Anda di halaman 1dari 98

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK
(Studi Tindakan Pada Kelas XI MAN Lasem)

ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI


Melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik (Studi Tindakan Pada kelas XI
MAN Lasem).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Motivasi belajar SKI


siswa di kelas XI MAN Lasem (2) Peningkatan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran SKI kelas XI MAN Lasem dengan metode diskusi dengan
media komik. Penelitian ini memakai studi tindakan (action research) pada
siswa kelas XI MAN Lasem. Dari hasil observasi secara langsung di kelas XI
melalui pra siklus, penelitian tindakan dapat diketahui metode yang
digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran SKI yang belum secara
penuh

mengedepankan

pembelajaran

aktif

dan

cenderung

terjadi

komunikasi satu arah artinya siswa cenderung pasif dalam pembelajaran


hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat pembelajaran
berlangsung.

Kesiapan

dalam

pembelajaran

dan

keaktifan

siswa

menggambarkan motivasi untuk mengikuti pembelajaran, dari jawaban


nilai angket pra siklus juga masih di bawah standar. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi dan angket.
Setelah

dilaksanakan

tindakan

melalui

pembelajaran

dengan

metode diskusi dengan media komik, dengan menciptakan suasana


pembelajaran aktif maka suasana kelas menjadi hidup, siswa menjadi ter
motivasi dalam belajar. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu
tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada tahap pra siklus dari jawaban
angket motivasi belajar siswa mempunyai prosentase 61,2%, pada siklus
1

prosentase

70,8%,

pada

siklus

prosentase

naik

menjadi

72,47%.Sedangkan dari observasi prosentase pada pra siklus adalah 52,5


%. Pada siklus 1 setelah dilaksanakan tindakan motivasi belajar siswa
meningkat meskipun belum melebihi standar menjadi 58,75%. Sedangkan
pada siklus 2 setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus

2 motivasi belajar mengalami peningkatan yaitu motivasi belajar siswa


dapat diprosentasekan menjadi 68,75% . Dari tiga tahap tersebut jelas
bahwa ada peningkatan sesudah diterapkan metode diskusi dengan
media komiK dengan sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar dalam
mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik.
Motivasi ini dapat dilihat dari keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran, serta dari hasil angket .
Hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat memberi pengetahuan
kepada semua pihak (siswa, guru, orang tua) untuk dapat meningkatkan
motivasi belajar pada mata pelajaran SKI memperkaya strategi dan
metode pembelajaran.

KATA PENGANTAR
Bismillahir Rohmanir Rohim
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga menjadikan
lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi
Peningkatan

Motivasi

Belajar

Siswa

Pada

yang berjudul Upaya

Mata

Pelajaran

Sejarah

Kebudayaan Islam Melalui Metode Diskusi Dengan Media komik (Studi


Tindakan Pada Kelas XI MAN Lasem) Dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat

serta

salam

semoga

tetap

tercurah

kepada

Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa cahaya ilahi kepada umat


manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya dalam memenuhi
tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan, saran-saran serta motivasi dari berbagai pihak sehingga
penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Harapan dan doa penulis, semoga amal dan jasa baik dari semua
pihak dapat menjadi amal baik dan semoga mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan dalam makna yang sesungguhnya, akan tetapi penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis
maupun bagi pembaca pada umumnya.

Semarang,
2009
Penulis

Agustus

DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN

............................................................................

ii
HALAMAN PERNYATAAN

...........................................................................

iii
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING

......................................................................

v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................
vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................
viii
HALAMAN DAFTAR ISI

................................................................................

x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Penegasan Istilah ......................................................................... 4
C. Rumusan Masalah......................................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6
E. Kerangka Teori dan Hipotesis Tindakan ..................................... 7
F. Metode Penelitian ......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN UPAYA
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI
METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK PADA MATA
PELAJARAN SKI
A. Landasan Teori ............................................................................ 14
1. Motivasi Belajar .................................................................... 14

2. Metode Diskusi dengan Media Komik ................................... 18


3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ........................... 27
4. Hubungan Motivasi Belajar dengan Metode Diskusi dengan
Media Komik ......................................................................... 30
B. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 33
1. Tempat Penelitian .................................................................. 33
2. Waktu Penelitian..................................................................... 33
B. Subjek Penelitian .......................................................................... 33
C. Prosedur Penelitian ....................................................................... 34
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat ........................................ 43
B. Analisis Penelitian Tindakan kelas Pra Siklus ............................ 44
C. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 ................................ 48
D. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2 ............................... 53
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 60
B. Saran-saran .................................................................................. 61
C. Penutup ........................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Pelajaran SKI Kelas XI

.....................................

30
Tabel

3.2

Indikator

keberhasilan .................................................................. 43
Tabel 4.3 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran SKI Pada Tahap Pra Siklus ........................................... 44
Tabel 4.4 Skor Observasi Motivasi Belajar Siswa dalam Mengikuti
Pembelajaran SKI Pada Tahap Pra Siklus .................................... 46
Tabel 4.5 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada
Tahap Siklus I ............................................................................... 49
Tabel 4.6 Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
SKI melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada
Siklus 1 .......................................................................................... 50
Tabel 4.7 Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada
Tahap Pra Siklus .......................................................................... 54
Tabel 4.8 Skor Observasi Motivasi belajar dalam Mengikuti Pembelajaran
Pada Siklus 2 ................................................................................. 55
Tabel 4.9 Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ............................... 57
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Diagram Perbandingan Peningkatan Skor Angket dan
Observasi ......................................................................................... 57

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu
peserta

didik

untuk

menumbuhkembangkan

potensi-potensi

kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan


untuk

menjadi

benih

manusia.

Ibarat

biji

mangga

bagaimanapun

wujudnya jika ditanam dengan baik pasti menjadi pohon mangga bukan
menjadi pohon jambu.1
Sebagai mata pelajaran yang dipastikan ada pada setiap lembaga
pendidikan Islam mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam mengandung
kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan manusia, karena sejarah
menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan
dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta
perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam (AlQuran) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan yang langsung
atau tidak langsung mengandung makna yang besar pelajaran yang
sangat tinggi bagi pimpinan umat, khususnya bagi umat Islam maka
Tarikh dan ilmu Tarikh (sejarah) dalam Islam menduduki arti penting dan
mempunyai kegunaan dalam kajian tentang Islam. Umat Islam dapat
meneladani proses pendidikan Islam semenjak zaman Rasulullah SAW,
zaman khulafaur Rasyidin, zaman ulama-ulama besar dan para pemuka
gerakan pendidikan Islam.2
Seperti yang diungkapkan oleh Munawar Cholil bahwa: Sesungguhnya
pengetahuan Tarikh itu banyak gunanya, baik bagi urusan keduniaan
maupun bagi urusan keakhiratan. Barang siapa hafal (mengerti benar)
1Umar

Tirtaharja dan La Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta : Rineka


Cipta, 2000), hlm. 1

Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Direktorat Jendral


Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1986), hlm. 4-5
2

tentang Tarikh, bertambahlah akal pikirannya. Tarikh itu bagi masa


menjadi cermin. Sesungguhnya Tarikh itu menjadi cermin perbandingan
bagi masa yang baru. Tarikh dan ilmu Tarikh itu pokok kemajuan suatu
umat, manakala ada suatu umat tidak memperhatikan Tarikh dan ilmu
Tarikh, maka umat itu tentulah akan ketinggalan di belakang, dan
manakala suatu umat sungguh-sungguh memperhatikan Tarikh dan ilmu
Tarikh, maka tentulah umat itu maju ke muka.3
Berdasarkan kegunaan tersebut, maka Semestinya pelajaran sejarah
kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang sangat penting,
menarik, menyenangkan dan tidak membosankan. Kenyataan yang ada di
sekolah-sekolah tampaknya bukanlah demikian. Mata pelajaran sejarah
kebudayaan

Islam

bukanlah

mata

pelajaran

yang

menyenangkan

melainkan membosankan. Selain itu juga kurang menarik dan cenderung


membuat siswa gaduh dalam mengikutinya.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelemahan dalam belajar SKI
tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya variasi dalam pembelajaran,
yaitu misalnya penggunaan metode dan media agar menarik perhatian
siswa dan merangsang siswa untuk belajar, karena sifatnya yang banyak
cerita serta merasa jenuh yang akan menumbuhkan kurangnya motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam

tersebut.

Hal ini bisa dilihat dari kecenderungan siswa yang bersifat pasif dalam
menerima pelajaran SKI. Apalagi pada jam-jam siang. Untuk itu perlu
adanya upaya untuk menggairahkan kembali motivasi belajar siswa.
Teori Maslow menyatakan bahwa pemberian motivasi yang berhasil harus
berasal dari pemenuhan kebutuhan dasar para siswa itu sendiri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi, kebutuhan fisiologis, kebutuhan
akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai,
kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan untuk merealisasikan diri.4

3 Ibid, hlm. 6

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru


Algensindo, 2007), hlm.176 3
4

Untuk itu seorang guru harus belajar bagaimana cara-cara memotivasi


belajar siswa. Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan. Salah
satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah komik. Komik
merupakan bentuk kartun dimana perwatakan sama membentuk suatu
cerita dan urutan gambar-gambar yang berhubungan erat, dirancang
untuk menghibur para pembacanya.
Komik merupakan media yang unik yang menggabungkan teks dan
gambar dalam bentuk yang kreatif. Komik adalah media yang sanggup
menarik perhatian semua orang dari segala usia. Karena memiliki
kelebihan, yaitu mudah dipahami gambar yang sederhana ditambah katakata dalam bahasa sehari-hari membuat komik dapat dibaca oleh semua
orang.5
Media

pembelajaran

sebaiknya

disertai

dengan

metode

mengajar,

sehingga media ini akan menjadi alat pengajaran yang efektif, untuk itu
guru

harus

berani

mencoba

menggunakan

metode

pembelajaran,

sehingga akan terjadi komunikasi dalam pembelajaran yaitu terjadi


interaksi

antara

guru

dan

siswa.

Ada

beberapa

metode

dalam

pembelajaran diantaranya adalah metode diskusi, yang mana seorang


guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan
perbincangan

ilmiah

guna

mengumpulkan

pendapat,

membuat

kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan masalah.6


Metode diskusi juga diperhatikan dalam Al-Quran dalam mendidik dan
mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian, dan
sikap pengetahuan mereka terhadap sesuatu masalah. Perintah Allah
dalam hal ini, agar kita mengajak ke jalan yang benar dengan hikmah dan
mauizhah yang baik membantah mereka dengan berdiskusi dengan cara
yang paling baik. Seperti dalam Surat An-Nahl ayat 125.
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran (Bandung : CV. Sinar
Baru, 1997), hlm. 64
5

Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : Rineka


Cipta, 2002), hlm. 179 4
6

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]


dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl ayat 125)7
Dalam tafsir Al-Maraghi dijelaskan penggunaan metode terbaik di dalam
ber dakwah dan berdebat yaitu ber dakwah dengan cara yang terbaik.
Adapun pemberian petunjuk dan penyesatan, serta pembalasan atas
keduanya, diserahkan kepada-Nya semata, bukan kepada selain-Nya.
Sebab Dia lebih mengetahui tentang keadaan orang yang tidak mau
meninggalkan kesesatan karena ikhtiar nya yang buruk, dan tentang
keadaan orang yang mengikuti petunjuk karena dia mempunyai kesiapan
yang baik. Apa yang digariskan Allah untukmu di dalam ber dakwah,
itulah yang dituntut oleh hikmah, dan itu telah cukup untuk memberikan
petunjuk

kepada

orang-orang

yang

mengikuti

petunjuk,

serta

menghilangkan uzur orang-orang yang sesat.8


Dari permasalahan diatas dapat dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK)
sebagai alternatif dalam penyelesaian permasalahan ini, Upaya penelitian
tindakan kelas diharapkan dapat menciptakan budaya belajar dikalangan
guru dan siswa. Penelitian tindakan kelas menawarkan peluang sebagai
strategi

pengembangan

kinerja,

sebab

pendekatan

penelitian

menampilkan pola kerja yang bersifat kolaboratif.


B. Penegasan Istilah

Departemen Agama RI, Al-Quran Al Karim dan Terjemah, (Kudus:


Menara Kudus, 2006), hlm. 281
7

Bahrun Abu Bakar, dkk, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Toha


Putra, 1992), hlm. 290
8

ini

Untuk

menjaga

dan

mengantisipasi

timbulnya

kesalahpahaman

pengertian makna, sekaligus memberikan arah penelitian ini, maka di


bawah ini perlu adanya penegasan istilah-istilah sebagai berikut:
a. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan
individu9, sedangkan belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku
seseorang setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap atau
ketrampilan) tertentu.10
b. Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah kebudayaan Islam merupakan pelajaran penting sebagai upaya
untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Mata pelajaran PAI yang
mengkaji tentang peristiwa-peristiwa
penting

berkenaan

dengan

perkembangan

agama

Islam

yang

memungkinkan terjadi pengenalan, penghayatan, dan penanaman nilai


padA peserta didik atas ajaran dan semangat Islam sebagai rahmat bagi
seluruh alam.11
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu metode di dalam mempelajari bahan atau
menyampaikan

bahan

dengan

jalan

mendiskusikannya,

sehingga

berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laki murid. 12


Adapun metode diskusi yang dimaksud di sini adalah cara yang dilakukan
guru SKI dalam proses interaksi belajar untuk mencari jawaban dalam
rangka mewujudkan tujuan pengajaran SKI.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2001), hlm. 71
9

10 Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : Bumi Aksara,

2008), hlm. 15
11 http://citraudecasi.wordpress.com/2008/01/25/peradaban-3/

Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993),


hlm. 78 13
12

d. Media Komik
Media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses
penyaluran informasi.13 Komik adalah cerita bergambar yang umumnya
mudah dicerna dan lucu.14 Media komik yang dimaksud disini adalah alat
pengajaran yang efektif yang diharapkan mampu berperan sebagai
jembatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa karena sifatnya
yang lucu dan mudah dipahami.
C. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana motivasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas XI MAN
Lasem?
2. Apakah dengan metode diskusi dengan media komik motivasi belajar
SKI siswa kelas XI MAN Lasem dapat ditingkatkan?
D. Tujuan dan Manfaat penelitian
Tidak terlepas dari pokok permasalahan diatas, maka tujuan penulisan
skripsi ini adalah:
1. Untuk menemukan format skenario pembelajaran SKI dengan metode
diskusi dengan menggunakan media komik.
2.

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembelajaran dengan

metode diskusi dengan menggunakan media komik dalam menumbuhkan


motivasi belajar siswa.
Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat:
1. Secara teoritis

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta:


Ciputat Pers, 2002), hlm. 11
13

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka,


2005), hlm.583 6
14

Dengan

adanya

penelitian

ini,

maka

penulis

dapat

mengetahui

penggunaan media diskusi dengan media komik khususnya dalam


pelajaran SKI di sekolah yang penulis teliti yaitu MAN Lasem.
2. Secara praktis
a. Adanya metode dan media pembelajaran yang dapat memberi nuansa
baru bagi siswa untuk dapat ter motivasi belajar dan dapat berperan aktif
dalam proses pembelajaran serta mampu menghadapi masalah-masalah
baru dalam kehidupan yang semakin hari semakin beragam terutama
dalam perkembangan zaman.
b.

Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang

sesuai dengan tuntunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006)


yang berdasarkan kurikulum 2004. yakni memberi banyak kreatifitas pada
peserta didik dan pendidik sebagai fasilitator.
c.

Bagi pengembang kurikulum, diperolehnya ketepatan implementasi

pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi.


Jadi penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi seorang
guru agar dapat mendidik para siswa secara maksimal, sehingga para
siswa ter motivasi untuk belajar yang akan berpengaruh terhadap hasil
belajarnya.
E. Kerangka Teori dan Hipotesis Tindakan
1. Landasan Teori
Teori belajar menurut Gestalt dapat diterangkan sebagai berikut:
pertama dalam belajar faktor pemahaman merupakan faktor yang
penting. Dengan belajar dapat memahami hubungan antara pengetahuan
dan pengalaman. Kedua dalam belajar, pribadi memegang peranan yang
paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis
belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan.15

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,


2000), hlm. 101
15

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan


artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologi dan kematangan kondisi siswa.16
Pada diri manusia terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan
mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan itu disebut motivasi
belajar. Komponen utama motivasi belajar adalah kebutuhan, dorongan
dan tujuan siswa. Motivasi belajar sangat penting difahami oleh siswa dan
guru.17
Fungsi guru paling utama adalah memimpin anak didik nya membawa ke
arah tujuan yang jelas. Guru harus mampu mengembangkan ketrampilan
mengajar yang menarik perhatian siswa untuk belajar, diantaranya
dengan metode diskusi. Secara umum metode diskusi sebagai salah satu
metode interaksi edukatif diartikan sebagai metode di dalam mempelajari
bahan

dengan

jalan

mendiskusikannya,

sehingga

menimbulkan

pengertian, pemahaman serta perubahan tingkah laku siswa.18


Media komik di harapkan mampu menjadi alat pengajaran yang efektif
dan mampu berperan sebagai jembatan untuk menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Karena komik merupakan media yang mempunyai sifat
sederhana, jelas mudah di faham. Oleh karena itu media komik dapat
berfungsi sebagai media yang informatif dan edukatif.19
2. Kajian Penelitian Pendukung
Penelitian Titin Maryatin 2007 melakukan
kelas

VII

MTS

As-Salafiyah

mempunyai minat

Luwungragi

action research pada siswa


Bulakamba

Brebes

yang

belajar rendah dengan menggunakan instrumen

angket dari hasil penyebaran angket ada 11 siswa dari 25 kelas VII yang
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm. 97
16

17 Ibid, hlm. 108


18 Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993),

hlm. 78
19 Asnawir dan Basyiruddin, Op.Cit hlm.10

dijadikan sample. Setelah dilakukan tindakan melalui bimbingan belajar


dengan menciptakan suasana yang dinamis dan menghilangkan rasa
takut dihasilkan adanya peningkatan belajar pada mata pelajaran sejarah
kebudayaan Islam.20
Noor Sasanti 2007, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan judul
Efektifitas Pembelajaran Kooperatif STAD dengan Media Komik Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP I Grobogan. Hasilnya dalam
menggunakan pembelajar kooperatif STAD dengan media komik dapat
menarik perhatian dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 7
semester 2 SMP I Grobogan.21
3. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik tersebut, maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan: melalui metode diskusi dengan media
komik, maka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI dapat
ditingkatkan.
F. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian tindakan kelas
(classroom

action research). Penelitian tindakan merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi


dalam kelas secara bersama.22

20 Titin Mariyatin, Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran SKI Melalui Bimbingan Belajar Kelas VII MTs Assalafiyah Brebes,
(Semarang : IAIN Walisongo
Semarang)

21 Noor Sasanti, Efektivitas Pembelajaran STAD Dengan Media Komik

Terhadap Haisl Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP 1 Grobogan,


(Surakarta : Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2007), hlm. 23

Senada dengan Ebbut Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian


sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
sekelompok

guru

dengan

melakukan

tindakan-tindakan

dalam

pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakantindakan tersebut.23


1. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan
Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus
sebelumnya. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan. pengamatan (observasi), dan
refleksi.

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart

22 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Yrama Widya, 2008),

hlm. 13
Ebbut, dikutip dalam Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 12 10
23

Dst.24

Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap.


Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi khusus
2) Mengidentifikasi masalah
3) Mencarikan Alternatif pemecahan
4) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan)
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
tindakan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
SKI yang telah direncanakan.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan

menggunakan

observasi

yang

telah

dipersiapkan.

Peneliti

mempersiapkan lembar observasi yang telah disiapkan untuk mengetahui


kondisi kelas terutama motivasi belajar siswa

dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini hasil pengamatan kemudian didiskusikan untukdicari


solusi

dari

permasalahan

yang

ada

pada

waktu

pembelajaran

berlangsung.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis
dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi diri
tentang upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran SKI. Dengan melihat dan observasi, apakah kegiatan yang
telah dilakukan dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dalam belajar SKI.
Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung ;
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 66
24

Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan


pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
2. Fokus dan Ruang lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada ruang lingkup
masalah penelitian yang bertumpu pada upaya meningkatkan motivasi
belajar dalam pembelajaran SKI dengan metode diskusi dengan media
komik pada siswa kelas XI MAN Lasem.
3. Variabel penelitian :
a. Keaktifan siswa
b. Perhatian siswa
c. Motif
d. Perasaan senang
e. Kebutuhan
4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas
yang akan dilaksanakan di MAN Lasem.
Penelitian dimulai dari tanggal 13 juli sampai tanggal 13 agustus,
pengajaran dilaksanakan setiap hari kamis. pra siklus dilaksanakan pada
hari kamis tanggal 23 juli peneliti mengamati pembelajaran SKI dengan
metode ceramah dan pengerjaan LKS, setelah selesai diberikan sebuah
angket untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran SKI khususnya di kelas XI IA2. siklus 1 dilaksanakan pada
tanggal 30 juli, peneliti sebagai guru di dalam pembelajaran dengan
metode diskusi dengan media komik peneliti mencatat perubahan yang
terjadi pada siswa. Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 6 agustus peneliti
juga sebagai guru dan pengamat mencatat perubahan-perubahan yang
terjadi setelah dilaksanakan tindakan siklus 1.
5. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
a. Cara pengumpulan data
1. Metode angket atau kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk


memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang di ketahui.25
Metode ini akan dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
besarnya motivasi belajar SKI siswa MAN Lasem kelas XI dengan
menggunakan metode diskusi dengan media komik.
2. Observasi
Pengamatan adalah catatan secara sistematis fenomena-fenomena yang
diselidiki.26 dilakukan pada tiap siklus untuk membuat Pengamatan
kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan
direfleksikan pada siklus berikutnya.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kesiapan dan
keaktifan siswa dalam berdiskusi sehingga akan diketahui motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran SKI kelas XI MAN Lasem.
b. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Data-data
yang diperoleh dari penelitian melalui pengamatan, dengan menggunakan
metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk
menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan
tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan
metode diskusi
dengan

media

komik

dalam

pembelajaran

SKI.

Adapun

tehnik

pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang


disajikan berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan adalah
prosentase dengan rumus sebagai berikut:
Skor yang dicapai
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm.151
25

26 Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid II, (Yogyakarta: And Offset,

2004), hlm151 14

Nilai =

X 100 %

Skor maksimal

Tehnik analisis data ini dilakukan untuk mengambil data dari observasi
pada tiap siklus untuk mengetahui perubahan-perubahan motivasi belajar
siswa yang terjadi pada tiap siklus.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK
PADA MATA PELAJARAN SKI
A. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan daya penggerak dari
dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas demi tercapainya
suatu tujuan.27
Istilah motif berasal dari akar kata bahasa latin motive yang kemudian
menjadi motion, artinya gerak atau dorongan untuk bergerak.28
Menurut

Ngalim

Purwanto

motivasi

adalah

segala

sesuatu

yang

mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.29


Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia motivasi adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar / tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.30
Dari pengertian motivasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa secara
harfiah motivasi berarti dorongan, alasan, kehendak atau kemauan,
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001), hlm. 71
27

Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana,


1993), hlm. 114
28

29 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung Remaja Rosdakarya,

2000), hlm. 60
30 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005),

hlm. 759 15

sedangkan secara istilah motivasi adalah daya penggerak kekuatan dalam


diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu,
memberikan arah dalam mencapai tujuan, baik yang didorong atau
dirangsang dari luar maupun dari dalam dirinya.
Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.31
Menurut Clifort T Morgan ; Learning may be defined as any relatifavely
permanent change in behavior which occurs as a result of experience or
practice.32
Artinya : belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
merupakan hasil pengalaman yang lalu. Menurut Shaleh Abdul Aziz Majid
dalam kitab At- Tarbiyatul
wa Thurukut Tadris :

Sesungguhnya belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada


hati (jiwa) si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju
perubahan baru33

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:


Rineka Cipta, 1995), hlm. 2
31

32 Clifort T, Morgan, Introduction To Psikologi, (Newyork : The Mc Graw Hill

Book tt), hlm. 63

Sholeh Abdul Aziz, At-Tarbiyatul wa Thurukut Tadris, (Mesir: Al Maarif,


1979), hlm. 169
33

Menurut Muhibin Syah, belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah


laku individual yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.34
Dari definisi belajar yang dikemukakan oleh para tokoh, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang
sebagai akibat latihan dan pengalaman yang dilaksanakan secara sadar
dan

sengaja

sehingga

menimbulkan

pengetahuan,

kecakapan

dan

ketrampilan serta tingkah laku yang lebih baik.


b. Macam-Macam Motivasi
1) Motivasi di lihat dari dasar pembentukannya
a) Motif bawaan
Adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa
dipelajari. Contohnya, dorongan makan, minum.
b) Motif yang dipelajari.
Motif yang timbul karena dipelajari, contoh: dorongan untuk belajar ilmu
pengetahuan.
2) Motivasi menurut pembagian Wood Worth dan Marquis.
a)

Motif Organis, contoh: kebutuhan untuk makan, minum, bernafas,

seksual dan beristirahat.


b) Motif darurat, atau rangsangan dari luar, antara lain :dorongan untuk
menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas.
c)

Motif Objektif, menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,

manipulasi untuk menaruh minat. Muncul karena dorongan untuk dapat


menghadapi dunia luar secara efektif.
3) Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah.
Sebagian ahli menggolongkan jenis motivasi menjadi dua jenis yakni:
Motivasi jasmaniah dan motivasi Rohaniah. Motivasi Jasmaniah misalnya:
refleks, insting otomatis, nafsu, sedangkan Motivasi Rohaniah yakni
kemauan.35
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, dengan pendekatan baru,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 92
34

35 Sardiman, Op.Cit, hlm 84-86

4) Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik.


a) Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu
sendiri (tujuan itu sendiri). 36 misalnya murid mungkin belajar menghadapi
ujian karna dia senang dengan mata pelajaran yang diujikan.
Unsur-unsur motivasi instrinsik
1)

Dorongan, atau alasan adalah kondisi psikologi yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu, jadi tingkah laku bermotivasi adalah


tingkah laku yang di latar belakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan
pada pencapaian suatu tujuan.
2)

Minat, atau kemauan W.S. Winkel mengartikan minat dalam belajar

sebagai kecenderungan seseorang yang menetap untuk merasa tertarik


pada obyek

tertentu atau bidang studi tertentu dan merasa senang

mempelajari materi itu.


3) Perhatian, adalah banyak sedikitnya perhatian yang mengenai aktifitas
yang dilakukan, perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok
obyek.37
b) Motivasi Ekstrinsik
Adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan
yang dilakukannya, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan
menghindari hukuman.38
Unsur motivasi ekstrinsik
1)

Orang tua, adalah sebagai motivator utama dan pertama dalam

kegiatan belajar anak. Karena sebagian kehidupan anak adalah di rumah


36 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2007), hlm.

