Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KUNJUNGAN KE BATAN

(BADAN ATOM NASIONAL)

Disusun oleh :
Akmil Ibnu S
Ridha Raja I

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat atas rahmatnya kami
masih diberi kesehatan sehingga bisa menyelesaikan laporan
kunjungan ini.
Di dalam laporan ini tersaji berbagai informasi yang kami dapat dari
kunjungan kami ke Batan pada hari rabu, 5 Desember 2012. Namun
karena keterbatasan pengetahuan kami, mungkin akan menjadikan
keterbatasan kami dalam memberikan penjelasan.
Harapan kami, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita.
Setidaknya kita menjadi tahu, apa itu nuklir, dsb.
Akhir kata, mohon maaf apabila ada kesalahan.

Bandung, Desember
2012
Penyusun,

Kunjungan ke BATAN

I.Sejarah Perkembangan Batan


Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di
Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk
Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut
mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata
nuklir di lautan Pasifik.
Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan
pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat,
maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada
tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan
Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan
menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU
No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga
Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan
tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di
Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.
Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan
penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan
pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung.
Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas
litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara
lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966),
Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan
Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas
penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji
keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas
nuklir lainnya.
Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997
ditetapkan UU No. 10 tentang ketenaganukliran yang
diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas
tenaga nuklir (BAPETEN).
1954

Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan


Radioaktivitet

1958

Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga


Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958)

1964

Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuanketentuan Pokok Tenaga Atom 1964

1965

Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan


Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya 250 kW
oleh Presiden RI serta Perubahan nama Lembaga
Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN)

1966

Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA)


Pasar Jumat, Jakarta 1966

1967

Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta

1968

Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60


PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI

1970

Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung

1971

Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada


daya 1 MW

1972

Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN


(KP2-PLTN)

1979

Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini


dengan daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh
Presiden RI

1984

Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di


PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI

1987

Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA.


Siwabessy dengan daya 30 MW

1988

Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan


Limbah Radioaktif di PPTA Serpong oleh Presiden RI

1989

Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan


Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental
di PPTA Serpong oleh Presiden RI.

1990

Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi


Keselamatan dan Keteknikan Nuklir, Laboratorium
Mekano Elektronik Nuklir di PPTA Serpong - Tangerang
oleh Presiden RI

1992

Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri


Neutron, Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas
dan Pemindahan Bahan Terkontaminasi di PPTA

Serpong - Tangerang oleh Presiden RI

II.

1994

Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2


MeV di PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI

1995

Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil


melaksanakan "Whole Indonesian Core" untuk Reaktor
Serba Guna GA. Siwabessy.

1996

Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi :


Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi Radioisotop,
Produksi Instrumentasi dan Rekayasa Nuklir

1997

Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang


Ketenaganukliran yang memisahkan Badan Pelaksana
dan Badan Pengawas penggunaan tenaga nuklir

1998

Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi


Badan Tenaga Nuklir Nasional dengan Keppres
No.197 Tahun 1998

2000

Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MWdi


Pusat Penelitian Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung
olehWakil Presiden RI

2001

Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir


(PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

2003

Penyerahan hasil " " kepada Presiden RI; Pencapaian


10% jumlah varietas unggul tanaman pangan nasional;
Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 350 keV, 10 mA
di PPTN Yogyakarta:Pengoperasian Pusat Pelatihan
dan Diseminasi Teknologi Peternakan - Pertanian
Terpadu di Kalsel

2004

Pencapaian target 10% varietas unggul tanaman


pangan nasional menggunakan teknik nuklir

2005

Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir

2006

Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi


unggul BATAN di seluruh Indonesia

2008

50 tahun BATAN Berkarya

Kedudukan dan Tugas Pokok BATAN

Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan


Keppres RI No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga
Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang
Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir
sesuai ketentuan Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas, BATAN menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir.
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas
BATAN.
3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi
pemerintah di bidang penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan tenaga nuklir,
4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi
umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan,
organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,
kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga.

III.

Tujuan Kunjungan
Mengetahui berbagai macam hal mengenai atom.

IV.

Waktu Kunjungan
Rabu, 5 Desember 2012
Pukul 08:00 selesai

V.

Hasil Kunjungan
A. Kegiatan yang dilakukan
Setelah mengisi data diri dibagian admin di pintu masuk,
kami langsung menuju pameran yang dibuat di stand
pertama. Informasi yang kami peroleh adalah mengenai
sejarah BATAN dan manfaar sinar radioaktif. Berikut ini
manfaatnya :
Manfaat sinar radioaktif dalam pengawetan makanan :
a. Menghambat pertunasan pada beberapa bahan

makanan, misalnya bawang, kentang, jahe, kunyit dan


kencur.
b. Memperpanjang masa simpan beberapa hasil
pertanian segar, misalnya menunda kematangan buah.
c. Mengurangi bakteri-bakteri pembusuk daging.
d. Membebaskumankan atau sterilisasi rempah-rempah.
e. Mengendalikan kuman-kuman penyebab penyakit dan
kuman-kuman parasit yang ada dalam makanan.
Beberapa keuntungan menggunakan sinar radioaktif
dalam pengawetan makanan antara lain:
a. Sifat bahan makanan tidak berubah.
b. Dapat meningkatkan mutu.
c. Tidak menurunkan nilai gizi.
d. Tidak menimbulkan zat sisa pengawet.
e. Dapat dilakukan pada makanan yang dikemas
sederhana.
f. Mengetahui masa pemupukan yang paling baik.
Yang lainnya :
Ditemukannya bibit unggul yang dalam waktu singkat
dapat diproduksi berlipat ganda.
- Digunakannya mekanisasi pertanian untuk memungut
hasil produksi sehingga hasilnya lebih besar bila
dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia.
- Digunakannya bioteknologi (misalnya hormon
tumbuhan) untuk merangsang tumbuhnya daun, bunga,
atau buah sehingga tumbuh lebih banyak.
- Dikembangkannya pembuatan pangan dari minyak
bumi, penyempurnaan gizi sereal, pembuatan pangan
protein dari daun-daunan dan pembuatan produk daging
tiruan dari sumber-sumber protein nabati.

Perjalan dilanjutkan dengan melihat Tabung Reaktor


Raksasa yang berukuran 10 meter tingginya dan
berdiameter 5 meter.
Berikut gambar yang kami peroleh :

Ruangan reaktor ini dibuat sedemikian supaya tekanan


udara di dalam ruangan lebih rendah daripada tekanan
udara di luar ruangan. Tujuannya agar udara luar dapat
masuk ke dalam, tapi udara di dalam reaktor (yang
kemungkinan terdapat radiasi) tidak bisa keluar.
Setelah itu, kami diberi penjelasan mengenai apa itu
PLTN, dan berikut ini penjelasannya :
PLTN bekerja dengan memanfaatkan dua macam
fenomena fisika atom, yaitu
PLTN yang memanfaatkan reaksi fisi nuklir. Fisi nuklir
adalah reaksi pembelahan satu inti atom berat menjadi
dua buah inti atom yang lebih ringan dengan
melepaskan sejumlah besar energi (panas). Contohnya
adalah pembelahan inti atom uranium menjadi inti atom
Barium dan Kriptonium (tidak pasti sebuah atom Uranium
akan berfisi menjadi Barium dan Kroptonium, yang pasti
akan menjadi 2 inti atom yang lebih ringan) (Note:
Uranium adalah bahan dari bom atom Little Boy yang
dijatuhkan di Hiroshima, Jepang).
PLTN yang memanfaatkan reaksi fusi nuklir. Fusi nuklir
adalah reaksi penggabungan dua buah inti atom
ringan menjadi satu inti atom yang lebih berat
dengan melepaskan sejumlah besar energi Contohnya
adalah penggabungan dua buah inti atom hidrogen
menjadi satu inti atom helium (ini adalah reaksi yang
berlangsung di matahari).
Sampai saat ini, manusia baru bisa membuat reaktor
atom dengan reaksi fisi. Cara kerja reaktor nuklir fisi: inti

