Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MATERIAL LISTRIK
BAHAN KONDUKTOR
DISUSUN OLEH

NAMA
NIM
PRODI

: IKBAL
: 1424040001
: PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah material listrik tentang konduktor
Adapun makalah material listrik ini tentang konduktor.telah saya usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan
bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
pembuatan makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sebelumnya saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk
itu,saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Makassar,16 Oktober 2014

penulis,

DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Bab II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Pengertian Bahan Penghantar ( Konduktor )


Persyarantan bahan-bahan yang digunakan konduktor
Klasifisikasi konduktor menurut konstuksi
Karakteristik konduktor
Kriteria Bahan Konduktor
Sifat-Sifat Bahan Konduktor
Macam-macam Bahan Konduktor

Bab III PENUTUP


a. kesimpulan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahan listrik dalam sistem tanaga listrik merupakan salah satu elemen penting yang
akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik itu sendiri . Bahan listrik yang sangat populer
selama ini meliputi konduktor, semikonduktor, dan isolator . Satu lagi yang dikenal dengan
super konduktor , namun masih dalam penelitian intensif para ahli . Ketiga bahan tadi secar
integratif dalam sistem kelistrikan dimanfaatkan secara optimal. Seperti konduktor adalah salah

satu material paling besar yang dipakai dalam penyaluran tenaga listrik baik alumunium maupun
tembaga atau campuran dengan bahan lain.
Fungsi penghantar pada teknik listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu ke
titik lain. Penghantar yang lazim digunakan antara lain : aluminium, tembaga. Namun demikian,
pada bab ini disampaikan pula beberapa bahan yang masih ada relevansinya. Sifat dan
karakteristik bahan penghantar yang dibahas lebih bersifat umum tidak mengarah lebih spesifik
pada ilmu bahan. Hal ini disesuaikan dengan aplikasi dilapangan yang lebih mengarah pada pada
kenaikan temperatur dan sifat jenis bahan tersebut. Sebagian penghantar dibawah ini yang akan
dibahas :
a. Aluminium
b. Tembaga
c. Baja
d. Wolfram
Suatu bahan dapat berbentuk padat , cair atau gas. Wujud bahan tertentu juga bisa
berubah karena pengaruh suhu. Selain pengelompokkan besdasarkan wujud tersebut dalam
teknik listik bahan-bahan juga dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Bahan penghantar ( Kondukor )
2. Bahan penyekat ( Isolator )
3. Bahan setengah penghantar ( Semi konduktor )
4. Bahan magnetis
5. Bahan Super konduktor
6. Bahan nuklir
7. Bahan khusus ( bahan untuk pembuat kontak-kontak , untuk sekering, dsb )
Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik , baik berupa
zat padat , cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka di sebut konduktor . Konduktor
yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat
konduktif. Emas , perak , tembaga , alumunium , zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis
semakin besar . jadi sebagai penghantar emas adalah sangat baik , tetapi sangat mahal harganya ,
maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan .

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Penghantar ( Konduktor )
Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik. Penghantar dalam teknik
elektronika adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau
gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang
memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak,
tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi
sebagai penghantar emas adalah sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara
ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan.Bahan ini mempunyai daya hantar
listrik (Electrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrical Resistance) kecil.
Bahan penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Perhatikan fungsi kabel,
kumparan/lilitan pada alat listrik yang anda jumpai. Juga pada saluran transmisi/distribusi.
Dalam teknik listrik, bahan penghantar yang sering dijumpai adalah tembaga dan alumunium.
B. Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut.
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang diberi
campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan
kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara
kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
C. Klasifisikasi konduktor menurut konstuksinya :
1. Kawat logam biasa, contoh:
a. BBC (Bare Copper Conductor).
b. AAC (All Aluminum Alloy Conductor).
2. kawat logam campuran (Alloy), contoh:
a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)
b. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga (Copper Clad Steel)
dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad Steel).
3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau lebih,

contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).


Klasifikasi konduktor menurut konstruksinya:
1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit menjadi satu,
biasanya berlapis dan konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk mendapatkan
garis tengah luar yang besar.
Klasifikasi konduktor menurut bentuk fisiknya:
1. konduktor telanjang.
2. konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada bagian luarnya diisolasi
sesuai dengan peruntukan tegangan kerja, contoh:
a. Kabel twisted.
b. Kabel NYY
c. Kabel NYCY
d. Kabel NYFGBY
D. Karakteristik konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor , yaitu :
1. Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan
kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, untuk konduktor 70 mm
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 C, maka kemampuan maksimal dari konduktor
untuk menghantar arus adalah 275 A).
2. Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik
yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S
pada suhu sekitar 30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar
arus adalah 275 A).
Konduktivitas listrik
Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu kebalikan dari
resistivitas atau tahanan jenis penghantar, dimana tahanan jenis penghantar tersebut
didefinisikan sebagai:
R.A
? = l
dimana;
A : luas penampang (m2)
l : Panjang penghantar (m)
? : tahanan jenis penghantar (ohm.m)
R : tahanan penghantar (ohm)

1
a = ------?

? : konduktivitas
Menyatakan kemudahan kemudahan suatu material untuk meneruskan arus listrik. Satuan
konduktivitas adalah (ohm meter). Konduktivitas merupakan sifat listrik yang diperlukan
dalam berbagai pemakaian sebagai penghantar tenaga listrik dan mempunyai rentang harga
yang sangat luas. Logam atau material yang merupakan penghantar listrik yang baik,
memiliki konduktivitas listrik dengan orde 107 (ohm.meter) -1 dan sebaliknya material
isolator memiliki konduktivitas yang sangat rendah, yaitu antara 10-10 sampai dengan 1020 (ohm.m)-1. Diantara kedua sifat ekstrim tersebut, ada material semi konduktor yang
konduktivitasnya berkisar antara 10-6 sampai dengan 10-4 (ohm.m)-1. Berbeda pada kabel
tegangan rendah, pada kabel tegangan menengah untuk pemenuhan fungsi penghantar dan
pengaman terhadap penggunaan, ketiga jenis atau sifat konduktivitas tersebut diatas
digunakan semuanya.

Logam Konduktivitas listrik ohm meter


Perak ( Ag ) . 6,8 x 107
Tembaga ( Cu ) ... 6,0 x 107
Emas ( Au ) .. .. 4,3 x 107
Alumunium ( Ac ) . . 3,8 x 107
Kuningan ( 70% Cu 30% Zn ) ..1,6 x 107
Besi ( Fe ) 1,0 x 107
Baja karbon ( Ffe C ) . ...0,6 x 107
Baja tahan karat ( Ffe Cr ) 0,2 x 107
Tabel 1. Konduktivitas Listrik Berbagai Logam dan Paduannya Pada Suhu Kamar.
Kriteria mutu penghantar
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur unsur pemadu, impurity
atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak berperan dalam
proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur unsur pemandu selain
mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi sifat sifat mekanika dan fisika
lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih
rendah kemurniannya. Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga
membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan
penghantar itu sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga sangat
ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi
antara nilai teknis dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai
kompromi termurahlah yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada
saat ini, logam Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam

penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.


Dari jenisjenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga merupakan penghantar
yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh International
Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang menunjukkan daya hantar
kawat tembaga yang kemudian dikenal sebagai International Annealed Copper Standard
(IACS). Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan
dengan proses anil (annealing), mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta
mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu 20oC,
dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang dicapai dewasa
ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar jauh lebih tinggi jika
dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik kawat tembaga sekarang ini bisa
mencapai diatas 100% IACS.
Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap standar
kawat tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis EC grade
atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 61.8% IACS,
tergantung pada kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari
paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan konduktivitas
listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201 ini biasanya
digunakan untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria mutu lainnya
yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat sifat atau kondisi
berikut ini, yaitu:
a. komposisi kimia.
b. sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik (elongation).
c. sifat bending.
d. diameter dan variasi yang diijinkan.
e. kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.
E. Kriteria Bahan Konduktor
Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur unsur pemadu, impurity
atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak berperan dalam proses
pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur unsur pemandu selain mempengaruhi
konduktivitas listrik, akan mempengaruhi sifat sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni
memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya. Akan
tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga membutuhkan
sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan penghantar itu sendiri.

Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga sangat ditentukan
oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis
dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah
yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam Tembaga dan
Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam penghantar lainnya yang memenuhi
nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Dari jenisjenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga merupakan penghantar
yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh International
Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan suatu standar yang menunjukkan daya hantar kawat
tembaga yang kemudian dikenal sebagai International Annealed Copper Standard (IACS).
Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses
anil (annealing), mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai tahanan
listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu 20 oC, dinyatakan mempunyai
konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang dicapai dewasa ini,
dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar jauh lebih tinggi jika dibandingkan
pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik kawat tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas
100% IACS.
Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan terhadap standar
kawat tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat aluminium dari jenis EC grade atau
seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 61.8% IACS, tergantung pada
kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari paduan aluminium seri
AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan konduktivitas listriknya tidak boleh kurang
dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis
All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria mutu lainnya
yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat sifat atau kondisi berikut ini,
yaitu:
a.komposisi kimia.
b.sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik (elongation).
c. sifat bending
d. diameter dan variasi yang diijinkan.
e. kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

F. Sifat-Sifat Bahan Konduktor :


Yang termasuk bahan-bahan penghantar (konduktor) adalah bahan yang memiliki banyak
elektron bebas pada kulit terluar orbit. Elektron bebasini akan sangat berpengaruh pada sifat

bahan tersebut. Jika suatu bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbit-orbit elektron,
bahan ini memiliki sifat sebagai penghantar listrik. Bahan penghantar memiliki sifat-sifat
penting, yaitu : Daya Hantar Listrik Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu
mengalami hambatan dari penghantar itu sendiri.Bahan-bahan listrik mempunyai sifat-sifat
penting ,seperti :
a. Daya hantar listrik
b. Koefisian suhu tahanan
c. Daya hantar panas
d. Kekuatan tegangan tarik , dan
e. Timbulnya daya eletro-motoris termo
a) Daya Hantar Listrik
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar
itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya
dengan luas penampang 1mm2 pada temperatur200C dinamakan hambatan jenis. Besarnya
hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
R= l/A
dimana :
R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm ()
: hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m
l : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm2
b) Koefisien Temperatur Hambatan
Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila terjadi
perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut jika
temperatur suhu turun. Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat diketahui
dengan persamaan ;
R = R0 { 1 + (t t0)},
dimana :
R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu
R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu
T : temperatur suhu akhir, dalam 0C
t0 : temperatur suhu awal, dalam 0C
: koefisien temperatur tahanan
nilai tahanan jenis , berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan dapat dilihat pada
tabel 6.1
Nama bahan

Tahanan Jenis

Berat Jenis

Titik Cair

Perak
Tembaga

0,016
0,0175

10,5
8,9

960
1083

Cobalt
Emas
Alumunium
Molibdin
Wolfram
Seng
Kuningan
Nikel
Platina
Nikeline
Timah putih
Baja
Vanadium
Bismuth
Mangan
Timbel
Duralumunium
Manganin
Konstanta
Air raksa

0,022
0,022
0,03
0,05
0,05
0,06
0,07
0,079
0,1
0,12
0,12
0,13
0,13
0,2
0,21
0,22
0,48
0,48
0,5
0,958

8,42
19,3
2,56
10,2
19,1
7,1
8,7
8,9
21,5
7,3
7,8
5,5
9,85
7,4
11,35
2,8
8,9
13,56

1480
1063
660
2620
3400
420
1000
1455
1774
232
1535
1720
271
1260
330
-38,9

Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga , karena tenbaga merupakan
bahan penghantar yang paling baik setelah perak dan harganya pun murah karena banyak
terdapat dimana-mana . Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan baja sebagai
penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar , hal ini dengan pertimbangan sangat
berlimpah dan harganya menjadi lebih murah .
c) Daya Hantar Panas
Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan tiap satuan
waktu. Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam 0C. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian
mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang
tinggi sedangkan bahan-bahan bukan logam rendah.
d) Daya Tegangan Tarik
Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas tanah. Oleh sebab itu,
bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus diketahui kekuatanya. Terutama menyangkut
penggunaan dalam pendistribusian tegangan tinggi. Penghantar listrik dapat berbentuk padat ,
cair , atau gas . yang berbentuk padat umumnya logam , elektrolit dan logam cair (air raksa)
merupakan penghantar cair , dan udara yang diionisasikan dan gas-gas mulia (neon) ,kripton
,dsb) sebagai penghantar bentuk gas .
e) Timbulnya daya Elektro-motoris Termo

Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan logam
yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektromotoris termo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu.
Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan
tegangan dapat menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang
dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan sebanding dengan
perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur
disebut dengan daya elektro-motoris termo.
G. Macam-macam Bahan Konduktor
Fungsi penghantar pada teknik lisrik adalah untuk menyalurkan energi listrik adalah
untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain . Penghantar yang lazim digunakan
antara lain :
Tembaga dan Alumunium. Beberapa bahan penghantar yang masih ada dan relevasinya ,antara
lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Emas
Alumunium
Tembaga
Baja
Wolfram
Molibdenum
Platina
Air raksa
Bahan-bahan resistivitas tinggi
Timah hitam
Kuningan
Perunggu

a. Emas
Konsentrasi elektron bebas dalam logam emas 5,90 1022 cm-3. Emas sangat konduktif untuk
listrik, dan telah digunakan untuk jaringan kabel listrik di beberapa aplikasi energi tinggi (hanya
perak dan tembaga lebih konduktif per volume, tapi emas memiliki keuntungan ketahanan
korosi). Sebagai contoh, kabel listrik emas digunakan selama beberapa percobaan atom Proyek
Manhattan, namun untuk arus tinggi kawat perak telah digunakan pada magnet calutron isotop
pemisah dalam proyek tersebut.
Meskipun emas bereaksi kimia oleh klorin bebas, konduktivitas yang baik dan ketahanan umum
terhadap oksidasi dan korosi pada lingkungan lain (termasuk tahan terhadap asam nondiklorinasi) telah menyebabkan industri digunakan secara luas di era elektronik sebagai lapisan
lapisan tipis konektor elektris dari segala jenis, sehingga memastikan koneksi yang baik. Sebagai
contoh, emas yang digunakan dalam konektor kabel elektronik lebih mahal, seperti audio, video

dan kabel USB. Keuntungan menggunakan emas lebih dari konektor logam lain seperti timah
dalam aplikasi ini sangat diperdebatkan. konektor Emas sering dikritik oleh para pakar audiovisual sebagai tidak perlu bagi kebanyakan konsumen dan dilihat sebagai hanya sebuah taktik
pemasaran. Namun, penggunaan emas dalam aplikasi lain dalam kontak geser elektronik di
atmosfer sangat lembab atau korosif, dan digunakan untuk kontak dengan biaya kegagalan yang
sangat tinggi (komputer, peralatan komunikasi, pesawat ruang angkasa, mesin pesawat jet) masih
sangat umum.
Selain kontak sliding listrik, emas juga digunakan dalam kontak listrik karena ketahanan
terhadap korosi, daktilitas listrik, konduktivitas dan kurangnya toksisitas. Switch kontak.
Umumnya mengalami korosi tegangan lebih intens daripada yang kontak sliding kawat emas
yang lembut digunakan untuk menghubungkan perangkat semikonduktor melewati kotak
pembungkus chip dengan proses yang dikenal sebagai bonding kawat.
b. Alumunium
Alumunium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3 , titik leleh 658 0C dan tidak korosif
.Daya hantar alumunium sebesar 35 m/ohm.mm2 atau kira- kira 61,4 % daya hantar tembaga
.alumunium mempunyai bentuk yang lunak , kekuatan tariknya hanya 9 km/mm2. Untuk itu jika
alumunium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan
baja atau paduan Alumunium. Penggunaan yang demikian misalnya pada : ACSR (Aluminium
Conductor Steel Reinforced), ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced). Konstruksi
penghantarpenghantar dari aluminium seperti terlihat pada Gambar dibawah ini.
Penggunaan alumunium yang lain adalah untuk bustar , dan karena alasan tertentu misalnya
ekonomi, maka dibuat penghantar alumu nium yang berisolasi , seperti : ACSR OW . Menurut
ASA (american Standart Association ), paduan alumunium diberi tanda seperti pada tabel
berikut:
Tabel 6.1 penandaan Paduan Alumunium
Nama Bahan

Penaan daan

Alumunium (kemurnian minimum 99%)

1xxx

Paduan yang mayoritas terdiri dari :


Tembaga
Mangan
Silikon
Magnesium
Magnesium dan silikon
Seng
Lain-lain

2xxx
3xxx
4xxx
5xxx
6xxx
7xxx
8xxx
9xxx

Seri-seri yang tidak digunakan

c. Tembaga
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57
suhu

C. Koeffisien suhu tembaga 0,004

/m pada

C. Kurva resistivitas tembaga terhadap

suhu adalah tidak linier seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.

Gambar Kurva resistivitas tembaga


Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai penghantar,
misalnya : kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGBY), busbar, lamel mesin
dc, cincin seret pada mesin ac. Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa
jenis tembaga murni pada
C adalah 8,96 g/
, titik beku
C. Kekuatan
tarik lembaga tidak tinggi yaitu berkisar antara 20 hingga 40 kg/

, kekuatan tarik batang

tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat
berisolasi atau kabel.
Cara memperkecil penampang batang tembaga menjad i kawat dengan menggunakan
penarik tembaga seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah ini. Untuk memperkecil penampang
tembaga digunakan batu tarik (die) yang besarnya beragam, makin ke ujung adalah makin kecil
penampang rautannya. Makin kecil penampang kawat diperlukan, makin banyak tahapan batu
tarik yang digunakan. Bahan batu tarik untuk pembuatan kawat yang cukup besar diameternya
kecil adalah intan. Selama penarikan akan terjadi penambahan panjang. Untuk itu roda tarik yang
dipasang dibelakang batu tarik putarannya atau diameternya dibuat lebih besar.

Gambar Penarikan batang tembaga menjadi kawat


Sesudah diadakan penarikan terhadap batang tembaga menjadi kawat, tembaga akan
lebih lenting. Keadaan ini kurang baik digunakan sebagai kawat berisolasi atau kabel. Agar
tembaga menjadi lunak kembali, perlu diadakan pemanasan. Namun harus diusahakan
hendaknya selama proses pemanasan tersebut tidak terjadi oksidasi. Setelah proses pemanasan
selesai, maka proses pembuatan kawat berisolasi atau kabel dapat dimulai.
Pemberian isolasi pada kawat berisolasi seperti ditunjukkan pada gambar Pemberian
isolasi untuk kawat. Kawat dari gulungan A ditarik melalui alat ekstrusi B detailnya dapat dilihat
pada Gambar Penarikan batang tembaga menjadi kawat pada alat ini pvc diberikan dengan
pengarah C. Selanjutnya pvc yang keluar dari C didinginkan pada bak pendingin D. Keluar dari
D, kawat yang sudah terisolasi diuji dengan pengujian cetusan (spark testing) E, ditarik dengan
penarik F dan selanjutnya digulung dengan penggulung G.

Gambar Pemberian isolasi untuk kawat.

d. Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon. Berdasarkan campuran
karbonnya, baja dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu : baja dengan kadar karbon rendah ( 0
25 %), baja dengan kadar karbon menengah (0,25 0,55 %), dan baja dengan kadar karbon
tinggi ( di atas 0,55 %). Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu :
tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, dimana fungsi baja dalam hal ini
adalah untuk memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan seng.
Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium. Berdasarkan
pertimbangan di atas, maka dibuat penghantar bimetal (berbeda dengan termal bimetal pada
pengaman)Keuntungan dari penghantar dengan menggunakan bimetal, antara lain :
a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor (efek kulit)
b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat penghantar terhindar
dari korosi. Pemakaian penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk busbar,
pisau hubung, dan lain-lain.
e.

Wolfram
Logam ini berwarna abu-abu keputih -putihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3, titik
leleh 34100C, titik didih 59000C, ? =4,4.10 6 per 0 C, tahanan jenis 0,055? .mm2/m. Wolfram
diperoleh dari tambang yang pemisahannya dengan menggunakan magnetik atau proses kimia.
Dengan reaksi reduksi asam wolfram (H2WO4) dengan suhu 7000C diperoleh bubuk wolfram.
Bubuk wolfram kemudian dibentuk menjadi batangan dengan suatu proses yang disebut
metalurgi bubuk yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi (2000 atm, 16000C) tanpa terjadi
oksidasi. Dengan menggunakan mesin penarik, batang wolfram diameternya dapat diperkecil
menjadi 0,01 mm (penarikan dilakukan pada keadaan panas). Penggunaan walfram pada teknik
listrik antara lain untuk : filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), elektroda, tabung
elektronik, dan lain-lain.

f. Molibdenum
Sifat logam ini mirip dengan wolfram, begitu pula cara mendapatkannya. Molibdenum
mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 26200C, titik didih 37000C, ? = 53. 10 7 per 0 C,
resistivitasnya 0,048 ? .mm2/m, koefisien suhu 0,0047 per 0 C. Penggunaan Molibdenum, antara
lain : tabung sinar X, tabung hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang
kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahan
korosi, dan bagian-bagian yang digunakan pada suhu tinggi.
g.

Platina

Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan, tidak korosif, sulit
terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g/cm3,
titik leleh 17750C, titik didih 45300C, ? = 9. 10 6 per 0 C, resistivitasnya 0,1 ? .mm2/m,
koefisien suhu 0,00307 per 0 C. Platina dapat dibentuk menjadi filament yang tipis dan batang
yang tipis-tipis.
Penggunaan platina pada teknik listrik antara lain untuk elemen pemanas pada
laboratorium tentang oven atau tungku pembakar yang memerlukan suhu tinggi yaitu di atas
13000C, untuk termokopel platina-rhodium (bekerja di atas 16000C), platina dengan diameter + 1
mikron digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listrik dan instrumen sensitif
lainnya, dan untuk bahan potensiometer. Berikut adalah tabel konstanta untuk bahan penghantar.
h. Air Raksa
Air raksa adalah satu-satunya logam berbentuk cair pada suhu kamar.Resistivitasnya 0,95 ?
.mm2/m, koefisien suhu 0,00027 per 0 C. Pada pemanasan diudara air raksa sangat mudah terjadi
oksidasi. Air raksa dan campurannya khusus uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air raksa
antara lain : gas pengisi tabung elektronik, penghubung pada sakelar air raksa, cairan pada
pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat.
Logan lain yang juga banyak digunakan pada teknik listrik, antara lain : tantalum dan niobium.
Tantalum dan niobium yang dipadukan dengan aluminium banyak digunakan sebagai kapasitor
elektrolitik.
i.

Bahan-Bahan resistivitas Tinggi


Bahan resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang memerlukan resistansi yang
besar agar bila dialiri arus listrik akan terjadi penurunan tegangan yang besar. Contoh
penggunaan bahan resistivitas tinggi antara lain : pada pemanas listrik, rheostat dan resistor.
Bahan -bahan ini harus mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas, pada
suhu tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh terjadi oksidasi dan meleleh.
Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi antara lain : konstantan, manganin, nikron dan
fechral yang komposisinya ditunjukkan pada tabel 6.3.

Tabel 6.3 Bahan Resistivitas Tinggi

Nama Paduan

Komposisi

Massa

Resistivitas

Koefisien suhu

(%)

jenis

? .mm2/m

10 5 per 0 C

Konstantan

60 Cu, 40 Ni

8,9

0,48 0,52

5,25

Kromel

0,7 Mn, 0,6 Ni, 23-27 Cr,

6,9 7,3

1,3 1,5

6,5

4,5-6,5 Al + Fe
Manganin

86 Cu, 12 Mn, 2 Ni

8,4

0,42 0,48

5,3

Nikrom

1,5 Mn, 75-78 Ni, 20-23

8,4 8,5

1 1,1

10 20

7,1 7,5

1,2 1,35

10 12

0,4 0,47

23

Cr, sisanya Fe
Fechral

0,7 Mn, 0,6 Ni, 12-15 Cr,


3,5-5 Al, sisanya Fe

Nikelin

54 Cu, 26 Ni, 20 Zn

j.

Timah Hitam
Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agak lunak, meleleh pada suhu 3270C,
titik didih 15600C, warna abu-abu dan sangat mudah dibentuk, yang merupakan bahan yang
tahan korosi dan mempunyai konduktivitas 4,5 m/? .mm2. Pemakaian timah hitam pada teknik
listrik antara lain : sel akumulator, selubung kabel tanah, disamping digunakan sebagai pelindung
pada industri nuklir. Timah hitam tidak tahan terhadap pengaruh getaran dan mudah mengikat
sisa asam. Untuk pemakaian sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam pada tempat tersebut
diperlukan pelindungan tambahan. Kapur basah, air laut, dan semen baah dapat bereaksi dengan
timah hitam. Itulah sebabnya disamping timah hitam sebagai pelidung kabel tanah, juga
digunakan paduan dari timah hitam yang mempunyai struktur kristal yang lebih halus, lebih kuat,
dan lebih tahan getaran. Tetapi bahan ini adalah lebih mudah korosi dan mengandung racun.

k.

Kuningan (Brass)
Campuran antara tembaga (Cu) dan seng (Zn). Warnanya kuning,Tegangan tarik maksimum :
23 s/d 40 kgf/mm2. Harganya lebih murah dibandingkan dengan bahan tembaga murni. Mudah
dikerjakan walaupun dalam keadaan dingin. Kurang cocok bila dipakai dalam udara terbuka.
Titik leburya 900o C. Kurang tepat dipakai sebagai konduktor karena konduktivitasnya rendah,
tetapi cocok dipergunakan sebagai media gelombang UHF (microwave).

l. Perunggu (Bronze)
Campuran antara tembaga (Cu) dan timah (Sn).Tahanan jenisnya lebih besar daripada bahan
kuningan.Titik leburnya 10400 C, tegangan tariknya 20 s/d 40 kgf/mm 2. Mempunyai daya tahan
yang baik terhadap korosi.sebagai penghantar/konduktor biasanya dipakai untuk hantaranhantaran yang halus, misalnya untuk kawat telegraf, telepon, dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Penghantar adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau
gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang
memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak,
tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi
sebagai penghantar emas adalah sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara
ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan .

.Sifat terpenting yang harus dimiliki oleh konduktor adalah daya hantar listrik (electrical
conductivity) tinggi, atau tahanan jenis (resistivity) rendah, dimana besarnya tergantung pada
ikatan atau struktur atom/molekul dari bahan penghantar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai