Teori Minyak Goreng
Teori Minyak Goreng
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Minyak Goreng
2.1.1. Pengertian Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan
yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanyadigunakan untuk
menggoreng bahan makanan (Wikipedia, 2009). Minyak goreng berfungsi sebagai
pengantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan.
2.1.2. Jenis-Jenis Minyak Goreng
Minyak goreng dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan (Ketaren,
2005) yaitu :
2.1.2.1. Berdasarkan sifat fisiknya, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Minyak tidak mengering (non drying oil)
1. Tipe minyak zaitun, yaitu minyak zaitun, minyak buah persik, inti peach
dan minyak kacang.
2. Tipe minyak rape, yaitu minyak biji rape, dan minyak biji mustard.
3. Tipe minyak hewani, yaitu minyak babi, minyak ikan paus, salmon,
sarden, menhaden jap, herring, shark, dog fish, ikan lumba-lumba, dan
minyak purpoise.
2. Minyak nabati setengah mengering (semi drying oil), misalnya minyak biji
kapas, minyak biji bunga matahari, kapok, gandum, croton, jagung, dan
urgen.
7
Universitas Sumatera Utara
Universitas
Sumatera Utara
yakni:
2.1.3.1. Sifat Fisik
1. Warna
Terdiri dari 2 golongan, golongan pertama yaitu zat warna alamiah, yaitu
secara alamiah terdapat dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut
terekstrak bersama minyak pada proses ekstrasi. Zat warna tersebut antara
lain dan karoten (berwarna kuni kecoklatan), klorofil (berwarna kehijauan) dan
antosyanin(berwarna
kemerahan). Golongan kedua yaitu zat warna dari hasil degradasi zat warna
alamiah, yaitu warna gelap disebabkan oleh proses oksidasi terhadap
tokoferol (vitamin E), warna cokelat disebabkan oleh bahan untuk membuat
minyak yang telah busuk atau rusak, warna kuning umumnya terjadi pada
minyak tidak jenuh.
2. Odor dan flavor, terdapat secara alami dalam minyak dan juga terjadi karena
pembentukan asam-asam yang berantai sangat pendek.
Universitas Sumatera
Utara
3. Kelarutan, minyak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (castor oil), dan
minyak sedikit larut dalam alcohol,etil eter, karbon disulfide dan pelarutpelarut halogen.
4. Titik cair dan polymorphism, minyak tidak mencair dengan tepat pada suatu
nilai temperature tertentu. Polymorphism adalah keadaan dimana terdapat
lebih dari satu bentuk Kristal.
5. Titik didih (boiling point), titik didih akan semakin meningkat dengan
bertambah panjangnya rantai karbon asam lemak tersebut.
6. Titik lunak (softening point), dimaksudkan untuk identifikasi minyak
tersebut.
7. Sliping point, digunakan untuk pengenalan minyak serta pengaruh kehadiran
komponen-komponenya.
8. Shot melting point, yaitu temperature pada saat terjadi tetesan pertama dari
minyak atau lemak.
0
Universitas
Sumatera Utara
dengan minyak goreng curah). Sedangkan dengan dua kali penyaringan, minyak
goreng 'tidur' tidak akan terjadi, meski disimpan di lemari es sekalipun. Minyak
goreng yang membeku atau tidur tidaklah berbahaya dan sama sekali tidak
berpengaruh pada kesehatan. Justru minyak goreng yang mengalami dua kali
penyaring akan lebih mahal harganya karena biaya produksinya menjadi berlipat.
(Kukuh, 2010)
2.1.5. Penggunaan dan Mutu Minyak Goreng
Setiap minyak goreng tidak boleh berbau dan sebaiknya beraroma netral.
Berbeda dengan lemak yang padat, dalam bentuk cair minyak merupakan penghantar
panas yang baik. Makanan yang digoreng tidak hanya menjadi matang, tetapi menjadi
cukup tinggi panasnya sehingga menjadi cokelat. Suhu penggorengan yang
0
Universitas
Sumatera Utara
SATUAN
SYARAT
Normal
Air
% b/b
Maks 0.30
% b/b
Maks 0.30
Bahan Makanan
Tambahan
Cemaran Logam :
-
Besi (Fe)
Tembaga (Cu)
Raksa (Hg)
Timbal (Pb)
Timah (Sn)
Seng (Zn)
Mg/kg
Maks 1.5
Mg/kg
Maks 0.1
Mg/kg
Maks 0.1
Mg/kg
Maks 40.0
Mg/kg
Mg/kg
Arsen (As)
Angka Peroksida
Maks0.005
Maks 40.0/250.0)*
% b/b
Maks 0.1
% mg 02/gr
Maks 1
Tabel 2.2. Komposisi Beberapa Asam Lemak dalam Tiga Minyak Nabati
Jumlah
Minyak
Minyak Inti
Minyak
Atom C
Sawit (%)
Sawit (%)
Kelapa
(%)
Oktanoat
2-4
Dekanoat
10
3-7
Laurat
12
41-55
48
Miristat
14
1-2
14-19
17
Palmitat
16
32-47
6-10
Stearat
18
4-10
1-4
Oleat
18
38-50
10-20
Linoleat
18
5-14
1-5
Linolenat
18
1-5
Asam Lemak
Asam Lemak
Jenuh :
Tidak
Universitas
Sumatera Utara
menggunakan minyak jagung yang dipanaskan selama 24 jam pada suhu 120 ,
0
160 dan 200 c. Minyak dialiri udara pada 150ml/menit/kilo. Minyak yang
0
dipanaskan pada suhu 160 dan 200 c menghasilkan bilangan peroksida lebih
0
rendah dibandingkan dengan pemanasan pada suhu 120 C. Hal ini merupakan
indikasi bahwa persenyawan peroksida bersifat tidak stabil terhadap panas.
0
Kenaikan nilai kekentalan dan indek bias paling besar pada suhu 200 c,
karena pada suhu tersebut jumlah senyawa polimer yang terbentuk relative
cukup besar.
3. Akselerator Oksidasi
Kecepatan aerasi juga memengang peranan penting dalam menentukan
perubahan-perubahan selama oksidasi thermal. Nilai kekentalan naik secara
proporsional dengan kecepatan aerasi, sedangkan bilangan iod semakin
menurun dengan bertambahnya kecepatan aerasi. Konsentrasi persenyawaan
karbonil akan bertambahn dengan penurunan kecepatan aerasi. Senyawa
karbonil dalam lemak-lemak yang telah dipanaskan dapat berfungsi sebagai
pro-oksidan atau sebagai akselerator pada proses oksidasi.
Universitas
Sumatera Utara
Universitas
Sumatera Utara
H
OH
PANAS
OH
OH
H
Minyak Goreng
(Gliserol)
+ H2O
H
Akrolein
Air
Universitas
Sumatera Utara
pada tikus wistar yang diberi pakan mengandung minyak goreng bekas yang sudah
tidak layak pakai terjadi kerusakan pada sel hepar (liver), jantung, pembuluh darah
maupun ginjal.
Penggunaan
minyak
goreng
jelantah
secara
berulang-ulang
dapat
otak. Bila penyumbatan terjadi di jantung akan menyebabkan jantung koroner dan
bila penyumbatan terjadi di otak akan menyebabkan stroke.
2.3. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan
Perilaku diartikan sebagai semua kegiatan atau aktivitas, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Skiner bahwa
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar). Oleh karena itu perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini
disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respons. Perilaku mencakup tiga
bidang yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan tindakan (practice)
(Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan batasan perilaku dari skinner, maka perilaku kseehatan adalah suatu
respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta
lingkungan. Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok (Notoatmodjo, 2003).
1.
kesehatan agar tidak sakit dan usaha usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh
sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek:
1.
2.
3.
Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman
dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat
mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pda perilaku orang terhadap
makanan dan minuman tersebut.
2.
3.
Universitas
Sumatera Utara
2.3.1. Pengetahuan
Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) yaitu hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dalam kamus
bahasa Indonesia, disebutkan bahwa pengetahuan atau tahu adalah mengerti sesudah
melihat/menyaksikan, mengalami atau diajar. Dari defenisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan yaitu suatu bentuk tahu dari manusia yang
diperolehnya dari pengalaman, perasaan, akal pikiran, dan instuisinya setelah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau informan. Menurut Notoadmojo (2003), ada
enam tingkat pengetahuan seseorang, yakni :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi secara benar.
Universitas
Sumatera Utara
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)
Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
suatu objek. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari beberapa
tingkatan, yakni :
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek).
2. Merespon (responding)
Merespon diartikan bila seseorang memberikan jawaban/reaksi apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggungjawab (responsible)
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi. Ini merupakan tingkatan sikap yang paling
tinggi.
2.3.3. Tindakan
Pengetahuan dan sikap masih terwujud dalam bentuk perilaku tertutup
(concert behavior). Untuk mewujudkan perilaku tertutup menjadi perilaku terbuka
(overt behavior) dalam hal ini menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan
penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia
Universitas
Sumatera Utara
akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya. Tahap
inilah yang disebut praktik (practice) kesehatan.
Praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut
kualitasnya, yakni :
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktek tingkatan pertama.
2. Praktik terpimpin (guided response)
Apabila suatu objek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih
tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
3. Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal
secara otomatis, maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
4. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa
yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan
modifikasi.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau
bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni
dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmodjo, 2003).
Universitas
Sumatera Utara
Universitas
Sumatera Utara
Peng
etahu
an
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
tent
ang
Pen
ggu
naa
n
Min
yak
Gor
eng
ber
ulan
g
kali
Sika
p
Ibu
Ru
ma
h
Tan
gga
ten
tan
g
Pen
ggu
naa
n
Min
yak
Gor
eng
ber
y
a
k
G
o
r
e
n
g
b
e
r
u
l
a
n
g
k
a
l
i
T
i
n
d
a
k
a
n
I
b
u
R
u
m
a
h
T
a
n
g
g
a
tent
ang
Pen
ggu
naa
n
Min
yak
Gor
eng
beru
lang
kali
Univ
ersit
as
Sum
atera
Utar
a