Pembangkit Listrik Tenaga Pasang
Pembangkit Listrik Tenaga Pasang
SURUT (PLTPs)
1. LATAR BELAKANG
Salah satu potensi laut atau samudra yang belum banyak diketahui
masyarakat umum adalah potensi energi laut yang menghasilkan listrik. Negra
yang melakukan penelitan dan perkembangan potensi energi laut untuk
menghasilkan listrik adalah inggris, Prancis, dan jepang.
Laut merupakan sumber kehidupan yang bisa memberikan manfaat
tersendiri di berbagai aspek-aspek kehidupan misalnya saja kondisi pasang surut
air laut yang dimafaatkan untuk membangkitkan suatu energi listrik yang besar,
sehingga bisa digunakan dalam kehidupan kita yang sangat diperlukan sekali
adanya listrik.
Secara umum, potensi energi laut yang dapat menghasilkan listrik dapat di
bagi kedalam 3 bentuk potensi energi, yaitu ombak atau gelombang (wave
energy), energi pasang surut (Tindal energy), dan hasil konversi energi panas
laut(ocean thermal energy conversion).
Oleh kerena itu dengan adanya suatu ide-ide yang bisa membangkitkan
suatu energi listrik sangatlah diperlukan sekali. Dalam hal ini akan dibahas
masalah pembangkit tenaga listrik pasang surut baik dari alat pembangkitnya,
bahan baku untuk memperlancar proses pembangkitan maupun cara kerja dari
pada pembangkit sehingga bisa membangkitkan energi listrik.
2. PASANG SURUT
Pasang-surut (pasut) merupakan salah satu gejala alam yang tampak
nyata di laut, yakni suatu gerakan vertikal (naik turunnya air laut secara teratur
dan berulang-ulang) dari seluruh partikel massa air laut dari permukaan sampai
bagian terdalam dari dasar laut. Gerakan tersebut disebabkan oleh pengaruh
gravitasi (gaya tarik menarik) antara bumi dan bulan, bumi dan matahari, atau
bumi dengan bulan dan matahari. Pasang-surut laut merupakan hasil dari gaya
tarik gravitasi dan efek sentrifugal, yakni dorongan ke arah luar pusat rotasi.
Hukum gravitasi Newton menyatakan, bahwa semua massa benda tarik menarik
satu sama lain dan gaya ini tergantung pada besar massanya, serta jarak di antara
massa tersebut. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa, tetapi
berbanding terbalik terhadap jarak. Sejalan dengan hukum di atas, dapat dipahami
bahwa meskipun massa bulan lebih kecil dari massa matahari tetapi jarak bulan ke
bumi jauh lebih kecil, sehingga gaya tarik bulan terhadap bumi pengaruhnya lebih
besar dibanding matahari terhadap bumi. Kejadian yang sebenarnya dari gerakan
pasang air laut sangat berbelit-belit,sebab gerakan tersebut tergantung pula pada
rotasi bumi, angin, arus laut dan keadaan-keadaan lain yang bersifat setempat.
Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan
dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan
pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan
bidang orbital bulan dan matahari (WARDIYATMOKO & BINTARTO,1994).
Pasang-surut purnama
matahari berada dalam suatu garis lurus (matahari dan bulan dalam keadaan
oposisi). Pada saat itu, akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan
pasang rendah yang sangat rendah, karena kombinasi gaya tarik dari matahari dan
bulan bekerja saling menguatkan. Pasang-surut purnama ini terjadi dua kali setiap
bulan, yakni pada saat bulan baru dan bulan purnama (full moon). Sedangkan
pasang-surut perbani
(neap tides)
membentuk sudut tegak lurus, yakni saat bulan membentuk sudut 90 dengan
bumi. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah
yang tinggi. Pasang-surut perbani ini terjadi dua kali, yaitu pada saat bulan 1/4
dan 3/4 (WARDIYATMOKO & BINTARTO, 1994).
Pasang-sumt laut dapat didefinisikan pula sebagai gelombang yang
dibangkitkan oleh adanya interaksi antara bumi, matahari dan bulan. Puncak
gelombang disebut pasang tinggi (High Water/RW) dan lembah gelombang
disebut surut/pasang rendah (Low Water/LW). Perbedaan vertikal antara pasang
tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang-surut atau tunggang pasut (tidal
range) yang bisa mencapai beberapa meter hingga puluhan meter. Periode pasangsurut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah
gelombang berikutnya. Harga periode pasang-surut bervariasi antara 12 jam 25
menit hingga 24 jam 50 menit (SETIAWAN, 2006).
Menurut WIBISONO (2005), sebenarnya hanya ada tiga tipe dasar
pasang-surut yang didasarkan pada periode dan keteraturannya, yaitu sebagai
berikut:
1. Pasang-surut tipe harian tunggal (diurnal type): yakni bila dalam
waktu 24 jam terdapat 1 kali pasang dan 1 kali surut.