514
37 Winkel Ws, Psikologi Pendidikan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia,

1983), hlm 30
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2002), hlm. 91
38

bersama dengan orang tuanya, dan sejak lahir juga sudah ada ikatan
batin yang kuat antara anak dan orang tuanya.
2)

Guru, sebagai pendidik dan pengajar, di samping

bertugas

menyampaikan materi pelajaran juga berfungsi sebagai motivator


c. Fungsi Motivasi
1. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Berfungsi sebagai
penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan)
kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan
tersebut. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan
ditempuh.
3.

Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang

harus

dijalankan

yang

serasi

guna

mencapai

tujuan

itu,

dan

mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.39


Jadi yang dimaksud motivasi belajar adalah kekuatan penggerak dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan proses perubahan
tingkah laku seseorang dalam masalah pengetahuan, kecakapan dan
ketrampilan serta tingkah laku baru yang lebih baik. Dorongan disini
berasal dari diri sendiri maupun dari luar dirinya.
2. Metode Diskusi dengan Media Komik
a. Metode Diskusi
1) Pengertian Metode Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa latin, yaitu discussus yang berarti to
examine. discussus terdiri dari akar kata dis dan cuture. Dis
artinya terpisah, dan cuture artinya menggoncang atau memukul.
Secara etimologis discuture berarti suatu pukulan yang memisahkan
sesuatu.

Atau

membuat

sesuatu

menjadi

jelas

dengan

cara

memecahkannya.40

39 Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),

hlm. 77

Zuhairini dkk, mengemukakan, metode diskusi adalah metode di dalam


mempelajari

bahan

atau

menyampaikan

bahan

dengan

jalan

mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta


perubahan tingkah laku murid.41
Suryo Subroto juga mengemukakan, diskusi adalah suatu percakapan
ilmiah oleh beberapa yang bergabung dalam satu kelompok untuk saling
bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari
pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.42
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran melalui sarana
pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.43
Sedangkan menurut Usman Basyirudin, diskusi adalah suatu cara
mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang
timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif yang
menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. 44

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta :


Ciputat Pers, 2002), hlm. 145
40

Zuhirini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usana


Offset Printing, 1981), hlm. 89
41

42 Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2002), hlm. 179

43 Conny Semiawan dkk,

Pendekatan Ketrampilan Proses, Bagaimana

Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, (Jakarta : Grasindo, 1992), hlm. 76

44 Usman Basyirudin,

Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta

Ciputat Pers, 2002), hlm. 36

Metode diskusi dapat diartikan sebagai jalan untuk memecahkan suatu


masalah yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang dapat
mendekati kebenaran dalam proses belajar mengajar (PBM), yang dapat
merangsang murid untuk berfikir sistematis, kritis dan bersikap dalam
menyumbangkan

pikiran-pikirannya

untuk

memecahkan

suatu

permasalahan.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa metode diskusi adalah salah
satu cara alternatif yang dapat dipakai oleh seseorang guru di kelas,
tujuannya adalah memecahkan masalah dari para siswa. Sedangkan
metode diskusi dalam proses belajar mengajar adalah sebuah cara yang
dilakukan dalam mempelajari bahan atau penyampaian materi dengan
jelas mendiskusikannya, dengan rujukan dapat menimbulkan pengertian
serta perubahan tingkah laku pada siswa.
2) Bentuk-bentuk Diskusi
a) Whole Group
Merupakan bentuk diskusi kelas dimana peserta nya duduk setengah
lingkaran,

guru

bertindak

sebagai

pemimpin,

dan

topik

sudah

direncanakan.45
b) Buzz Group
Bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil 3-4
peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat
bertukar pikiran dan ber tatap muka dengan mudah. Biasanya diadakan di
tengah-tengah

pelajaran

atau

di

akhir

pelajaran

dengan

maksud

memperjelas dan mempertajam permasalahan dalam pembelajaran.46


c) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi kelompok kecil 4-6
peserta atau diskusi kelompok besar 7-15 anggota, dipimpin oleh seorang
ketua dan seorang sekretaris.
d) Syndicate Group

45 Ibid hlm. 40
46 Ibid

Bentuk diskusi ini, kelas di bagi menjadi kelompok kecil terdiri dari 3-6
peserta, masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau
tugas yang bersifat komplementer. Guru menjelaskan garis besar
permasalahan, menggambarkan aspek-aspek nya, dan tiap kelompok
diberi tugas untuk mempelajari aspek-aspek tertentu. Guru diharapkan
dapat menyediakan sumber informasi atau referensi sebagai rujukan oleh
peserta didik.47
e) Symposium
Dalam symposium biasanya terdiri dari pembawa makalah, penyangga,
moderator, notulen, serta beberapa peserta symposium. Pembawa
makalah menyampaikan makalah nya 10-15 menit, selanjutnya diikuti
penyanggah dan tanggapan dari para audien, kemudian disimpulkan
dalam bentuk rumusan hasil simposium.48
f) Panel
Pada

diskusi

panel

di

mana

satu

kelompok

kecil

3-6

peserta

mendiskusikan suatu subyek tertentu, duduk dalam susunan semi


melingkar, dipimpin oleh seorang moderator.49
g) Brain Stroming Group
Kelompok menyumbangkan ide-ide tanpa dinilai segera, setiap anggota
kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan agar
anggota

kelompok

belajar

menghargai

pendapat

orang

lain,

dan

menumbuhkan rasa percaya diri dalam mengembangkan ide-idenya.50


h) Informal Debate

47 Ibid hlm. 41
48 Ibid
49 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta :Rineka Cipta, 1998),

hlm. 9
J J Hasibun dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung :Remaja
Rosda Karya, 1995), hlm. 21
50

Kelas dibagi menjadi dua tim dan mendiskusikan subyek yang cocok untuk
diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal. Yang
diperdebatkan bersifat problematik bukan bersifat faktual.
i) Colloquium
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan
dari audien. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa atau mahasiswa
menginterviu manusia sumber tersebut.51
j) Fish Bowl
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan diskusi
untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah
lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi.
Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah
melihat ikan berada dalam mangkuk (fish bowl) sedang kelompok diskusi
berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyampaikan pendapatnya
dapat masuk duduk di kursi kosong tersebut dan meninggalkan kursi
setelah selesai berbicara.
3) Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
a) Kelebihan Metode diskusi
1). Mempertinggi partisipasi siswa secara individual dan kelas sebagai
keseluruhan.52
2). Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses
belajar.53
3). Memperoleh sambutan yang lebih aktif bila dibandingkan dengan hasil
dari metode ceramah.
4). Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan
bahan pelajarannya masing-masing.
51 Ibid hlm. 22

Winarno Surachmadi, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung :CV


Jemmas, tt), hlm. 84
52

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik


Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta :Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 49
53

5). Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap


demokratis para siswa.54
b) Kelemahan Metode Diskusi
1).

Jalannya diskusi lebih sering didominasi oleh siswa partisipan yang

pandai,

sehingga

mengurangi

peluang

siswa

lain

untuk

memberi

kontribusi.
2).

Jalannya

diskusi

sering

terpengaruh

oleh

pembicaraan

yang

menyimpang dari topik pembahasan masalah, sehingga pertukaran


pikiran menjadi asal-asalan.
3). Diskusi biasanya menyita waktu, sehingga tidak sejalan dengan prinsip
efisiensi.55
4). Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam
berdiskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh.
5). Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat
mereka secara ilmiah atau sistematis.56
Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa setiap metode yang dipakai
dalam

proses

belajar

mengajar

(PBM)

mempunyai

kelebihan

dan

kekurangan, demikian halnya dengan metode diskusi, oleh karena itu


pendidik hendaknya menggunakan metode ini sesuai dengan situasi dan
kondisi yang kondusif.
b. Media Komik
1) Pengertian Komik
Sebagai media instruksional edukatif komik mempunyai sifat yang
sederhana, jelas, mudah dan bersifat personal. Yang mempunyai unsurunsur

sederhana,

langsung,

humor

dan

menggunakan

bahasa

percakapan.
Menurut Ahmad Rohani, komik adalah suatu kartun yang mengungkapkan
suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat,
54 Suryo Subroto, Op.Cit .hlm 185
55 Muhibin Syah, Op.Cit, hlm. 208
56 Usman Basyirudin, Op.Cit, hlm. 38

dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan


pada para pembaca, yang biasanya berbentuk berita bergambar. Yang
terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung dan bersifat humor.57
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, komik diartikan suatu bentuk
kartun yang mengungkapkan karakter dan menerangkan suatu cerita
dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang
untuk memberikan hiburan pada pembaca.58
Menurut Will Eisner dalam bukunya Graphic storytelling, komik adalah
tatanan gambar dan balon kata yang berurutan, sedangkan Scott Mc
Cloud

berpendapat

bahwa

komik

diartikan

sebagai

gambar

yang

melihatnya.59
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa komik sebagai media
instruksional edukatif, yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dan
bersifat personal. Cerita mengenai diri pribadi, sehingga pembaca dapat
segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari
perwatakan-perwatakan tokoh utamanya. Cerita ringkas dan menarik
perhatian, dilengkapi dengan aksi, bahkan dalam lembaran surat kabar
dan buku-buku biasanya, komik dibuat lebih hidup serta diolah dengan
pemakaian

warna-warna

yang

menarik

perhatian.

Dalam

rangka

mengenalkan komik sebagai media instruksional, guru harus bisa


membangkitkan motivasi siswa, misalnya selain dengan percobaan serta
berbagai kegiatan yang kreatif.
2) Komik Sebagai Media Pembelajaran.
Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru bereksperimen,
dengan

medium

ini

untuk

maksud

pembelajaran.

Dalam

rangka

57 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta,

1997), hlm. 78
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar
Baru, 1997), hlm. 64
58

Maya Lestari, Sejarah Tentang Komik,


http://hansteru.wordpress.com./2007/12/05/jumat,21-11-2008
59

pengenalan komik

sebagai media

instruksional,

guru harus

dapat

menggunakan motivasi potensial dari buku komik tersebut dan harus bisa
membangkitkan motivasi belajar siswa.
Media grafis termasuk media visual, didefinisikan sebagai media yang
mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu
kombinasi pengungkapan kata-kata, dan gambar-gambar. Jenis-jenis
media grafis yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran meliputi
bagan, diagram, poster, kartun dan komik.60
Media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima
pesan saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan, pesan yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.61
Simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian
pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara
khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperluas sajian
ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.62
Peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah kemampuannya
dalam

menciptakan

minat

para

siswa.

Penggunaan

komik

dalam

pengajaran sebaiknya dipadukan dengan metode mengajar, sehingga


komik dapat menjadi alat pengajaran yang efektif. Komik merupakan
suatu bentuk bacaan dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk.
Melalui bimbingan dari guru komik dapat berfungsi sebagai jembatan
untuk menumbuhkan motivasi belajar para siswa.63
Perlu disadari oleh para guru banyak bacaan komik di pasaran atau di
perpustakaan yang sifatnya tidak selalu mendidik dan mengarahkan
pembaca (siswa) ke hal-hal yang imajinatif. Yang demikian itu harus
60 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Op. Cit. hlm. 68
61 Arif Sardiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1996), hlm. 28
62 Ibid, 29
63 Ahmad Rohani, Op.Cit . hlm. 79

dipahamkan pada siswa supaya mereka tidak tersesat oleh bacaanbacaan komik yang demikian. Guru harus mengarahkan mereka supaya
selektif dalam membaca komik. Walaupun komik dapat menumbuhkan
motivasi belajar tetapi jangan sampai siswa terlena dengan bacaan komik
sehingga mereka lupa dengan buku pelajarannya. Komik merupakan
media penyampaian ide, gagasan dan bahkan kebebasan berfikir. Isi
pesan dari komik itulah yang menjadi kunci. Selama komik belum
menemukan kunci sebagai media yang mengajarkan seperti peran
tertutup antara pembuat komik, pembaca, orang tua dan sekolah akan
terus berlangsung. Lain halnya kondisi komik di negara Jepang. Negara
yang warganya super sibuk maka komik dijadikan sebagai pilihan media
penyampaian pesan yang efektif. Komik di sana tidak hanya untuk
kalangan anak-anak namun juga untuk kalangan remaja bahkan dewasa.
Media bukanlah pesan, sedangkan isi pesan dapat disesuaikan dengan
kapasitas

kemampuan

tiap

individu

untuk

menerimanya.

Komik

merupakan media yang sangat diminati dengan gambar dan cara


bertuturnya yang lugas.64
Komik merupakan bentuk kartun di mana perwatakan sama membentuk
suatu cerita dalam urutan gambar-gambar yang berhubungan erat
dirancang untuk menghibur para pembacanya. Walaupun komik telah
mencapai popularitas secara luas terutama sebagai medium hiburan,
ternyata komik juga memiliki nilai edukatif yang tidak diragukan.
Pemakaiannya yang luas dengan ilustrasi berwarna, alur cerita ringkas
dengan perwatakan orangnya yang realistis menarik semua siswa dari
berbagai tingkat usia. Buku-buku komik dapat dipergunakan secara efektif
oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan motivasi belajar.
Jadi yang dimaksud metode diskusi dengan media komik disini adalah
proses belajar mengajar pada mata pelajaran SKI yang menggunakan
media komik sebagai bahan untuk diskusi yang efektif diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI.
http :// Teknologi Pendidikan. Wordpress. Com/2006/09/12/Buku
Terlarang itu Bernama Komik./jumat, 21-11-2008
64

3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam


a. Pengertian SKI
SKI merupakan mata pelajaran sejarah yang ada di sekolahsekolah
madrasah, seperti MI, MTS, MA. SKI adalah singkatan dari Sejarah
Kebudayaan Islam. Sejarah adalah asal-usul atau kejadian dan peristiwa
yang benar-benar terjadi pada masa lampau.65
Sejarah

sebagai

ilmu

tentang

waktu.

Membicarakan

tentang

perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan yang


dialami oleh umat manusia. Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang
mempunyai makna sosial. Kebudayaan adalah pikiran, akal

budi, adat

istiadat. Sedangkan Islam adalah Agama yang diajarkan oleh Nabi


Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci Al-Quran yang di turunkan
ke dunia sebagai wahyu Allah SWT. SKI adalah mata pelajaran yang
menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan
dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau
hingga kini.66
b. Fungsi SKI
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berfungsi:
1. Pengenalan peristiwa-peristiwa penting dari sejarah Islam
2.

Pengenalan produk-produk peradaban Islam serta tokoh-tokoh

pelopornya.
3.

Pengembangan

rasa

kebangsaan,

penghargaan,

terhadap

kepahlawanan, kepeloporan, semangat keilmuan dan kreativitas para


tokoh pendahulu.

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,


2005), hlm 1011
65

Sarwono, Sejati Belajar Sejarah


http://sekolahfaforit.blogspot.com/2007/12/dialektika-sejarah.html 23 april
2009.
66

4.

Penanaman nilai bagi tumbuh dan berkembangnya nilai sikap

kepahlawanan, kepeloporan, keilmuan dan kreativitas, pengabdian serta


peningkatan rasa cinta tanah air dan bangsa.
5.

Memahami dan mengambil ibrah sejarah dakwah Nabi Muhammad

SAW.
6.

Mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan

mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik,


ekonomi, iptek dan seni.
7. Meneladani tokoh-tokoh Islam.67
c. Ruang Lingkup SKI
Ruang lingkup Sejarah kebudayaan Islam di MA kelas XI meliputi :
Memahami dan mengambil ibrah sejarah dakwah Nabi Muhammad pada
periode Makkah dan Madinah, masalah kepemimpinan umat setelah
Rasulullah

SAW

pertengahan/zaman
pertengahan/zaman

wafat,

perkembangan

kemunduran
kemunduran,

masa

Islam

(1250

pada

M-1800),

modern/zaman

abad
abad

kebangkitan

(1800 - sekarang), serta perkembangan islam di Indonesia dan di Dunia.


Tabel
Ruang Lingkup Pelajaran SKI Kelas XI
Kelas XI Semester I
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami
keteladanan Menceritakan sejarah

dakwah

Rasulullah

dakwah Rasulullah dalam pada periode Makkah dan Madinah


membina umat

Mendeskripsikan

substansi

dan

strategi

dakwah Rasulullah pada periode Makkah dan


Madinah
Mengidentifikasi hasil perjuangan Rasulullah
dalam pada periode Makkah dan Madinah
Mengambil ibrah dari perjuangan Rasulullah
Kemampuan

periode Makkah dan Madinah


Mengevaluasi penyebab keruntuhan Daulah

Permanag No 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan Mata


Pelajaran Pendidikan Agama (Sejarah Kebudayaan Islam).
67

mendiskripsikan,

Umayyah II

mengidentifikasi
mengevaluasi
Islam

di

dan Mengidentifikasi kejayaan islam pada masa


sejarah Daulah Muwahhidun

Andalusia

dan Mengidentifikasi kejayaan islam pada masa

mengambil hikmahnya

Daulah Muwahhidun

Kelas XI Semester II
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami perkembangan Menjelaskan perkembangan
Islam pada masa modern

Islam

pada

masa Modern
Menampilkan contoh perkembangan Islam
pada masa modern
Mengambil hikmah dari perkembangan Islam

pada masa modern


Memahami perkembangan Menjelaskan
perkembangan
Islam di Indonesia

Islam

di

Indonesia
Menampilkan contoh perkembangan Islam di
Indonesia
Mengambil hikmah dari perkembangan Islam

di Indonesia
Memahami perkembangan Menjelaskan
Islam di Dunia

perkembangan

Islam

pada

masa Dunia
Menampilkan contoh perkembangan Islam di
Dunia
Mengambil hikmah dari perkembangan Islam
di Dunia

d. Tujuan SKI
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari
landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma islam yang dibangun oleh

Rasulullah

SAW

dalam

rangka

mengembangkan

kebudayaan

dan

peradaban Islam
b.

Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan
masa depan.
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d.

Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa


lampau.
e.

Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah

dari peristiwa-peristiwa

bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh

berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,


ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan
dan peradaban Islam.68
4.

Hubungan Motivasi Belajar dengan Metode Diskusi dengan Media

Komik
Dalam

kegiatan

belajar

mengajar

peranan

motivasi

baik

motivasi

instrinsik maupun motivasi ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi


pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan
dan memelihara ketekunan dalam kegiatan belajar mengajar.
Ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar diantaranya adalah :
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai belajarnya, angka yang baik
itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
b. Pemberian hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu
demikian karena hadiah tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak
senang dengan pekerjaan tersebut.
68 Peraturan Mentri Agama Indonesia Nomor 2 tahun 2008 Tujuan Mata

Pelajaran SKI

c. Persaingan
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa.
d. Ego involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertahankan harga diri, merupakan bentuk motivasi yang sangat
penting.
e. Memberi ulangan mengetahui hasil
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan, oleh
karena itu memberi ulangan juga sebagai sarana motivasi.
f. Memberi pujian
Pujian

sebagai

akibat

pekerjaan

yang

di

selesaikan

dengan

baik

merupakan motivasi yang baik.


g. Hasrat untuk belajar
Siswa harus di tumbuhkan motivasi untuk belajar.
h. Minat tujuan yang diakui.
Motivasi selalu mempunyai tujuan, kalau tujuan itu berarti dan berharga
bagi siswa maka ia akan berusaha untuk menjaganya.69
Untuk menumbuhkan motivasi salah satunya adalah hasrat untuk belajar
berarti pada diri anak itu memang ada motivasi untuk belajar sehingga
hasilnya akan lebih baik misalnya dengan berbagai variasi KBM dengan
metode diskusi dengan media komik.
Metode diskusi sebagai salah satu alternatif yang dipakai oleh seorang
guru di kelas, bertujuan memecahkan masalah dari para siswa, sedangkan
metode diskusi dalam proses pembelajaran sebagai cara yang dilakukan
dalam mempelajari bahan atau penyampaian materi dengan jelas dengan
cara mendiskusikannya dengan rujukan dapat menimbulkan pengertian
serta perubahan tingkah laku. Sedangkan komik merupakan media
penyampaian ide, gagasan dan bahkan kebebasan berfikir, isi pesan dari
komik itulah yang menjadi kunci komik sebagai media pembelajaran.
69 Sardiman Op,Cit, hlm. 91

Maka dari itu dengan adanya pembelajaran diskusi dengan media komik
diharapkan mampu menjadi alat pengajaran yang efektif dan mampu
berperan sebagai jembatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Karena komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas
dan mudah dipahami.
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik tersebut, maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan Melalui metode diskusi dengan media
komik, maka motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI dapat
ditingkatkan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di MA Negeri Lasem tepatnya di Jalan Sunan Bonang Km
01.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan selama 1 bulan terhitung mulai izin
secara lisan dan tertulis. Sedangkan pelaksanaan

penelitian

penelitian atau

pengumpulan data mulai tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan 13 Agustus


2009.
B. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian yang dikenai tindakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Siswa kelas XI IPA 2 MA Negeri Lasem semester I tahun ajaran 20092010.
2. Peneliti sebagai guru di dalam melakukan pembelajaran dengan
metode diskusi dengan media komik.
C. Prosedur Penelitian
Suharsini Arikunto menyatakan Penelitian tindakan kelas adalah suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi
harus mengandung suatu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan
berdasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari
sebelumnya. Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam istilah Inggris adalah
Classs Action Research (CAR).70
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas , (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), hlm3 35
70

Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan


meningkatkan kualitas serta profesionalisme guru dalam menangani
proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data
yang diperoleh berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan
perhitungan statistik sederhana.
1. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan
Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus
sebelumnya. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan
refleksi.
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart

Dst.71
2. Siklus Kegiatan
Siklus kegiatan dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Kegiatan diterapkan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran SKI melalui metode diskusi dengan media komik.
Metode diskusi dengan media komik ini mampu mengaktifkan siswa
dalam belajar khususnya mata pelajaran SKI yang ada di kelas XI IA2 MA
Rochiati Wiraatmaja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung ;
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 66
71

Negeri Lasem. Tahapan dalam penelitian ini disusun melalui siklus


penelitian.

Setiap

siklus

terdiri

atas

perencanaan,

pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pelaksanaan tiap tahap akan diambil 1 kelas.
a. Pra Siklus
Tahap pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran SKI secara
langsung di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem. Dalam pembelajaran SKI di
kelas XI IA2 tersebut belum menggunakan model pembelajaran secara
aktif dan masih menggunakan metode ceramah yang siswanya masih
belum banyak ikut aktif dalam proses pembelajaran dan cenderung terjadi
komunikasi yang pasif. Artinya seolah-olah guru yang bicara dan siswa
atau peserta didik hanya mendengarkan dan keberanian untuk bertanya
terhadap suatu masalah yang belum jelas yang ada di benak mereka
belum dapat diungkapkan secara maksimal.72
Di akhir pembelajaran peneliti membagikan angket untuk mengetahui
motivasi belajar siswa pada pelajaran SKI. Apakah kompetensi yang
diharapkan sudah dapat tercapai dengan menggunakan metode ceramah?
Apakah siswa terlibat aktif dalam proses pembelajarannya?
b. Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 menggunakan kelas XI IA2 yang diampu oleh
peneliti sendiri. Langkah-langkah besar dalam siklus 1 dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Perencanaan
a)

Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah disiapkan.

Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan peserta didik benarbenar berada pada suasana penyadaran diri untuk tetap ter motivasi
belajar

dengan

menekankan

pada

keaktifan

siswa

dalam

proses

pembelajaran dan berada pada konsentrasi terhadap materi pengajaran


SKI yang sedang dibahas atau dipelajari.
b)

Menyiapkan Rencana Pembelajaran sesuai dengan metode diskusi

dengan media komik. Di dalam menyiapkan rencana pembelajaran ini


72 Hasil Pengamatan di kelas XI IA2 MA Negeri Lasem 23 juli 2009

ditekankan pada hasil angket dan pengamatan

pada pra siklus yang

menekankan pada keaktifan siswa melalui metode diskusi dengan media


komik agar memberikan kesan menyenangkan.
c) Bersama dengan guru SKI peneliti:
(1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM.
(2) Menentukan pokok bahasan.
(3) Mengembangkan skenario pembelajaran.
(5) Menyiapkan sumber belajar.
(7) Mengembangkan format observasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Peneliti sekaligus guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran
dengan metode diskusi dengan media komik dalam mata pelajaran SKI
pada siklus 1 ini secara garis besar sebagai berikut:
a) Guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang akan
dibahas
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c)

Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi dengan

media komik, menilai melalui lembar observasi atau pengamatan


berkaitan dengan motivasi belajar di dalam kelas
serta mencatat apa yang terjadi di dalam kelas pada siklus 1 terkait
dengan pelaksanaan pembelajaran

SKI dengan metode diskusi dengan

media komik.
d)

Guru

menerapkan

tindakan

yang

mengacu

pada

skenario

pembelajaran.
e) Untuk menghemat waktu pembelajaran di dalam kelas terkait dengan
penggunaan metode diskusi dengan media komik yaitu pembentukan
kelompok dilakukan diluar jam pelajaran yang kemudian diumumkan pada
waktu pembelajaran.
f) Peneliti memberikan media komik dan didiskusikan melalui kelompok
dan peneliti menilai bagaimana aktivitas siswa dalam kelompok tersebut,
melalui diskusi antar kelompok diharapkan peserta didik dapat ter

motivasi untuk menuangkan ide berkaitan dengan materi pelajaran yang


sedang dibahas. Dan di akhir pelajaran peneliti membagikan angket.
3) Pengamatan
a) Guru mengamati motivasi belajar peserta didik pada siklus 1
b) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai
dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir
pelajaran. Berikan penilaian tentang indikator keaktifan dan ketrampilan
proses yang telah disiapkan.
c)

Guru mengamati hasil pengamatan dan wawancara, apakah sudah

mencapai standar?
d)

Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang

dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan


penelitian.
4) Refleksi
a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
b)

Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan

mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi,


apakah ada yang perlu dipertahankan dan diperbaiki?
c)

Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil observasi untuk

tindakan berikutnya
d) Membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1
dan di akhir penelitian peneliti membagikan angket.
c. Siklus 2
Untuk pelaksanaan siklus 2 yang dilaksanakan di kelas XI IA2 adalah
sebagai tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus 1. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam siklus 2 dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
1) Perencanaan
a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b) Meninjau kembali rencana pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2
dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1. Penekanan pada
siklus ini adalah motivasi dan keaktifan belajar siswa.

c)

Menyiapkan lembar kerja observasi yaitu pengamatan terhadap

kegiatan belajar peserta didik di kelas dengan metode diskusi dengan


media komik.
2) Pelaksanaan
Guru sekaligus peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan di revisi berdasarkan evaluasi
pada siklus 1.
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b) Memberikan gambaran konsep pembelajaran.
c)

Melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan skenario dan hasil

refleksi.
d)

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

dengan metode diskusi dengan media komik dalam pembelajaran SKI


e) Setelah pembelajaran selesai peneliti membagikan angket.
3) Pengamatan
a)

Pengamatan

dilakukan

bersamaan

dengan

tindakan,

dengan

menggunakan instrumen yang telah tersedia. Fokus pengamatan adalah


kegiatan siswa dalam berdiskusi sesuai dengan skenario pembelajaran.
b)

Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran dan dibandingkan

dengan siklus 1
c)

Guru bersama peneliti mengamati

hasil observasi apakah sudah

mencapai standar
d)

Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang

dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan


penelitian.
e) Hasil pengamatan dan angket dianalisis untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan.
Jika permasalahan sudah terselesaikan dan sudah dirasa cukup maka
tindakan akan dihentikan. Akhir pembelajaran di bagikan angket.
4) Refleksi
Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan untuk melakukan
penyempurnaan

tentang

pelaksanaan

pembelajaran

dengan

menggunakan metode diskusi dengan media komik yang diharapkan

dapat

menumbuhkan

motivasi

belajar

siswa

dalam

rangka

untuk

mencapai kompetensi mata pelajaran SKI secara maksimal.


d. Indikator
Tabel 3.2
Indikator keberhasilan Siswa dalam pembelajaran
No
1.

Indikator
Kesiapan

Aspek Perilaku yang Diamati


menerima Suasana kelas tenang dan

pelajaran.

Indikator mengkondisikan

pencapaian
5

kadar
s.d

menerima

mencapai pelajaran
diskoring Ketenangan atau suasana kelas saat

dengan skala
(1

diri

siswa

pelajaran dimulai

5).

Indikator Pada

pencapaian diatas 65

saat

pelajaran

dimulai

siswa

mendengarkan penjelasan guru


Perhatian siswa terpusat dan aktivitas
pembelajaran

siswa

tampak

bersemangat.
Siswa menyiapkan buku pelajaran dan
sumber belajar lainnya yang berkaitan
2.

dengan materi pelajaran


Keaktifan siswa dalam Keaktifan mengikuti pelajaran
pembelajaran.
Indikator
mencapai

Keaktifan dalam bertanya

pencapaian Keaktifan dalam menjawab pertanyaan


5

kadar Keaktifan mengikuti jalannya diskusi

dengan skala (1 s.d 5). Keaktifan


Indikator
diatas 65

dalam

mengungkapkan

pencapaian pendapat.
Kekompakan

dalam

menyelesaikan

tugas individu
Kekompakan

dalam

menyelesaikan

tugas kelompok
Ketrampilan

siswa

dalam

dan

membuat

mengungkapkan
kesimpulan.
e. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam hal ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk


menggali informasi yang dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh peneliti
untuk mendapatkan informasi tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Metode angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang di ketahui. 73 Metode ini akan dipergunakan
untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar SKI siswa MAN Lasem
kelas XI dengan menggunakan metode diskusi dengan media komik.
2. Observasi
Pengamatan adalah catatan secara sistematis fenomena-fenomena yang
diselidiki.74 Dilakukan pada tiap siklus untuk membuat Pengamatan
kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan
direfleksikan

pada

siklus

berikutnya.

Metode

ini

digunakan

untuk

mengumpulkan data tentang kesiapan dan keaktifan siswa dalam


berdiskusi sehingga akan diketahui motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran SKI kelas XI MAN Lasem.

Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik,


(Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm.151
73

74 Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid II, (Yogyakarta: And Offset,

2004), hlm151

BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat
Tempat penelitian ini adalah di MA Negeri Lasem (MAN Lasem) yang
beralamatkan di jalan Sunan Bonang km 01 Lasem terletak di desa
Ngemplak Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. MAN Lasem berada
pada tempat yang strategis karena terletak diantara lembaga pendidikan
maupun pemerintahan. Di sebelah selatan terdapat SD 2 Ngemplak,
disebelah barat terdapat SD 1 Soditan dan SD 2 Soditan dan disebelah
utara ada SMA 1 Lasem. Disekitarnya juga terdapat kantor Polres
Rembang, Kodim dan kantor Kecamatan Lasem. Disepanjang jalan Sunan
Bonang ini juga terdapat SMA Muhammadiyah Lasem, MTsN Lasem,
SMP/SMK/MA NU Lasem serta SMP 2 Lasem.
MAN Lasem berada di kota Lasem yang merupakan daerah pesisir pantai,
namun disekelilingnya juga terdapat pegunungan yaitu gunung Argo
Kajar. Hal ini dapat menambah keindahan suasana belajar di MAN Lasem,
disamping itu juga dapat memudahkan siswa MAN Lasem untuk studi
lapangan seperti mempelajari kehidupan satwa laut, mempelajari aneka
ragam tumbuhan alam pegunungan dan sebagainya.
Dari hasil observasi sebelum diadakan tindakan penelitian dengan
mengadakan wawancara dengan guru bidang studi SKI kelas XI IA2 serta
melihat data dari Bimbingan Konseling merupakan kelas yang mempunyai
tingkat

motivasi

yang

rendah

dalam

mata

pelajaran

SKI,

tetapi

sesungguhnya mempunyai kemampuan yang cukup sehingga dapat


diterapkan metode diskusi. Dengan diterapkannya metode

diskusi

dengan media komik dalam pembelajaran SKI diharapkan motivasi belajar


siswa akan mengalami peningkatan.
B. Analisis Penelitian Tindakan Tahap Pra Siklus
Pelaksanaan pembelajaran pra siklus untuk kelas XI IA2 yang diampu oleh
peneliti sendiri. Dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 juli 2009. Tahap
pra siklus ini materi yang diajarkan adalah tentang keteladanan dakwah

rasulullah dalam membina umat. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran
SKI di kelas sebelum diterapkannya metode diskusi dengan media komik,
dengan melihat atau mengamati secara langsung pembelajaran yang ada
di kelas, kemudian dicatat yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Pada tahap pra siklus ini selain peneliti mendampingi guru mitra saat
mengajar dalam kelas, peneliti juga melakukan observasi ketika proses
pembelajaran berlangsung. Selanjutnya di akhir pembelajaran peneliti
memberikan angket. Angket ini adalah untuk mengetahui motivasi siswa
dalam belajar SKI sebelum diterapkannya metode diskusi dengan media
komik. Dari hasil angket tersebut, diperoleh rata-rata nilai sebesar 61,2 %.
Secara keseluruhan keberhasilan pada pra siklus ini belum mencapai
ketuntasan minimal SKI yang ditentukan melalui standar belajar yaitu 65.
Tabel 4.3
Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI
Pada Tahap Pra Siklus
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12
13
14
15
16

NAMA
Achmad Irwanto
Achmad
Nur
Cholik
Aizzatin Nafisah
Amirotus
Sholihah
Anita Sari
Aries Wibawo
Aulia
Maratussholihah
Eka Nuraini Liya
R
Feny
Erlina
Nuraini
Heti Nurcahyanti
Himatul Ulya
Kadar Nirma Sari
Khafidzotuzzuma
iroh
Koriyah
Qurotul Ayun
Lida
Finoria
Fitriani

Skor
34
24

NILAI
68
50

20
37

40
74

23
27
31

46
54
62

38

76

28

56

44
30
41
29

88
60
82
58

18
31
28

36
62
56

17

M.A.
Sahal
Baihaqi
Mariatun Qoniah
Marlina
Febriyanti
Masniyyah
Moch.
Abdul
Ghofur
Muh
Abid
Muzakki
Muhammad Ali

18
19
20
21
22
23

Allaludiniah
Muhamad
Arif
Irfan
Nailil Ifa
Nanik Andiyani
Nanik
Susi
Wulandari
Nurul Qomqriyqh
Nurul Zainuddin
Qurrota Ayunin
Reza Khoirunnisa
Robiatul
Adawiyah
Rofikoh
Desika
Candra
Shofiul Anam
Sholihatun
Marifah
Siti Nurjannah
Sopyan
Sri Wahyuningsih
Sri Winarti
Syakur
Tia Nurul Jayanti
Ummi Fatimiyah
Ummi
Luthfiyatun
Umrotun
Khasanah

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Rata-rata 61,2%
Ket: 100 x
(50)

maksimal skor

siswa diperoleh

yang siswa skor

18

36

28
38

56
76

26
36

52
72

29

58

24

48

29

58

42
32
20

84
64
40

28
20
35
28
29

56
40
70
56
58

37

74

32
32

64
64

19
29
34
37
27
24
38
48

38
58
68
74
54
48
76
96

31

62

Nilai =
Pada pelaksanaan pra siklus ini, yang motivasi belajarnya masih di bawah
standar adalah 29 siswa dari 44, 24 siswa menjawab negative yaitu,
Cholik, Anita, Aries, Aulia, Feny, Ulya, Khafidhoh, kurotul ayun, Lida,
Mariatun, Masniyyah, Abid, Ali, Irfan, Nanik, Nurul, Reza, Robiatul, Anam,
Sholihatun, Sopyan, Syakur, Umrotun. Dan

5 siswa menjawab netral

yaitu, Aizzatin, Baihaqi, Susi, Zainuddin, Siti. Dari prosentase jawaban


angket di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar SKI siswa
XI

IA2

masih

dibawah

rata-rata,

untuk

memotivasi

siswa

adalah

bagaimana strategi guru mengemas pelajaran SKI agar memberikan


kesan bahwa SKI adalah pelajaran yang menyenangkan. Untuk itu perlu
adanya

media

dan

metode

yang

digunakan

sebagai

alat

untuk

memudahkan siswa belajar dalam memahami pelajaran SKI misalnya


dengan metode diskusi dengan media komik. 46
Tabel 4.4
Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran SKI
Pada Tahap Pra Siklus
Sub

Indikator 1

Indikato
r

Indikator 1
Jumlah
Skor
1234512345

Indikator 2

Skor

100001001008
200001010007
300010001007
400010000004
500001100006
600000001003
700000000015
800000010002
Jumlah Skor - - - 8 15 1 4 9 0 5 42
Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)
4 (baik)
3 (cukup)
2 (rendah)
1 (kurang)
Untuk hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran SKI pada tahap pra siklus
dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam
proses pembelajaran sebelum diterapkan metode diskusi dengan media
komik yaitu:
Skor yang dicapai
Nilai :

X 100 %

Skor maksimal
:
80
42
X 100%
: 52,5 %

47

Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa belum terlibat aktif secara penuh dalam proses
pembelajaran. Keaktifan siswa adalah sebagai indikator adanya motivasi
belajar dalam proses pembelajaran. Siswa yang kesiapan nya matang
dalam pembelajaran dan aktif dalam kelas menunjukkan adanya motivasi
atau keinginan untuk bisa. Rendahnya motivasi belajar siswa pada kelas
XI IA2 yang menjadi obyek penelitian dapat ditunjukkan dari prosentase
hasil penilaian keaktifan dan kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran yaitu sebesar 52,5 % yang masih berada dibawah
ketentuan yaitu 65 %.
Selama proses belajar berlangsung aspek yang menunjukkan adanya
belajar aktif belum secara maksimal terpenuhi, seperti penataan ruangan
atau tempat duduk masih model konvensional. Hal ini cenderung
penguasaan kelas yang belum maksimal, dan peneliti mengamati masih
ada siswa yang tempat duduk nya paling belakang masih melaksanakan
aktivitas selain pembelajaran seperti halnya bicara sendiri atau berbisikbisik serta mengerjakan tugas pada mata pelajaran selain pelajaran SKI.
Berkaitan dengan hasil angket yang dilakukan di akhir pembelajaran
didapat bahwa rata-rata siswa XI IA2 mempunyai motivasi yang masih
rendah dalam pembelajaran SKI.
Setelah mengamati secara langsung pada proses pembelajaran SKI kelas
XI IA2 pada tahap pra siklus, kemudian peneliti mendiskusikan dengan
guru mitra untuk tahap berikutnya yaitu pada tahap siklus 1. Sebelum
melaksanakan

siklus

berikutnya

ada

beberapa

hal

yang

dapat

diidentifikasi untuk pelaksanaan tindakan pada siklus 1, yaitu:


a. Pelaksanaan pembelajaran masih pada komunikasi satu arah.
b.

Pembelajaran

yang

ada

di

kelas

berkaitan

dengan

sumber

pembelajaran masih bergantung pada Lembar Kerja Siswa (LKS).


c.

Belum adanya hubungan timbal balik antara guru dan murid yang

berkaitan dengan pembelajaran siswa.


d. Adanya penerapan satu metode yaitu ceramah, membuat peserta didik
menjadi

jenuh

permasalahan.

dan
48

perhatian

siswa

belum

terfokus

pada

satu

e.

Berkaitan dengan pembelajaran aktif penataan ruang kelas belum

mencerminkan pembelajaran aktif, yaitu penataan bangku yang masih


model konvensional.
Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap permasalahan
proses belajar mengajar di kelas berkaitan dengan motivasi belajar siswa.
Permasalahan tersebut kemudian didiskusikan dengan guru mitra atau
kolaborator untuk mencari solusi tersebut atau mendiskusikan tentang
metode pembelajaran yang akan diterapkan yaitu metode diskusi dengan
media komik. Solusi ataupun hasil diskusi tersebut akan diterapkan
menjadi sebuah tindakan untuk tahap berikutnya yaitu pada siklus 1.
C. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus 1 dilaksanakan oleh peneliti sebagai
guru atau kolaborator. Pada siklus 1 ini observasi dilakukan di kelas XI IA2
dengan materi Metode dakwah Nabi periode Makkah pada tanggal 30
juli. Dalam siklus 1 ini, solusi yang diperoleh dari tahap refleksi pada
tahap pra siklus sebagai tindakan untuk mengatasi permasalahan dalam
pelaksanaan pembelajaran SKI di kelas kaitannya dengan meningkatkan
motivasi belajar.
Peneliti dan kolaborator yaitu guru mitra atau guru SKI kelas XI IA2 di MA
Negeri Lasem. sebelum melaksanakan tindakan pada tahap siklus
pertama melakukan diskusi terlebih dahulu tentang tindakan yang akan
diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang didapat pada tahap pra
siklus terutama bagaimana menciptakan suasana belajar yang tidak
menjenuhkan yang akan membawa dampak motivasi belajar siswa.
Tindakan tersebut kemudian didiskusikan dengan kolaborator untuk
menjadi alternatif pemecahan masalah. Tindakan tersebut adalah :
1. Melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan metode diskusi
dengan media komik. 49
2. Meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada tahap pra
siklus.
3. Melaksanakan komponen pembelajaran yang ada pada pembelajaran
diskusi.

4.

Menciptakan ruangan yang mencerminkan pembelajaran aktif yaitu

mengubah bangku untuk kelompok diskusi.


Tabel 4.5
Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada Tahap Siklus I
NO NAMA Skor NILAI NO NAMA Skor NILAI
1 Achmad Irwanto 35 70 23 Muhammad Ali
Allaludiniah
37 74
2 Achmad Nur Cholik 25 50 24 Muhamad Arif Irfan 42 84
3 Aizzatin Nafisah 34 68 25 Nailil Ifa 41 82
4 Amirotus Sholihah 37 74 26 Nanik Andiyani 46 92
5 Anita Sari 36 72 27 Nanik Susi Wulandari 20 40
6 Aries Wibawo 29 58 28 Nurul Qomqriyqh 34 68
7 Aulia Maratussholihah 35 70 29 Nurul Zainuddin 19 38
8 Eka Nuraini Liya R 39 78 30 Qurrota Ayunin 40 80
9 Feny Erlina Nuraini 40 80 31 Reza Khoirunnisa 37 74
10 Heti Nurcahyanti 47 94 32 Robiatul Adawiyah 30 60
11 Himatul Ulya 37 74 33 Rofikoh Desika
Candra
37 74
12 Kadar Nirma Sari 48 96 34 Shofiul Anam 31 62
13 Khafidzotuzzumairoh 34 68 35 Sholihatun Marifah 32 64
14 Koriyah 38 76 36 Siti Nurjannah 20 40
15 Qurotul Ayun 38 76 37 Sopyan 31 62
16 Lida Finoria Fitriani 41 82 38 Sri Wahyuningsih 40 80
17 M.A. Sahal Baihaqi 20 40 39 Sri Winarti 38 76
18 Mariatun Qoniah 41 82 40 Syakur 30 60 50
19 Marlina Febriyanti 46 92 41 Tia Nurul Jayanti 30 60
20 Masniyyah 28 56 42 Ummi Fatimiyah 39 78
21 Moch. Abdul Ghofur 42 84 43 Ummi Luthfiyatun T 46 92
22 Muh Abid Muzakki 31 62 44 Umrotun Khasanah 37 74
Rata-rata 70,8 %

Ket : 100 x
(50) maksimal skor
siswa diperoleh

yang siswa skor

Nilai =
Tindakan siklus 1 ini juga menunjukkan adanya peningkatan skor angket
yang telah diisi oleh siswa yang sebelumnya masih 24 siswa belum
mencapai ketuntasan, kini menurun menjadi 9 siswa yaitu, Aries,
Masniyyah, Abid, Robiatul, Anam, Sholihatun, Sopyan, Syakur, Tia. Dan 4
siswa menjawab netral yaitu, Baihaqi, Susi, Zainuddin, Siti.
Tabel 4.6
Skor Observasi Motivasi Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
SKI melalui Metode Diskusi Dengan Media Komik
Pada Siklus 1
Sub
Indikator
Indikator 1 Indikator 2
Jumlah
Skor
1234512345
100010000108
200100000107
300100000107
400010000019
500010001007
600000010002
700000001003
800000000104
Jumlah Skor - - 6 12 0 - 2 6 16 5 47
Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)

4 (baik)
3 (cukup) 51
2 (rendah)
1 (kurang)
Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan dan
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran SKI pada tahap siklus
1 dapat dipresentasikan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran setelah diterapkan metode diskusi dengan
media komik yaitu:
Skor yang dicapai
Nilai :

X 100 %

Skor maksimal
:
80
47
X 100%
: 58,75 %
Dari hasil pengamatan pada tahap siklus 1 tersebut dapat disimpulkan
bahwa

siswa

mulai

ada

peningkatan

kesiapan

belajar

maupun

keaktifannya dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa adalah sebagai


indikator adanya motivasi belajar dalam proses pembelajaran. Siswa yang
kesiapannya

matang

dalam

pembelajaran

dan

aktif

dalam

kelas

menunjukkan adanya motivasi atau keinginan untuk bisa. Peningkatan


tersebut dapat ditunjukkan dari prosentase hasil penilaian keaktifan dan
kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran yaitu sebesar 58,75
% meskipun belum melebihi standar yaitu 65 %.

Dalam pelaksanaan

tindakan pada tahap siklus 1 terjadi suatu peningkatan mengenai


kesiapan dan keaktifan bertanya. Dengan model pembelajaran yang
diterapkan yang berbeda pada tahap pra siklus yaitu metode diskusi
dengan

media

komik

terlihat

adanya

peningkatan

walaupun

penerapannya belum secara optimal dan masih banyak kendala-kendala

yang harus diperbaiki untuk siklus berikutnya. Peningkatan tersebut yaitu


adanya ketenangan kelas pada saat pelajaran akan dimulai, perhatian
peserta didik dalam mengikuti pelajaran sudah mulai terfokus sedikit demi
sedikit, banyak

52yang terlihat aktif bertanya, mengungkapkan ide atau

pengetahuan tentang sejarah dakwah Nabi SAW.


1
Dari hasil wawancara dengan siswa juga didapatkan bahwa siswa mulai
suka dengan media komik awalnya merasa asing tapi lama-lama mereka
malah

semakin

aktif

dalam

berdiskusi,

misalnya

dengan

cara

memerankan karakter tokoh yang ada dalam media komik tersebut


sebagai cara untuk berdiskusi.
Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra
sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IA2 MA
Negeri

Lasem

kemudian

mengadakan

diskusi

berkaitan

dengan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi


dengan media komik, untuk membahas tentang hal-hal yang harus
diperbaiki berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang
menggunakan metode diskusi dengan media komik.
Pelaksanaan pembelajaran di siklus 1 ini adanya pembelajaran yang
sudah mulai aktif dan terjadinya komunikasi dua arah seperti halnya
pembelajaran dengan diskusi antar kelompok, sehingga materi yang
mereka dapat benar-benar dirasakan oleh peserta didik yang akhirnya
berguna bagi siswa.
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 ini peneliti
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran tersebut dengan
mendiskusikan kendala atau masalah yang dihadapi ketika berada di
kelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan beberapa catatan yang
harus direfleksikan pada pelaksanaan pembelajaran pada tahap siklus 2
yaitu sebagai berikut:
1.

Adanya siswa yang masih kurang ter motivasi dalam melaksanakan

pembelajaran SKI dengan metode diskusi dengan media komik.

2.

Guru yang melaksanakan pembelajaran di kelas dengan panduan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun secara bersamasama dengan peneliti belum sepenuhnya dikuasai.
3.

Dalam memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat terjadi

diskusi kelompok masih belum maksimal.


4. Adanya peserta didik yang masih pasif.
5. Adanya peserta didik yang masih individu dalam kelompok.
Dari hasil evaluasi pembelajaran tersebut dan hasil diskusi antara
peneliti dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan
dilakukan pada tahap berikutnya yaitu siklus 2 yang akan meningkatkan
motivasi belajar terkait dengan pelaksanaan metode diskusi dengan
media

komik

yang

membawa

dampak

pada

keaktifan

dalam

pembelajaran. Tindakan tersebut yaitu:


1. Memberikan motivasi untuk semangat belajar kepada siswa. Dengan
penyampaian materi yang seyogyanya guru mengetahui terlebih dahulu
apa-apa saja yang disukai oleh siswa. Setelah itu berikan apa yang
mereka suka agar mereka juga menyukai apa yang diajarkan oleh guru,
misal dengan cara menawarkan nilai tambahan bagi siswa yang mau
bertanya.
2. Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru terhadap
siswa tidak hanya tertuju pada seorang saja, terlebih pada pembelajaran
secara kelompok.
3. Memaksimalkan pembelajaran melalui metode diskusi dengan media
komik.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa yang masih belum aktif dalam
pembelajaran.
5. Memberikan tugas kelompok.
D. Analisis Penelitian Tindakan Siklus 2
Seperti pada tahap pra siklus dan siklus 1, observasi dilakukan oleh
peneliti dan kolaborator untuk berupaya meningkatkan keaktifan belajar
siswa yang berdampak pada motivasi dan pemahaman terhadap materi
pelajaran yang menjadi pokok bahasan. Pada siklus 2 ini dilakukan di kelas

XI IA2 dengan materi ajar sejarah dakwah Nabi periode madinah pada
tanggal 06

54Agustus 2009.Tindakan yang telah dirumuskan pada siklus

1 diatas akan diterapkan pada siklus 2.


Tabel 4.7
Jawaban Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Metode Diskusi Dengan Media Komik Pada siklus 2
NO NAMA Skor NILAI NO NAMA Skor NILAI
1 Achmad Irwanto 37 74 23 Muhammad Ali
Allaludiniah
38 76
2 Achmad Nur Cholik 35 70 24 Muhamad Arif Irfan 42 84
3 Aizzatin Nafisah 36 72 25 Nailil Ifa 42 84
4 Amirotus Sholihah I 26 Nanik Andiyani 47 94
5 Anita Sari 37 74 27 Nanik Susi Wulandari 39 78
6 Aries Wibawo 38 76 28 Nurul Qomqriyqh 35 70
7 Aulia Maratussholihah 36 72 29 Nurul Zainuddin 20 40
8 Eka Nuraini Liya R 40 80 30 Qurrota Ayunin 41 82
9 Feny Erlina Nuraini 43 86 31 Reza Khoirunnisa 40 80
10 Heti Nurcahyanti 47 94 32 Robiatul Adawiyah 37 74
11 Himatul Ulya 38 76 33 Rofikoh Desika Candra 38 76
12 Kadar Nirma Sari 47 94 34 Shofiul Anam 39 78
13 Khafidzotuzzumairoh 35 70 35 Sholihatun Marifah I
14 Koriyah 39 78 36 Siti Nurjannah 42 84
15 Qurotul Ayun 40 80 37 Sopyan 32 64
16 Lida Finoria Fitriani 42 84 38 Sri Wahyuningsih 41 82
17 M.A. Sahal Baihaqi 20 40 39 Sri Winarti 39 78
18 Mariatun Qoniah 42 84 40 Syakur A
19 Marlina Febriyanti 46 92 41 Tia Nurul Jayanti 42 84
20 Masniyyah 41 82 42 Ummi Fatimiyah 40 80
21 Moch. Abdul Ghofur 43 86 43 Ummi Luthfiyatun T 48 96
22 Muh Abid Muzakki 32 64 44 Umrotun Khasanah 35 70
Jumlah 72,47% 55

Dari hasil angket siswa siklus I masih terdapat 9 siswa yang belum
mencapai kriteria yang ditentukan, berdasarkan indikator ketercapaian
dan kriteria ketuntasan minimum sebesar 65, maka untuk siklus 2 ini,
hasil angket menunjukkan 4 siswa, 2 siswa yaitu, Abid dan Sopyan, dan
masih ada 2 siswa yang menjawab netral yaitu, Baihaqi dan Zainuddin
artinya mereka belum mencapai indicator ketercapaian mampu bersikap
positif dan belum mencapai standar mata pelajaran SKI yaitu 65. Secara
keseluruhan hasil rata-rata angket siklus 2 ini kelas XI IA2 sebanyak
72,47% Artinya hasil tersebut telah melebihi KKM 65 dengan baik.
Sedangkan dari hasil observasinya adalah:
Tabel 4.8
Skor Observasi Motivasi belajar dalam Mengikuti Pembelajaran
Pada Siklus 2
Sub
Indikator
Indikator 1 Indikator 2
Jumlah
Skor
1234512345
100010000019
200001000109
300010001007
4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10
500001000109
600000000104
700000001003
800000000104
Jumlah
Skor
- - - 8 15 - - 6 16
1
0
55

Keterangan :
Indikator I : Kesiapan menerima pelajaran
Indikator II : Keaktifan dalam pembelajaran
Skor :
5 (sangat baik)
4 (baik)
3 (cukup)
2 (rendah)
1 (kurang) 56
Hasil pengamatan oleh peneliti yang dilihat dari indikator kesiapan
dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran SKI pada tahap
siklus 2 dapat diprosentasekan bahwa kesiapan dan keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran sebelum diterapkan metode diskusi
dengan media komik yaitu:
Skor yang dicapai
Nilai :

X 100 %

Skor maksimal
:
80
55
%
:

68,75 %
Dari hasil pengamatan pada

tahap siklus

2 tersebut dapat

disimpulkan bahwa siswa hampir secara keseluruhan terlibat aktif dalam


proses pembelajaran. Siswa secara individu maupun kelompok

hampir

keseluruhan terlibat aktif bertanya, menulis ketika ada keterangan atau


informasi baru yang diterima dari Ibu guru atau dari sumber lain,
menyelesaikan tugas sesuai dengan fungsinya pada kelompoknya dalam
pembelajaran SKI di kelas. Sehingga dalam proses pembelajaran tidak
tergantung sepenuhnya pada guru dan mereka berusaha mencari

informasi sebanyak-banyaknya untuk didiskusikan dalam kelas atau


permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi siap untuk ditanyakan
kepada guru. Hal ini juga ditunjukkan hasil observasi keaktifan dan
kesiapan dalam pembelajaran pada siklus 2 Penelitian Tindakan Kelas
pada kelas XI IA2 MA Negeri Lasem dengan prosentase 68,75 % yang
sudah berada diatas ketentuan yang ditetapkan yaitu 65 %. Setelah
observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra sebagai
kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI IA2 MAN Lasem
kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dengan media komik
pada tahap siklus 2. Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil
tindakan dari
tahap pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yaitu: Terjadi peningkatan motivasi
57 belajar siswa dari tahap pra siklus, siklus

1 dan siklus 2 yang dapat

dilihat pada table sebagai berikut:


Tabel 4.9
Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
No.
Pelaksanaan
Siklus
Jumlah
Skor
Prosentase
Observasi (%)
Prosentase
Angket (%)
1 Pra siklus 42 52,5 61,2
2 Siklus 1 47 58,75 70,8
3 Siklus 2 55 68,75 72,47

Dilihat dari tabel di atas perbandingan observasi dan hasil angket dari pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari
tiap-tiap siklus.
Diagram 4.1
Perbandingan Jumlah Skor dan Prosentase Motivasi Belajar
Pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
42 47 55
Jumlah skor
Dari grafik diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi peningkatan
motivasi belajar siswa dari tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Prosentase (%)
Observasi
Angket 58
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di MA Negeri Lasem
mencoba menerapkan model pembelajaran dengan metode diskusi
dengan media komik, sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar SKI.
Merupakan keterbatasan penelitian, diantaranya cara memperoleh data
dari penelitian tersebut, peneliti harus

mengamati secara langsung

dengan cermat penerapan metode diskusi dengan media komik di kelas


sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar, dengan mengamati secara
langsungmaka peneliti yang dibantu oleh kolaborator harus benar-benar
kerja keras untuk memperoleh data dan mengetahui perkembangan yang
dialami oleh siswa selama metode pembelajaran tersebut diterapkan.
Namun menjadi sebuah kelebihan, dengan meneliti secara langsung di
kelas, peneliti dapat melihat secara langsung aktivitas pembelajaran
dengan menggunakan metode diskusi dengan media komik.
2. Penelitian di MA Negeri Lasem oleh peneliti yang dilaksanakan di kelas
XI IA2 yaitu menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi dengan media komik dalam pembelajaran SKI. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan kelas XI IA2 sebagai sampel
penelitian yang jumlahnya 44 siswa. Sehingga dalam penelitian ini yang
mencoba menerapkan model pembelajaran dengan metode diskusi
dengan media komik tidak dapat menyeluruh di semua kelas. Hal ini
disebabkan

karena

adanya

keterbatasan

peneliti

untuk

melakukan

penelitian di semua kelas di MA Negeri Lasem.


3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti di MA Negeri Lasem tidak
lepas dari sumber-sumber pustaka sebagai landasan teori dari penelitian
ini. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka
referensi, daftar pustaka atau hasil-hasil penelitian yang relefan dengan
penelitian kurang maksimal dalam mencari sumber tersebut. Sehingga
menjadi sebuah kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini.
4.

Penelitian ini hanya bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa pada pembelajaran SKI di kelas XI IA2 melalui metode diskusi


dengan media komik yaitu berusaha mengaitkan materi yang diajarkan
dengan tokoh-tokoh yang ada di komik. Sehingga dengan metode dan
media yang tepat maka siswa akan belajar lebih semangat karena senang
terhadap materi pelajaran tersebut dan guru yang akan menyampaikan
materi di dalam kelas.
Keterbatasan-keterbatasan yang peneliti hadapi diatas tentunya sedikit
banyak berpengaruh terhadap penelitian yang peneliti lakukan. Namun

demikian, banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, peneliti


bersyukur bahwa penelitian ini telah berhasil dengan lancar dan sukses.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Deskripsi data dan analisis penelitian tentang upaya peningkatan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran SKI melalui metode diskusi dengan
media komik di MA Negeri Lasem dari bab I sampai IV maka pada akhir
skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Sebelum dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas yaitu dengan metode
diskusi dengan media komik, motivasi belajar siswa kelas XI IA2 MAN
Lasem pada mata pelajaran SKI sangat rendah mereka merasa jenuh
dengan metode pembelajaran yang digunakan. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti di MA Negeri Lasem dengan
menerapkan pembelajaran dengan metode diskusi dengan media komik
diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran SKI
2. Keberhasilan penerapan model pembelajaran melalui metode diskusi
dengan media komik sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa di MA Negeri Lasem ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam
proses pembelajaran yaitu kesiapan dan keaktifan pada saat proses
pembelajaran,

Hal

ini

dapat

dilihat

dari

perolehan

skor

yang

dipresentasikan melalui pengamatan tentang motivasi belajar siswa


dengan indikator kesiapan dan keaktifan dalam proses pembelajaran.
Prosentase peningkatan motivasi belajar dari hasil observasi pra siklus,
siklus 1 sampai siklus 2 yaitu dari 52,5 % meningkat menjadi 68,75 % dan
di atas rata-rata yang ditentukan yaitu 65 %. Sedangkan dari hasil angket
tiap siklus juga menunjukkan peningkatan yaitu dari 61,2 meningkat
menjadi 72,47 diatas rata-rata.
B. Saran
Mengingat

pentingnya

metode

pembelajaran

secara

kreatif

untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa, maka peneliti memberikan saran


kepada:

1. Guru SKI
a.

Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar

paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi


ter sampaikan secara maksimal.
b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya
variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami
oleh siswa. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari
perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
c.

Pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi dengan media

komik pada mata pelajaran SKI agar dapat dilakukan tidak hanya sampai
pada

selesainya

dilaksanakan

penelitian

sebagai

ini

program

saja,

akan

untuk

tetapi

dilanjutkan

meningkatkan

motivasi

dan
dan

mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan pembelajaran


2. Stake holder Madrasah
a.

Hendaknya kepala sekolah membuat kebijakan yang mendukung

pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran seperti


media komik dan lain-lain.
b. Memberi fasilitas proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Hendaknya para guru, meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi
profesional serta membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena
sesungguhnya kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi
keberhasilan

proses

menghasilkan

siswa

pembelajaran
yang

yang

berprestasi,

akhirnya

berbudi

pekerti

akan
luhur,

dapat
dan

berakhlaqul karimah yang mampu berdampak positif pada perkembangan


dan kemajuan sekolah.
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah dengan rahmat, taufiq dan hidayah dari Allah SWT,
penulis

berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Meskipun dalam pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari


kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan

dan

kemampuan

yang

penulis

miliki.

Saran

yang

membangun sangat penulis harapkan . Penulis berharap semoga skripsi


yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abdurrahman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana,


1993
Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Yrama Widya, 2008
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta: PT Bumi Aksara,
2006
___________,

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :

Rineka
Cipta, 2006.
Armai, Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta :
Ciputat Pers, 2002
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002
Aziz, Sholeh Abdul, At-Tarbiyatul wa Thurukut Tadris,Mesir: Al Maarif, 1979
B, Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta : Bumi Aksara,
2008
Bakar, Bahrun Abu, dkk,

Terjemah Tafsir Al-Maraghi,

Semarang: Toha

Putra, 1992
Basyirudin, Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta
Ciputat Pers, 2002
Clifort T, Morgan, Introduction To Psikologi, New York : The Mc Graw Hill
Book tt.
Departemen Agama RI, Al-Quran Al Karim dan Terjemah, Kudus: Menara
Kudus, 2006
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta,
2002
Ebbut, dikutip dalam Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research jilid II, Yogyakarta: And Offset, 2002
Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru

Algensindo, 2007 Hasibun, J J dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar,


Bandung :Remaja Rosda Karya, 1995
http://citraudecasi.wordpress.com/2008/01/25/peradaban-3/
http :// Teknologi Pendidikan. Wordpress. Com/2006/09/12/Buku Terlarang
itu Bernama Komik./jumat, 7-03-2014
Mariyatin, Titin, Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran SKI Melalui Bimbingan Belajar Kelas VII MTs Assalafiyah Brebes,
Semarang : IAIN Walisongo Semarang
Maya

Lestari,

Sejarah

Tentang

Komik,

http://hansteru.wordpress.com./2007/12/05/jumat, 7-03-2014
Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000
Permanag No 2 Tahun 2008, tentang Tujuan Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
___________,

tentang

Standar

Kompetensi

Lulusan

Mata

Pelajaran

Pendidikan Agama Sejarah Kebudayaan Islam


Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya,
2000
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1998
Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta, 1997
Santrock, John W., Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2007
Sardiman, Arif dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2001
Sarwono,

Sejati

Belajar

Sejarah

http://sekolahfaforit.blogspot.com/2007/12/dialektika-sejarah.html 23 april
2009.
Sasanti, Noor, Efektivitas Pembelajaran STAD Dengan Media Komik
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 7 Semester 2 SMP 1 Grobogan,
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Semiawan, Conny dkk,

Pendekatan Ketrampilan Proses, Bagaimana

Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, Jakarta : Grasindo, 1992

Slameto,

Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Jakarta:

Rineka Cipta, 1995


Subroto, Suryo, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta,
2002
Sudjana, Nana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran Bandung : CV. Sinar
Baru, 1997
Surachmadi, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung :CV
Jemmas,
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan, dengan pendekatan baru, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik
Metodik Kurikulum PBM, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 1993
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2005
Tirtaharja, Umar dan La Sula,

Pengantar Pendidikan, Jakarta : Rineka

Cipta, 2000.
Winkel Ws, Psikologi Pendidikan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia, 1983
Wiraatmaja, Rochiati,

Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung ;

Remaja Rosdakarya, 2005


Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993
___________,

Sejarah

Pendidikan

Islam,

Jakarta

Direktorat

Jendral

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1986.


___________, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usana Offset
Printing, 1981

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama : Siti Jannatinnaim
Tempat /Tanggal Lahir : Rembang, 15 Februari 1987
NIM : 053111014
Alamat : Jln Puri Asri RT. 01 RW. 04 Mrayun, Kec. Sale,
Kab. Rembang 59265
Jenjang Pendidikan
1. TK Bina Putra Mrayun Sale Rembang, Lulus Tahun 1993
2. SD N 2 Bangun Rejo Pamotan Rembang, Lulus Tahun 1999
3. SLTP N 3 Pamotan Rembang, Lulus Tahun 2002
4. MA N Lasem Rembang, Lulus Tahun 2005
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Semarang, Oktober 2009


Saya yang bersangkutan

Siti Jannatinnaim
Lampiran 1
DAFTAR RESPONDEN
NO NAMA NO NAMA
1 Achmad Irwanto 23 Muhammad Ali Allaludiniah
2 Achmad Nur Cholik 24 Muhamad Arif Irfan
3 Aizzatin Nafisah 25 Nailil Ifa
4 Amirotus Sholihah 26 Nanik Andiyani
5 Anita Sari 27 Nanik Susi Wulandari
6 Aries Wibawo 28 Nurul Qomqriyqh
7 Aulia Maratussholihah 29 Nurul Zainuddin

8 Eka Nuraini Liya R 30 Qurrota Ayunin


9 Feny Erlina Nuraini 31 Reza Khoirunnisa
10 Heti Nurcahyanti 32 Robiatul Adawiyah
11 Himatul Ulya 33 Rofikoh Desika Candra
12 Kadar Nirma Sari 34 Shofiul Anam
13 Khafidzotuzzumairoh 35 Sholihatun Marifah
14 Koriyah 36 Siti Nurjannah
15 Qurotul Ayun 37 Sopyan
16 Lida Finoria Fitriani 38 Sri Wahyuningsih
17 M.A. Sahal Baihaqi 39 Sri Winarti
18 Mariatun Qoniah 40 Syakur
19 Marlina Febriyanti 41 Tia Nurul Jayanti
20 Masniyyah 42 Ummi Fatimiyah
21 Moch. Abdul Ghofur 43 Ummi Luthfiyatun T
22 Muh Abid Muzakki 44 Umrotun Khasanah

Lampiran 2
JADWAL PENELITIAN
No Rencana Kegiatan
Waktu (Minggu) ke1234567
1. Observasi Awal X
2. Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan X
Menyepakati jadwal dan tugas X
Menyusun Instrumen X
Diskusi konsep pelaksanaan X
3. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat X

Pelaksanaan Pra siklus X


Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan Siklus II

X
X

4. Pembuatan Laporan

Menyusun konsep laporan


Penyelesaian Laporan

X
X

Lampiran 3
SILABUS
Satuan Pendidikan : MAN Lasem
Mata Pelajaran : Sejarah kebudayaan Islam
Standar Kompetensi : 1. memahami keteladanan dakwah rasulullah dalam
membina umat
No
Kompetensi
Dasar
Materi Pelajaran Indikator
Tehnik
Penilaia
1.1. Menceritakan
sejarah dakwah
Rosul SAW pada
periode Makkah
dan Madinah
Sejarah dakwah
Rosulullah
Makkah dan
Madinah
1.1.1. Menjelaskan sejarah awal dakwah Rosul pada
periode Makkah dan Madinah
1.1.2. Mengidentifikasi sasaran awal dakwah

Rosulullah SAW pada periode Makkah dan


Madinah
Tes tertu
1.2. Mendeskripsikan
substansi dan
strategi dakwah
Rasulullah SAW
periode Makkah
dan Madinah
Substansi dan
strategi dakwah
Rasulullah SAW
periode Makkah
dan Madinah
1.2.1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rosulullah
SAW pada periode Makkah dan Madinah
1.2.2. Menjelaskan strategi dakwah Rosulullah SAW
pada periode Makkah dan Madinah
1.2.3. Mengidentifikasi substansi dakwah Rosulullah
SAW pada periode Makkah dan Madinah
1.2.4. Menunjukkan reaksi (negatif) masyarakat
terhadap strategi dakwah Rosulullah pada
periode Makkah dan Madinah
Tes tertu
Silabus Sejarah Kebudayaan Islam

Lampiran 4
Tahap Pra siklus :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Satuan Pendidikan : MA Negeri Lasem


Mata Pelajaran : SKI
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Standar Kompetensi :
1. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam
membina umat
Kompetensi Dasar :
1. Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah SAW
pada periode Makkah dan Madinah.
2. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah
Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah.
Indikator :
1. Menjelaskan sejarah awal dakwah Rasulullah SAW
pada periode Makkah dan Madinah.
2. Mengidentifikasi sasaran awal dakwah Rasulullah

SAW pada periode Makkah Madinah.


3. Menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan
kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW
di Makkah.
4. Menyebutkan substansi strategi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Makkah dan Madinah.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

IV. Langka-langkah Pembelajaran


No. Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Peserta Waktu
Kegiatan Awal
1. Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi
dengan cara bertanya bagaimanakah sejarah awal
dakwah Rasulullah?dan siapa yang menjadi sasaran
dakwah Rasulullah SAW?
K 3 menit
I. Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran siswa mampu
mencontohkan keteladanan dakwah Rasulullah SAW
dalam membina umat di dunia.

II. Materi Ajar : Sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Makkah dan
madinah Madinah
III. Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab
Kegiatan Inti
2. Guru memberi kesempatan membaca buku panduan
atau Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap pokok
bahasan yang akan dibahas.
K 10 menit
3 Guru menjelaskan pokok bahasan satu persatu. K 30 menit
4 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap
pokok bahasan yang telah diterangkan ketika ada
persoalan yang belum jelas.
I 10 menit
5 Setelah guru selesai memberi penjelasan dan siswa
tidak ada pertanyaan sebagai akhir pelajaran
dibagikan angket untuk mengetahui motivasi siswa
dalam pelajaran SKI
k 20 menit
Penutup
6 Guru bersama peserta didik mengambil kesimpulan
akhir sebagai penguat.
K 7 menit
Keterangan : I = individual; K = klasikal

Semarang, 23 Juli 2009

Kepala Sekolah

Guru Kelas

Drs. H. Chudlori Supaat. M.Ag


NIP.150186178

Dra. Nadhiroh

NIP.150254699

V. Bahan ajar dan alat bantu Pembelajaran:


- Buku SKI Kelas XI, penerbit Toha Putra
- Buku SKI kelas XI, penerbit Departemen Agama
- LKS SKI
VI. Penilaian
1. Prosedur tes
Tes awal : Tidak ada
Tes Proses : Tidak ada
Tes akhir : ada
2. Jenis tes : tes tertulis
3. Alat tes : terlampir Lampiran 5
Siklus satu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik

Satuan Pendidikan : MA Negeri Lasem


Mata Pelajaran : SKI
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Materi Pokok : Keteladanan dakwah Rasulullah SAW dalam
membina umat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A.

Standar Kompetensi : Memahami Keteladanan dakwah Rasulullah

dalam
membina umat
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah
Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah
C. Indikator :
1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Makkah
2. menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
pada periode Makkah
3. Menunjukkan reaksi negative masyarakat
terhadap dakwah Rasulullah periode Makkah
D. Tujuan : Siswa dapat Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Makkah
E. Media/ alat/ bahan/ sumber : 1. Buku panduan SKI kelas XI
2. Lembar observasi siswa
3. Media komik sebagai panduan berdiskusi
F. Metode active learning : Diskusi dengan menggunakan media komik.
G. Skenario pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa

b. Presentasi
c. Melakukan tes penjajakan[pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa
d. Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada
pelajaran baru
e. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan
dilakukan siswa
2. Pembagian kelompok berdasarkan nomor urut absensi. Masing-masing
terdiri
dari 4 sampai 5 orang

3. Setiap kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada


dalam
buku panduan mata pelajaran yaitu berupa media komik.
4. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil diskusi.
5. Setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menyampaikan hasil
diskusi
kelompoknya di depan kelas. 6.

Kembalikan seperti semula dalam

kelompok besar dalam satu kelas untuk


penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, seandainya ada
masalah
yang belum terpecahkan.
7. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk penjajakan pemahaman
materi.
8.

Setelah selesai menyampaikan hasil diskusi, guru memberikan

kesimpulan,
penekanan dan tindak lanjut.
9. Refleksi
10. Penilaian dengan lembar observasi yang telah disiapkan pada saat
diskusi
berlangsung.

Semarang, 30 Juli 2009

Kepala Sekolah

Guru Kelas

Drs.H.ChudloriSupaat.M.Ag Dra. Nanhiroh


NIP.150186178

NIP.150254699

Lampiran 6
Siklus dua
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menggunakan Metode Diskusi Dengan Media Komik

Satuan Pendidikan : MA Negeri Lasem


Mata Pelajaran : SKI
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Materi Pokok : Keteladanan dakwah Rasulullah SAW dalam
membina umat
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A.

Standar Kompetensi : Memahami Keteladanan dakwah Rasulullah

dalam
membina umat
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah
Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah
C. Indikator :
1. Mengidentifikasi substansi dakwah Rasulullah
SAW pada periode Madinah
2. Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
pada periode Madinah
3. Menunjukkan reaksi negative masyarakat
terhadap dakwah Rasulullah periode Makkah
D. Tujuan : Siswa Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah SAW
pada periode Madinah
E. Media/ alat/ bahan/ sumber: 1. Buku panduan SKI kelas XI
2. Lembar observasi siswa
3. Media komik sebagai panduan berdiskusi
F. Metode active learning : Diskusi dengan menggunakan media komik.
G. Skenario pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa
b. Presentasi

c. Melakukan tes penjajakan[pre-tes] dan mengidentifikasi keadaan siswa


d. Mengingatkan pelajaran yang telah diterima dan mengaitkan pada
pelajaran baru
e. Penjelasan singkat tentang tujuan dan proses pembelajaran yang akan
dilakukan siswa
2. Setiap kelompok bertugas membaca dan memahami materi yang ada
dalam
buku panduan mata pelajaran yaitu berupa media komik.
3. Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil diskusi.
4. Setiap kelompok menugaskan satu orang untuk menyampaikan hasil
diskusi
kelompoknya di depan kelas.
5.

Kembalikan seperti semula dalam kelompok besar dalam satu kelas

untuk
penyampaian hasil diskusi mengulas permasalahan, seandainya ada
masalah
yang belum terpecahkan.
6. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk penjajakan pemahaman
materi. 7. Setelah selesai menyampaikan hasil diskusi, guru memberikan
kesimpulan,
penekanan dan tindak lanjut.
8. Refleksi
9. Penilaian dengan mengamati proses diskusi saat pelajaran berlangsung
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan

Semarang, 6 Agustus 2009

Kepala Sekolah

Guru Kelas

Drs.H.ChudloriSupaat.M.Ag Dra. Nanhiroh


NIP.150186178

NIP.150254699

Lampiran 7
ANGKET PRA SIKLUS

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET


1. Angket terdiri dari 10 butir pernyataan.
Kisi-kisi instrumen variabel motivasi belajar siswa MAN Lasem:
a. Motivasi Intrinsik : Alasan, Minat, Perhatian, Sikap
b. Motivasi Ekstrinsik : Orang tua, Guru, Teman, Sarana belajar
2. Tiap-tiap butir disediakan 5 alternatif jawaban yaitu: sangat setuju,
setuju,
netral / tidak punya pendapat, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Dengan
scoring 5, 4, 3, 2, 1.
3. Setelah menjawab / mengisi, berilah nama pada kolom berikut:
Nama :
Kelas

No Absen :
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SKI SISWA MAN LASEM
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1 Perasaan saya senang saat mengikuti
pelajaran SKI.
2 Saya berbicara sendiri pada waktu
guru menerangkan materi SKI di
depan kelas.
3 Saya merasa bosan saat pelajaran
SKI berlangsung
4 Jika ada tugas SKI dari guru saya
mengerjakan.
5 Saya masuk di kelas sebelum
pelajaran SKI dimulai

6 Orang tua saya selalu mendorong


saya untuk belajar
7 Orang tua saya tidak memberi
hadiah bila saya berprestasi di
sekolah.
8 Guru SKI saya tidak membantu
dalam setiap kesulitan yang saya
alami dalam pelajaran SKI.
9 Teman saya selalu mengajak saya
mengikuti pelajaran SKI
10 saya tidak membaca buku-buku
pelajaran SKI / buku lain yang
berkaitan dengan pelajaran SKI

Lampiran 8
ANGKET PENELITIAN SIKLUS I DAN II
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Angket terdiri dari 10 butir pernyataan
2. Tiap-tiap butir disediakan 5 alternatif jawaban yaitu: sangat setuju,
setuju,
netral / tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Dengan
scoring 5, 4, 3, 2, 1.
3. Setelah menjawab / mengisi, berilah nama pada kolom berikut:

Nama :
Kelas

No Absen :
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SKI SISWA MENGGUNAKAN METODE
DISKUSI DENGAN MEDIA KOMIK MAN LASEM
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1 Saya tidak perlu memahami tujuan
pelajaran SKI.
2 Pelajaran SKI harus menarik
perhatian saya
3 Menurut saya pelajaran SKI itu
membosankan.
4 Saya selalu belajar SKI di luar jam
pelajaran / di rumah.
5 Pelajaran SKI mudah dipahami bila
menggunakan metode diskusi
dengan media komik.
6 Dengan menggunakan metode
diskusi dengan media komik
membuat saya lebih semangat untuk
menyukai pelajaran SKI
7 Setelah menggunakan metode
diskusi dengan media komiksaya
merasakan bahwa pelajaran SKI itu
menyenangkan

8 Menggunakan metode diskusi


dengan media komik itu
membosankan
9 Dengan metode diskusi dengan
media komik menjadikan saya
malas belajar
10 Saya merasa tidak semangat
mengikuti pelajaran SKI
Lampiran 9
REKAPITULASI NILAI ANGKET
No Nama
Skor Angket
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
1 Achmad Irwanto 68 70 74
2 Achmad Nur Cholik 50 50 70
3 Aizzatin Nafisah 40 68 72
4 Amirotus Sholihah 74 74 I
5 Anita Sari 46 72 74
6 Aries Wibawo 54 58 76
7 Aulia Maratussholihah 62 70 72
8 Eka Nuraini Liya R 76 78 80
9 Feny Erlina Nuraini 56 80 86
10 Heti Nurcahyanti 88 94 94
11 Himatul Ulya 60 74 76
12 Kadar Nirma Sari 82 96 94
13 Khafidzotuzzumairoh 58 68 70
14 Koriyah I 76 78
15 Qurotul Ayun 62 76 80

16 Lida Finoria Fitriani 56 82 84


17 M.A. Sahal Baihaqi 36 40 40
18 Mariatun Qoniah 56 82 84
19 Marlina Febriyanti 76 92 92
20 Masniyyah 52 56 82
21 Moch. Abdul Ghofur 72 84 86
22 Muh Abid Muzakki 58 62 64
23 Muhammad Ali Allaludiniah 48 74 76
24 Muhamad Arif Irfan 58 84 84
25 Nailil Ifa 84 82 84
26 Nanik Andiyani 64 92 94
27 Nanik Susi Wulandari 40 40 78
28 Nurul Qomqriyqh 56 68 70
29 Nurul Zainuddin 40 38 40
30 Qurrota Ayunin 70 80 82
31 Reza Khoirunnisa 56 74 80
32 Robiatul Adawiyah 58 60 74
33 Rofikoh Desika Candra 74 74 76
34 Shofiul Anam 64 62 78
35 Sholihatun Marifah 64 64 I
36 Siti Nurjannah 38 40 84
37 Sopyan 58 62 64
38 Sri Wahyuningsih 68 80 82
39 Sri Winarti 74 76 78
40 Syakur 54 60 A
41 Tia Nurul Jayanti 48 60 84
42 Ummi Fatimiyah 76 78 80
43 Ummi Luthfiyatun T 96 92 96
44 Umrotun Khasanah 62 74 70 Rata-rata 61,2% 70,8 % 72,47%

Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI
No Indikator
Aspek Perilaku yang
Diamati
Skor
12345
1. Kesiapan menerima
pelajaran
1. Suasana kelas tenang dan
siswa mengkondisikan
diri menerima pelajaran
2. Ketenangan atau suasana
kelas pada saat pelajaran
dimulai
3. Pada saat pelajaran
dimulai siswa
mendengarkan
penjelasan guru
4. Perhatian siswa terpusat
dan aktivitas
pembelajaran siswa
tampak semangat
5. Siswa menyiapkan buku
pelajaran dan sumber
belajar lainnya yang

berkaitan dengan materi


pelajaran
2. Keaktifan siswa dalam
berdiskusi
1. Keaktifan mengikuti
pelajaran
2. Keaktifan dalam
bertanya
3. Keaktifan dala
menjawab pertanyaan
4. Keaktifan mengikuti
jalannya diskusi
5. Keaktifan dalam
mengunggapkan
pendapat
6. Kekompakan dalam
menyelesaikan tugas
individu
7. Kekompakan dalam
menyelesaikan tugas
kelompok
8. Ketrampilan siswa
dalam mengungkapkan
dan membuat
kesimpulan

Keterangan:
Jumlah maksimal skor =
Skor yang dicapai

Nilai =

X 100 %

Skor maksimal

Lampiran 11
PROSES PEMBELAJARAN SKI KELAS XI IA2

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah

Situasi saat guru sedang berceramah

Pembelajaran dengan metode ceramah


Aktivitas siswa saat guru sedang berceramah

Pembelajaran SKI dengan metode diskusi melalui media komik

Proses diskusi dengan media komik

Siswa berdiskusi dengan media komik

Suasana siswa saat berdiskusi dengan media komik

Anda mungkin juga menyukai