Anda di halaman 1dari 5

Nama Simplisia:

Portulacae Herba (Herba Krokot)


Keterangan:
Herba Krokot merupakan bagian tanaman d atas tanah dari Portulaca oleracea L., suku
Portulacaceae
Pemerian:
Warna kecoklatan atau coklat tua, tidak berbau, dan idak berasa.
Makroskopik:
Merupakan tanaman dengan berdaun tunggal, tersebar atau berhadapan, umunya rontok, dalam
keadaan segar berdaging warna hijau. Helaian daun bentuk bundar telur atau bundar telur
terbalik, ujung dan pangkal membundar atau tumpul, panjang helaian sampai 10 mm, lebar
samapai 4 mm. batang bercabang pendek, berbentuk serupa benang-benang bergaris tengah
kurang lebih 1,5 mm, warna coklat kelabu. Buah, berupa buah kotak, panjang lebih kurang 4
mm, warna coklat muda pucat, bagian-bagian kulit buah terdapat pada ujung cabang atau lepas.
Biji, banyak, warna hitam, bentuk bundar, garis tengah lebih kurang 1mm.
Mikroskopik:

Daun: epidermis atas terdiri dari selapis sel bentuk empat persegi panjang, pada
pengamatan tangensial berbentuk polygonal. Epidermis bawah serupa dengan epidermis
atas. Mesofil hanya berupa jaringan bunga karang, beberapa sel berisi Kristal kalsium
oksalat bentuk roset. Berkas pembuluh tipe kolateral, di kelilingi oleh seludang parenkim.

Stomata tipe parasitik.


Batang: epidermis terdiri dari sel kecil bentuk segi panjang. Korteks terdiri dari
parenkim, ukuran sel besar dan makin ke dalam makin kecil; beberapa sel beisi Kristal
kalsium oksalat bentuk roset. Berkas pembuluh tipe kolateral, tersebar pada bagian dalam
korteks. Empelur terdiri dari sel parenkimatik, besar, beberapa sel berisi Kristal kalsium
oksalat bentuk roset.

Gamabar 1. Penmpang melintang daun herba krokot


Ket: 1. Epidermis atas
2. Berkas pembuluh
3. jaringan bunga karang
4. Epidermis bawah
5. Kristal kalsium oksalat roset
6. Stomata

Gambar 2. Serbuk herba krokot


Ket: 1. Kulit bawah
2. Polen sel
3. Endokarp dari buah
4. Epidermis daun dengan stomata
5. Endokarp dari buah
6. Mesofil daun dengan Kristal kalsium oksalat berbentuk roset
7. Trakea dari batang
8. Parenkim dari batang dengan Kristal kalsium oksalat

Gambar 3. Penampang melintang batang herba krokot

Ket: 1. Epidermis
2. Parenkim
3. Kristal kalsium oksalat bentuk roset
4. Berkas pembuluh
Serbuk:
Berwarna hiaju kecoklatan. Fragmen pengenal adalah epidermis dengan stomata tipe parasitik,
fragmen mesofil dengan trakea dan Kristal kalsium oksalat bentuk roset, fragmen trakea batang,
fragmen batang dimana beberapa selnya berisi Kristal kalsium oksalat berbentuk roset, butirbutir pollen (tepng sari/serbuk sari), endocarp, kulit buah
Identifikasi:
a. Pada 2 mg serbuk herba ditambahkan 5 tetes asm sulfat P terjadi warna hitam
b. Pada 2 mg serbuk herba ditambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N terjadi warna bitnik-bintik
hitam
c. Pada 2 mg serbuk herba ditambahkan 5 tetes asam klorida terjadi warna hitam
d. Pada 2 mg serbuk herba ditambahkan 5 tetes ammonia (25%) P terjadi warna kuning
e. Pada 2 mg serbuk herba ditambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v dalam
etanol P terjadi warna kuning
f. Pada 2 mg serbuk herba ditambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v terjadi
warna kuning
g. Pada 2 mg serbuk herba ditambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v terjadi
warna hijau kuning
h. Pada 2 mg serbuk herba ditambahkan 5 tetes larutan timbal (II) asetat P 5% b/v terjadi
warna hijau kuning
i. Timbang 1 g serbuk herba lalu dimaserasi menggunakan 20 mL eter selama 2 jam.
Disaring 5 mL filrat lalu diuapkan dengan cawan penguap hingga diperoleh residu.

Residu yang didapatkan ditambhakan 2 tetes asam asetat anhidrat P dan 1 tetes asam
sulfat P. hasil akan menunjukkan warna hijau.
j. Ditimbang 300 mg serbuk herba lalu dicampurkan dengan 5 mL etanol P, dipanaskan
dalam penangas air selama 2 menit. Lalu didinginkan, disaring kemudian endapan dicuci
dengan methanol P hingga didapat filtrate 5 mL. pada titik pertama dan kedua lempeng
KLT ditutulkan 25 L filtrate dan pada titik ketiga ditutulkan 10 L zat warna I LP. Elusi
dengan diklorometan P dengan jarak rambat 15 cm. Lempeng dikeringkan diudara selama
10 menit, lalu dilakukan elusi lagi menggunakan benzene P dengan arah elusi dan jarak
rambat yang sama. Hasil elusi diamatai dengan sinar biasa dan sinar ultra violet 366 nm.
Kemudian lempeng disemprot dengan anilsaldehida-asam sulfat LP, lalu dipanaskan pada
suhu 110oC selama 10 menit. Diamati dengan sinar biasa dan sinar ultra violet 366 nm.
Pada kromatogram tampak bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut:
Dengan sinar biasa
Tanpa
Dengan
pereaksi
pereaksi
Hijau muda
Coklat merah

Dengan sinar UV 355 nm


No. hRx
Tanpa
Dengan pereaksi
pereaksi
1.
12-16
Jingga
Kuning
2.
30-35
Jingga
Jingga
3.
39-43
Floresensi hijau muda
Floresensi
kuning
4.
58-63
Coklat merah kehijauan
Floresensi
kuning
5.
68-71
kehijauan
Floresensi kuning muda
6.
109-114
kehijauan
Catatan : harga hRx dihitung terhadap bercak warna kuning . harga hRf warna kuning lebih
kurang 77.
Kadar abu : tidak lebih dari 18%
Kadar abu yang larut dalam asam : tidak lebih dari 1%
Kadar abu yang larut dalam air : tidak lebih dari 9%
Kadar abu yang larut dalam etanol: tidak lebih dari 5,5%
Penyimpanan: disimpan dalam wadah tertutup baik

Isolasi saponin, steroid/triterpenoid, karoten, vit. C, B1,B2, Ca, Mg, asam organic, glikosida
glikoretin
Penggunaan sebagai obat oral, memperbaiki pencernaan.
Nama daerah :

Sumatera
: Gelang
Jawa
: Krokot, gelang
Madura
: Reserejan
Ternate: Jalu-jalu kiki

Anda mungkin juga menyukai