Anda di halaman 1dari 8

AVERTEBRATA AIR

ISMA YUNIAR NUR ASYAH


230110140103
PERIKANAN-B

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSTITAS PADJAJARAN

Coelenterata
Metridium
(Anemon Laut)

Coelenterata berasal dari bahasa yunani, yaitu "coelos" yang memiliki arti rongga dan "enteros"
yang memiliki arti usus, sehingga coelenterata dapat diartikan sebagai hewan yang memiliki
rongga.
Filum coelenterata (cnidaria) terbagi dalam tiga kelas, yaitu hydrozoa, scyphozoa dan anthozoa.
Metridium termasuk kelas anthozoa. Metridium juga disebut mawar laut. Mawar laut
menempel pada dasar perairan. Pada permukaan mulutMawar Laut terdapat banyak tentakel
berukuran pendek. Tentakel ini berfungsi untuk mencegah agar pasir dan kotoran lain tidak
melekat sehingga Mawar Laut tetap bersih.

1. Klasifikasi Metridium
Filum

: Coelenterata

Kelas

: Anthozoa (Actinozoa)

Sub-kelas

: Hexacorallia (Zoantharia)

Ordo

: Actinaria

Familia

: Sagartiidae

Genus

: Metridium

Spesies

: Metridium marginatum

2. Habitat Metridium

Seperti halnya dengan anemon laut lainnya Metridium dijumpai di kawasan laut, mulai dari
daerah pantai hingga di kedalaman 99 m, terutama di daerah laut yang airnya hangat (tropik) dan
jernih. Metridium merupakan hewan yang menetap di suatu tempat dengan melekatkan diri pada
suatu obyek yang berada di dalam laut, misalnya batu karang, tumbuhan laut, bekas cangkang
Gastropoda, bahkan ada yang menguburkan diri hingga separuh dari tubuhnya di pasir atau
lumpur.

3. Bentuk dan bagian-bagian Tubuh Metridium


Tubuh Metridium berbentuk silindris dengan bagian oral agak melebar seperti corong
yang dihiasi dengan rangkaian tentakel-tentakel yang membentuk seperti mahkota bunga.
Panjang tubuhnya sekitar 5-7 cm, tetapi ada juga yang berukuran raksasa hingga 1m. Tubuhnya
radial simetris dengan warna yang bervariasi, tetapi biasanya warnanya kecoklat-coklatan atau
kekuning-kuningan.
Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu; bagian diskus pedal atau bagian kaki,
bagian kolumna atau skapus atau bagian batang tubuh, dan bagian diskus oral atau kopitulus.
Antara bagian diskus pedal dengan bagian skapus dihubungkan oleh apa yang disebut limbus,
sedangkan antara bagian skapus dengan bagian diskus oral dihubungkan oleh apa yang disebut
kollar atau parapet.
Sistem gastrovaskular dimulai dengan mulut, mulut dihubungkan dengan coelenteron
oleh suatu saluran yang berbentuk suatu tabung yang disebut stomodeum atau gullet. Saluran
stomodeum tersebut di sepanjang sisinya dilengkapi alur cincin yang bersilia disebut sifonoglifa
(siphonoglyph). Alur ini merupakan jalan masuknya aliran air ke dalam coelenteron. Rongga
coelenteron dibagi menjadi bersekat-sekat oleh 6 buah septa atau mesentris sehingga
terbentuklah 6 buah kompartemen (ruang), yang berposisi radial. Air dapat mengalir dari
kompartemen satu kelainnya melalui celah yang disebut ostia. Ke 6 buah septa tersebut
dinamakan septa primer. Disamping septa primer, masih ada lagi septa yang lain yaitu septa
sekunder yang merupakan septa kecil yang menonjol dari dinding tubuh ke dalam rongga

(liang) enteron. Septa ini tidak sampai mencapai stomodeum. Di antara septa primer dengan
septa sekunder masih ditemukan septa lagi yang disebut septa tersier. Bagian tepi bebas (ujung
distal) dari septa dalam coelenteron di bagian bawah stomodeum berkembang menjadi
bentuk yang tebal yang disebut filament digestial, yang di dalamnya mengandung sel-sel
kelenjar penghasil getah pencerna yang mengandung enzim. Dekat bagian dasar dari filament
digestif ditemukan benang-benang akonsia (acontia), yang di dalamnya dilengkapi dengan selsel kelenjar dan nematokist. Salah satu fungsi dari akonsia adalah untuk mengusir musuh
dengan cara akonsia tersebut dijulurkan lebih dahulu melalui pori-pori yang ada pada dinding
tubuh hewan yang bersangkutan.

4. Sistem Muskular (Perototan) Metridium


Anemon laut memperlihatkan berbagai bentuk gerak yang bervariasi. Hal ini berarti pada
anemon laut telah ditemukan susunan muskular yang telah mengalami perkembangan lebih
sempurna. Susunan muskular ini ditemukan baik di bagian epidermis maupun gastrodermis.
Muskular yang ditemukan di bagian epidermis adalah hanya terbatas pada serabut-serabut
mamanjang atau longitudinal dan serabut radial. Serabut longitudinal dijumpai pada bagian
tentakel, sedangkan serabut radial ditemukan pada bagian diskus oral. Muskular yang dijumpai
pada lapisan gastrodermis terdiri atas serabut-serabut sirkular. Serabu serabut sirkular ini
dijumpai pada bagian tentakel, diskus oral, skapus dan diskus pedal. Di bagian dinding kollar,
serabut sirkular ini menebal dan membentuk apa yang disebut sphincter, dan berfungsi untuk
menutup rongga coelenteron yang ada di bagian skapus bila anemon sedang memendekkan
tubuhnya.
Disamping itu masih ditemukan lagi susunan muskular yang lain, yaitu otot retraktor. Otot
retraktor ini adalah otot longitudinal yang membujur dan menempel pada salah satu
permukaan mesenteris (septa) pada bagian tepi sisi dalam. Otot retraktor ini bila berkerut akan
menyebabkan memendeknya mesentris, tentakel maupun diskus oral. Selanjutnya itu masih
ditemukan sistem otot lain yaitu otot basilar yang membentang secara melintang di bagian
permukaan bawah luar dari mesentris. Otot ini bila berkerut akan mendekatkan bagian skapus
dengan bagian diskus pedal.

5. Sistem Syaraf Metridium


Susunan syaraf pada anemon laut sangat sederhana, dan pada dasarnya serupa dengan
susunan syaraf pada Coelenterata lainnya. Susunan syarafnya bersistem difus dan belum
tampak adanya susunan syaraf pusat. Sistem syaraf tersebut terdiri atas pleksus epidermal dan
pleksus gastrodermal, yang masing-masing tersusun atas serabut syaraf dan ganglion yang
besar. Pleksus tersebut makin intensif terutama di bagian tentakel, diskus oral maupun
stomodeum. Tentang alat indera pada anemon laut ini belum ditemukan yang spesifik.

6. Respirasi dan Ekskresi Metridium


Metridium, seperti halnya Coelenterata lain, tidak mempunyai alat khusus untuk
pernafasan maupun pembuangan hasil ekskresi. Dalam hal pernafasan baik pemasukan oksigen
yang terlarut di dalam air laut, maupun mengeluarkan gas karbondioksida berlangsung secara
difusi-osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubuhnya. Yang dimaksud dengan
permukaan tubuh ialah baik permukaan epidermis maupun permukaan gastrodermis yang
menghadap kearah liang atau rongga gastrovaskular. Dalam hal ini, aliran air yang timbul di
dalam saluran gastrovaskular disebabkan oleh gerak sapu dari rambut-rambut getar yang
berjajar-jajar di bagian dinding stomodeum maupun dinding gastrovaskular (coelenteron).
Gerak rambut getar yang ada pada dinding gastrovaskular menimbulkan aliran masuk,
sedangkan gerak rambut-rambut getar yang ada pada dinding stomodeum akan menimbulakan
aliran air ke luar. Kedua mekanisme ini sangat membantu dalam hal pertukaran gas maupun
sisa-sisa metabolisme lainnya.