atom berat (umumnya unsur yang dipakai adalah


Uranium) ditembakkan sebuah proton berkecepatan
rendah kedalam inti atomnya. Proton itu akan menempel
di inti atom Uranium, menyebabkan inti atom Uranium
yang awalnya bermassa atom 235 berubah menjadi
bermassa atom 236. Uranium 236 ini adalah unsur yang
sangat tidak stabil. Untuk menjadi stabil, Uranium 236
akan berfisi menjadi dua buah inti atom yang berbeda,
misalnya saja atom X dengan massa atom 132 dan atom
Y 105, dengan hasil sampingan lagi sinar radioaktif
alpha, beta, dan gamma yang berbahaya. Karena reaksi
fisi melepaskan sejumlah besar panas, maka panas itu
dapat mengubah air menjadi uap air yang kemudian akan
dialirkan untuk menggerakkan generator listrik.
Bom atom hidrogen yang memanfaatkan reaksi fusi
sudah berhasil dibuat oleh manusia, dan sudah ada uji
cobanya, tapi membuat bom atom hidrogen (reaksi fusi
tidak terkendali) dengan membuat reaktor fusi (reaksi
fusi terkendali) adalah dua hal yang sangat berbeda.
Reaktor atom dengan reaksi fusi belum bisa dibuat
(sekarang baru taraf penelitian) karena untuk
melaksanakan sebuah reaksi fusi dibutuhkan suhu yang
sangat tinggi, suatu kondisi yang belum bisa dibuat oleh
manusia. Karena itu, reaksi fusi juga sering disebut
dengan thermonuclear, artinya reaksi inti yang
membutuhan panas.

Jika reaktor fisi berhasil dibuat, inilah yang kita sebut


sebagai unlimited energy, karena bahan dasar reaktor fisi
yang sangat mudah didapat (hidrogen berat /deuterium
banyak terdapat di air laut), bandingkan dengan Uranium
yang cukup terbatas keberadaaannya di muka bumi.
Keuntungan PLTN dengan reaksi fisi:
1. Energi yang sangat besar dapat didapat dengan
mengorbankan sejumlah kecil Uranium. Ingat persamaan
E=MC2 . Energi yang dihasilkan dari satu kilogram
uranium sama dengan 1kg x 300.000m/s x 300.000m/s =
900.000.000.000 joule. Energi ini tentu jauh lebih besar
daripada energi yang dihasilkan minyak dengan jumlah
yang sama.
2. Energi yang bersih dari polusi udara
Kerugian PLTN dengan reaksi fisi:
Bila terjadi kebocoran PLTN, dapat menjadi ancaman
radiasi kepada masyarakat sekitarnya. Limbah radioaktif
yang harus mendapatkan penyimpanan ekstra hati-hati.

Keuntungan PLTN dengan reaksi fusi:


1. Energi yang tidak terbatas
2. Bebas limbah radioaktif (hidrogen akan berfusi menjadi
helium)
B. Pesan dan Kesan setelah kunjungan

Kesan yang kami dapat adalah sebuah kebanggaan


tersendiri karena dapat mengunjungi BATAN ini, kami
mendapat banyak ilmu mengenai atom disini, mulai dari
manfaat sampai penjelasan mengenai PLTN.
Untuk Pesannya, kami harap pemerintah bisa membuat
sebuah PLTN guna menghemat energy serta menghemat
biaya. PLTN memang berbahaya bila terjadi radiasi, tapi
berdasarkan informasi yang kami terima, PLTN di Negara
lain tidak pernah menimbulkan limbah radiasi sampai
membahayakan karena dikelola dengan baik, dan sangat
sedikit technical errornya.

VI.

Penutup
Sekian laporan yang dapat kami sampaikan, bila ada
kesalahan dalam membuat laporan ini, kami mohon maaf.
Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai