Anda di halaman 1dari 7

By : Drg. Trisnawaty K.

I.

Penilaian Aspek Psikologi


Sebelum menyerahkan gigi tiruan kepada pasien hendaknya dokter gigi
memeriksa dengan cermat mengenai :
Retensi
Stabilisasi
Dimensi Vertikal
Oklusi sentrik
Estetik
Fonetiknya
Bila setiap tahap pembuatan GT dilakukan secara sistematis dan cermat,
maka jarang terjadi kegagalan. Namun bila sampai terjadi, kita hrs
memperbaikinya. Untuk sesuatu hal yang tidak diduga sebelumnya lebih
baik seorang operator jangan menjanjikan bahwa pada kunjungan setelah
uji-coba, GT pasien selesai. Bagi pasien yang tergolong rewel akan marah,
kecil hati, kepercayaannya pada dokter gigi menjadi hilang. Bila terjadi
kesalahan dapat diperbaiki tanpa disadari pasien dan baru diserahkan
setelah beberapa kali penyesuaian. Tahap penyerahan ini harus betul-betul
pada saat pasien sudah merasa puas dengan GT-nya.

II.

Uji Coba Gigi Tiruan Akrilik


Pada tahap ini akan diperlukan waktu yang lama, bila GT dibuat tanpa
rencana, karena operator harus melakukan banyak perbaikan. Tahap ini
diketahui oleh pasien sebagai pemasangan GT sementara. Pemasangan
sementara GT mempunyai tujuan pengenalan :
1. Daerah landasan GT yang menimbulkan rasa sakit dan dikenal dengan
sebutan sore spot.
2. Bagian GT yang menganggu kekokohannya dan pemantapannya.
3. Estetik yang tidak disenangi pasien
4. Oklusi yang salah
5. Saat yang tepat untuk pemasangan akhir.
Pada tahap ini operator menilai :
(1)
Kekokohan Gt.
GT dipasang dalam mulut pasien dan dibiarkan beberapa menit
dalam posisi menggigit. Selanjutnya pasien diminta membuka mulut
selebar mungkin, senyum, bicara, membasahi mulutnya, menelan ludah.
Pada setiap perlakuan GT tidak boleh lepas. Diperhatikan satu persatu
dan dokter gigi mencari dan memperbaiki kesalahannya. Faktor
penyebab GT mudah lepas adalah :
a. Adaptasi permukaan anatomis yang tidak tepat.
b. Sayap landasan labial/bukal/lingual terlalu panjang atau sebaliknya
terlalu pendek
c. Batas posterior yang tidak tepat pada garis A atau pembuatan post
dam nya kurang baik

d. Sayap landasan yang terlalu tebal.