7. Makanan dan Pencernaan Metridium


Metridium, seperti halnya anemon laut lainnya bersifat karnivora. Makanannya berupa
invertebrata kecil-kecil lainnya, disamping itu juga berupa ikan-ikan kecil. Untuk jenis ikan
tertentu tidak diganggunya bahkan malah bersimbiosis, jenis ikan tersebut termasuk pada

genus Amphirion. Makanan atau mangsanya terlebih dahulu diumpuhkan dengan racun yang
dihasilkan oleh nematokist, baru kemudian di tarik ke dalam mulutnya dengan pertolongan
tentakel-tentakelnya. Selanjutnya makanan ditelan melalui stomodeum, dan akhirnya sampai di
dalam rongga gastrovaskularnya. Di dalam rongga coelenteron makanan tersebut dicernakan
oleh enzim yang terkandung di dalam getah pencernaan.
Selanjutnya sari-sari makanan akan diserap oleh dinding gastrodermis, sedangkan bagian
atau partikel yang tidak tercernakan akan dimuntahkan kembali melalui mulutnya. Proses
pencernaan makanan berlangsung baik secara ekstraselular maupun secara intraselular. Getah
pencerna dihasilkan oleh sel-sel kelenjar yang ditemukan di Bagian filament-digestif, maupun di
dalam akonsia. Getah pencerna yang mengandung enzim proteolitik sanggup mencernakkan zat
makanan yang berupa protein dan juga zat lemak maupun karbohidrat.

8. Sistem Reproduksi Metridium


Memetridium mengalami metagenesis, yaitu dengan reproduksi aseksual dan seksual
secara bergantian. Perkembangan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup
maupun dilakukan secara fragmentasi. Cara fragmentasi dilakukan dengan memutuskan
tubuhnya di bagian diskus pedal. Bagian yang membawa diskus pedal akan membentuk bagian
diskus oral baru, sedangkan yang membawa bagian diskus oral akan membentuk bagian diskus
pedal baru. Tetapi fragmentasi tersebut juga dapat terjadi secara membujur, yang biasa dikenal
dengan istilah pembelahan secara biner. Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara
pembentukan kuncup berlangsung sebagai berikut: mula-mula di bagian kolumna atau skapus
timbul semacam tonjolan (benjolan) yang makin berkembang sehingga akhirnya terbentuklah
Metridium baru. Metridium anakan tersebut kelak bila sudah tiba saatnya akan melepaskan diri
dari tubuh induknya dan hidup secara mandiri.
Pada perkembangbiakan secara seksual Metridium, ada jenis yang bersifat hermaprodit,
ada yang berkelamin terpisah. Pada jenis yang hermaprodid, perkembangan antara sel telur
dengan spermatozoid tidak bersamaan masaknya. Dengan demikian perkawinan se-telur
dengan spermatozoid terjadi secara perkawinan silang. Baik ovum maupun spermatozoid yang
telah masak akan dikeluarkan melalui mulutnya dan perkawinannya berlangsung di alam bebas

(perkawinan berlangsung secara eksternal di dalam air laut). Dari hasil perkawinan antara sel
telur dengan spermatozoid akan terbentuklah zigot. Dari hasil pembelahan zigot tersebut akan
terbentuklah coeloblastula. Coeloblastula tersebut selanjutnya dengan proses gastrulasi
akhirnya membentuk larva yang berambut getar atau planula. Dengan rambut getarnya,
planula akan berenang-renang secara bebas untuk mencari lingkungan hidup baru. Bila sudah
menemukan tempat yang sesuai, misalnya ada subtrat untuk melekat dan lingkungan yang
cukup makanan, maka planula akan melekatkan diri pada suatu obyek dan tumbuh menjadi
polip Metridium baru.

9. Peranan Metridium

Sebagai hiasan pada akuarium

Rumah dan tempat berlindung ikan ikan kecil, seperti ikan badut.

Dapat juga diolah sebagai makakanan.

DAFTAR PUSTAKA

books.google.com/books?isbn=9797573850 (Di akses pada hari Jumat tanggal 24 Oktober 2014, pukul
14.28 WIB)
zipcodezoo.com/Animals/M/Metridium_marginatum/ (Di akses pada hari Minggu tanggal 26 Oktober
2014, pukul 19.03 WIB)
www.pustakasekolah.com Eksakta (Di akses pada hari Minggu tanggal 26 Oktober 2014, pukul 20.13
WIB)
http://brainly.co.id/tugas/220163 (Di akses pada hari Minggu tanggal 26 Oktober 2014, pukul 20.23
WIB)

Anda mungkin juga menyukai