2. Pasang-surut tipe tengah harian/ harian ganda (semi diurnal type):
yakni bila dalam waktu 24 jam terdapat 2 kali pasang dan 2 kali
surut.
3. Pasang-surut tipe campuran (mixed tides): yakni bila dalam waktu 24
jam terdapat bentuk campuran yang condong ke tipe harian tunggal
atau condong ke tipe harian ganda.
Tipe pasang-surut ini penting diketahui untuk studi lingkungan,
mengingat bila di suatu lokasi dengan tipe pasang-surut harian tunggal atau
campuran condong harian tunggal terjadi pencemaran, maka dalam waktu kurang
dari 24 jam, pencemar diharapkan akan tersapu bersih dari lokasi. Namun
pencemar akan pindah ke lokasi lain, bila tidak segera dilakukan clean up.
Berbeda dengan lokasi dengan tipe harian ganda, atau tipe campuran condong
harian ganda, maka pencemar tidak akan segera tergelontor keluar. Dalam
sebulan, variasi harian dari rentang pasang-surut berubah secara sistematis
terhadap siklus bulan. Rentang pasang-surut juga bergantung pada bentuk perairan
dan konfigurasi lantai samudera. Pasang-surut (pasut) di berbagai lokasi
mempunyai ciri yang berbeda karena dipengaruhi oleh topografi dasar laut, lebar
selat, bentuk teluk dan sebagainya.
membentang horizontal dari sebuah batang silinder yang diborkan ke dasar laut.
Turbin tersebut akan mampu menghasilkan 750-1500 kW per unitnya, dan dapat
disusun dalam barisan-barisan sehingga menjadi ladang pembangkit listrik. Demi
menjaga agar ikan dan makhluk lainnya tidak terluka oleh alat ini, kecepatan rotor
diatur antara 10-20 rpm (sebagai perbandingan saja, kecepatan baling-baling kapal
laut bisa berkisar hingga sepuluh kalinya).
Dibandingkan dengan MCT dan jenis turbin lainnya, desain Swan
Turbines memiliki beberapa perbedaan, yaitu: baling-balingnya langsung
terhubung dengan generator listrik tanpa melalui kotak gir. Ini lebih efisien dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan teknis pada alat. Perbedaan kedua
yaitu, daripada melakukan pemboran turbin ke dasar laut ST menggunakan
pemberat secara gravitasi (berupa balok beton) untuk menahan turbin tetap di
dasar laut.
Adapun satu-satunya perbedaan mencolok dari Davis Hydro Turbines
milik Blue Energy adalah poros baling-balingnya yang vertikal (vertical-axis
turbines). Turbin ini juga dipasangkan di dasar laut menggunakan beton dan dapat
disusun dalam satu baris bertumpuk membentuk pagar pasang surut (tidal fence)
untuk mencukupi kebutuhan listrik dalam skala besar.
Pada kali ini penulis akan membahan menggunakan metode Dam Pasang
Surut (Tindal Barrages) karena metode ini sangat umum digunakan oleh negara
yang berpotensi untuk pembangkit listrik terbarukan ini.
(terjadi pasang atau surut), air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam.
Aliran masuk atau keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin .
Gambar 3. Keluarnya Air Laut dan Memutar Turbin Pada Metode Tindal Barrages
Apabila muka air laut (surut) sama tingginya dengan muka air dalam
waduk maka saluran air ke turbin ditutup. Sementara itu muka air laut (pasang)
naik terus. Ketika tinggi muka air laut mencapai kira-kira setengah tinggi air
pasang maksimum, maka katup saluran air ke turbin dibuka dan air laut masuk ke
dalam waduk melalui saluran air ke turbin, dan menjalankan turbin dan generator
dalam hal tersebut tinggi muka air di dalam waduk akan naik. Apabila muka air
laut telah mencapai ketinggian maksimumnya tetapi masih lebih dari muka air
dalam waduk, turbin generator dan air dalam waduk menjadi sangat kecil.
permukaan air dalam waduk turun. Proses ini terus berlangsung sampai tinggi air
dalam waduk tidak cukup untuk menjalankan turbin, dan katup simpang dibuka
supaya air yang masih ada di dalam waduk cepat keluar mengalir ke laut. Dalam
keadaan tersebut air laut masih surut atau telah naik tetapi masih belum mencapai
tinggi turbin setelah waduk kosong atau ketika permukaan air laut dalam waduk
sama tingginya dengan muka air laut, katup simpang dan katup masuk turbin
ditutup kembali.
Demikianlah proses
tersebut
terjadi
berulang-ulang mengisi
dan
Turbin yang di sini ialah turbin dua arah seperti gambar di bawah ini.
Grafik 1.
( Sumber : W. Arismunadar,Penggerak Mula )
Dalam grafik 1 untuk mengetahui debit air jatuh yang diperoleh dari
operasi pompa yang biasanya dilaksanakan pada saat terjadi beban puncak maka
dapat diibuat grafik yang mana dalam grafik itu menjelaskan urutan operasi
turbin-pompa di La-Rance dalam grafik tersebut terlukis garis tinggi permukaan
air laut, berupa suatu sinusoida, yang titik tertinggi berupa situasi pasang. Dengan
garis-garis terputus dilukis tinggi permukaan ari dalam waduk. Pada asasnya,
antara tenaga pasang surut dan tenaga air konvensional terdapat persamaan, yaitu
kedua-duanya adalah tenaga air yang memanfaatkan gravitasi tinggi jatuh air
untuk pembangkit tenaga listrik.
Perbedaan-perbedaan utama secara garis besar adalah:
a) Pasang surut menyangkut arus air periodik dwi-arah dengan dua kali
pasang dan dua kali surut tiap hari.
b) Operasi di lingkungan air laut memerlukan bahan-bahan konstruksi
yang lebih tahan korosi daripada dimiliki material untuk air tawar.
c) Tinggi jatuh relatif sangat kecil (maksimal 11 meter) bila dibandingkan
dengan terbanyak instalasi-instalasi hidro lainnya.
Berdasarkan berbagai studi dan pengalaman, energi yang dapat
dimanfaatkan adalah sekitar 8 sampai 25 % dari seluruh energi teoretis yang ada.
10
Proyek Pusat Listrik Tenaga Pasang Surut La Rance di Prancis, yang merupakan
sentral pertama yang besar, mempunyai efisiensi sebesar 18 %, yang akan
meningkat menjadi 24 % bila proyek itu telah dikembangkan sepenuhnya.
Untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi, sebuah instalasi pasang surut
harus memasang kapasitas pembangkitan listrik yang relatif lebih besar, dibanding
dengan Pusat Listrik Tenaga Air biasa. Di lain pihak Pusat Listrik Tenaga Pasang
Surut tidak tergantung pada perubahan-perubahan musim sebagaimana halnya
dengan sungai-sungai biasa.
11
13
14
15
permukaan kolam bawah mencapai tingkat paling rendah. Kemudian pintu jalan
keluar ditutup dan waktunya diatur bersamaan dengan datangnya masa naik air
pasang dan bila tinggi air pasang dari laut sudah menyamai tinggi permukaan air
kolam atas. Maka pintu jalan air masuk pada kolam atas dibuka sehingga tinggi
permukan kolam atas mencapai titik tertinggi dan saat itu pintu air jalan masuk
ditutup. Setelah itu daur kedua yang sama pun dimulai. Dengan sistem ini masa
putar (operasi) pembangkitan dapat diatur lebih lama.
Syarat-syarat untuk memilih lokasi pembuatan pembangkit energi listrik
pasang surut ini adalah:
1. Tinggi air pasang pada lokasi harus memadai sepanjang tahun.
2.
3. Lokasi yang diusulkan tersebut tidak mempunyai endapan yang luar biasa
jika membawa endapan lumpur ke dalam laut diperlukan usaha untuk
mengangkat endapan ke atas suatu kolam penampungan.
4. Lokasi yang dipilih harus bebas dari serangan ombak besar.
5.
Lokasi yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga tidak timbul masalah
akibat pembendungan kuala, seperti perubahan pola air pasang surut.
16
17
Kelebihan
Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
Tidak membutuhkan bahan bakar.
Biaya operasi rendah.
Produksi listrik stabil.
Pasang surut air laut dapat diprediksi.
Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak
menimbulkan dampak lingkungan yang besar.
Kekurangan
Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya
pembangunan yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas
sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun
hilir hingga berkilo-kilometer.
Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya,
ketika ombak bergerak masuk ataupun keluar.
18
Kesimpulan
Dari pembahasan bahwa sistem pembangkitan energi pasang surut turbin
yang digunakan adalah turbin air yang arah putarannya dalam dua arah. Disini
kenapa dua arah? Karena air mengalir melalui turbin dari waduk ke laut dan dari
laut ke waduk.
Pemanfaatan energi pasang surut ini untuk memeroleh debit air yang
banyak dalam waduk sangat tergantung dari pada tinggi air pasang permukaan
laut yang dipengaruhi oleh fase bulan dan keberadaan laut dengan garis ekuator
bumi. Semakin jauh laut dari garis ekuator bumi maka air laut pasang akan
semakin tinggi begitu juga sebaliknya semakin dekat laut dari garis ekuator bumi
maka air laut pasang akan semakin rendah.
19