Faktor penyebab tersebut harus segera dihilangkan sebelum
melanjutkan langkah berikutnya. Cara memperbaikinya masingmasing adalah :
a. Beri lapisan adukan bahan pengetes, seperti malam lunak,
visco gel atau paste seng okside eugenol. Bahan tersebut
dioleskan secara merata pada permukaan anatomi GT,
tempatkan kembali dalam mulut pasien. Pasien diminta
menggigit sentrik yang sebelumnya operator merasakan
ketepatan kedudukan Gtnya. Setelah beberapa meniy dalam
mulut, pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. GT
dilepas dan diperiksa lapisan bahan tadi, bila tidak merata
terutama ada bagian landasan yang terlihat harus diulang
dengan relining.
b. Pada pinggiran yang tampak terlalu panjang diberi seng oksid
eugenol (pasta putih), tempatkan GT dalam mulut pasien.
Operator menahannya dalam mulut dengan tekanan ringan
sambil menggerakkan otot yang berhubungan dengan sayap
yang terlalu tinggi. Keluarkan GT dari mulut pasien dan bila
bahan tes terhapus, bagian tersebut harus dikurangi. Lakukan
berkali-kali sampai GT tidak lepas oleh gerakan otot.
Bila sayap terlalu pendek, operator harus memperpanjangnya
dengan menambah kompon pada pinggiran GT. Biasanya
digunakan Xantigen, bahan tersebut dilunakkan dan dioleskan
di pinggiran yang terlalu pendek. Segera tempatkan dalam
mulut dan ditahan oleh operator sambil menarik-narik otot
pasien. Keluarkan GT dari mulut pasien dan periksa teraannya,
bila telah sempurna bentuknya lakukan prosedur penggantian
dengan akrilik seperti biasanya.
c. Untuk ketepatan garis A, pasien diminta mengucapkan A
dan goreskan potlot tinta pada garis getarnya. GT ditempatkan
pada RA,bila terlalu panjang potlot tinta akan pindah pada
permukaan anatomis. Sedang batas posterior yang terlalu
pendek, garis potlot akan tampak berada dibelakang batas GT.
Operator harus memotong yang terlalu panjang dan mengulang
kembali membuat postdam. Pada yang terlalu pendek
memperpanjang sambil membentuk postdam dalam mulut
pasien.
d. Sayap yang terlalu tebal harus dikurangi, oleskan malam lunak
atau adukan pasta seng oksid pada permukaan luar GT>
Masukkan dalam mulut pasien dan diminta untuk mengerakgerakkan vivir, pipi dan melakukan gerakan menelan. GT
dikeluarkan dari mulut pasien dan diperiksa teraannya dalam
fungsi dan bentuk pinggiran harus membulat. Selanjutnya
pendam dan ganti dengan akrilik seperti biasanya.

(2) Kemantapan Gigi Tiruan

Pertama-tama lakuakan pemeriksaan dengan menekan GT dalam mulut


pasien, rasakan apakah ada goncangan. Kemudian tempatkan kertas artikulasi
antara GT atas dan bawah, pasien diminta mengigit sentrik. Lakukan berkalikali, kemudian GT dikeluarkan dan periksa teraannya. Bila terdapat teraan
yang terlalu tebal suatu tanda bahwa masih ada kontak prematur. Teraan
yang terlalu tebal harus digerinda samapai terdapat teraan yang merata.
Kemudian pasien diminta menggerakkan rahang kelateral kiri dan
kanan, GT dikeluarkan dari mulut pasien, periksa teraannya. Bila teraannya
tidak merata kita gerinda yang tebalnya dengan sistem BULL. BULL berasal
dari kata buccal upper-Lingual Lower . Sistem ini bertujuan untuk
mempertahankan bentuk lengkung Monson untuk kemantapan GT. Selain itu
bonjol-bonjol gigi sebagai pengunci saat oklusi sentrik tidak terganggu.
(3) Penilaian Estetik dan Kontur Wajah
GTL harus mendukung otot-otot wajah sehingga pasien tidak tampak
ompong lagi. Alur-alur yang berada di sepertiga wajah bagian bawah wajar
kembali kecuali alur akibat penuaan. Penampilan yang wajar sesuai pribadi
pasien disebabkan oleh penyusunan gigi-geliginya, dan kontur wajah oleh
sayap landasan labial/bukal GT. Penilaian estetik sebenarnya sudah dilakukan
saat uji-coba sehingga tidak perlu terjadi kesalahan. Namun, masih dapat
terjadi saat memoles GT karena terlalu banyak mengerinda permukaan sayap
atau pinggirannya. Maka sebenarnya saat memoles tidak boleh menggerinda,
cukup menghaluskan dengan sikat saja. Pengerindaan dilakukan hanya untuk
bintik akrilik yang berlebihan dan bagian yang dirasakan tajam. Dengan cara
tersebut kita dapat mempertahankan hasil kontur gusi yang telah dilakukan
seperti rugae, alur antara tonjolan akar, stipling yang sering hilang akibat
pemolesan yang salah.

(4) Pemeriksaan Gigitan Sentrik sekaligus Dimensi Vertikal Pasien


Kesalahan dapat terjadi akibat dari tahap akhir yaitu saat mengisi akrilik.
Misalnya tanpa melakukan pres percobaan, atau tidak memperhatikan kontak
kuvet lawanya yang harus merapat kembali setelah diisi akrilik. Pemeriksaan
dilakukan setelah GT dipoles di luar mulut pasien. Kedua GT atas dan bawah
dikatupkan dan dirasakan apakah goncang atau stabil. Periksa apakah masih
terdapat sisa-sisa akrilik pada permukaan oklusal gigi-giginya. Selanjutnya
masukkan dlm mulut, lihat secara cermat saat pasien diminta menggigit
dengan gerakan membuka dan menutup mulut. Bila tampak kesalahan
hendaknya jangan tegesa-gesa mengambil keputusan untuk memperbaikinya,
karena cara memperbaiki kesalahan di dalam mulut banyak ragamnya.
Tentunya harus yakin terlebih dahulu apa penyebabnya, pilihlah cara
perbaikan yang tepat.
Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena :
a. Pergeseran tempat GT di atas jaringan lunak.
b. Gigitan yang terlalu keras dilakukan pasien sehingga mengubah bentuk
jaringan/pendukungnya.
c. Tekanan yang tidak sama pada landasan GT yang dapat terjadi karena
menggunakan bahan pencatatan sentrik yang tidak homogen.
d. GT yang dipasang diatas jaringan pendukung yang mengalami perubahan
karena GT lama pasien.

e. Pencatatan sentrik tidak dapat dilakukan secara akurat karena kelainan


anatomi dan fisiologi rahang. Selain itu kejiwaan pasien dan kemampuannya
yang terbatas sehingga sukar mengkomunikasikan apa yang harus pasien
lakukan.
Cara mengatasi masing-masing kesalahan tersebut adalah, untuk kesalahan
a,b,c dengan menggunakan gips pencatat antar oklusal. Gips adalah abahan
yang paling baik karena tidak menimbulkan tekanan pada landasana gigi tiruan.
Kesalahan d. Dapat dicegah, pasien diminta melepaskan GT yang lama paling
sedikit 24 jam sebelum yang baru dipasang. Dan kesalahan e. Tidak dapat
diatasi secara sempurna dan biasanya hanya dengan pengalaman operator
saja.
Keslahan yang terjadi diluar mulut, diantaranya adalah pemasangan model
dalam artikulator. Biasnya karena :
1. Penempatan kembali GT kurang tepat saat melakukan
pemasangan ulang dlm artikulator.
2. Penempatan catatan antar oklusal yang salah
3. Terdapat gangguan pada model atau GT saat dipasang dalam
artikulator
4. Persiapan artikulator kurang baik sebelum memasang model.
5. Kekurang telitian dalam penggunaan gips waktu memasang
modelnya.
Kesalahan tersebut sukar untuk diperbaiki dalam mulut pasien pada saat GT
dipasang sebagai percobaan. Perbaikan harus dengan mengulang prosedur
yang salah, misal untuk :
1. Membongkar kembali salah satu model yang telah dipasang, biasanya
model RB.
2. Mencari catatan antar oklusal kembali dlm mulut pasien
Pasang antara GT atas-bawah dengan tepat dan dalam artikulator. Pilihlah
bahan pencatat yang tepat, lazim digunakan gips atau pasta seng oksid.
3. Mengecek gangguan pada model atau GT sehingga penempatan GT pada
model tidak tepat. Biasanya terjadi pada GT yang bersayap panjang dan
banyak daerah gerong sehingga pemasngan kembali pada model sukar.
4. Mengulang pemasangan kembali dalam artikulator dengan pesiapan yang
lebih teliti
5. Mengulang kembali pemasangan dengan menggunakan adukan gips yang
cukup kental. Adukan gips yang terlalu kental atau sebaliknya terlalu
encer akan mengganggu penempatan model. Laksanakan pemasngan model
satu per satu, biasanya model atas dahulu. Setelah mengeras betul
gipsnya baru artikulator dibalik dan mengecor dengan gips di bagian
bawahnya dan biarkan dari kelebihan gips bekas pasang dan melakukan
penilaian GT.

(3) Penyuluhan
Penyuluhan dapat diberikan secara lisan atau tertulis. Bagi mereka yang
pernah mempunyai GT, GT yang baru dipasang tidak merupakan sesuatu yang asing.
Hanya tinggal menyesuaikan saja dan biasanya tidak memerlukan waktu yang lama.

Namun pada pasien tetap diberitahukan bahwa GT yang baru ini masih belum selesai,
masih dalam masa percobaan. Masih memungkinkan perbaikan sedikit-sedikit sampai
enak dipakai. Hal-hal lain yang harus diketahui pasien terutama bagi pasien yang
untuk pertama kalinya menggunakan GT, ialah yang umum terjadi, seperti:
1. Merasa penuh dalam mulut
2. Sukar berbicara
3. Sukar mengunyah
4. Terasa mau lepas
5. Merangsang jaringan lunak dan air ludah bertambah banyak dan
6. penampilan yang tidak serasi
Untuk hal tersebut perlu diberi penjelasan pada pasien jauh sebelumnya bahwa:
1.
GT tidak seperti gigi asli yang tertanam dalamlinggir, GT mempunyai
landasan dan ketebalan yang menutupi jaringan pendukung seluas mungkin.
Luas landasan dan ketebalannya mengambil ruangan pada rongga mulut
sehingga dirasakan penuh. Perasaan ini sifatnya hanya sementara, sesudah
beberapa minggu pemakaian GT perasaan penuh tadi akan hilang.
2.
Sifatnyapun hanya sementara karena terganggu oleh GT yang mengambil
tempat dalam rongga mulut. Hal ini biasanya tidak segera diperbaiki,
hanya pasien diminta melatih diri dan dalam beberapa waktu fungsi bicara
akan normal kembali.
3.
Kesukaran dalam pengunyahan disebabkan karena untuk pertama kalinya
menggunakan GT yang menopang di atas jaringan pendukung. Selain itu
terdapat faktor lain yang berperan serta pada saat pengunyahan seperti
lidah, vivir, pipi, tenggorokan, sendi rahang, dan kelenjar ludah. Sebelum
dapat menyesuaikan diri dan mekanisme pengunyahan dengan GT,
hendaknya pasien makan makanan lunak dan tidak lengket yang dapat
mengangkat GT dari tempatnya.
Pasien harus sebanyak mungkin menggunakan gerahamnya untuk
mengunyah. Kebiasaan mengunyah di anterior sebelum mempunyai gigi
tiruan harus dihilangkan.
Selanjutnya secara bertahap diperbolehkan memilih makanan yang agak
keras.
4.
Perasaan akan terlepasnya gigi tiruan baik yang atas maupun yang
bawah harus kita periksa dengan seksama sebelum memperbaikinya.
Karena sekarang dengan adanya kemajuan teknik mencetak kita dapat
membuat gigi tiruan yang kokoh, kecuali pada kasus linggir rendah
terutama pada rahang bawah, kekokohan gigi tiruan tidak dapat dicapai.
Namun kita dapat mengimbanginya dengan membuat gigi tiruan yang
mantap sehingga gigi tiruan dapat berfungsi dengan baik.
5.
Banyak faktor yang dapat merangsang jaringan lunak dibawah landasan
atau dipinggiran gigi tiruan. Hal inipun harus diperiksa dengan seksama
penyebabnya. Bertambahnya pengeluaran air ludah tidak perlu diresahkan,
sifatnya sementara dan akan normal kembali bila telah terbiasa. Hal ini
disebabkan gigi tiruan merupakan benda asing didalam mulut sehingga
merangsang pengeluaran air ludah.
6.
Penampilan yang dirasakan aneh oleh pasien biasanya karena kurang
memenuhi harapannya. Misal permintaan untuk menggunakan gigi yang
putih dan kecil yang menurut operator tidak sepadan dengan umur dan
ukuran yang sesuai dengan kenyataan. Ketidakpuasan ini akhirnya bisa
diterima oleh pasien setelah tidak ada komentar dari lingkungannya

karena tidak tampak palsu. Biasanya operator memesan supaya pasien


jangan memperlihatkan dirinya memakai gigi tiruan. Komentar akan timbul
dari orang yang terdekat bila memang tampak aneh.
Hal lain yang tidak dapat diatasi hendaknya diberitahukan jauh sebelumnya
supaya pasien tidak kecewa. Seperti kerutan wajah karena ketuaan yang
diharapkan pasien dapat hilang karena dukungan dari gigi tiruannya.
Selain keenam hal tersebut perlu diberitahukan penggunaannya,
pemeliharaannya, dan pemeriksaan kembali secara teratur.
Gigi tiruan harus dipakai terus dalam keadaan bersih supaya jangan terasa
tidak enak dan tercium bau. Setiap pemakaian harus dilepas dan digosok atau
disikat dengan sabun atau odol. Untuk lebih cepat membiasakan diri boleh
dipasang lagi pada malam hari. Bila telah terbiasa lebih baik malam gigi dilepas
dan direndam dalam air dingin dan sekali-kali diberi obat rendam seperti
polident atau sebagainya.
Bila terdapat luka atau sakit segera kembali kedokter gigi walaupun belum
waktunya. Hal tersebut dapat mempermudah cara penanganannya operator dan
pasien dapt segera tertolong. Biasanya jangka waktu memeriksakan kembali
setelah dipasang ialah 24 jam, tiga hari, satu minggu, seterusnya tergantung
kebutuhan.
IV. Penyesuaian dan pemasangan akhir gigi tiruan.
Penyesuaian dapat dilakukan beberapa kali sampai pasien merasa puas. Pada
setiap tahap penyesuaian kita harus menanyakan keluhan pasien terlebih dahulu.
Bila perlu kita mencatatnya dan menggolongkan dalam keluhan umum atau khusus.
Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan kita yang mana yang perlu diatasi
terlebih dahulu.
Keluhan umum adalah keluhan yang bersifat sementara karena belum terbiasa
dengan gigi tiruannya. Operator jangan tergesa gesa memperbaikinya karena
kebanyakan tidak memerlukan perbaikan. Kita harus dapat menilai setiap tahap
kunjungan ada tidaknya perubahan, bila ada kemajuan maka jelas bagi kita untuk
tidak memperbaikinya.
Setelah menampung keluhan, opertaor meminta pasien melepaskan gigi
tiruannya dan memeriksa jaringan pendukung dan sekitarnya. Utamakn mengatasi
keluhan pasien dan mencari penyebabnya supaya dapat mengatasinya dengan
tepat. Sering pasien merasa sakit pada jaringan pendukung. Rasa sakit ini dapat
terlihat karena menimbulkan luka, operaor dapat dengan mudah mengatasinya.
Luka biasanya tmpk pada bats gigi tiruan atau pada frenulum karena sayap yang
terlalu panjang.
Sayap gigi tiruan yang sesuai dengan lokasi luka diberi seng oksid eugenol putih,
tempatkan gigi tiruan dalam mulut dan otot sekitarnay digerak gerakan. Gigi
tiruan dilepaskan dan pinggiran sayp yang tampak karena seng oksid terhapus
harus digerinda karena terlalu panjang. Daerah frenulum harus diperiksa sampai
frenulum dapat bergerak bebas, tidak boleh terjepit. Tetapi pengurangan sayap
harus hati-hati jangan terlalu banyak sehingga seal hilang. Hal tersebut akan
menimbulakan kebocoran sehingga dapat mengganggu kekokohan gigi tiruan.
Lakukan secara bertahap setiap kunjungan, pengurangannya sedikit demi sedikit.
Rasa sakit yang tidak tampak akan menyulitkan operator untuk mengatasinya.
Sebelum mengatasinya operator harus mencari penyebabanya dahulu. Dapat kita
tanyakan lokasinya pada pasien, lokasi ini dapat menentukan penyebabnya. Rasa

