Anda di halaman 1dari 75

ASKEP GERONTIK

SRI MULYANI

PROSES KEPERAWATAN LANSIA


PENGKAJIAN
DIAGNOSA
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI

PENDAHULUAN
Hal terpenting dalam pelaksanaan
asuhankeperawatan pada pasien lansia guna
pencapaian tujuan diatas adalah pemeriksaan
fisik dan psikologis.
Pemeriksaan ini merupakan tahapan awal dalam
melakukan pengkajian.
Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada
lansia menyangkut kondisi fisik dan
psikologisnya. Hal ini harus teridentifikasi oleh
perawat agar proses asuhan keperawatan
berjalan dengan lancar.

TUJUAN
Secara umum makalah ini bertujuan tercapainya
pemeriksaan fisik dan psikologis yang sistematis
dan paripurna.
Secara khusus bertujuan untuk :

1.
2.
3.
4.

Mengetahui sistematika pemeriksaan fisik &


psikologis pasien lansia.
Mengetahui bagaimana perubahan normal &
perubahan karena proses penyakit pd lansia.
Mengetahui bagaimana status mental &
tingkat depresi pasien.
Mengetahui cara melakukan pemeriksaan
psikologis dgn menggunakan beberapa tes.

Tiga hal yang mempengaruhi penampilan klinis


pada lansia adalah
Pertama

acapkali lansia tidak mengeluh tentang rasa sakit


yg dideritanya / tidak adekuat dalam
mengekspresikan rasa sakitnya.

Kedua,
adanya perubahan pola penyakit.
Ketiga,
perubahan respon terhadap penyakit.

TEKNIK ANAMNESA KHUSUS


gangguan pendengaran,
gangguan penglihatan
gangguan memori yg dapat mengubah suatu
pendekatan anamnestik.
disarankan utk mengutarakan pertanyaan dgn
suara yg lebih keras namun dgn nada yg rendah,
juga menatap pasien secara berkelanjutan.
Tema pertanyaan diharapkan tidak cepat
berubah sebelum suatu tema selesai secara
menyeluruh, mengingat gangguan kognitif yg
mungkin terdapat pd seorang lansia.

LANJUTAN

mengobservasi bagaimana pasien tersebut


berperilaku
sebaik apa pasien itu berpakaian.
Apakah pasien tampak dengan nutrisi
baik / cukup, kurus, atau tampak bersih?
Apakah pasien bergerak dengan
mudah,tidak tetap / tidak seimbang?
Bagaimana mudahnya pasien utk bangun
berdiri dr tempat duduk ke tempat tidur
pemeriksaan ?

LANJUTAN

Pengkajian hrs dilaksanakan dgn perubahan


posisi sesedikit mungkin, saat pasien duduk,
pemeriksaan kepala, mata, telinga, hidung,
tenggorok, jantung, paru-paru, persendian serta
pemeriksaan neurologis dilakukan secara
berurutan.
Pada posisi terlentang utk pemeriksaan
abdomen, denyut nadi perifer, payudara,
genetalia, serta bagian inguinal.
Pasien berubah ke posisi lateral dekubitus
untuk menjalani pemeriksaan rektal.
pasien dapat berdiri shg TD & tekanan ortostatis
dapat dideteksi , keseimbangan tubuh serta gaya
berjalan dapat diperiksa.

1. TEKNIK PENGKAJIAN

Pengumpulan Data

A. Riwayat kes

Perawat menanyakan kpd pasien ttg


RPD,RPS

B. Pengkajian meliputi :
1. FISIK / BIOLOGIS
a)
b)

Wawancara
Pem fisik

A). WAWANCARA RIWAYAT KES.

Pandangan hidup lansia


Kegiatan yg mampu dilakukan lansia
Kekuatan fisik : otot, sendi, pendengaran &
penglihatan
Kebiasaan lansia merawat diri sendiri
Kebiasaan m/m, istirahat/tidur, BAK/BAB
Kebiasaan gerak badan / OR
Perub.2 fungsi tbh yg sgt bermakna dirasakan
Kebiasaan memelihara kes & minum obat
Masalah seksual yg dirasakan

1. PEMERIKSAAN FISIK

Cara : I,P,A,P
Pendekatan :
head to toe, TTV, TB, BB, memori & tk.
Orientasi thd WTO
Pengkajian sistem tbh :
Integumen, respirasi, muskuloskletal
Kardiovaskuler, GIT, perkemihan,
persyarafan & sensorik

KOMPONEN PENGKAJIAN FISIK


MELIPUTI ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

Nadi

meraba denyut nadi


mengobservasi suara & tubuh pasien pd Arteri
radialis.
Ketidakteraturan yang teratur dari nadi dapat
mengindikasikan penurunan denyut janung konsisten.
Sedangkan ketidakteraturan yang tak teratur
seringkali menandakan keadaan fibrilasi atrium
namun dapat jg disebabkan oleh kontraksi atrium /
ventrikel prematur.
Palpasi denyut karoid dengan auskultasi jantung
simultan amatlah menolong dalam menentukan
murmur atau bunyi-bunyi lain yang berasl dari
jantung.

