Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi
Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi
Oleh :
Ayu ratnasari
04101401097
IDENTIFIKASI :
Nama : Indra
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Pegawai sterilisasi RSMH
Agama : Islam
Alamat : jl. Ki Anwar Mangku 424
Pendisikan : S2
ALLOANAMNESA :
Nama : Dewi Septa Rica
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pendidikan
: D-4
Pekerjaan : Bidan
Agama : Islam
Alamat : jl. Ki Anwar Mangku 424
Hub.dg. Pend : Istri
Keluhan
Utama
gelisah
Riwayat
perjalanan penyakit :
Os sering merasa pusing dan gelisah sejak 2 bulan lalu, dan kali
ini merupakan serangan ketiga sejak 5 tahun yang lalu. Os belum
bisa beradaptasi dengan tempat pekerjaan baru. Os merasa
tertekan dan cemas dengan akreditasi dan pekerjaannya. Os
sering terbawa pikiran pekerjaan hingga pulang kerumah. Os
sering merasakurang tidur atau kurang nyenyak. Os menjadi
tidak nafsu makan sejak beberapa bulan terakhir. Os merasasulit
berkonsentrasi, merasa cemas berlebihan, tidak percaya diri, dan
merasa tidak mampu menyelesaikan pekerjaan. Os juga sering
melamun dan takut bertemu atasan. Os merasa sulit berpikir dan
bingung terhadap aktivitasnya.
Riwayat premorbid :
Bayi : normal
Anak
Remaja
pendiam dan introvert
Dewasa
Riwayat
Riwayat
keluarga :
pendidikan
kesehatan
Status neurologis
Status internus :
TD : 130/80 mmHg
RR : 24x/menit
HR : 68 x/menit
: S-2 ilmu
: normal
Status
psikiatrikus :
Keadaan Umum : compos mentis
Keadaan afektif (mood) : hipotimik
Hidup emosi
Stabilitas : stabil
Kedalaman: normal
Pengendalian : terkendali
Adekuat-inadekuat : adekuat
Echt-unecht : echt
Einfuhlung
: bisa dirabarasakan
Arus emosi : normal
Keadaan fungsi intelektual dan kognitif
Taraf pendidikan : sesuai
Daya konsentrasi
: kurang
Orientasi : waktu
Tempat baik
Orang
Daya ingat
: baik; amnesia (-), paramnesia (-), letologika (-)
Keadaan
Ilusi
(-)
Halusinasi (-)
Keadaan proses berpikir
Psikomotalitas : lambat
Mutu : baik
Arus pikiran : flight of idea (-),
inkoherensi (-)
Isi pikiran : waham (-)
Pemilikan pikiran : normal, obsesi (-),
alienasi(-)
Bentuk pikiran : autistik (-)
Pengendalian
impuls: Terkendali
Ansietas
(+)
Reality testing ability : Baik
Diagnosis
Aksis
Aksis
Aksis
Aksis
Aksis
I
II
III
IV
V
Terapi
Multiaksial :
: gangguan campuran depresi dan anxietas
: tidak ada diagnosis
: penyakit telinga (vertigo)
: stressor pekerjaan
: GAF scale 80-71
MRS
Diazepam
Setraline
2-5 mg 3x sehari
Kecemasan
Definisi
Kecemasan adalah suatu keadaan
patologis yang ditandai oleh
perasaan ketakutan disertai tanda
somatik pertanda sistem saraf
otonom yang hiperaktif (Kaplan dan
Saddock, 1997).
Etiologi
Teori
psikoanalisis
Teori biologis
Teori kognitif
Teori psikoanalisis
Sebagai
Teori kognitif
Kognitif keadaan cemas adalah melibatkan
distorsi negatif pengalaman hidup, penilaian
diri
yang
negatif,
peminisme,
dan
keputusasaan.
Pandangan
negatif
ini
selanjutnya menyebabkan perasaan depresi.
Menurut salah satu model, pasien yang
menderita gangguan kecemasan cenderung
menilai lebih (overestimate) terhadap derajat
bahaya dan kemungkinan bahaya didalam
situasi tertentu dan cenderung menilai
rendah kemampuan dirinya untuk mengatasi
ancaman yang datang kepada kesehatan fisik
atau psikologisnya.
Teori biologis
Hiperaktivitas sistem saraf otonom akan
mempengaruhi berbagai sistem organ dan
menyebabkan gejala tertentu, misalnya:
kardiovaskuler
(contohnya:
takikardi),
muskuler (contohnya: nyeri kepala),
gastrointestinal (contohnya: diare), dan
pernafasan (contohnya: nafas cepat).
Tiga
neurotransmiter
utama
yang
berhubungan dengan kecemasan adalah
norepinefrin, serotonin, dan gammaaminobutyric acid (GABA).
Depresi
Definisi
Depresi adalah gangguan perasaan
atau mood yang disertai komponen
psikologi berupa sedih, susah, tidak
ada harapan dan putus asa disertai
komponen biologis atau somatik
misalnya anoreksia, konstipasi dan
keringat dingin
Aspek biologi
Penyebabnya adalah gangguan neurotransmiter di
otak dan gangguan hormonal. Neurotransmiter
antara lain dopamin, histamin, dan noradrenalin.
Aspek psikologi
Sampai saat ini tak ada sifat atau kepribadian
tunggal yang secara unik mempredisposisikan
seseorang kepada depresi. Semua manusia dapat
dan memang menjadi depresi dalam keadaan
tertentu. Tetapi tipe kepribadian dependen-oral,
obsesif-kompulsif, histerikal, mungkin berada dalam
resiko yang lebih besar untuk mengalami depresi
daripada tipe kepribadian antisosial, paranoid, dan
lainnya dengan menggunakan proyeksi dan
mekanisme
pertahanan
mengeksternalisasikan
yang lainnya.
Aspek genetik
a) Penelitian keluarga
Dari penelitian keluarga secara berulang ditemukan bahwa sanak keluarga
turunan pertama dari penderita gangguan bipoler I berkemungkinan 8-18
kali lebih besar dari sanak keluarga turunan pertama subjek kontrol untuk
menderita gangguan bipoler I dan 2-10 kali lebih mungkin untuk menderita
gangguan depresi berat. Sanak keluarga turunan pertama dari seorang
penderita berat berkemungkinan 1,5-2,5 kali lebih besar daripada sanak
keluarga turunan pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipoler
I dan 2-3 kali lebih mungkin menderita depresi berat.
b) Penelitian adopsi
Penelitian ini telah mengungkapkan adanya hubungan faktor genetik
dengan gangguan depresi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa anak
biologis dari orang tua yang menderita depresi tetap beresiko menderita
gangguan mood, bahkan jika mereka dibesarkan oleh keluarga angkat yang
tidak menderita gangguan.
c) Penelitian kembar
Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian
untuk gangguan bipoler I pada anak kembar monozigotik 33-90 persen;
untuk gangguan depresi berat angka kesesuaiannya 50 persen. Sebaliknya,
angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah kira-kira 5-25 persen untuk
gangguan bipoler I dan 10-25 persen untuk gangguan depresi berat.
Penegakkan Diagnosis
Terapi
Pendekatan
psikoterapetik
berupa
kognitif-perilaku,
suportif, dan berorientasi-tilikan. Pendekatan kognitif
secara langsung menjawab distorsi kognitif pasien yang
dihipotesiskan, dan pendekatan perilaku menjawab keluhan
somatik secara langsung. Teknik utama yang digunakan
dalam pendekatan kognitif dan perilaku adalah lebih efektif
dibandingkan teknik tersebut jika digunakan sendiri-sendiri.
Tetapi suportif menawarkan ketentraman dan kenyamanan
bagi pasien, walaupun manfaat jangka panjangnya adalah
meragukan. Psikoterapi berorientasi-tilikan memusatkan
untuk mengungkapkan konflik bawah sadar dan mengenali
kekuatan ego. Manfaat psikoterapi berorientasi-tilikan untuk
gangguan kecemasan umum dilaporkan pada banyak kasus
anekdotal, tetapi tidak terdapat penelitian besar yang
terkendali.
Farmakoterapi
Dua
TERIMA KASIH