sakit setempat dan kadang tampak kemerah-merahan dikenal dengan sore spot
penyebabnya adalah tekanan berlebih atau ada bagian landasan yang kasar.
Cara mengatasinya kalau bukan oleh sisa akrilik pad permukaan anatomik
landasan, kita harus meredakannya. Daerah yang dirasakan sakit oleh pasien
diberi tanda dengan potlot tinta dan gigi tiruan dipasang sehingga akan tertera
pada landasan dan daerah tersebut kita redakan. Lakukan secara bertahap.
Rasa sakit secara menyeluruh dan tidak menentu disebabkan oleh dimensi
vertikal yang terlalu tinggi. Sering dibarengi dengan rasa panas dan pasien tidak
dapat memakai gigi tiruannya lama, dalam waktu yang suingkat pasien merasa
lelah. Cara mengatasinya, harus mengulang dan merubah dimensi vertikal yang
salah. Biasanya kita merubah gigi tiruan yang bawah, melepas gigi-geliginya dan
menggantinya dengan tanggul gigitan malam. Mencari dimensi vertikal dalam
mulut pasien bersama gigitan sentrik dan dipasang kembali dalam artikulator.
Susun kembali gigi geliginya dan sebaiknya melakukan ujuicoba dan diukur
kembali dengan cermat.
Pada penilaian oklusi sentrik, kita tempatkan selembar kertas artikulasi dan
pasien diminta menggigitnya berkali-kali dengan aba-aba membuka-menutup
mulut atau dengan gerakan menelan ludah. Gigi tiruan dikeluarkan dari mulut
pasien dan diperiksa teraannya, bila tidak merata teraannya harus digerinda.
Yang digerinda adalah teraan yang paling tua warnanya, lakukan sedikit demi
sedikit sampai merata. Teraan yang warnanya paling tua artinya terdapat kontak
prematur. Daerah tersebut berkontak terlebih dahulu dari bagian lainnya.
Sedang yang dikatakan oklusi adalah berkontaknya gigi geligi rahang atas dan
bwah secar serempak. Maka warna teraannya harus sama ketebalannya.
Penilaian kemantapn gigi tiruan sama seperti diatas tapi pasien diminta
melakukan gerakkan mengunyah.
Pertama-tama diminta menggerakkan rahang bawahnya ke lateral kiri atau kanan.
Gigi tirusn dikeluarkan dari mulut dan periksa teraannya, bila belum merata
harus digerinda pula. Penggerindaanya berlainan dengan kontak prematur tadi
dan teraan yang terlalu tua warnanya disebut hambatan atau interference.
Karena bonjol tersebut menghambat kelancaran gerakan rahang. Kita gerinda
dengan sistem Bull, lakukan sedikit demi sedikit sampai teraannya merata pula.
Semua penilaian tersebut selalu diulang pada kunjungan penyesuaian
berikutnya. Kunjungan dapat bervariasi jumlahnya pda setiap pasien, minimal tiga
kali. Pada yang terakhir ini setelah pasien merasa puas dapat kita sebut
pemasangan gigi tiruan akhir. Namun masih kita minta pada pasien untuk sekali
waktu kembali memeriksakannya terutama pasien yang mengidap penyakit
sistematik. Biasanya setelahenam sampai delapan bulan pemakaian dan lakukan
cara periodik walaupun tidak merasa sakit. Bila ada hal yang dapat menimbulkan
akibat buruk tanpa disadari pasien, dapat kita atasi sedini mungkin.

Anda mungkin juga menyukai