yang membentuk cairan tubuh, terutama garam-garam anorganik yang
dapat larut.
Adapun fungsi mineral antara lain sebagai pembentuk jaringan, pemelihara dan pengatur
sistem koloidal, pertukaran cairan tubuh, viskositas, pemelihara keseimbangan asam
basa tubuh, dan sebagai aktivator enzim dan sistem biologis.
Semua bahan makanan, baik makronutrien maupun mikronutrien akan dialirkan ke
seluruh tubuh oleh sistem sirkulasi, dalam hal ini darah. Dan disetorkan ke sel-sel tubuh.
Makronutrien harus dalam kondisi paling sederhana, meliputi monosakarida (glukosa,
fruktosa, galaktosa) asam lemak, gliserol dan asam amino. Jika zat makanan tersebut
masih dalam bentuk ukuran besar, maka akan susah masuk dalam sel karena sel memiliki
membrane yang sifatnya selektif permeabel (semi permeabel).
Zat-zat makanan dalam bentuk paling sederhana itu nantinya akan dibutuhkan dalam
metabolisme sel, dengan tujuan untuk menjaga agar sel tetap hidup. Rangkaian
metabolisme sel berjalan dengan sangat kompleks dan dengan keteraturan tinggi. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai metabolisme makronutrien yang meliputi
karbohidrat, lemak, dan protein yang terjadi di dalam sel tubuh manusia.
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup
mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur
tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, makhluk yang susunan tubuhnya sangat
kompleks. (Muhammad Wirahadikusumah, 1985)
Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen
dalam hidup. Proses sintesis ini disebut anabolisme dan proses penguraian disebut
katabolisme. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim, termasuk reaksi sederhana
seperti penguraian asam karbonat menjadi air dan karbondioksida, proses pemasukan dan
pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui membran: proses biosintesis protein
yang panjang dan rumit: ataupun proses penguraian bahan makanan dalam system
pencernaan mulai dari mulut, lambung, usus, dan penyerapan hasil penguraian tersebut
melalui dinding usus serta penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya
(Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1)

Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal: anabolisme merupakan


proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan
katabolisme adalah sebaliknya, yaitu penguraian molekul besar menjadi molekul kecil:
anabolisme adalah proses yang membutuhkan energy sedangkan katabolisme melepas
energy: anabolisme merupakan reaksi reduksi, sedangkan katabolisme merupakan reaksi
oksidasi: seringkali hasil anabolisme merupakan senyawa pemula untuk proses
katabolisme (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1).

Anda mungkin juga menyukai