Anda di halaman 1dari 4

Andrographidis herba (Anonim, Jilid III, 1979, Materia Medika Indonesia, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Hal. 20-25).

Pemerian. Tidak berbau; rasa sangat pahit.


Makroskopik. Batang tidak berambut, tebal 2 mm sampai 6 mm, jelas persegi empat,
batang bagian atas sering kali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang berhadapan,
umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset sampai bentuk lidah tombak, panjang 2cm
sampai 7 cm, lebar 1 cm sampai 3 cm, rapuh, tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing,
ujung meruncing, tepi daun rata. Permukaan atas berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan,
permukaan bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Kelopak bunga terdiri dari 5
helai daun kelopak, panjang 3 mm sampai 4 mm, berambut. Daun mahkota berwarna putih
sampai keunguan. Buah berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam, panjang lebih kurang 2
cm, lebar lebih kurang 4 mm, kadang-kadang pecah secara membujur menjadi 4 keping.
Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan, permukaan dalam
berwarna putih atau putih kelabu. Biji agak keras, panjang 1,5 mm sampai 3 mm, lebar lebih
kurang 2 mm; permukaan luar berwarna coklat muda bertonjol-tonjol. Pada penampang
melintang biji terlihat endosperm berwarna kuning kecoklatan, lembaga berwarna putih
kekuningan.
Mikroskopik. Daun ; Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi empat, kutikula
tipis, penampang tangensial tampak berbentuk polygonal, dinding samping lurus, tidak
terdapat stomata. Pada lapisan epidermis terdapat banyak sel litosis yang berisi sistolit,
sistolit mengandung banyak kalsium karbonat. Sel litosis umumnya lebih besar dari pada sel
epidermis, bentuk jorong atau bulat telur memanjang. Sistolit berbentuk jorong atau bulat
telur dengan permukaan bertonjolan hingga mirip rangkaian buah anggur, panjang 60 µm
sampai 150 µm, lebar 30 µm sampai 80 µm. Rambut kelenjar banyak, terletak agak
tenggelam di lapisan epidermis, sel pangkal kecil dan bersel satu; kepala kelenjar terdiri dari
beberapa sel, garis tengah kepala kelenjar 40 µm sampai 65 µm, tinggi 15 µm sampai 25 µm.
Rambut penutup sangat sedikit, umumnya terdapat di epidermis atas pada tulang daun,
bentuk kerucut berujung tumpul, bersel dua, dinding tipis, berukuran panjang 30 µm sampai
125 µm. Sel epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis atas, pada penampang tangensial
tampakdinding samping bergelombang. Stomata sangat banyak, tipe bidiasitik dan diasitik,
umumnya bidiasitik. Rambut kelenjar dan litosis lebih banyak terdapat di epidermis bawah
daripada di epidermis atas. Jaringan palisade umumnya terdiri dari 1 lapis sel, jarang yang 2
lapis. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel bunga karang, tersusun renggang
dengan rongga udara yang besar, di antara sel bunga karang terdapat juga sel litosis serupa
dengan yang terdapat di epidermis. Berkas pembuluh tipe bikolateral.
Serbuk. Warna hijau kelabu, rasa sangat pahit. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis
atas dan epidermis bawah dengan litosis; fragmen mesofil daun; rambut kelenjar dari
kelopak bunga; rambut penutup kelopak bunga, sel batu dari kulit buah; epidermis kulit buah
dengan stomata; berkas pembuluh; sistolit yang lepas dari sel; fragmen serabut kulit buah;
fragmen endosperm dari biji; fragmen empulur batang; hablur kalsium oksalat berbentuk
jarum jarang kelihatan.
Identifikasi
a. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes asam sulfat P terjadi warna coklat tua.
b. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat.
c. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi
warna hijau kekuningan.
d. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi
warna hijau kekuningan.
e. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes ammonia ( 25 %) P; terjadi warna hijau
kekuningan.
f. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan besi(III) klorida P % b/v; terjadi
warna hijau.
g. Timbang 300 mg serbuk herba, campur dengan 5 ml methanol P dan panaskan dalam
tangas air selama 2 menit, dinginkan, saring, cuci endapan dengan methanol P
secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrate. Pada titik pertama dari lempeng KLT silica
gel GF254 P tutulkan 20 µl filtrate, pada titik kedua tutulkan 5 µl zat warna II LP. Eluasi
dengan campuran etil asetat P-metil etil keton P - asam format P – air (50 + 30 + 10 +
10) dengan jarak rambat rambat 15 cm. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar
ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan aluminium klorida LP, panaskan pada suhu
110° selama 10 menit. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm.
Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna hRx sebagai berikut:

Dengan sinar biasa Dengan sinar UV 366 nm


No. hRx Tanpa Dengan
Tanpa pereaksi Dengan pereaksi
pereaksi pereaksi
1. 16 – 20 - - - kuning
2. 48 – 53 - - biru muda biru muda
3. 61 – 65 - - - kuning
4. 66 – 70 - - biru kekuningan biru kekuningan
5. 74 – 78 - - biru muda biru muda
6. 93 – 97 - - - kuning
Catatan : Harga hRx dihitung terhadap bercak warna kuning dari kromatogram zat warna
II LP.
Kadar abu. Tidak lebih dari 12 %.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 2,2%.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 18 %.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 9,7 %.
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%.
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik
Isi. Asam kersik, damar logam alkali
Penggunaan. Diuretik.

Daun Kemangi ( Ocimum Sanctum L )


Daun kemangi/lampes adalah daun Ocimum sanctum L., suku Lamiaceae. Kadar minyak atsiri tidak
kurang dari 296 v/b. Pemerian. Warna hijau sampai hijau kecoklatan, bau aromatik, khas: rasa agak
pedas.
Makroskopik. Helaian daun bentuk jorong memanjang, bundar telur atau bundar telur memanjang,
ujung runcing, pangkal daun runcing atau tumpul sampai membundar, tulang-tulang daun menyirip,
tepi bergerigi dangkal atau rata dan bergelombang, daging daun tipis, permukaan berambut halus,
panjang daun 2,5 cm sampai 7,5 cm, lebar 1 cm sampai 2,5 cm, tangkai daun berpenampang bundar,
panjang I cm sampai 2 cm, berambut halus.
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu
lapis sel kecil, bentuk empat persegi panjang, warna jernih, dinding tipis, kutikula tipis dan licin. Pada
pengamatan tangensial bentuk poligonal, berdinding lurus atau agak berkelok-kelok. Epidermis
bawah terdiri dari satu lapis sel kecil bentuk empat persegi panjang, warna jernih, dinding tipis,
kutikula tipis dan licin. Rambut penutup, bengkok, terdiri dari 2 sel sampai 6 sel. Rambut kelenjar,
pendek, terdiri dari 1 sel tangkai dan 2 - 4 sel kepala, bentuk bundar, tipe Lamiaceae. Jaringan
palisade terdiri dari selapis sel bentuk silindrik panjang dan berisi banyak butir klorofil. Jaringan
bunga karang, dinding poligonal, dinding samping lurus atau agak berkelok-tipis, mengandung butir
klorofil. Berkas pembuluh tipe kolateral terdapat jaringan penguat yaitu kolenkim. Stomata tipe
diasitik pada epidermis atas dan bawah. Serbuk. Warna coklat. Fragmen pengenal adalah fragmen
rambut penutup, fragmen epidermis atas dan bawah, rambut kelenjar, fragmen parenkim, fragmen
berkas pembuluh dan stomata.
Identifikasi.
A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P: terjadi warna hitam.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N: terjadi warna hijau.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes Jarutan asam asetat encer P: terjadi warna kuning.
D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan S5 tetes amonia (2590) P5 terjadi warna kuning.
E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5 Yo b/v dalam etanol P:
terjadi warna kuning coklat.
F. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 54 b/v: terjadi warna larutan
kuning.
G. Timbang 1 g serbuk daun maserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam, saring dan ambil 5 ml filtrat,
uapkan dalam cawan penguap hingga diperoleh residu, pada residu tersebut tambahkan 2 tetes asam
asetat anhidrat P kemudian 1 tetes asam sulfat P, Terbentuk warna merah hijau. H. Timbang 1 g
serbuk daun tambahkan 10 ml air panas didihkan selama 4 menit, dinginkan, saring, ke dalam filtrat
tambahkan larutan besi (III) klorida 196 b/v. Terbentuk warna hijau kehitaman.
I. Timbang 1 g serbuk daun tambahkan 100 ml air panas didihkan selama 5 menit, saring, ke dalam 5
ml filtrat tambahkan serbuk magnesium, 1 ml asam klorida P. Dan amil alkohol P, dikocok dengan
kuat dan biarkan hingga memisah. Terbentuk warna merah dalam amil alkohol.
J. Timbang 300 mg serbuk daun campur dengan 5 ml metanol P, panaskan dalam penangas air selama
2 menit, dinginkan, saring, cuci endapan dengan metanol P secukupnya hingga diperoleh 5 ml filtrat.
Pada titik pertama dan kedua lempeng KLT tutulkan 25 yul filtrat dan pada titik ketiga tutulkan 10 ul
zat warna I LP. Elusi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm, keringkan lempeng di udara
selama 10 menit, elusi lagi dengan benzen P dengan arah elusi dan jarak rambat yang sama. Amati
dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot lempeng dengan anisaldehid-asam
sulfat LP, panaskan pada suhu 110'C selama 10 menit, amati dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet
366 nm. Pada kromatogram tampak bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut :

Dengan sinar biasa Dengan sinar UV 366 nm


No. hRx Tanpa Dengan
Tanpa pereaksi Dengan pereaksi
pereaksi pereaksi
1. 6–9 kuning - - -
2. 8 – 12 kuning kuning - -
3. 26 – 29 hijau keabuan - - -
4. 29 – 35 hijau keabuan hijau - Kuning jingga
5. 35 – 37 - - - Kuning jingga
6. 139 – 142 kuning - - -

Catatan : Harga hRx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan sinar biasa) atau
warna ungu dan sinar ultraviolet 366 nm. Harga hRf bercak warna merah lebih kurang 65.
Kadar abu. Tidak lebih dari 1390.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 140. Kadar sari yang larut dalam air.
Tidak kurang dari 590. Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 3,596.
Penetapan kadar. Lakukan penetapan kadar menurut cara yang tertera pada penetapan kadar minyak
atsiri.
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik.
Isi. Tanin 4,690, flavonoid, streoid/triterpenoid, minyak atsiri 290, terdiri dari : metil kavikol, sineol,
linalool, kariofilen, ozimen, eugenol, eugenol metil eter dan karvakrol. Asam heksauronat, pentosa,
xilosa, asam metil homoanisat. |
Penggunaan. Laktagoga, emenagoga, karminatif, antipiretik.
Nama daerah. Sumatera: Ruku-ruku, ruruku. Jawa: Klampes, lampes, kemangen, kemanghi, ko-roko.
Nusa Tenggara: Uku-uku. Sulawesi: Balakama. Maluku: Lufe-lufe, kemangi utan.

Anda mungkin juga menyukai