TELUR
Disusun Oleh :
KELOMPOK
1.
Miftachul Ikhsan
H3113061
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak adalah termasuk golongan lipid (netral). Minyak adalah lemak yang
berwujud cair pada suhu kamar yaitu 25
Makin tinggi titik asap , makin baik mutu minyak goreng. Lemak atau minyak yang
digunakan untuk menggoreng titik asapnya akan turun, karena telah terjadi hidrolisis.
Karena itu untuk menekan terjadinya hidrolisis, pemanasan lemak atau minyak sebaiknya
dilakukan pada suhu yang tidak terlalu tinggi, pada umumnya suhu penggorengan adalah
177-221C (Winarno,1992).
Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan
sebagai bahan pangan. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok
yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Minyak goreng biasanya digunakan
sebagai media penggoreng bahan pangan, penambah cita rasa, ataupun shortening yang
membentuk tekstur pada pembuatan roti. Minyak goreng sangat diperlukan dalam proses
pengolahan pangan sebagai medium penghantar panas juga menambah rasa gurih, nilai
gizi, dan kalori dalam bahan pangan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SUMBER MINYAK
Minyak yang dapat dimakan (edible fat), dihasilkan oleh alam, yang dapat
bersumber dari bahan nabati atau hewani. Dalam tanaman atau hewan, minyak
tersebut berfungsi sebagai cadangan energi.
Minyak dan lemak dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, sebagai
berikut:
1. Bersumber dari tanaman
a. Biji-bijian palawija: minyak jagung, biji kapas, kacang, rape seed, wijen,
kedele, bunga matahari.
b. Kulit buah tanaman tahunan: minyak zaitun dan kelapa sawit.
c. Biji-bijian dari tanaman tahunan: kelapa, coklat, inti sawit, babassu, cohune
dan sejenisnya.
2.
Jenis Minyak
lambat. Berbagai jenis minyak yang bersumber dari nabati yaitu minyak wijen,
minyak jagung, minyak kedelai, minyak kelapa sawit, minyak kemiri, minyak jarak,
minyak kacang tanah, minyak jambu mete, minyak tengkawang, minyak biji kapas,
minyak coklat, minyak kelapa, dll.
Kelompok Minyak
Jenis Minyak
B. KARAKTERISTIK MINYAK
1. MINYAK WIJEN
a. Sifat
Biji wijen kering umumnya mempunyai kadar air 5% dengan
variasi kandungan minyak sekitar 35 57 % dan umumnya antara 44
54 %, serta kandungan protein dari biji antara 19 25 %. Biji-biji
dengan warna terang cenderung menghasilkan minyak dengan mutu
yang lebih baik dibandingkan dengan biji yang berwarna gelap.
Sedangkan warna gelap akan menghasilkan presentase minyak yang
lebih besar.
b. Karakteristik Minyak Wijen
Minyak wijen bersifat larut dalam alcohol dan dapat bercampur
dengan eter, kloroform, petroleum benzene dan CS 2, tetapi tidak larut
dalam eter. Setelah dimurnikan, minyak berwarna kuning pucat dan
tidak menimbulkan gejala kabut pada suhu 0 C.
Minyak wijen ini bersifat synergist terhadap phrethrum yang
merupakan sifat khas dari minyak wijen. Minyak wijen mempunyai nilai
putaran optic positif; jadi unsure non gliserida dalam minyak lebih
positif putaran optiknya, dibandingkan dengan asam-asam lemak
maupun gliserida. Minyak wijen yang paling baik adalah minyak wijen
Nilai
Bilangan Asam
0,040 0,100
Flavor
Lembut
Cold Test
Bersih
Bilangan Penyabunan
189 191
Bilangan Iodium
125 128
Bilangan Hehnd
93 -96
Titik Cair ( F)
4 12
Titik Nyala
575 640
Titik Bakar
590 700
0,918 0,925
7,672 pada 70 F
3. MINYAK KEDELAI
a. Sifat
Sifat
Nilai
Bilangan Asam
Maksimum 3
Bilangan Penyabunan
Minimum 190
Bilangan Iod
129 143
Maksimum 1,2
Maksimum 0,2
Indeks Bias
1,473 1,477
Bobot Jenis
0,924 0,928
Minyak Sawit
0,900
0,900 0,913
Indeks bias D 40 C
1,4565 1,4585
1,495 1,415
Bilangan Iod
48 56
14 20
Bilangan Penyabunan
196 205
244 254
Bau dan flavor dalam minyak terdaoat secara alami, juga terjadi
akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan
minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh
persenyawaan betaionone.
Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena
minyak kelapa sawitmengandung beberapa macam asam lemak yang
mempunyai titik cair yang berbeda-beda.
5. MINYAK KEMIRI
a. Karakteristik Minyak Kemiri
Bagian buah ( biji ) mengandung minyak sebesar 55- 65% dan kadar
minyak dalam tempurung sebesar 60%. Asam lemak yang terkandung
dalam minyak terdiri dari 55% asam palmitat; 6,7% stearat; 10,5% oleat;
48,5% linoleat dan 28,5% linolenat. Asam lemak palmitat dan stearat
termasuk golongan asam lemak jenuh; sedangkan asam oleat, linoleat
dan linolenat termasuk golongan asam lemak tidak jenuh. Karakteristik
minyak kemiri daspat dilihat pada tabel di bawah ini :
Karakteristik
Nilai
Bilangan Penyabunan
188 202
Bilangan Asam
6,3 8
Bilangan Iod
136 167
Bilangan Thiocyanogen
97 107
Bilangan Hidroksil
Tidaka ada
0,1 0,8
Bilangan Polenske
Tidak ada
1,473 1,479
0,3 1 %
0,924 0,929
6. MINYAK JARAK
a. Sifat Fisik dan Kimia
Minyak jarak mempunyai rasa asam dan dapat dibedakan dengan
trigliserida lainnya karena bobot jenis, kekentalan (viscositas) dan
bilangan asetil serta kelarutannya dalam alcohol nilainya relative tinggi.
Minyak jarak larut dalam etil alcohol 95% pada suhu kamar serta pelarut
organic yang polar, dan sedikit larut dalam golongan hidrokarbon
alifatis. Nilai kelarutan dalam petroleum eter relative rendah, dan dapat
dipakai untuk membedakannya dengan golongan trigliserida lainnya.
Kandungan tokoferol relative kecil (0,05%), serta kandungan asam
lemak esensial yang sangat rendah menyebabkan minyak jarak tersebut
berbeda dengan minyak nabati lainnya.
Sifat fisik dan kimia minyak jarak dapat dilihat pada table berikut
table di bawah ini:
Karakteristik
Nilai
Viskositas
0,957 0,963
Bilangan Asam
0,4 4,0
Bilangan Penyabunan
176 181
0,7
Bilangan Iod
82 88
Warna (Appearance)
Bening
1,477 1,478
Bilangan Asetil
145 154
230 C
285 C
Antoignition temperature
449 C
Titik Api
322 C
Titik Didih
dec
0,00066
Pour Point
-33 C
39,9 dyne/cm
Kisaran
Derajat Asam
0,08 6,0
Bilangan
188,0 195,0
penyabunan
Bilangan Iod 84,0 102,0
Macam Standar
British
ACCS
Standard
188,0
188 min
195,0
100,0 84
82 99
Species
Spanish
1,5
-
N.C
Runner
1,5
-
Bilangan
Thioainogen
Bilangan
Hidroksil
67,0 73,0
63
2,5 9,5
8,6 9,6
Bilangan
Reichart
meissl
Bilangan
Polenske
Zat tak
tersabunkan
Indeks bias
0,2 1,0
0,5
0,2 0,7
0,5
0,2 0,8
0,8 max
0,64
0,7
1,4605
1,4683
1,4681
nD 40 C
Bobot Jenis:
15/15 C
Bobot Jenis:
25/25 C
Titer, C
1,4645
-
0,17
0,92
-
0,91 0,915
0,917 10,921
0,910
0,915
26 - 32
26,32
Rumus kimia
Jumlah (%)
C5H11COOH
0,0-0,8
Asam kaprilat
C7H17COOH
5,5-9,5
Asam kaprat
C9H19COOH
4,5-9,5
Asam laurat
C11H23COOH
44,0-52,0
Asam miristat
C13H27COOH
13,0-19,0
Asam palmitat
C15H31COOH
17,5-10,5
Asam stearat
C17H35COOH
1,0-3,0
Asam arachidat
C19H39COOH
0,0-0,4
jenuh:
C15H29COOH
0,0-1,3
Asam palmitoleat
C17H33COOH
5,0-8,0
Asam oleat
C17H31COOH
1,5-2,5
Asam
lemak
tidak
Asam linoleat
Sumber: Krischenbauer (1960).
aktif
sebagai
alat
transportasi
trigliserida,
mempunyai
dan
jika
>20
2007
peroksida
menyatakan
terjadinya
oksidasi
dari
sampai
pada
tingkat
tertentu
selama penyimpanan
peroksida
meningkat,
tetapi
menguap
dan
iodine
memberikan
gambaran
mengenai
derajat
lemak
tersebut,
sebaliknya
makin
kecil bilangan
tidak
diinginkan karena
menghasilkan asam-asam
akan
menghidrolisis
minyak
rangkap,
indeks
bias
bertambah
besar.
Indeks
bias
BAB III
KESIMPULAN
Dari makalah yang tentang karakteristik minyak dan lemak dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Minyak adalah lemak yang berwujud cair pada suhu kamar yaitu 25
minyak
merupakan trigliserida (triasil gliserol) dari gliserol dan berbagai asam lemak.
2. Parameter kualitas minyak dapat diketahui melalui bilangan peroksida,
minyak kelapa sawit, minyak kemiri, minyak jarak, minyak kacang tanah,
minyak jambu mete, minyak biji kapas dan minyak kelapa.
5. Minyak yang telah rusak tidak hanya mengakibatkan kerusakan nilai gizi,
tetapi juga merusak tekstur, flavor dari bahan pangan yang digoreng.
DAFTAR PUSTAKA
Febriansyah, Reza. 2007. Mempelajari Pengaruh Penggunaan Berulang Dan
Aplikasi Adsorben Terhadap Kualitas Minyak Dan Tingkat Penyerapan
Minyak Pada Kacang Salut. Jurnal Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Ketaren, S. 1988. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI Press.
https://hariskal.wordpress.com/2009/05/09/kerusakan-minyak-goreng/
http://www.sehatraga.com/manfaat-minyak-wijen-sebagai-sumber-antioksidan/