PTK Julak
PTK Julak
ABSTRAK
mengedepankan
pembelajaran
aktif
dan
cenderung
terjadi
Kesiapan
dalam
pembelajaran
dan
keaktifan
siswa
dilaksanakan
tindakan
melalui
pembelajaran
dengan
prosentase
70,8%,
pada
siklus
prosentase
naik
menjadi
KATA PENGANTAR
Bismillahir Rohmanir Rohim
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga menjadikan
lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi
Peningkatan
Motivasi
Belajar
Siswa
Pada
Mata
Pelajaran
Sejarah
serta
salam
semoga
tetap
tercurah
kepada
Nabi
Semarang,
2009
Penulis
Agustus
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN
............................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN
...........................................................................
iii
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
......................................................................
v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................
vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................
viii
HALAMAN DAFTAR ISI
................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Penegasan Istilah ......................................................................... 4
C. Rumusan Masalah......................................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6
E. Kerangka Teori dan Hipotesis Tindakan ..................................... 7
F. Metode Penelitian ......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN UPAYA
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI
METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK PADA MATA
PELAJARAN SKI
A. Landasan Teori ............................................................................ 14
1. Motivasi Belajar .................................................................... 14
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Pelajaran SKI Kelas XI
.....................................
30
Tabel
3.2
Indikator
keberhasilan .................................................................. 43
Tabel 4.3 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran SKI Pada Tahap Pra Siklus ........................................... 44
Tabel 4.4 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa dalam Mengikuti
Pembelajaran SKI Pada Tahap Pra Siklus .................................... 46
Tabel 4.5 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada
Tahap Siklus I ............................................................................... 49
Tabel 4.6 Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
SKI melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada
Siklus 1 .......................................................................................... 50
Tabel 4.7 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada
Tahap Pra Siklus .......................................................................... 54
Tabel 4.8 Skor Observasi Motivasi belajar dalam Mengikuti Pembelajaran
Pada Siklus 2 ................................................................................. 55
Tabel 4.9 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ............................... 57
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Diagram Perbandingan Peningkatan Skor Angket dan
Observasi ......................................................................................... 57
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu
peserta
didik
untuk
menumbuhkembangkan
potensi-potensi
menjadi
benih
manusia.
Ibarat
biji
mangga
bagaimanapun
wujudnya jika ditanam dengan baik pasti menjadi pohon mangga bukan
menjadi pohon jambu.1
Sebagai mata pelajaran yang dipastikan ada pada setiap lembaga
pendidikan Islam mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam mengandung
kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan manusia, karena sejarah
menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan
dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta
perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam (AlQuran) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan yang langsung
atau tidak langsung mengandung makna yang besar pelajaran yang
sangat tinggi bagi pimpinan umat, khususnya bagi umat Islam maka
Tarikh dan ilmu Tarikh (sejarah) dalam Islam menduduki arti penting dan
mempunyai kegunaan dalam kajian tentang Islam. Umat Islam dapat
meneladani proses pendidikan Islam semenjak zaman Rasulullah SAW,
zaman khulafaur Rasyidin, zaman ulama-ulama besar dan para pemuka
gerakan pendidikan Islam.2
Seperti yang diungkapkan oleh Munawar Cholil bahwa: Sesungguhnya
pengetahuan Tarikh itu banyak gunanya, baik bagi urusan keduniaan
maupun bagi urusan keakhiratan. Barang siapa hafal (mengerti benar)
1Umar
Islam
bukanlah
mata
pelajaran
yang
menyenangkan
tersebut.
Hal ini bisa dilihat dari kecenderungan siswa yang bersifat pasif dalam
menerima pelajaran SKI. Apalagi pada jam-jam siang. Untuk itu perlu
adanya upaya untuk menggairahkan kembali motivasi belajar siswa.
Teori Maslow menyatakan bahwa pemberian motivasi yang berhasil harus
berasal dari pemenuhan kebutuhan dasar para siswa itu sendiri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi, kebutuhan fisiologis, kebutuhan
akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai,
kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan untuk merealisasikan diri.4
3 Ibid, hlm. 6
pembelajaran
sebaiknya
disertai
dengan
metode
mengajar,
sehingga media ini akan menjadi alat pengajaran yang efektif, untuk itu
guru
harus
berani
mencoba
menggunakan
metode
pembelajaran,
antara
guru
dan
siswa.
Ada
beberapa
metode
dalam
ilmiah
guna
mengumpulkan
pendapat,
membuat
kepada
orang-orang
yang
mengikuti
petunjuk,
serta
pengembangan
kinerja,
sebab
pendekatan
penelitian
ini
Untuk
menjaga
dan
mengantisipasi
timbulnya
kesalahpahaman
berkenaan
dengan
perkembangan
agama
Islam
yang
bahan
dengan
jalan
mendiskusikannya,
sehingga
2008), hlm. 15
11 http://citraudecasi.wordpress.com/2008/01/25/peradaban-3/
d. Media Komik
Media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses
penyaluran informasi.13 Komik adalah cerita bergambar yang umumnya
mudah dicerna dan lucu.14 Media komik yang dimaksud disini adalah alat
pengajaran yang efektif yang diharapkan mampu berperan sebagai
jembatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa karena sifatnya
yang lucu dan mudah dipahami.
C. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas XI MAN
Lasem?
2. Apakah dengan metode diskusi dengan media komik motivasi belajar
SKI siswa kelas XI MAN Lasem dapat ditingkatkan?
D. Tujuan dan Manfaat penelitian
Tidak terlepas dari pokok permasalahan diatas, maka tujuan penulisan
skripsi ini adalah:
1. Untuk menemukan format skenario pembelajaran SKI dengan metode
diskusi dengan menggunakan media komik.
2.
Dengan
adanya
penelitian
ini,
maka
penulis
dapat
mengetahui
dengan
jalan
mendiskusikannya,
sehingga
menimbulkan
VII
MTS
As-Salafiyah
mempunyai minat
Luwungragi
Brebes
yang
angket dari hasil penyebaran angket ada 11 siswa dari 25 kelas VII yang
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm. 97
16
hlm. 78
19 Asnawir dan Basyiruddin, Op.Cit hlm.10
Pelajaran SKI Melalui Bimbingan Belajar Kelas VII MTs Assalafiyah Brebes,
(Semarang : IAIN Walisongo
Semarang)
guru
dengan
melakukan
tindakan-tindakan
dalam
hlm. 13
Ebbut, dikutip dalam Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 12 10
23
Dst.24
menggunakan
observasi
yang
telah
dipersiapkan.
Peneliti
dalam pembelajaran.
dari
permasalahan
yang
ada
pada
waktu
pembelajaran
berlangsung.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis
dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi diri
tentang upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran SKI. Dengan melihat dan observasi, apakah kegiatan yang
telah dilakukan dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dalam belajar SKI.
Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung ;
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 66
24
media
komik
dalam
pembelajaran
SKI.
Adapun
tehnik
2004), hlm151 14
Nilai =
X 100 %
Skor maksimal
Tehnik analisis data ini dilakukan untuk mengambil data dari observasi
pada tiap siklus untuk mengetahui perubahan-perubahan motivasi belajar
siswa yang terjadi pada tiap siklus.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK
PADA MATA PELAJARAN SKI
A. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan daya penggerak dari
dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas demi tercapainya
suatu tujuan.27
Istilah motif berasal dari akar kata bahasa latin motive yang kemudian
menjadi motion, artinya gerak atau dorongan untuk bergerak.28
Menurut
Ngalim
Purwanto
motivasi
adalah
segala
sesuatu
yang
2000), hlm. 60
30 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),
hlm. 759 15
sengaja
sehingga
menimbulkan
pengetahuan,
kecakapan
dan
514
37 Winkel Ws, Psikologi Pendidikan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia,
1983), hlm 30
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2002), hlm. 91
38
bersama dengan orang tuanya, dan sejak lahir juga sudah ada ikatan
batin yang kuat antara anak dan orang tuanya.
2)
bertugas
harus
dijalankan
yang
serasi
guna
mencapai
tujuan
itu,
dan
Atau
membuat
sesuatu
menjadi
jelas
dengan
cara
memecahkannya.40
hlm. 77
bahan
atau
menyampaikan
bahan
dengan
jalan
44 Usman Basyirudin,
pikiran-pikirannya
untuk
memecahkan
suatu
permasalahan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa metode diskusi adalah salah
satu cara alternatif yang dapat dipakai oleh seseorang guru di kelas,
tujuannya adalah memecahkan masalah dari para siswa. Sedangkan
metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah cara yang
dilakukan dalam mempelajari bahan atau penyampaian materi dengan
jelas mendiskusikannya, dengan rujukan dapat menimbulkan pengertian
serta perubahan tingkah laku pada siswa.
2) Bentuk-bentuk Diskusi
a) Whole Group
Merupakan bentuk diskusi kelas dimana peserta nya duduk setengah
lingkaran,
guru
bertindak
sebagai
pemimpin,
dan
topik
sudah
direncanakan.45
b) Buzz Group
Bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil 3-4
peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat
bertukar pikiran dan ber tatap muka dengan mudah. Biasanya diadakan di
tengah-tengah
pelajaran
atau
di
akhir
pelajaran
dengan
maksud
45 Ibid hlm. 40
46 Ibid
Bentuk diskusi ini, kelas di bagi menjadi kelompok kecil terdiri dari 3-6
peserta, masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau
tugas yang bersifat komplementer. Guru menjelaskan garis besar
permasalahan, menggambarkan aspek-aspek nya, dan tiap kelompok
diberi tugas untuk mempelajari aspek-aspek tertentu. Guru diharapkan
dapat menyediakan sumber informasi atau referensi sebagai rujukan oleh
peserta didik.47
e) Symposium
Dalam symposium biasanya terdiri dari pembawa makalah, penyangga,
moderator, notulen, serta beberapa peserta symposium. Pembawa
makalah menyampaikan makalah nya 10-15 menit, selanjutnya diikuti
penyanggah dan tanggapan dari para audien, kemudian disimpulkan
dalam bentuk rumusan hasil simposium.48
f) Panel
Pada
diskusi
panel
di
mana
satu
kelompok
kecil
3-6
peserta
kelompok
belajar
menghargai
pendapat
orang
lain,
dan
47 Ibid hlm. 41
48 Ibid
49 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :Rineka Cipta, 1998),
hlm. 9
J J Hasibun dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung :Remaja
Rosda Karya, 1995), hlm. 21
50
Kelas dibagi menjadi dua tim dan mendiskusikan subyek yang cocok untuk
diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal. Yang
diperdebatkan bersifat problematik bukan bersifat faktual.
i) Colloquium
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan
dari audien. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa atau mahasiswa
menginterviu manusia sumber tersebut.51
j) Fish Bowl
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan diskusi
untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah
lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi.
Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah
melihat ikan berada dalam mangkuk (fish bowl) sedang kelompok diskusi
berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyampaikan pendapatnya
dapat masuk duduk di kursi kosong tersebut dan meninggalkan kursi
setelah selesai berbicara.
3) Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
a) Kelebihan Metode diskusi
1). Mempertinggi partisipasi siswa secara individual dan kelas sebagai
keseluruhan.52
2). Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses
belajar.53
3). Memperoleh sambutan yang lebih aktif bila dibandingkan dengan hasil
dari metode ceramah.
4). Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan
bahan pelajarannya masing-masing.
51 Ibid hlm. 22
pandai,
sehingga
mengurangi
peluang
siswa
lain
untuk
memberi
kontribusi.
2).
Jalannya
diskusi
sering
terpengaruh
oleh
pembicaraan
yang
proses
belajar
mengajar
(PBM)
mempunyai
kelebihan
dan
sederhana,
langsung,
humor
dan
menggunakan
bahasa
percakapan.
Menurut Ahmad Rohani, komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan
suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat,
54 Suryo Subroto, Op.Cit .hlm 185
55 Muhibin Syah, Op.Cit, hlm. 208
56 Usman Basyirudin, Op.Cit, hlm. 38
berpendapat
bahwa
komik
diartikan
sebagai
gambar
yang
melihatnya.59
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa komik sebagai media
instruksional edukatif, yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dan
bersifat personal. Cerita mengenai diri pribadi, sehingga pembaca dapat
segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari
perwatakan-perwatakan tokoh utamanya. Cerita ringkas dan menarik
perhatian, dilengkapi dengan aksi, bahkan dalam lembaran surat kabar
dan buku-buku biasanya, komik dibuat lebih hidup serta diolah dengan
pemakaian
warna-warna
yang
menarik
perhatian.
Dalam
rangka
medium
ini
untuk
maksud
pembelajaran.
Dalam
rangka
1997), hlm. 78
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar
Baru, 1997), hlm. 64
58
pengenalan komik
sebagai media
instruksional,
guru harus
dapat
menggunakan motivasi potensial dari buku komik tersebut dan harus bisa
membangkitkan motivasi belajar siswa.
Media grafis termasuk media visual, didefinisikan sebagai media yang
mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu
kombinasi pengungkapan kata-kata, dan gambar-gambar. Jenis-jenis
media grafis yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran meliputi
bagan, diagram, poster, kartun dan komik.60
Media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima
pesan saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan, pesan yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.61
Simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian
pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara
khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperluas sajian
ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.62
Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah kemampuannya
dalam
menciptakan
minat
para
siswa.
Penggunaan
komik
dalam
1996), hlm. 28
62 Ibid, 29
63 Ahmad Rohani, Op.Cit . hlm. 79
dipahamkan pada siswa supaya mereka tidak tersesat oleh bacaanbacaan komik yang demikian. Guru harus mengarahkan mereka supaya
selektif dalam membaca komik. Walaupun komik dapat menumbuhkan
motivasi belajar tetapi jangan sampai siswa terlena dengan bacaan komik
sehingga mereka lupa dengan buku pelajarannya. Komik merupakan
media penyampaian ide, gagasan dan bahkan kebebasan berfikir. Isi
pesan dari komik itulah yang menjadi kunci. Selama komik belum
menemukan kunci sebagai media yang mengajarkan seperti peran
tertutup antara pembuat komik, pembaca, orang tua dan sekolah akan
terus berlangsung. Lain halnya kondisi komik di negara Jepang. Negara
yang warganya super sibuk maka komik dijadikan sebagai pilihan media
penyampaian pesan yang efektif. Komik di sana tidak hanya untuk
kalangan anak-anak namun juga untuk kalangan remaja bahkan dewasa.
Media bukanlah pesan, sedangkan isi pesan dapat disesuaikan dengan
kapasitas
kemampuan
tiap
individu
untuk
menerimanya.
Komik
sebagai
ilmu
tentang
waktu.
Membicarakan
tentang
budi, adat
pelopornya.
3.
Pengembangan
rasa
kebangsaan,
penghargaan,
terhadap
4.
SAW.
6.
SAW
pertengahan/zaman
pertengahan/zaman
wafat,
perkembangan
kemunduran
kemunduran,
masa
Islam
(1250
pada
M-1800),
modern/zaman
abad
abad
kebangkitan
dakwah
Rasulullah
Mendeskripsikan
substansi
dan
strategi
mendiskripsikan,
Umayyah II
mengidentifikasi
mengevaluasi
Islam
di
Andalusia
mengambil hikmahnya
Daulah Muwahhidun
Kelas XI Semester II
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami perkembangan Menjelaskan perkembangan
Islam pada masa modern
Islam
pada
masa Modern
Menampilkan contoh perkembangan Islam
pada masa modern
Mengambil hikmah dari perkembangan Islam
Islam
di
Indonesia
Menampilkan contoh perkembangan Islam di
Indonesia
Mengambil hikmah dari perkembangan Islam
di Indonesia
Memahami perkembangan Menjelaskan
Islam di Dunia
perkembangan
Islam
pada
masa Dunia
Menampilkan contoh perkembangan Islam di
Dunia
Mengambil hikmah dari perkembangan Islam
di Dunia
d. Tujuan SKI
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma islam yang dibangun oleh
Rasulullah
SAW
dalam
rangka
mengembangkan
kebudayaan
dan
peradaban Islam
b.
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan
masa depan.
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d.
dari peristiwa-peristiwa
Komik
Dalam
kegiatan
belajar
mengajar
peranan
motivasi
baik
motivasi
Pelajaran SKI
c. Persaingan
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa.
d. Ego involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertahankan harga diri, merupakan bentuk motivasi yang sangat
penting.
e. Memberi ulangan mengetahui hasil
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan, oleh
karena itu memberi ulangan juga sebagai sarana motivasi.
f. Memberi pujian
Pujian
sebagai
akibat
pekerjaan
yang
di
selesaikan
dengan
baik
Maka dari itu dengan adanya pembelajaran diskusi dengan media komik
diharapkan mampu menjadi alat pengajaran yang efektif dan mampu
berperan sebagai jembatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Karena komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas
dan mudah dipahami.
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik tersebut, maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan Melalui metode diskusi dengan media
komik, maka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI dapat
ditingkatkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di MA Negeri Lasem tepatnya di Jalan Sunan Bonang Km
01.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan selama 1 bulan terhitung mulai izin
secara lisan dan tertulis. Sedangkan pelaksanaan
penelitian
penelitian atau
Dst.71
2. Siklus Kegiatan
Siklus kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran SKI melalui metode diskusi dengan media komik.
Metode diskusi dengan media komik ini mampu mengaktifkan siswa
dalam belajar khususnya mata pelajaran SKI yang ada di kelas XI IA2 MA
Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung ;
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 66
71
Setiap
siklus
terdiri
atas
perencanaan,
pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pelaksanaan tiap tahap akan diambil 1 kelas.
a. Pra Siklus
Tahap pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran SKI secara
langsung di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem. Dalam pembelajaran SKI di
kelas XI IA2 tersebut belum menggunakan model pembelajaran secara
aktif dan masih menggunakan metode ceramah yang siswanya masih
belum banyak ikut aktif dalam proses pembelajaran dan cenderung terjadi
komunikasi yang pasif. Artinya seolah-olah guru yang bicara dan siswa
atau peserta didik hanya mendengarkan dan keberanian untuk bertanya
terhadap suatu masalah yang belum jelas yang ada di benak mereka
belum dapat diungkapkan secara maksimal.72
Di akhir pembelajaran peneliti membagikan angket untuk mengetahui
motivasi belajar siswa pada pelajaran SKI. Apakah kompetensi yang
diharapkan sudah dapat tercapai dengan menggunakan metode ceramah?
Apakah siswa terlibat aktif dalam proses pembelajarannya?
b. Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 menggunakan kelas XI IA2 yang diampu oleh
peneliti sendiri. Langkah-langkah besar dalam siklus 1 dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Perencanaan
a)
Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan peserta didik benarbenar berada pada suasana penyadaran diri untuk tetap ter motivasi
belajar
dengan
menekankan
pada
keaktifan
siswa
dalam
proses
media komik.
d)
Guru
menerapkan
tindakan
yang
mengacu
pada
skenario
pembelajaran.
e) Untuk menghemat waktu pembelajaran di dalam kelas terkait dengan
penggunaan metode diskusi dengan media komik yaitu pembentukan
kelompok dilakukan diluar jam pelajaran yang kemudian diumumkan pada
waktu pembelajaran.
f) Peneliti memberikan media komik dan didiskusikan melalui kelompok
dan peneliti menilai bagaimana aktivitas siswa dalam kelompok tersebut,
melalui diskusi antar kelompok diharapkan peserta didik dapat ter
mencapai standar?
d)
tindakan berikutnya
d) Membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1
dan di akhir penelitian peneliti membagikan angket.
c. Siklus 2
Untuk pelaksanaan siklus 2 yang dilaksanakan di kelas XI IA2 adalah
sebagai tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus 1. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam siklus 2 dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
1) Perencanaan
a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b) Meninjau kembali rencana pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2
dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1. Penekanan pada
siklus ini adalah motivasi dan keaktifan belajar siswa.
c)
refleksi.
d)
Pengamatan
dilakukan
bersamaan
dengan
tindakan,
dengan
dengan siklus 1
c)
mencapai standar
d)
tentang
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
dapat
menumbuhkan
motivasi
belajar
siswa
dalam
rangka
untuk
Indikator
Kesiapan
pelajaran.
Indikator mengkondisikan
pencapaian
5
kadar
s.d
menerima
mencapai pelajaran
diskoring Ketenangan atau suasana kelas saat
dengan skala
(1
diri
siswa
pelajaran dimulai
5).
Indikator Pada
pencapaian diatas 65
saat
pelajaran
dimulai
siswa
siswa
tampak
bersemangat.
Siswa menyiapkan buku pelajaran dan
sumber belajar lainnya yang berkaitan
2.
dalam
mengungkapkan
pencapaian pendapat.
Kekompakan
dalam
menyelesaikan
tugas individu
Kekompakan
dalam
menyelesaikan
tugas kelompok
Ketrampilan
siswa
dalam
dan
membuat
mengungkapkan
kesimpulan.
e. Tehnik Pengumpulan Data
pada
siklus
berikutnya.
Metode
ini
digunakan
untuk
2004), hlm151
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat
Tempat penelitian ini adalah di MA Negeri Lasem (MAN Lasem) yang
beralamatkan di jalan Sunan Bonang km 01 Lasem terletak di desa
Ngemplak Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. MAN Lasem berada
pada tempat yang strategis karena terletak diantara lembaga pendidikan
maupun pemerintahan. Di sebelah selatan terdapat SD 2 Ngemplak,
disebelah barat terdapat SD 1 Soditan dan SD 2 Soditan dan disebelah
utara ada SMA 1 Lasem. Disekitarnya juga terdapat kantor Polres
Rembang, Kodim dan kantor Kecamatan Lasem. Disepanjang jalan Sunan
Bonang ini juga terdapat SMA Muhammadiyah Lasem, MTsN Lasem,
SMP/SMK/MA NU Lasem serta SMP 2 Lasem.
MAN Lasem berada di kota Lasem yang merupakan daerah pesisir pantai,
namun disekelilingnya juga terdapat pegunungan yaitu gunung Argo
Kajar. Hal ini dapat menambah keindahan suasana belajar di MAN Lasem,
disamping itu juga dapat memudahkan siswa MAN Lasem untuk studi
lapangan seperti mempelajari kehidupan satwa laut, mempelajari aneka
ragam tumbuhan alam pegunungan dan sebagainya.
Dari hasil observasi sebelum diadakan tindakan penelitian dengan
mengadakan wawancara dengan guru bidang studi SKI kelas XI IA2 serta
melihat data dari Bimbingan Konseling merupakan kelas yang mempunyai
tingkat
motivasi
yang
rendah
dalam
mata
pelajaran
SKI,
tetapi
diskusi
rasulullah dalam membina umat. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran
SKI di kelas sebelum diterapkannya metode diskusi dengan media komik,
dengan melihat atau mengamati secara langsung pembelajaran yang ada
di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Pada tahap pra siklus ini selain peneliti mendampingi guru mitra saat
mengajar dalam kelas, peneliti juga melakukan observasi ketika proses
pembelajaran berlangsung. Selanjutnya di akhir pembelajaran peneliti
memberikan angket. Angket ini adalah untuk mengetahui motivasi siswa
dalam belajar SKI sebelum diterapkannya metode diskusi dengan media
komik. Dari hasil angket tersebut, diperoleh rata-rata nilai sebesar 61,2 %.
Secara keseluruhan keberhasilan pada pra siklus ini belum mencapai
ketuntasan minimal SKI yang ditentukan melalui standar belajar yaitu 65.
Tabel 4.3
Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI
Pada Tahap Pra Siklus
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12
13
14
15
16
NAMA
Achmad Irwanto
Achmad
Nur
Cholik
Aizzatin Nafisah
Amirotus
Sholihah
Anita Sari
Aries Wibawo
Aulia
Maratussholihah
Eka Nuraini Liya
R
Feny
Erlina
Nuraini
Heti Nurcahyanti
Himatul Ulya
Kadar Nirma Sari
Khafidzotuzzuma
iroh
Koriyah
Qurotul Ayun
Lida
Finoria
Fitriani
Skor
34
24
NILAI
68
50
20
37
40
74
23
27
31
46
54
62
38
76
28
56
44
30
41
29
88
60
82
58
18
31
28
36
62
56
17
M.A.
Sahal
Baihaqi
Mariatun Qoniah
Marlina
Febriyanti
Masniyyah
Moch.
Abdul
Ghofur
Muh
Abid
Muzakki
Muhammad Ali
18
19
20
21
22
23
Allaludiniah
Muhamad
Arif
Irfan
Nailil Ifa
Nanik Andiyani
Nanik
Susi
Wulandari
Nurul Qomqriyqh
Nurul Zainuddin
Qurrota Ayunin
Reza Khoirunnisa
Robiatul
Adawiyah
Rofikoh
Desika
Candra
Shofiul Anam
Sholihatun
Marifah
Siti Nurjannah
Sopyan
Sri Wahyuningsih
Sri Winarti
Syakur
Tia Nurul Jayanti
Ummi Fatimiyah
Ummi
Luthfiyatun
Umrotun
Khasanah
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Rata-rata 61,2%
Ket: 100 x
(50)
maksimal skor
siswa diperoleh
18
36
28
38
56
76
26
36
52
72
29
58
24
48
29
58
42
32
20
84
64
40
28
20
35
28
29
56
40
70
56
58
37
74
32
32
64
64
19
29
34
37
27
24
38
48
38
58
68
74
54
48
76
96
31
62
Nilai =
Pada pelaksanaan pra siklus ini, yang motivasi belajarnya masih di bawah
standar adalah 29 siswa dari 44, 24 siswa menjawab negative yaitu,
Cholik, Anita, Aries, Aulia, Feny, Ulya, Khafidhoh, kurotul ayun, Lida,
Mariatun, Masniyyah, Abid, Ali, Irfan, Nanik, Nurul, Reza, Robiatul, Anam,
Sholihatun, Sopyan, Syakur, Umrotun. Dan
IA2
masih
dibawah
rata-rata,
untuk
memotivasi
siswa
adalah
media
dan
metode
yang
digunakan
sebagai
alat
untuk
Indikator 1
Indikato
r
Indikator 1
Jumlah
Skor
1234512345
Indikator 2
Skor
100001001008
200001010007
300010001007
400010000004
500001100006
600000001003
700000000015
800000010002
Jumlah Skor - - - 8 15 1 4 9 0 5 42
Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)
4 (baik)
3 (cukup)
2 (rendah)
1 (kurang)
Untuk hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran SKI pada tahap pra siklus
dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran sebelum diterapkan metode diskusi dengan media
komik yaitu:
Skor yang dicapai
Nilai :
X 100 %
Skor maksimal
:
80
42
X 100%
: 52,5 %
47
Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses
pembelajaran. Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya motivasi
belajar dalam proses pembelajaran. Siswa yang kesiapan nya matang
dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya motivasi
atau keinginan untuk bisa. Rendahnya motivasi belajar siswa pada kelas
XI IA2 yang menjadi obyek penelitian dapat ditunjukkan dari prosentase
hasil penilaian keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran yaitu sebesar 52,5 % yang masih berada dibawah
ketentuan yaitu 65 %.
Selama proses belajar berlangsung aspek yang menunjukkan adanya
belajar aktif belum secara maksimal terpenuhi, seperti penataan ruangan
atau tempat duduk masih model konvensional. Hal ini cenderung
penguasaan kelas yang belum maksimal, dan peneliti mengamati masih
ada siswa yang tempat duduk nya paling belakang masih melaksanakan
aktivitas selain pembelajaran seperti halnya bicara sendiri atau berbisikbisik serta mengerjakan tugas pada mata pelajaran selain pelajaran SKI.
Berkaitan dengan hasil angket yang dilakukan di akhir pembelajaran
didapat bahwa rata-rata siswa XI IA2 mempunyai motivasi yang masih
rendah dalam pembelajaran SKI.
Setelah mengamati secara langsung pada proses pembelajaran SKI kelas
XI IA2 pada tahap pra siklus, kemudian peneliti mendiskusikan dengan
guru mitra untuk tahap berikutnya yaitu pada tahap siklus 1. Sebelum
melaksanakan
siklus
berikutnya
ada
beberapa
hal
yang
dapat
Pembelajaran
yang
ada
di
kelas
berkaitan
dengan
sumber
Belum adanya hubungan timbal balik antara guru dan murid yang
jenuh
permasalahan.
dan
48
perhatian
siswa
belum
terfokus
pada
satu
e.
4.
Ket : 100 x
(50) maksimal skor
siswa diperoleh
Nilai =
Tindakan siklus 1 ini juga menunjukkan adanya peningkatan skor angket
yang telah diisi oleh siswa yang sebelumnya masih 24 siswa belum
mencapai ketuntasan, kini menurun menjadi 9 siswa yaitu, Aries,
Masniyyah, Abid, Robiatul, Anam, Sholihatun, Sopyan, Syakur, Tia. Dan 4
siswa menjawab netral yaitu, Baihaqi, Susi, Zainuddin, Siti.
Tabel 4.6
Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
SKI melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik
Pada Siklus 1
Sub
Indikator
Indikator 1 Indikator 2
Jumlah
Skor
1234512345
100010000108
200100000107
300100000107
400010000019
500010001007
600000010002
700000001003
800000000104
Jumlah Skor - - 6 12 0 - 2 6 16 5 47
Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)
4 (baik)
3 (cukup) 51
2 (rendah)
1 (kurang)
Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan dan
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran SKI pada tahap siklus
1 dapat dipresentasikan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran setelah diterapkan metode diskusi dengan
media komik yaitu:
Skor yang dicapai
Nilai :
X 100 %
Skor maksimal
:
80
47
X 100%
: 58,75 %
Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 1 tersebut dapat disimpulkan
bahwa
siswa
mulai
ada
peningkatan
kesiapan
belajar
maupun
matang
dalam
pembelajaran
dan
aktif
dalam
kelas
Dalam pelaksanaan
media
komik
terlihat
adanya
peningkatan
walaupun
semakin
aktif
dalam
berdiskusi,
misalnya
dengan
cara
Lasem
kemudian
mengadakan
diskusi
berkaitan
dengan
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun secara bersamasama dengan peneliti belum sepenuhnya dikuasai.
3.
komik
yang
membawa
dampak
pada
keaktifan
dalam
XI IA2 dengan materi ajar sejarah dakwah Nabi periode madinah pada
tanggal 06
Dari hasil angket siswa siklus I masih terdapat 9 siswa yang belum
mencapai kriteria yang ditentukan, berdasarkan indikator ketercapaian
dan kriteria ketuntasan minimum sebesar 65, maka untuk siklus 2 ini,
hasil angket menunjukkan 4 siswa, 2 siswa yaitu, Abid dan Sopyan, dan
masih ada 2 siswa yang menjawab netral yaitu, Baihaqi dan Zainuddin
artinya mereka belum mencapai indicator ketercapaian mampu bersikap
positif dan belum mencapai standar mata pelajaran SKI yaitu 65. Secara
keseluruhan hasil rata-rata angket siklus 2 ini kelas XI IA2 sebanyak
72,47% Artinya hasil tersebut telah melebihi KKM 65 dengan baik.
Sedangkan dari hasil observasinya adalah:
Tabel 4.8
Skor Observasi Motivasi belajar dalam Mengikuti Pembelajaran
Pada Siklus 2
Sub
Indikator
Indikator 1 Indikator 2
Jumlah
Skor
1234512345
100010000019
200001000109
300010001007
4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10
500001000109
600000000104
700000001003
800000000104
Jumlah
Skor
- - - 8 15 - - 6 16
1
0
55
Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)
4 (baik)
3 (cukup)
2 (rendah)
1 (kurang) 56
Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan
dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran SKI pada tahap
siklus 2 dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran sebelum diterapkan metode diskusi
dengan media komik yaitu:
Skor yang dicapai
Nilai :
X 100 %
Skor maksimal
:
80
55
%
:
68,75 %
Dari hasil pengamatan pada
tahap siklus
2 tersebut dapat
hampir
Dilihat dari tabel di atas perbandingan observasi dan hasil angket dari pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari
tiap-tiap siklus.
Diagram 4.1
Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
42 47 55
Jumlah skor
Dari grafik diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan
motivasi belajar siswa dari tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Prosentase (%)
Observasi
Angket 58
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di MA Negeri Lasem
mencoba menerapkan model pembelajaran dengan metode diskusi
dengan media komik, sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar SKI.
Merupakan keterbatasan penelitian, diantaranya cara memperoleh data
dari penelitian tersebut, peneliti harus
karena
adanya
keterbatasan
peneliti
untuk
melakukan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Deskripsi data dan analisis penelitian tentang upaya peningkatan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran SKI melalui metode diskusi dengan
media komik di MA Negeri Lasem dari bab I sampai IV maka pada akhir
skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Sebelum dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yaitu dengan metode
diskusi dengan media komik, motivasi belajar siswa kelas XI IA2 MAN
Lasem pada mata pelajaran SKI sangat rendah mereka merasa jenuh
dengan metode pembelajaran yang digunakan. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti di MA Negeri Lasem dengan
menerapkan pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik
diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran SKI
2. Keberhasilan penerapan model pembelajaran melalui metode diskusi
dengan media komik sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa di MA Negeri Lasem ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam
proses pembelajaran yaitu kesiapan dan keaktifan pada saat proses
pembelajaran,
Hal
ini
dapat
dilihat
dari
perolehan
skor
yang
pentingnya
metode
pembelajaran
secara
kreatif
untuk
1. Guru SKI
a.
komik pada mata pelajaran SKI agar dapat dilakukan tidak hanya sampai
pada
selesainya
dilaksanakan
penelitian
sebagai
ini
program
saja,
akan
untuk
tetapi
dilanjutkan
meningkatkan
motivasi
dan
dan
proses
menghasilkan
siswa
pembelajaran
yang
yang
berprestasi,
akhirnya
berbudi
pekerti
akan
luhur,
dapat
dan
dan
kemampuan
yang
penulis
miliki.
Saran
yang
DAFTAR PUSTAKA
Rineka
Cipta, 2006.
Armai, Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta :
Ciputat Pers, 2002
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002
Aziz, Sholeh Abdul, At-Tarbiyatul wa Thurukut Tadris,Mesir: Al Maarif, 1979
B, Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi Aksara,
2008
Bakar, Bahrun Abu, dkk,
Semarang: Toha
Putra, 1992
Basyirudin, Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta
Ciputat Pers, 2002
Clifort T, Morgan, Introduction To Psikologi, New York : The Mc Graw Hill
Book tt.
Departemen Agama RI, Al-Quran Al Karim dan Terjemah, Kudus: Menara
Kudus, 2006
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta,
2002
Ebbut, dikutip dalam Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research jilid II, Yogyakarta: And Offset, 2002
Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru
Lestari,
Sejarah
Tentang
Komik,
http://hansteru.wordpress.com./2007/12/05/jumat, 7-03-2014
Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000
Permanag No 2 Tahun 2008, tentang Tujuan Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
___________,
tentang
Standar
Kompetensi
Lulusan
Mata
Pelajaran
Sejati
Belajar
Sejarah
http://sekolahfaforit.blogspot.com/2007/12/dialektika-sejarah.html 23 april
2009.
Sasanti, Noor, Efektivitas Pembelajaran STAD Dengan Media Komik
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP 1 Grobogan,
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Semiawan, Conny dkk,
Slameto,
Cipta, 2000.
Winkel Ws, Psikologi Pendidikan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1983
Wiraatmaja, Rochiati,
Sejarah
Pendidikan
Islam,
Jakarta
Direktorat
Jendral
Siti Jannatinnaim
Lampiran 1
DAFTAR RESPONDEN
NO NAMA NO NAMA
1 Achmad Irwanto 23 Muhammad Ali Allaludiniah
2 Achmad Nur Cholik 24 Muhamad Arif Irfan
3 Aizzatin Nafisah 25 Nailil Ifa
4 Amirotus Sholihah 26 Nanik Andiyani
5 Anita Sari 27 Nanik Susi Wulandari
6 Aries Wibawo 28 Nurul Qomqriyqh
7 Aulia Maratussholihah 29 Nurul Zainuddin
Lampiran 2
JADWAL PENELITIAN
No Rencana Kegiatan
Waktu (Minggu) ke1234567
1. Observasi Awal X
2. Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan X
Menyepakati jadwal dan tugas X
Menyusun Instrumen X
Diskusi konsep pelaksanaan X
3. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat X
X
X
4. Pembuatan Laporan
X
X
Lampiran 3
SILABUS
Satuan Pendidikan : MAN Lasem
Mata Pelajaran : Sejarah kebudayaan Islam
Standar Kompetensi : 1. memahami keteladanan dakwah rasulullah dalam
membina umat
No
Kompetensi
Dasar
Materi Pelajaran Indikator
Tehnik
Penilaia
1.1. Menceritakan
sejarah dakwah
Rosul SAW pada
periode Makkah
dan Madinah
Sejarah dakwah
Rosulullah
Makkah dan
Madinah
1.1.1. Menjelaskan sejarah awal dakwah Rosul pada
periode Makkah dan Madinah
1.1.2. Mengidentifikasi sasaran awal dakwah
Lampiran 4
Tahap Pra siklus :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
II. Materi Ajar : Sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Makkah dan
madinah Madinah
III. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab
Kegiatan Inti
2. Guru memberi kesempatan membaca buku panduan
atau Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap pokok
bahasan yang akan dibahas.
K 10 menit
3 Guru menjelaskan pokok bahasan satu persatu. K 30 menit
4 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap
pokok bahasan yang telah diterangkan ketika ada
persoalan yang belum jelas.
I 10 menit
5 Setelah guru selesai memberi penjelasan dan siswa
tidak ada pertanyaan sebagai akhir pelajaran
dibagikan angket untuk mengetahui motivasi siswa
dalam pelajaran SKI
k 20 menit
Penutup
6 Guru bersama peserta didik mengambil kesimpulan
akhir sebagai penguat.
K 7 menit
Keterangan : I = individual; K = klasikal
Kepala Sekolah
Guru Kelas
Dra. Nadhiroh
NIP.150254699
dalam
membina umat
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah
Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah
C. Indikator :
1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Makkah
2. menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
pada periode Makkah
3. Menunjukkan reaksi negative masyarakat
terhadap dakwah Rasulullah periode Makkah
D. Tujuan : Siswa dapat Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Makkah
E. Media/ alat/ bahan/ sumber : 1. Buku panduan SKI kelas XI
2. Lembar observasi siswa
3. Media komik sebagai panduan berdiskusi
F. Metode active learning : Diskusi dengan menggunakan media komik.
G. Skenario pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
b. Presentasi
c. Melakukan tes penjajakan[pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa
d. Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada
pelajaran baru
e. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan
dilakukan siswa
2. Pembagian kelompok berdasarkan nomor urut absensi. Masing-masing
terdiri
dari 4 sampai 5 orang
kesimpulan,
penekanan dan tindak lanjut.
9. Refleksi
10. Penilaian dengan lembar observasi yang telah disiapkan pada saat
diskusi
berlangsung.
Kepala Sekolah
Guru Kelas
NIP.150254699
Lampiran 6
Siklus dua
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dalam
membina umat
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah
Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah
C. Indikator :
1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Madinah
2. Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
pada periode Madinah
3. Menunjukkan reaksi negative masyarakat
terhadap dakwah Rasulullah periode Makkah
D. Tujuan : Siswa Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
pada periode Madinah
E. Media/ alat/ bahan/ sumber: 1. Buku panduan SKI kelas XI
2. Lembar observasi siswa
3. Media komik sebagai panduan berdiskusi
F. Metode active learning : Diskusi dengan menggunakan media komik.
G. Skenario pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
b. Presentasi
untuk
penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, seandainya ada
masalah
yang belum terpecahkan.
6. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk penjajakan pemahaman
materi. 7. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusi, guru memberikan
kesimpulan,
penekanan dan tindak lanjut.
8. Refleksi
9. Penilaian dengan mengamati proses diskusi saat pelajaran berlangsung
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
Kepala Sekolah
Guru Kelas
NIP.150254699
Lampiran 7
ANGKET PRA SIKLUS
No Absen :
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SKI SISWA MAN LASEM
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1 Perasaan saya senang saat mengikuti
pelajaran SKI.
2 Saya berbicara sendiri pada waktu
guru menerangkan materi SKI di
depan kelas.
3 Saya merasa bosan saat pelajaran
SKI berlangsung
4 Jika ada tugas SKI dari guru saya
mengerjakan.
5 Saya masuk di kelas sebelum
pelajaran SKI dimulai
Lampiran 8
ANGKET PENELITIAN SIKLUS I DAN II
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Angket terdiri dari 10 butir pernyataan
2. Tiap-tiap butir disediakan 5 alternatif jawaban yaitu: sangat setuju,
setuju,
netral / tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Dengan
scoring 5, 4, 3, 2, 1.
3. Setelah menjawab / mengisi, berilah nama pada kolom berikut:
Nama :
Kelas
No Absen :
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SKI SISWA MENGGUNAKAN METODE
DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK MAN LASEM
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1 Saya tidak perlu memahami tujuan
pelajaran SKI.
2 Pelajaran SKI harus menarik
perhatian saya
3 Menurut saya pelajaran SKI itu
membosankan.
4 Saya selalu belajar SKI di luar jam
pelajaran / di rumah.
5 Pelajaran SKI mudah dipahami bila
menggunakan metode diskusi
dengan media komik.
6 Dengan menggunakan metode
diskusi dengan media komik
membuat saya lebih semangat untuk
menyukai pelajaran SKI
7 Setelah menggunakan metode
diskusi dengan media komiksaya
merasakan bahwa pelajaran SKI itu
menyenangkan
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI
No Indikator
Aspek Perilaku yang
Diamati
Skor
12345
1. Kesiapan menerima
pelajaran
1. Suasana kelas tenang dan
siswa mengkondisikan
diri menerima pelajaran
2. Ketenangan atau suasana
kelas pada saat pelajaran
dimulai
3. Pada saat pelajaran
dimulai siswa
mendengarkan
penjelasan guru
4. Perhatian siswa terpusat
dan aktivitas
pembelajaran siswa
tampak semangat
5. Siswa menyiapkan buku
pelajaran dan sumber
belajar lainnya yang
Keterangan:
Jumlah maksimal skor =
Skor yang dicapai
Nilai =
X 100 %
Skor maksimal
Lampiran 11
PROSES PEMBELAJARAN SKI KELAS XI IA2