TEKANAN DARAH
Tekanan darah harus diperiksa baik saat pasien
dalam posisi telentang maupun berdiri,terutama
bila pasien tsb mempergunakan obat2 hipertensi
Resiko terjadinya hipotensi postural (seperti pada
kasus penyakit kronis atau pemakaian obat)
diperiksa mengalami penurunan tekanan sistolik
saat diukur pada posisi berdiri.
Hipertensi sistolik terisolasi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik di atas 160mmHg dan tekanan
diastoliknya kurng dari 90mmHg. Saat tekanan
darah sistolik pasien dengn dimensia miltiinfak
dikendalikan sedemikian sehingga tekanan dapat
dipertahankan antara 135-150 mm Hg,
peningkatan fungsi kognitif dapat terlihat.

PERNAPASAN
Rentang

frekuensi pernapasan rata-rata


pada orang dewasa adalah 12-18 kali per
menit.
Pada pemeriksaan ini harus melihat
penggunaan otot-otot pernapasan aksesori
dan adanya retraksi tulang
supraklavikular.
Selama proses pengambilan data riwayat
kesehatan apakah klien tersebut harus
berhenti sejenak untuk menarik napas.

SUHU
Lansia

rentan terjadinya hipotermia,


bahkan dalam suhu dingin ringan yang
terus berubah-ubah.
Pengobatan yang mempengaruhi kerja
mekanisme termoregulator tubuh seperti
pemakaian obat penenang, antihipertensi,
vasodiltor dan antidepresan mengalami
peningkatan resiko hipotermia.
Konsumsi alkohol juga mungkin akan
mendukung resiko hipotermia ini pula.

TINGGI DAN BERAT BADAN


Pengukuran tinggi berseri akan membantu pasien
untuk menyadari sejauh mana osteoporosis yang
dideritanya sehingga akan mendorong kepatuhan
terhadap aturan pengobatan kalsium, vitamin D, dan
apabila diresepkan, penggantian hormonal.
Individu lansia mengalami peningkatan risiko
terjadinya malnutrisi karena masukan makanan yang
tidak benar, isolasi sosial, ketidakmampuan tertentu,
keadaan-keadaan medis kronis, dan pengobatanpengobatan yang dijalani.
Hilangnya lemak-lemak subkutan, penurunan tenaga
otot, dan edema yang terlihat dalam pemeriksaan fisik
mungkin menandakan terjadinya malnutrisi kronis.

KULIT
o

o
o
o

Lansia pada umumnya memiliki lemak subkutan


yang lebih sedikit, sehingga kulitnya mjd lebih tipis,
terutama pd telapak tangan & lengan atas.
Elastisitas kulit hilang
turgor kulit secara rutin terus menurun.
Lansia biasanya mengalami penurunan produksi
keringat & produksi kelenjar sebasea lainnya, shg
kulit pasien kering.
Kecenderungan kekeringan kulit dapat diperbesar
dengan adanya penyakit ttt (hipotiroidisme) /
pengobatan ttt (antikolinergia seperti antidepresan).
Kulit yg kering tsb kemudian mendukung terjadinya
keadaan2 seperti Numelar Eczema dengan contoh
gatal musim dingin.

LANJUTAN

lesi-lesi makular dgn hiperpigmentasi yg disebut


bercak-bercak senil / lengitin & termasuk
bercak2 pd hepar.
Hemangioma Chery, daging tumbuh kecil
berwarna merah / violet, sering terlihat di daerah
torso atau ekstremitas.
Seborrheic keratoses merupakan lesi-lesi
terpigmentasi dgn permukaan seakan begetah /
berlemak yg scr umum terlihat mencolok &
biasanya terjadi di daerah torso / wajah.
Keratosis seboreik dpt terinfeksi secara
sekunder. Lesi2 tingkat awal dpt terlihat seperti
melanoma /lainnya. Tanda2 kulit, seringkali
berupa daging tumbuh lembut berisi darah.

LANJUTAN

lentigo adalah bentuk lesi datar


berwarna coklat.
Solar lentigo ini dapat dibedakan dari
lentingo maligna yang berupa lesi datar
tersembunyi & berbahaya, dgn tepi yg
tidak beraturan & pewarnaan yang
bervariasi mungkin sampai meliputi
bercak-bercak hitam.

Solar

LANJUTAN

Actinic keratoses
tjd pada area kulit yg terpajan pd
matahari. Lesi-lesi ini biasanya multiel
serta bersisik, perlahan melebar dari
tahun ke tahun.
Beberapa diantara kasus di atas dapat
meningkat mjd sel karsinoma squamosa
& suatu percepatan pertumbuhan tiba2
dari bentuk kertosis senil harus aspada
dokter tsb ttg kemungkinan adanya
karsinoma sejenis di atas.

LANJUTAN

Karsinoma

sel basal adalah bentuk kanker kulit

yg paling lazim ditemukan.


Sebagian besar timbul di bagian kepala / di leher &
mungkin dalam bentuk serupa tukak / nodul.
Suatu karakteristik khas yang ada pada jenis ulseratif
adalah tepian yang membundar dan kuat menempel.
Karsinoma sel squamosa memiliki potensi utk
bermetastase & kadang ditemukan pula limfadenopati
regional.
Secara khas lesi ini tjd pd area kulit yg terpajan
langsung pd matahari, terutama pada area wajah yang
keras dan menetap.
Secara perlahan lesi ini berubah seakan bersisik &
bersifat eritema , yg pd awalnya mirip dgn keratosis
aktinik.

LANJUTAN

Nummular

eczema

terlihat pada waktu musim dingin &


dikarakteristikkan dgn adanya area-area lesi
sebesar uang logam, mirip dgn kurap, pada
lengan / tungkai yg bisa saja terinfeksi secara
sekunder.
Lesi-lesi ini bersifat priritis dan kronis.
Etiologi dari lesi jenis ini belum diketahui
namun, rendahnya kelembapan dlm rumah saat
musim dingin menyebabkan / memperkuat
terjadinya gatal pd kulit.

LANJUTAN

Dermatitis

seboreik

Jenis seborea ini, secara simetris menjangkiti


bagian kulit kepala, wajah, dan lipatan-lipatan
tubuh dengan makula-makula dan papulapapula bersisik yang tidak dibedakan.
Lesi-lesi ini seringkali seakan berlemak dan
kadang pruritis.
Permatitis seboreik terdapat pada penderita
penyakit Parkinsons.

LANJUTAN

Psoriasis

Lesi-lesi dalam hal ini adalah bentuk atau


bercak-bercak bersisik yang seringkali
menjangkiti bagian kulit kepala, siku, dan lutut.
Psoriasis ini dapat mengakibatkan kerusakan
bentuk kuku dan mungkin dan mungkin
berhubungan dengan terjadinya artritis.

LANJUTAN

Herpes

zoster

menyebabkan suatu erupsi yang amat


menyakitkan dlm saraf2 perifer.
Setelah terjadinya infeksi virus pertama yg
menyebabkan tjd cacar, virus2 tsb tetap
menempel, kemungkinan selama beberapa
dekade, sampai ini berhenti sebagai penyakit
ruam saraf.
Herpes zoster melibatkan simpul saraf trigemal
pertama shg dapat melibatkan mata,&
menyebabkan pengerasan kornea.
Suatu gejala yg merupakan tanda bahwa
penyakit ini sedang berproses adalah timbulnya
suatu veksikel pada puncak hidung.

LANJUTAN

Penyiksaan

fisik

Memar-memar dan bekas-bekas luka pd dada,


punggung, lengan, / tungkai, mungkin dalam tahap
penyembuhan yg bervariasi, dapat menandakan tjd
suatu kasus kekerasan.
Pola-pola tidak biasanya seperti memar yg
memanjang, mungkin menunjukkan penggunaan
alat / tangan / gigitan.
Laserasi / abrasi pada bibir, mata,/ bagian2 wajah
mungkin dapat berhubungan dgn terjadinya infeksi.
Perdarahan di bawah kulit kepala mungkin
merupakan akibat dari penjambakan rambut.
Banyak lansia yg mudah mengalami memar akibat
kerapuhan kapiler & nutrisi yg buruk.

ULKUS DEKUBITUS
Ulkus dekubitus, atau memar-lainnya meliputi
malnutrisi, dehidrasi, anemia, penyakit kardiovaskular,
edema, inkontinensia feses atau urine.
Dekubitus yang berulang / meluas mungkin merupakan
tanda terjadinya penyiksaan / pelalaian terhadap
pasien bersangkutan.
Pasien2 dgn penurunan mobilitas, terutama pasien
lansia yang masuk rumah sakit atau rumah perawatan,
harus dievaluasi mengenai risiko terjadinya dekubitus
dgn mempergunakan suatu instrumen standar.
Bila ternyata didapatkan dekubitus ini maka
perawatan harus diberikan berdasarkan pada tingkat
ulkus dekubitus tersebut, & tindakan u/ mencegah
terjadinya memar akibat tekanan lebih lanjut harus
ditekankan.

RAMBUT DAN KUKU


Warna rambut berubah keabu-abuan / memutih.
Penipisan progresif terjadi pada ketiak dan pubis,
Kurangnya bulu pada ekstremitas2 bawah mungkin
menandakan terjadinya penurunan sirkulasi darah
perifer, namun hal tersebut merupakan suatu hal
yg normal ditemukan pada individu lansia.
Kuku biasanya mulai terpengaruhi dengan apa
yang disebut onikomikosis, suatu keadaan jamur
kuku kronis.
Kuku-kuku yg menebal, kasar dan tidak beraturan
tepinya merupakan hal yang sulit terobati dan
merupakan masalah yg lazim ditemukan pd lansia.

KEPALA
untuk mengetahui kehalusan serta deformitas dari
tulang tengkorak, arteri temporalis dapat dikaji
kehalusannya.
Arteritis temporal (atau sel arteritis raksasa) adalah
suatu keadaan dimana arteri temporalis menjadi lunak
dan kehilangan denyutnya.
Gangguan ini mungkin akan timbul sebagai bentuk
sakit kepala unilateral dan secara klasiknya temporal.
Mungkin juga terjadinya penglihatan kabur. Arteritis
temporal merupakan suatu keadaan yang penting
ditemukan karena bila tidak, hal ini bisa menyebabkan
terjadinya kebutaan.
Demam dan peningkatan sel darah putih dalam tubuh
mungkin terjadi.

MATA
Xantoma

adalah penumpukan lemak yang


kadang terlihat di area-area sekitar mata &
mungkin berhubungan dengan peningkatan
kandungan lipid dalam darah.
Tepi kelopak mata dapat pula dilibat berbalik
mengarah ke mata sehingga bulu mata masuk ke
kornea. Hal seperti ini menyebabkan terjadinya
entropion.
Pada individu lansia, bagian perifer sklera
mungkin tampak kuning akibat adanya
penumpukan lemak yang terlihat karena
terjadinya penipisan membran-membran sklera
tersebut.

LANJUTAN

Pingueculae

adalah struktur berlemak tipis


yang biasanya terletak pada bola mata.
Struktur tersebut mungkin bisa saja membesar
seiring dengan proses penuaan, namun bentuk
struktur ini bersifat jinak dan biasanya tidak
mengganggu penglihatan.
Konjungtiva atau garis mata bisa saja
terinflamasi atau terinfeksi, ini disebabkan
karena lansia rentan dan cenderung mengalami
kekeringan pada mata.
Konjungtivitis biasanya terjadi berkaitan dengan
mata merah dan cairan-cairan purulen, namun
kadar ketidaknyamanan yang terjadi masih
minimal.

LANJUTAN

Mata

merah yang nyeri mungkin

menandakan terjadinya iritasi, glaukoma, atau


bentuk abrasi.
Arkus senilis adalah suatu temuan yang
langsung terlihat pada mata beberapa individu
lansia.. Arkus senilis lazim didapatkan pada
individu berusia 65 tahun atau lebih.
Lensa-lensa kehilangan elastisitas sejalan
dengan proses penuaan sehingga terjadi
kesulitan untuk memandang jauh(presbiopia).
Sebelum dilakukan prosedur oftalmoskopi,
ketajaman penglihatan pasien diuji,
kemampuannya membaca dengan atau tanpa
kacamata.

LANJUTAN

Pupil bereaksi lebih lamban.


ketidaksimetrisan pupil, disebabkan lesi2 pada susunan saraf
pusat & diabetes. Obat2 menyebabkan pengaruh tidak
simetrisnya pupil.
Katarak pada pemeriksaan oftalmoskopik,
bentuk katarak mungkin paling baik divisualkan dengan fokus
pada pada lensa mata menggunakan alat oftalmoskopik. Katarak
akan terlihat sebagai area gelap dalam refleksi oranye retina.
Perubahan copper wire yang disebabkan oleh penebalan
dinding anteriol mungkin akan terlihat.. Penyumbatan atau
penyempitan venula-venula dengan posisi bersilang atau
melewati arteriola terjadi saat proses di atas berkembang.
Eksudat, hemoragi, dan titik bola kapas munkin akan terlihat
pula pada retina sebagai akibat adanya hipertensi atau diabetes.
Degenerasi makular merupakan suatu penyebab mayor terjadinya
gangguan penglihatan pada lansia. Makula, bagian dengan
ketejaman tertinggi dari retina, dipengaruhi. Ketajaman
penglihatan menurun namun penglihatan perifer masih tetap
sama.

TELINGA
Kehilangan pendengaran yang berkaitan dengan
masalah telinga eksternal meliputi dampak
buruk serumen, otitis eksternal, atau adanya
benda-benda asing. Inspeksi pada pasien
menggunakan alat yang bernama otoskop.
Pendengaran dikaji saat pengambilan data
riwayat kesehatan namun dapat pula diperiksa
secara garis besar dengan teknik tertentu seperti
membisikkan kata-kata melalui telinga pasien.

LANJUTAN

Kehilangan pendengaran dapat dibedakan menjadi


dua jenis yaitu; kehilangan pendengaran konduktif
dan kehilangan akibat gangguan sensori saraf.
Kehilangan pendengaran konduktif
mengimplikasikan interferensi dalam konduksi energi
suara ke telinga dalam, namun dapat pula disebabkan
akibat adanya sumbatan benda asing yang tersangkut
di dalam saluran.
Tuli sensorineural berarti ada penyakit tertentu di
suatu tempat antara organ corti ke otak, ini
menyebabkan sinyal ke otak terhambat dan berkurang
sehingga kemampuan untuk mendengarpun berubah.
Dalam pengkajian pendengaran digunakan garpu tala
dengan tiga macam bentuk pengujian pendengaran
yakini; tes rinne, tes weber, dan tes schwabach.

HIDUNG
Indera penciuman menurun sejalan dengan adanya
penambahan usia, dan biasanya penurunan ini
terasa dengan adanya penurunan kemampuan
untuk merasakan makanan. Hilangnya
kemampuan mencium menjadi faktor penting
dalam nutrisi dan keselamatan sehari-hari.
Alat otoskop dapat dipergunakan untuk memeriksa
mukosa nasal dan arsitektur internal nasal.
Kelancaran nasal harus juga diperiksa dengan
menutup salah satu lubang hidung pasien. Sinussinus nasal mungkin akan dipalpasi untuk
mengetahui adanya nyeri tekan.

MULUT DAN GIGI


Penilaian terhadap adanya lesi kanker rongga mulut atau
gigi yang berlubang, serta kecukupan saliva karena
berhubungan status gizi lansia.
Untuk lansia yang kehilangan gigi, peranan gigi tiruan
sangat diperlukan sebagai fungsi mengunyah, berbicara,
estetik, dan biologic.
Cheilosis atau fissura yang membatasi sudut-sudut mulut
merupakan tanda terjadinya nutrisi yang buruk dan
defesiensi vitamin. Mokusa oral mungkin akan kering
sehubungan dengan penurunan produksi mokusa, mukosa
oral ini harus diinspeksi dengan seksama. Leukoplakia dan
sariawan adalah hal yang sering terjadi pada lansia dn ini
harus diperhatikan saat pemeriksaan pada daerah rongga
mulut.
Pemeriksaan pada lidah juga dapat menunjukkan, lidah
lebam, kemerahan, dan terinflamasi sering ditemukan pada
pasien dengan defesiensi zat besi atau B12.

LEHER
Leher menunjukkan beberapa struktur yang penting
untuk diperiksa; nodus-nodus limfe, trakea, kelenjar
tiroid, dan arteri-arteri karotis. Nodul limfe harus
dipalpsi secara seksama.
Pembesaran nodus limfe pada fossa supraklavikular
kiri adalah suatu tanda klasik terjadinya matastase
karsinoma gastrointestinal.
Trakea harus diperiksa mengenai adanya
penyimpangan lateral, dan bentuk pemeriksaan lainnya
dilakukan untuk menentukan tegangan vena-vena
jugularis.
Arteri karotis harus dipalpasi dengan lembut. bisa
merupakan suatu hasil temuan yang penting bagi
pasien-pasien yang memiliki riwayat sinkope, stroke,
dan serangan iskemik.

JANTUNG DAN PARU-PARU


Jantung dan paru-paru dapat diperiksa sebagai
kelanjutan dari pemeriksaan fisik, saat mana
pasien tersebut masih dalam posisi duduk.
Penyakit kardiovaskular dan morbiditas
merupakan kasus-kasus yang lazim terjadi pada
pasien lansia.
Pada individu lansia ini angina pectoris mungkin
akan muncul lebih pada keluhan sesak napas
daripada keluhan nyeri dada.

Bahkan meskipun nyeri yang terasa sudah


merupakan suatu tanda khas, lansia tersenut
masih saja menggambarkan hal tersebut
disebabkan oleh hal atau permasalahan yang
lain, seperti yang menyokong terjadinya nyeri
pada rahang akibat arthritis dan nyeri epigastrik
dikarenakan terjadinya hernia hiatal atau
tukak. Penyakit-penyakit jantung juga
mungkin berkaitan dentgan kelellahan atau
kelemahan yang nonspesifik.

LANJUTAN

Paru juga diperiksakan via auskultasi


dan perkusi. Pengkajian pernapasan
dimulai begitu pasien memasuki ruang
pemeriksaan.
Kecepatan dan kedalaman pernapasan,
seperti juga penggunaan oto-otot
pernapasan tambahan, diobservasi.
Paru yang telah berusia lanjut berkurang
keelastisannya karena berkurangnya
produk elastin dan zat penghubung
kolagen.

SISTEM MUSKULOSKELETAL
Kifosis atau scoliosis.
Kifosis berat dapat menggangu fungsi pernapasan dan
kardiovaskular.
Nyeri tekan pada area prosesus spinosus mungkin
akan menyebabkan terjadinya bentuk fraktur vertebral.
Persendian-persedian akan diinspeksi berikutnya,
terutama persendian tangan.
Osteoarthritis merupakan hal yang lazim ditemui dan
secara khusus akan mempengaruhi pesendian
interdalangeal distal tangan dan persendian lutut.
Pertumbuhan tulang yang berlebih pada persendian
interfalangeal ini disebut nodus Heberdens.
keterbatasan rotasi pada panggul dapat menjadi awal
terjadinya osteoarthritis pada lokasi tersebut.

LANJUTAN

Fraktur-fraktur yang terjadi akibat


osteoporosis merupakan permasalahan serius
bagi wanita-wanita berusia lanjutOsteoporosis
mungkin akan berkaitan dengan banyak
keadaan seperti hiperiroidisme, imobilisasi
berkepanjangan, kelebihan steroid, malignansi,
dan kasus mieloma multipel
Penyakit Pagets pada tulang seringkali
bersifat asimptomatik dapat terdiagnosa saat
pola karakteristiknya yang serupa mosaik
terlihat dlm hasil ronsen pasien tsb yg dilakukan
untuk alasan lain yang tidak berhubungan.

LANJUTAN

Deformitas

tulang tingkat lanjut atau


pembengkakan pada tulang dapat saja
terjadi.
Gangguan ini lebih lazim teerjadi pada
pria.
Tulang Pagetik ini bisa mengakibatkan
nyeri. Sering kali tulang tenggorak juga
terkena, meskipun pennyakit Pagets ini
bisa saja terjadi pada tulang tulang
tunggal yang mana saja.

ABDOMEN
besar. Sumbatan usus besar sebagian
mungkin akan menghasilakn bunyi
berdesir, dan saat sumbatan tersebut
telah menutup penuh maka bunyi yang
dihasilkan berfrekuensi nada sangat
tinggi.
Bagian ileus, oleh karena adanya
sumbatan atau penyebab penyebab lain
seperti, pneumonia atau radang usus
buntu, mungkin mengakibatkan
ketiadaan bising usus

LANJUTAN

Konstipasi

mungkin menghasilkan
bentuk massa feses yang dengan mudah
terpalpasi dan disalahartikan sebagai
tumor.
Sebaliknya, bentuk massa dan keadaan
abdominal yang senyap mungkin
merupakan satu satunya tanda bahwa
telah terjadi karsinoma gastrointestinal.
Turtuositas atau aneurisma pada
aorta abdomen, mungkin juga akan
terpalpasi sebagai massa yang berdenyut
dalam abdomen.

PAYUDARA
Adanya retraksi puting susu, perubahan2 warna
kulit dan massa 2 yg dikarenakan hilangnya
/kurangnya jaringan penyokong serta kelenjar susu,
Kulit di bawah payudara yang besar dan
menggantung harus diperiksa untuk mengetahui
adanya maserasi sehubungan dengan perspirasi.
Payudara pria juga tidak terlepas dari penyakit,
sehingga juga harus tetap diperiksa.
Ginekomastika (pembesaran payudara) pada pria
lansia dapat terjadi dan diakibatkan oleh beragam
penyebab termasuk karsinoma bronkogenik,
penyakit tiroid, tumor2 testikular, obat- obatan
(seperti spironolakton), sirosis hepar dan jenis
jenis kanker lainnya.

SISTEM GENITOURINARIUS
Adanya lesi lesi yang mencurigakan, cairan
cairan rabas dan massa2 testukular.
Glens penis pada pria yang belum menjalani
sirkumsisi harus diperiksa dengan menarik kulit
yang menutupinya.
Kelenjar2 prostat dipalpasi pada saat
melakukan pemeriksaan rektal.
Kelenjar prostat ini lazim membesar pada pasien
lansia pria, namun harus teraba lunak dan bebas
dari nodul nodul.
Jangan mengabaikan pemeriksaan kelenjar
prostat saat memeriksa pasien atas keluhan
nyeri pada punggung.

LANJUTAN

Setelah menopause,
kekeringan vagina, pengerutan vagina serta
struktur-struktur di sekitarnya, terganggunya
reistensi bakterial, dan penurunan kekuatan
ligamen uterus.
Inkontineiarial infeksi perkemihan mungkin
dapat timbul.
Perubahan-perubahan pasca-menopause pada
vagina dapat mengakibatkan hal-hal: gatal, rasa
seperti terbakar, dan dispareunia (nyeri saat
senggama), yang enggan diakui oleh sebagian
besar lansia wanita.

LANJUTAN

Pemeriksaan rektal dibantu dgn posisi lateral


dekubitus (sebagai alternatif penggantinya,
pasien dapat diminta untuk menekuk tubuhnya
pada tempat tidur pemeriksaan).
Pemeriksa harus mengatakan kepada pasien, hal
apa yang diharapkan dari pemeriksaan ini dan
kapan saatnya.
Bagian anus, harus diperiksa untuk mengetahui
adanya sobekan, iritasi, hemmorid eksternal, dan
tegangan pada sfingter anal yang menurunsetara
dengan proses penuaan juga harus diperhatikan.

LANJUTAN
Inkontinensia urine
lansia ini suka membuat penyesuaian secara mandiri
seperti, mengurangi masukan cairan, atau
mempergunakan alas2 kain yang menyerap cairan.
Dokter melakukan suatu pemeriksaan neurologis yang
meliputi pengujian atau indera perasa pada area perineal
dan refleks-refleks sakral dan pemeriksaan pelvis (bila
ternyata pasien yang adalah pasien wanita) atau
pemeriksaan kelenjar prostat bila yang diperiksa adalah
seorang pria), harus juga memeriksa bagian abdomen
(bawah) untuk mengetahui adanya penegangan kandung
kemih secara garis besar dan memprihatinkan adanya
kebocoran urine saat pasien berada dalam posisi
telentang / berdiri.
Inkontinensia feses merupakan masalah serius di antara
pasien 2 yg dirawat dlm institusi2 ttt & merupakan salah
satu faktor kuat akan tjd dekubitus pd pasien tsb.

LANJUTAN

Fungsi seksual
Secara potensial masalah yang dapat diperbaiki
seperti, impotensia pada pria atau penurunan
kemampuan pelumasan vagina pada wanita padat
secara khusus mengurangi kualitas kehidupan
pasien tersebut dan harus dikemukakan.
Permasalahan mengenai fungsi seksual mungkin
terjadi, berakar dari deprisi atau kelekatan yang
buruk terhadap aturan-aturan terapetik tertentu.
Pendidikan atau pengajaran mengenai penyakitpenyakit yang menular melalui hubungan seksual,
termasuk AIDS, terus berkembang menjadi
bagian yang penting bagi pasien lansia.

SISTEM PERSARAFAN
Penurunan kemampuan indera vibratoris (terutama pada area
kaki), berkurangnya kecepatan refleks-refleks tendon dalam
dan berkurangnya kemampuan untuk menatap ke depan.
Refleks tendon Achilles biasanya tidak didapatkan, hal-hal
apa yang disebut sebagai refleks-refleks patologis, seperti
refleks-refleks penggegaman, palmomental, glabellar, dan
snout, merupakan suatu karakteristik terjadinya pelepasan
inhibisi kortikal namun hal ini masih merupakan hal yang
agak lazim terjadi pada pasien lansia.
Indera peraba atau perasa mungkin dapat diujikan dengan
evaluasi kemampuan pasien untuk merasakan lidi kapas yang
disentuhkan ke permukaan kulitnya, tusukantusukan jarum
yang tajam dan semntuhan garpu tala yang masih bergetar.
Pemeriksaan semacam ini sering kali bersifat terlalu subjektif
dan kadang penurunan kemampuan telah terjadi tidak dapat
diperbaiki kembali.

LANJUTAN

Tegangan motorik biasanya meningkat pada


individu lansia.
Gerakan pasif pada tungkai pasien yang dilakukan
oleh pemeriksa lazimnya memperlihatkan gejala
gegenhalten, atau rigiditas involunter yang tidak
seharusnya disalahartikan sebagai kurangnya
kooperasi pasien.
Kekuatan serta massa otot pasien juga berkurang,
terutama otototot kecil pada tangan.
Tremor senile kasar mungkin akan juga mengenai
kepala seperti halnya penyakit tesebut menjangkiti
tangan tangan pasien.
Hal ini mungkin meningkat setelah konsumsi
alkohol, atau mungkin akan lebih memburuk lagi
dengan adanya stres atau kelelahan.

GAYA BERJALAN DAN KESEIMBANGAN


Terjatuh satu contoh permasalahan geriatrik yang mungkin
diakibatkan oleh berbagai sebab dan disertai dengan
konsekuensi yang serius.
Respon dari jatuh yang tak dapat dijelaskan oleh individu
lansia harus merupakan pertimbangan cermat dari
lingkungan jatuh dan penelitian seksama terhadap penyakit
fisik dasar.
Risiko jatuh meningkat setara dengan penambahan usia dan
bentuk evaluasi diagnostik sederhana dapat
mengidentifikasikan individu lansia manakah yang termasuk
dalam kategori berisiko tersebut.
Pasien tersebut dapat diobservasi saat ia diminta untuk
duduk dan bangkit dari kursi, berjalan dan berbalik arah,
dan berlutut atau membungkuk untuk mengambil suatu
objek dari lantai.
Apakah pasien bangkit dari kursi dalam satu gerakan
tunggal saja?

PENGKAJIAN PSIKOLOGIS

kondisi mental pasien, kecurigaan depresi, dan


berbagai hal lainnya. Ada beberapa tes yang
dapat dipakai dalam melakukan pemeriksaan
psikologis.
FACT (Fruit Animal Colour Town )
DETEKSI TERHADAP DEPRESI
Pemeriksaan Status Mental Mini ( MMSE )

LANJUTAN

Pengkajian fungsi mental kognitif merupakan hal


yang menyokong dalam mengevaluasi kesehatan
lansia.
Banyak bukti menunjukan bahwa ganggun mental
kognitif seringkali tidak dikenali, hal ini disebabkan
tidak dilakukannya pengujian status mental secara
rutin.
Diperkirakan 30% sampai 80% lansia yang
mengalami demensia teridentifikasi melalui
pemeriksaan skrining status mental.
Komponen MMSE yang dipengaruhi usia adalah
orientasi, recall dan bahasa sedangkan komponen
MMSE yang dipengaruhi tingkat pendidikan adalah
orientasi, atensi-kalkulasi, registrasi dan bahasa.

2. TEKNIK PENGKAJIAN
PSIKOLOGIS
1.

2.

Komunikasi : u/ mgetahui fungsi kognitif


termasuk dy ingat, proses pikir, alam perasaan,
orientasi thd realitas, kemampuan dlm
myelesaikan masalah
Perub. Umum yg tjd :

Penurunan dy ingat
Proses pikir lambat
Adanya erasaan sedih
Merasa < perhatian

3. Hal yg perlu dikaji


Apakah

mengenal masalah utamanya


Apakah optimis memandang hidup
Bgmn sikap thd proses penuaan
Apakah merasa dirinya dibutuhkan / tdk
Bgmn mengatasi masalah / stres yg
dialami
Apakah mudah menyesuaikan diri
Apakah lansia u/ menyelesaikan diri
Apakah lansia menggali kesadaran
Apa harapan saat ini & ms datang

1. FACT (Fruit Animal Colour Town )


Pemeriksaan ini merupakan tes termudah untuk
mengetahui adanya gangguan kognitif awal pada
seseorang khususnya seorang lansia. Berikut caranya :
Sebutkan 5 nama nama buah buahan yang anda
ketahui ?
Sebutkan 5 nama nama binatang yang anda ketahui ?
Sebutkan 5 nama nama warna yang anda ketahui ?
Sebutkan 5 nama nama kota yang anda ketahui ?
Penilaian :
Tiap jawaban yang benar diatas diberi angka 1. Bila
jumlahnya kurang dari 16 maka dapat dicurigai awal
gangguan kognitif.

2. DETEKSI TERHADAP DEPRESI


Jawaban :
Setiap saat
Sering
Kadang-kadang
Jarang
Tidak pernah
Pertanyaan :
Seberapa sering dalam 1 bulan terkhir anda merasa sangat
cemas dan gelisah
Seberapa sering dalam 1 bulan terakhir anda merasa
tenang dan damai
Seberapa sering dalam 1 bulan terakhir anda merasa sedih

LANJUTAN

Seberapa sering dalam 1 bulan terakhir anda


merasa bahagia
Seberapa sering dalam 1 bulan terakhir anda
merasa rendah diri dan tidak ada yang dapat
menghibur anda
Seberapa sering dalam 1 bulan terakhir anda
merasa hidup ini tidak berarti lagi
Jawaban jawaban seperti setiap saat atau
sering mengindikasikan kecurigaan adanya
depresi ( Kecuali untuk pertanyaan B dan D )

3. Short Portable Mental Status


Quesioner ( SPMSQ )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Tanggal berapa hari ini ?


Apa nama tempat ini ?
Berapa umur anda ?
Kapan anda lahir ?
Di mana tempat anda lahir ?
Berapa saudara yang anda miliki ?
Hari apa sekarang ?
Kapan anda masuk tempat ini ?
Apa pekerjaan anda sebelumnya ?
Kurangi 1 dari 10 seterusnya ?

Interpretasi hasil :
Salah 0 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 5 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 6 8 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 9 10 : Kerusakan intelektual berat

4. Pemeriksaan Status Mental Mini ( MMSE )


ORIENTASI
Sekarang ( tahun ), (musim),(bulan),(tanggal ), (hari )apa ?
Kita berada di mana ? ( Negara ), (provinsi ), (kota),
(rumah sakit ), ( lantai/kamar)
REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin) tiap benda 1
detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda
tersebut dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang
benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja
terbalik kata WAHYU (nilai diberikan pada huruf yang
benar sebelum kesalahan ; misalnya nyahw = 2 nilai.
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
Pasien disuruh mengingat kembali 3 nama benda diatas.

LANJUTAN

BAHASA
Pasien disuruh meyebutkan nama benda ditunjukkan
(pensil, buku)
Pasien disuruh mengulang kata-kata : namun, tanpa,
bila
Pasien disuruh melakukan perintah : Ambil kertas ini
dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan
dilantai.
Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah
pejamkan mata anda
Pasien disuruh menulis dengan spontan.
Pasien disuruh menggambarkan bentuk dibawah ini

Skor : Nilai 24-30 : Normal


Nilai 17-23 : Probable gangguan kognitif
Nilai 0-16 : Definite gangguan kognitif

Skala Depresi Geriatrik 15 (YESAVAGE)


1.Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ?
2.Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
minat atau kesenangan anda ?
3.Apakah anda merasa hidup anda kosong?
4.Apakah anda sering merasa bosan ?
5.Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap hari?
6.Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan
terjadi pada anda ?
7.Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
anda?
8.Apakah anda sering merasa tidak berdaya?
9.Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada
keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?

LANJUTAN
10.Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
11.Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan?
12.Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat
ini?
13.Apakah anda merasa anda penuh semangat?
14.Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan?
15.Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda?

Skor :
Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan huruf besar
Setiap jawaban bercetak tebal dan berhuruf besar mempunyai
nilai 1
Skor antara 5 9 menunjukan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi

3. SOSIAL EKONOMI
1.
2.
3.
4.

Bgmn lansia membina keakraban dgn teman sebaya &


lingk.
Bgmn keterlibatan dlm organisasi
Penghasilan yg diperoleh
Perasaan sejahtera kaitannya dgn sosek

Hal yg perlu dikaji


. Kesibukan waktu luang, sumber keuangan,
. tinggal dgn siapa, kegiatan organisasi yg diikuti,
. pandangan thd lingk. Brp sering berhub. Dgn orla diluar
rmh,
. siapa yg mengunjungi, ketergantungan,
. penyaluran hobi / keinginann dgn fasiliats yg ada.

4. SPIRITUAL

Agama yg diyakini & sejauhmana dpt diterapkan


dlm kehidupan sehari2

Hal yg perlu dikaji :


Apakah beribadah scr teratur
Apakah mengikuti / terlibat aktif dlm kegiatan
agama : pangajian, santunan anak yatim, diba
tahlilan, dll
Menyelesaikan masalah dgn berdoa / cr lain
Apakah sabar & tawakal

5. KOGNITIF

Apakah dy ingat mengalami penurunan


Mudah lupa
Ingat hal dimasa lalu

6. STATUS MENTAL

Mudah tersinggung, emosi labil / stabil

C. ANALISA DATA
Kemampuan

u/ mengkaitkan data & menghub.


Data dgn kemampuan kognitif yg dimiliki shg
dpt diketahui ttg kesenjangan / masalah kes /
kep yg dihadapi

Tujuan :

o Menetapkan

kebut. Lansia
o Menetapkan kekuatan
o Mengidentifikasi pola respon lansia
o Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan
yan kes

D. PENENTUAN / PERUMUSAN
MASALAH KES.

Berdasarkan analisa data dpt diket. Masalah


kes & kep. Yg kadang2 tdk dpt diatasi sekaligus
shg diperlukan prioritas masalah

E. PRIORITAS MASALAH
Disusun berdasarkan hirarki Maslow
Keadaan yg menganncam kehidupann
Keadaan yg mengancam kes
Persepsi ttg kes & kep

2. DIAGNOSA KEP.
1.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

FISIK / BIOLOGIS
Ggu nutrisi : < dr kebut. b/d intake inadekuat
Ggu sensori persepsi : pdengaran/plihatan b/d ggu /
hambatan penerimaan & pengiriman rangsangan
< peraw. Diri b/d < minat merawat diri
Perub. Pola eliminasi b/d pola makan inefektif
Resiko cidera b/d penyesuain thd < fungsi tbh inadekuat
Ggu pola tidur b/d nyeri / kecemasan
Ggu pola napas b/d penyempitan jalan napas
Jalan napas inefektif b/d adanya sekret
Ggu mobilisasi b/d kekakuan sendi

2. PSIKOLOGIS - SOSIAL
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Menarik diri dr lingk b/d perasaan tdk mampu


Isolasi sosial b/d perasaan curiga
Depresi b/d isolasi sosial
HDR b/d perasaan ditolak
Koping tdk adekuat b/d ketidakmampuan mengungkapkan
perasaan scr tepat
Cemas b/d sumber keuangan yg terbatas

3. SPIRITUAL
g.
h.
i.

Reaksi berkabung b/d ditinggal pasangan


Penolakan thd penuaan b/d ketidaksiapan mhadapi
kematian
Perasaan tdk tenang b/d ketidakmampuan melakukan
ibadah scr tepat

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai