Anda di halaman 1dari 21

GERONTOLOGI DAN SINDROMA GERIATRI

Dr. The Maria Widagdo, Sp.RM


Cakuler: bonchy

Selamat datang di cakul dokter Tini wini biti, yang memberi banyak materi kali
ini. Selamat membaca!
DEFINISI

Geron: lanjut usia

Logos: ilmu

Gerontology adalah ilmu yang mempelajari perubahan yang terjadi dari


usia dewasa muda ke lanjut usia dengan pendekatan biologis, psikologis,
dan social

LATAR BELAKANG
Mengapa perlu belajar Gerontologi?
Presentase populasi lansia terus
populasi balita terus menurun

meningkat

sementara

presentase

Pertumbuhan Penduduk Lansia di Indonesia


-

Sejak 1970:
o

Presentase penduduk usia 0-14 tahun terus menurun

Presentase penduduk usia produktif (15-59) akan terus meningkat


sampai tahun 2020 kemudian mulai menurun

TEORI PENUAAN
-

Teori penuaan berusaha menjelaskan bagaimana perubahan spesifik bisa


terjadi sebagai bagian dari proses penuaan

Masih sulit membedakan mana yang sebab dan mana yang akibat

Lebih dari 400 teori, banyak yang masih belum diketahui tentang penuaan

Terus bertambahnya jumlah lansia dan panjangnya usia orang yang hidup
sampai usia lanjut memberi peluang untuk mempelajari proses penuaan
dari usia 80 sampai 125 tahun

Teori Wear and Tear digambarkan seperti baju yang kelau dipakai (wear)
terus menerus, lama-lama akan menjadi sobek (tear). Begitu pula halnya
dengan penuaan, yang lama-lama akan terjadi penurunan dari saat muda

Programmed ageing: Hayflick limit of 50 doubling of cells in tissue culture


for fibroblast. Jadi kemampuan fibroblast yang rata-rata beregenerasi
maksimal 50 kali seumur hidup

Apoptosis

Immunological theories: damage of the immune system. Terjadi kerusakan


pada system imun, sesuai bertambahnya usia yang makin tua

Kerusakan oksidatif

Kerusakan DNA

DEFINISI GERIATRI

Geron: lanjut usia

Eatri: kesehatan

Geriatric adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kesehatan dan


penyakit pada lansia, perawatan komprehensif pada lansia dan
kesejahteraan dari pengasuh (caregiver) informal

PENDEKATAN MEDIS PASIEN GERIATRI


-

Multiple problem banyaknya masalah kesehatan yang terjadi (multiple,


tak hanya satu)

Iceberg phenomenon penyakit/keluhan yang nampak pada geriatric


hanya sebagian kecil, namun hal-hal pendukung dan penyakit lainnya jauh
lebih banyak yang belum diketahui maupun sengaja tidak dikeluhkan

Anamnesis lengkap: keluhan utama, penyakit lain, obat yang diminum,


kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kondisi sensoris
(pengelihatan dan pendengaran), status kognitif dan mental. Anamnesis
berperan penting!

Pemeriksaan fisik lengkap:


keseimbangan, indera, dll

Pemeriksaan pendukung

Lansia: Iceberg phenomenon; Dewasa: Law of parsimony (dari banyak


gejala dan tanda menjadi sindrom dan menjadi satu penyakit)

vital

sign

(orthostatic

hypertension),

PERUBAHAN GEJALA PENYAKIT PADA PASIEN LANSIA


Presentasi penyakit atipikal:
1. Tidak jelas (vague)
Gejala non-spesifik yang mungkin merupakan gejala dari penyakit spesifik:

Bingung (confusion)

Tidak merawat diri (self neglect)

Jatuh (falls) sering

Inkontinensia ex: ngompol

Apatis

Anorexia

Dyspnea

Lelah, lemah, tidak bertenaga (fatigue)

2. Berubah (altered)
Penyakit
Penyakit infeksi

Presentasi atipik
- Tidak ada demam
- Sepsis tanpa leukositosis dan demam
- Jatuh nafsu makan dan intake cairan
berkurang, kebingungan, perubahan
status fungsional
Silent myocardial infarction
- Tidak ada nyeri dada
- Gejala tidak jelas kelelahan, nausea,
dan penurunan status fungsional
- Presentasi klasik: keluhan sesak nafas
lebih sering dijumpai daripada nyeri
dada
o Perlu dilakukan anamnesis lebih lengkap
o

Keluhan tidak spesifik biasanya

3. Tidak dikeluhkan (non-presentation/under reporting) paling


sering terjadi, sehingga seperti iceberg phenomenon ini. Lansia cenderung
malu untuk mengeluhkan keluhan. Bisa disebut penyakit tersembunyi
pada lansia
o

Depresi

Inkontinesia biasanya paling sering ngompol, terus jadi malu


cerita ke dokter

Kekakuan musculoskeletal

Jatuh

Osteoporosis

Gangguan pendengaran

Demensia

Masalah gigi

Gizi buruk

Disfungsi seksual

Osteoarthritis merupakan
mengalahkan hipertensi

keluhan

yang

paling

tinggi

SINDROMA GERIATRI

Sindroma geriatric dipakai untuk menggambarkan ciri-ciri unik kondisi


kesehatan yang biasan dijumpai pada lansia tetapi tidak sesuai dengan
kategori penyakit tertentu
4 sindroma Geriatri yang umum:
o

Instability: jatuh

Incontinence: ngompol

Intellectual impairment: gangguang kognitif (delirium, dementia,


dan depresi)

Immobility: immobilitas dan luka tekan (ulcus decubitus)

4 faktor resiko yang dijumpai pada semua sindroma geriatric adalah:


o

Usia lanjut

Gangguan kognitif dasar

Gangguan fungsional dasar

Gangguan mobilitas

JATUH
*gubrak*

Jatuh merupakan salah satu penyebab utama kematian pada lansia (ngeri
ya )

Menunjukkan ketidakmampuan tubuh dalam menjaga keseimbangannya


begitu lemah

Data di Amerika Serikat:


o

70% kematian yang berhubungan dengan jatuh terjadi pada lansia

1 dari 7 kasus jatuh pada lansia menyebabkan fraktur imobilitas

Lansia usia > 75 tahun yang mengalami patah panggul akibat


jatuh: 50% meninggal dalam 1 tahun setelah jatuh

1/3 lansia berusia 65 tahun yang tinggal di rumah, jatuh tiap


tahun

2/3 lansia yang tinggal di rumah jompo, jatuh tiap tahun

Resiko jatuh meningkat 50% pada lansia berusia 80 tahun ke atas

Faktor Resiko Jatuh:


-

Gangguan
kognitif

kemampuan
otak
untuk
melakukan sesuatu berkurang

Deficit
sensoris
hipotensi
postural tidak mendengar
dan lihat sehingga bisa jatuh

Obat

Gangguan
mobilitas,
berjalan, keseimbangan

Depresi pemakaian alat bantu


gerak (kacamata, alat bantu
dengar, walker)

Riwayat jatuh

Kerentanan
(fraility/deconditioning)

Penyakit akut atau kronik

Ketakutan akan jatuh

Masalah lingkungan ex:


keset
yang
menyebabkan
jatuh

Asesmen pasien jatuh:

cara

a. Anamnesis
o

Aktivitas ketika jatuh

Gejala sebelum jatuh: kepala terasa ringan, palpitasi, dyspnea,


nyeri dada, vertigo, bingung, inkontinensia, pingsan

Lokasi jatuh

Saksi yang melihat peristiwa jatuh

Riwayat jatuh sebelumnya (sama atau beda)

Riwayat penyakit sebelumnya

Obat-obatan yang diminum

b. Pemeriksaan fisik
o

Ketajaman pengelihatan

Sistem kardiovaskular: tekanan darah, nadi (berbaring dan berdiri),


aritmia, murmur, bruits

Tungkai: artritis, edema, masalah podiatri, sepatu yang tidak pas,


kekauan otot, dan Range of Motion (ROM)

Sistem neurologic: status mental, cara berjalan dan keseimbangan,


membungkuk, membelok, naik turun tangga, berdiri dengan mata
tertutup, i.e.the timed up and go (pasien bangkit ke kursi dengan
sandaran lengan, berjalan 3 meter, dan kembali ke kursi)

Romberg test: berdiri 1 menit kaki menutup dan mata tertutup

Luka karena jatuh

Pemakaian alat bantu (kacamata, alat bantu dengar, walker)

Intervensi untuk pasien jatuh

a. Faktor Intrinsik:
o

Periksa obat-obat yang diminum (benzodiazepine dan obat anti


hipertensi bisa menyebabkan hipotensi postural)

Periksa status kognitif

Periksa kondisi mood (depresi) dapat menyebabkan gerak


lambat

Periksa alat bantu (kacamata, alat bantu dengar, walker)


kacamata apakah sudah waktunya ganti, dll; walkernya bikin
tergelincir gak, dlsb

Tingkatkan kekuatan otot

Periksa cara berjalan dan keseimbangan fisioterapi

Pemakaian alat bantu untuk mobilitas (tongkat, walker, railing)

Evaluasi inkontinensia biasanya malam hari lansia kebelet pipis,


namun saat otw toilet udah ngompol duluan, dan bisa-bisa kepleset
urinnya sendiri

Nilai pengertian pasien tentan gresiko jatuh dan cara mencegah

Nilai pengertian pasien dari pengasuh tentang resiko jatuh dan cara
mencegah

b. Faktor Ekstrinsik:
o

Periksa lingkungan (penerangan, keset, lantai yang tidak rata, kabel


listrik)

Periksa sepatu atau sandal pasien (stabil dan pas ukurannya)

Pakai alarm kalau keluar kamar

Railing untuk kamar mandi dan toilet (bentuknya seperti pegangan


gitu biar lansia bisa bangun berdiri setelah jongkok)

Toilet duduk dinaikkan, biar ga kesusahan lansianya ndodok

Singkirkan barang-barang yang bisa menyebabkan tersandung

INKONTINENSIA URIN

Definisi: hilangnya kendali pada kandung kemih kebocoran urin dan


akhirnya ngompol

15-30% lansia menderita inkontinensia urin


-

Beberapa tipe dari inkontinensia urin:

1. Inkontinensia Stress: karena tekanan yang mendesak, seperti batuk,


bersin, tertawa, olahraga, dan mengangkat beban berat
2. Inkontinensia Urgensi: umumnya karena infeksi saluran kemih (ISK)
dan penyakit neurologis tiba-tiba ingin berkemih dan terus-terusan
mendesak sehingga berkemih secara tidak sadar
3. Inkontinensia Overflow: sumbatan pada uretra, sehingga tidak
mampu mengosongkan kandung kemih, maka lama-lama akan bocor
dan jadilah ompol
4. Inkontinensia Campuran: campuran dari dua atau lebih tipe
inkontinensia urin
5. Inkontinensia Fungsional: akibat gangguan fisik atau mental,
sehingga tidak bisa berkemih ke toilet

Inkontinensia Urin Akut Reversibel

D: Delirium

R: Restriksi mobilitas, retensi urin

I: Infeksi, inflamasi, impaksi (ex:obstipasi)

P: Poliuria, Pharmacy

Faktor Resiko:

Immobilitas

Diabetes

Gangguan kognitif

Stroke

Obat-obatan

Deplesi estrogen

Aktivitas fisik high-impact

Kelemahan otot panggul

Kendala lingkungan

Asesmen pasien Inkontinensia

a. Anamnesis
-

- Aspek
Dokter bertanya

Gejala Spesifik

- Keterangan
50% pasien tidak menyampaikan keluhan ini
dokter harus bertanya
Diagnosis tergantung dari gejala, usia, jenis
kelamin dan patologi yang melatar belakangi
gejala
Overactive bladder:
ingin kencing ketika
melihat air mengalir dari kran, cuci tangan,
hawa dingin, dll

Gejala Spesifik

Karakteristik
Inkontinensia
Urin
Faktor-faktor
terkait
Kualitas hidup

* Tanya! Terutama
prostat bermasalah

Stress incontinence: mengompol ketika batuk,


tertawa, membungkuk, dll
Frekuensi, nocturia, aliran urin yang lambat,
hesitancy, interrupted voiding, straining, dan
terminal dribbling biasanya dijumpai pada
overactive
bladder
dan
bladder
outlet
obstruction
Onset,
frequency,
volume,
waktu,
dan
precipitan (misalnya obat, caffeine, alcohol,
aktifitas fisik, batuk)
Kondisi kesehatan dan obat-obatan yang
berhubungan dengan inkontinensia urin
Tanyakan dampak dari inkontinensia urin
terhadap hidup pasien dan pengasuh, misalnya
kegiatan
sehari-hari,
sosial,
emosional,
hubungan interpersonal (sexual), konsep diri
dan persepsi kesehatan secara umum, aspek
apa yang paling terasa mengganggu
perempuan, jika pada laki-laki keseringan karena

b. Pemeriksaan Fisik
-

- Aspek
Umum

Abdomen

Punggung

Musculoskeletal
Neurologis

Genitourinaria

- Keterangan
Orthostatic vital signs, kesadaran, kognisi,
status fungsional
Palpasi vesica urinaria; massa rectal dan
impaction
Lekukan atau
seberkas rambut bisa
merupakan tanda incomplete spina bifida
Mobilitas dan ketangkasan gerakan
Sensasi perineal; tonus sphincter anal; anal
wink dan bulbocavernosus reflex
Pria: periksa prostat, phimosis, paraphimosis,
dan balanitis
Wanita: periksa mukosa vagina untuk atrophy
dan pelvic support

c. Testing
-

- Aspek
Umum

Abdomen

Punggung

Musculoskeletal
Neurologis

- Keterangan
Orthostatic vital signs, kesadaran, kognisi,
status fungsional
Palpasi vesica urinaria; massa rectal dan
impaction
Lekukan atau
seberkas rambut bisa
merupakan tanda incomplete spina bifida
Mobilitas dan ketangkasan gerakan
Sensasi perineal; tonus sphincter anal; anal

wink dan bulbocavernosus reflex


Genitourinaria
- Pria: periksa prostat, phimosis, paraphimosis,
dan balanitis
- Wanita: periksa mukosa vagina untuk atrophy
dan pelvic support
* Periksa residu di vesica urinaria menggunakan alat tertentu untuk
mengetahui volume urin yang tertinggal di v.urinaria. keluarkan dengan
kateter, lalu ukur, jika banyak urin yang ada di dalam tandanya ada
obstruksi
Penatalaksanaan Inkontinensia Urin

1. Non-farmakologis
o

Diet: kopi, alcohol

Latihan: penguatan otot


kateterisasi intermiten

dasar

panggul,

bladder

training,

2. Farmakologis:
o

Inkontinensia urgensi: antikolinergik


Dicvlomine, Flavoxate, Imipramine)

(Oxybutrin,

Propanteine,

Inkontinensia stress: alfa adrenergic agonis (pseudoepedhrine untuk


meningkatkan retensi urethra)

Sfingter relax: kolinergik agonis (Bethanechol atau alfakolinergik


antagosis seperti prazosin untuk stimulasi kontraksi)

3. Operatif:
o

Inkontinensia overflow: perlu pembedahan untuk menghilangkan


retensi urin, misalnya karena tumor, batu, diverticulum, hyperplasia
prostat, dan prolapse pelvic (pada wanita)

Inkontinensia stress dan urgensi: bila terapi non-farmako dan


farmakologis tidak berhasil

Lakukan bila parah dan mengganggu. Biasanya lansia takut operasi,


sehingga maksimalkan dulu terapi lain

DEMENSIA

Gangguan kognitif global yakni gangguan pada banyak aspek

Ireversibel

Bukan disebabkan oleh gangguan indera (terutama pengelihatan dan


pendengaran)

Biasanya progresif

Penyebab demensia:

Alzheimers disease

Lewy body

Frontotemporal

Parkinsons disease

Other extrapyramidal syndromes

Huntingtons

Vascular (stroke, small vessel ischaemia)

Cushings , Addisons, Thyroid, Parathyroid, Diabetes

Vit. B12, thiamine, nicotine deficiency

Normal pressure hydrocephalus, head injury, space occupying lesion,


multiple sclerosis

Syphilis, HIV, encephalitis, Creutzfeld Jacob Disease


-

* Paling banyak yakni karna Alzheimer dan Vaskular

Penyebab yang reversible:

Obat-obatan

Hiperkalsemia

Depresi

Gangguan liver

Penyebab metabolic

Subdural hematoma

Gangguan Thyroid

Neoplasma

Defisiensi vitamin B12

Diagnosis:

Adanya deficit kognitif multiple

Gangguan fungsi bekerja dan social

Penurunan fungsi dibandingkan sebelumnya

Gangguan memori

Peling sedikit satu dari gejala berikut:


o

Afasia tidak bisa ngomong, namun diberi instruksi gerakan bisa

Apraxia tidak bisa melakukan sesuatu

Agnosia cara ngomongnya normal, namun dia tidak tahu yang


mana dan apa (tidak kenal benda)

Gangguan fungsi eksekutif

Gejala Diagnostik:

a. Gangguan memori:
o

Gangguan memori merupakan gejala utama

Gangguan kemampuan untuk mempelajari hal baru

Lupa hal yang sudah dipelajari sebelumnya

Kehilangan benda-benda, lupa sedang memasak, tersesat di daerah


yang sudah amat dikenal,. Tidak mau minum obat teratur

Lupa keluarga sendiri, alamat rumah, nama sendiri, pekerjaan


sebelumnya

b. Gangguan berbahasa: aphasia


o

Bahasa jadi sederhana, tidak kompleks

Kesulitan menyebut nama orang atau benda

Repetisi/pengulangan

Kesulitan mengerti bahasa oral dan tulis

Akhirnya tidak bisa bicara lagi karena tidak bisa mengingat


bahasa/kata

c. Apraxia: kesulitan melakukan tugas motoric walaupun taka da


gangguan syaraf, otot, dan sendi
o

Kesulitan mengerti perintah

Tak dapat meningterpretasi kekuatan

Tak dapat menginterpretasi sensasi

Misalnya: lupa cara mandi, gosok gigi

d. Agnosia:
o

Kesulitan mengenal orang atau benda

Kesulitan mengenali benda biasa, anggota, keluarga, bahkan dirinya


sendiri di foto atau di cermin

e. Fungsi eksekutif

Kemampuan berpikir abstrak

Kemampuan memutuskan, memberi alas an, insight

Menggunakan, menginisiasi, menentukan urutan kegiatan, dan


memeonitor kegiatan yang kompleks

Membuat keputusan yang salah

Tak dapat mengatur keuangan

Melakukan tindakan yang bisa membahayakan kehilangan insight

f. Tingkah laku
o

Delusi,
terutama
pranoia.
Halusinasi
(terutama
visual
iritabilitas,
agresif
(verbal jalan)

Tidak
merawat
diri,
rumah
maupun
makanan

Apatis

Resistive,
diberitahu

Gangguan tidur

Gangguan
mood:
anxiety dan depression

Banyak
menuntut,
mencari perhatian dan
repetitive

sulit

Agitasi.
Berjalan-jalan
terus tersesat

Menarik diri

Asesmen:

Anamnesis (alloanamnesis) paling penting

Pemeriksaan fisik

Tes neuropsikometrik: MMSE

Tes laboratorium: FBP, U&E, B12, fosfate, BSL, syphilis serology, ESR,
urinalisis, calcium +/- lumbar puncture, EEG

Imaging: CT, MRI, SPECT, PET


o

Tes Skrinig kognitif: MMSE

MMSE
yang
sudah
distandarisasi (Molloy et al
1991)

Tak ada tes fungsi eksekutif

Orientasi

Floor and ceiling effects

Registrasi, recall

Budaya
barat,
pengaruh
pendidikan dan bahasa

Atensi

Kalkulasi

Bahasa

Tes skrining (MMSE):

Komponen:

Kontruksi visual

Orientasi waktu: tanggal, bulan, tahun, musim

Orientasi tempat

Registrasi: mengulangi irama nama 3 benda yang disebut

Menyebut nama benda yang ditunjuk

Membaca

Melakukan perintah

Scoring:
o

Ringan (22-27)

Sedang (10-21)

Berat (<9)

* scoring harus hati-hati, karena hanya merupakan test screening!

GERIATIRI DEPRESSION SCALE (GDS)

Versi original 30 pertanyaan cut off score 11-14, versi pendek 15


pertanyaan, cut off scorenya 5-10

Pertanyaan:
o

Secara umum, apakah anda merasa puas dengan hidup anda?

Apakah anda mangurangi berbagai kegiatan dan hobi anda?

Apakah anda merasa hidup anda hampa?

Apakahh anda sering merasa bosan?

Apakah anda hampir selalu bersemangat

ALZHEIMER DISESASE

60% dementia

Degenerasi neuron: beta amyloid plaques, dan neurofobtially tangles

Onset awal dihubungkan dengan mutasi gen

Gejala pokok adalah hilangnya memori, plus domain lain dan bersifat
progresif

Penatalaksanaan Pasien Demensia:

Obati penyebab yang reversible

Edukasi keluarga

Terapi farmakologi resiko vaskuler

Non-farmakologik:
o

Keamanan lingkungan

Pengendalian mood dan tingkat laku

DELIRIUM

Definisi: sindroma metal organic akut dengan gejala utama penurunan


kesadaran (clouding of consciousness) diserta gangguan asistensi,
persepsi, orientasi, proses piker, daya ingat (memori), perilaku psikomotor
(agitasi), dan siklus tidur

Sifat: tiba-tiba, emergency, terjadinya mendadak

Faktor resiko:

Usia tua

Diabetes

Dementia

Penyakit kardiovaskular

Penurunan
panca
indera
(misal:
gangguan
pengelihatan, pendengaran)

Kanker

Malnutrisi

Pernah mengalami delirium

Pasca operasi

Ketergantungan pada alcohol

Etiologi

a. Intrakranial
o

Epilepsy dan keadaan paska kejang

Trauma otak (terutama geegr otak)

Infeksi: meningitis, Ensefalitis

Neoplasma

Gangguan vaskuler

b. Ekstrakanial
o

Infeksi sistemik

Gangguan elektrolit

Obat-obatan: antikolinergik, antikonvulsan, dll

Racun: karbonmonoksida, logam berat, dll

Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfusi

Post operatif

Trauma kepala atau seluruh tubuh

Asesmen pasien Delirium:

Gambaran klinis:

Gangguan kesadaran (clouding of consciousness)

Gangguan
persepsi
pengelihatan)

Gangguan orientasi, mula-mula disorientasi waktu

Gangguan proses pikir dan pembicaraan (gangguan konsentrasi,


prevervasi, flight of ideas, inkoherensi, delusi)

Gangguan memori

Gangguan afek gangguan psikomotor

Disfungsi otonomik, sulit kontrol BAK

Gangguan siklus tidur bangun

(ilusi,

Penatalaksanaan pasien delirium

halusinasi

terutama

halusinasi

Penegakan diagnosis dan menemukan etiologi

Farmakologik:

Farmakologik mengatasi

Mengurangi kecemasan atau agitasi dengan antipsikotik seperti


hiperidolm benzodiasepin

Parame
ter
Onset

Beberapa
minggu

Durasi

3-6 bulan, bisa


kronis

Gejala
awal

Afek
datar,
Hypochondrias
is, fokus pada
gejala,
Apatis,
tak
ada
upaya
untuk
melakukan
tugas

Depresi

Memori
baru

Normal
atau
baik
memori
awal maupun
lama
tidak
terganggu

Intelek

Melambat
atau menolak
untuk
merespons

Penilai

Buruk

Deliriu
m
Cepat
dan
pendek,
mendad
ak,
beberap
a
jam
/hari
Beberap
a hari 3
minggu
Disorien
tasi,
kesadar
an
berkabu
t , mood
fluktuati
f,
pikiran
kacaru,
tak
mengert
i tugas
Memori
baru
tergang
gu, tapi
yang
lama
utuh
Tergang
gu

Tergang

Dementia

Beberapa bulan
sampai
beberapa tahun

5 - 15 tahun

Gejala tak jelas,


intellek
hilang,
menyangkal
atau
menyembunyika
n
gejala,
perhatian
mudah
teralih,
berupaya
melaksanakan
tugas

Terganggu, cara
berpikir
harus
konkrit

Terganggu,
keputusan tidak
tepat,
menyangkal ada
masalah
Terganggu,

an

Pola
diurnal

Afek
perhati
an

Lebih buruk di
pagi hari, tidur
terganggu

Menarik
diri,
terbatas,
apatis, putus
asa, tertekan

Orienta
si

Utuh

Tingkat
kesada
ran
Gejala

Utuh

Delusi

gu,
banyak
menjaw
ab
tidak
tahu,
sulit
membe
dakan
fakta
dari
halusina
si
Mengan
tuk
siang
hari,
halusina
si
malam
hari,
insomni
a,
mimpi
buruk
Labil,
bervaria
si,
takut/pa
nic,
euphori
a,
tergang
gu
Disorien
tasi,
tapi
biasany
a tidak
terhada
p orang,
ada
periode
jelas
Tergang
gu
Delusi

keputusan tidak
tepat,
menyangkal ada
masalah

Lebih buruk di
malam
hari,
Sundowning, ,
pola
tidur
terbalik

Mudah
teralh,
dangkal,
labil,
kecemasan yang
tidak
pas,
depresi, curiga

Disorientasi

Utuh

Delusion lambat,

psikoti
k

halusinasi

LUKA TEKAN/ULCUS DECUBITUS

Definisi: kerusakan jaringan yang terlokalisir karena kompresi jaringan


yang lunak di atas tulang yang menonjol (bony prominence) dalam jangka
waktu lama

Faktor resiko utama adalah immobilitas. Misalnya duduk yang terlalu lama

Cara mencegah immobilitas:


o

Mendorong mobilitas fungsional

Edukasi keluarga atau perawat

Rehabilitasi dini

Pemakaian alat bantu yang sesuai

Fisioterapi bila perlu

Kompresi jaringan menyebabkan gangguan suplai darah pada daerah


yang tertekan

Kompresi lama menyebabkan insufisiensi aliran darah, anoksia atau iskemi


jaringan dan akhirnya mengakibatkan kematian sel

Faktor resiko:

Ekstrinsik: tekanan, gesekan, goresan, kelembaban, urin, dan feses

Intrinsic: ketebalan kulit, lemak subkutan, kekuatan tensil kolagen, dan


elastisitas kulit menurun karena usia, nutrisi dan idrasi, immobilitas,
gangguan sensasi dan penurunan kesadaran

Ket:
o

Stage 1: sebatas epidermis

Stage 2: sampai subkutan

Stage 3: sampai ke otot

Stage 4: sampai ke tulang. Pada stage


osteomyelitis dan biasanya jarang sembuh

ini

dapat

menjadi

Pencegahan:

Pemeriksaan kulit tiap hari

Mandi dengan sabun lembut, hindari air hangat dan gesekan berlebih

Obati inkontinensia

Pakai pelembab kulit

Jangan pijat bagian bony prominence

Pasang bantal di bagian bony prominence

Sering ganti posisi tubuh

Untuk pengguna kursi roda, angkat bokong tiap 15 menit

Penatalaksanaan:

Asesmen pasien secara holistic, yaitu kondisi fisik, nyeri, kesehatan


psikososial, luka tekan dan komplikasinya

Bersihkan luka

Pakai cairan yang tidak membunuh sel, jangan pakai hydrogen peroxide,
Dahens solution, atau betadine!

Irigasi luka

Rawat luka dengan kasa yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai