EDISI 1 2014
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL KARDINAH
JL. AIP. KS. Tubun No. 2 Tegal
Telp. ( 0283 ) 350377/ 350477/ 350577/ 341938, Fak ( 0283 ) 353131 Kode Pos 52124
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas rahmat dan
inayahNya sehingga penyusunan Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat
Intensif dapat terselesaikan.
Undang-Undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 29 menyebutkan
bahwa Rumah Sakit berkewajiban untuk memenuhi hak pasien dan mengedepankan kepuasan
pasien. Oleh sebab itu disusunlah Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat
Intensif yang bertujuan untuk mengatur pelayanan intensif di RSUD Kardinah Kota Tegal.
Pasien masuk ruang intensif perlu diidentifikasi dan dipilah berdasarkan diagnosis dan
parameter objektif, yang nantinya prioritas pasien masuk ke ruang intensif berdasarkan
beratnya penyakit dan prognosis. Pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1)
didahulukan dibandingkan dengan pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3),
sehingga pelayanan yang diberikan benar benar tepat sasaran dan berdaya guna secara
optimal.
Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat
dipindahkan dari ruang Intensif berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP ruang Intensif
dan tim yang merawat pasien
Panduan ini disusun bersama antara bidang Pelayanan Medik dengan beberapa
instalasi terkait dan perwakilan Pokja APK (Akses Ke Pelayanan & Kontinuitas Pelayanan)
yang merupakan bagian dari panitia Akreditasi RSUD Kardinah.
Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh tenaga medis dalam
memberikan pelayanan yang aman dan bermutu menuju kepuasan pasien. Kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan sehingga akan menambah
kesempurnaan penyusunan panduan dimasa mendatang.
Direktur
RSUD Kardinah Kota Tegal
PENYUSUN
EDITOR KEPALA : dr. Sri Primawati Indraswari, SpKK,MH,MM
Kontributor
1. dr. Rina Siama Rahmawati
2. dr. Marti Astuti,SpA.,Msc
3. Kiswo Utomo Skep, Ns
4. Sri Lestari Skep, Ns
5. Mustopo, Skep.Ns
DAFTAR ISI
KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN PANDUAN KRITERIA PASIEN MASUK DAN
KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
KATA SAMBUTAN DIREKTUR
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN .....................................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.
1
1
2
2
2
2
A.
B.
C.
D.
E.
F.
3
3
3
6
7
9
Pengertian ...........................................................................................
Pemberian Informasi Kepada Pasien / Keluarga ................................
Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Diagnosis ..................................
Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Parameter Objektif ...................
Kriteria Prioritas Pasien Masuk .........................................................
Kriteria Pasien Keluar ........................................................................
BAB IV
Pengertian ..........................................................................................
Kriteria Pasien Masuk ......................................................................
Kriteria Prioritas Pasien Masuk ........................................................
Kriteria Pasien Keluar Dari Ruang PICU .........................................
10
10
13
14
15
A. Pengertian ........................................................................................
15
BAB VI
BAB VII
15
16
16
17
20
A. Pengertian ........................................................................................
B. Kriteria Pasien ..................................................................................
20
20
PENUTUP .............................................................................................
22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang rawat intensif adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf
khusus dan perlengkapan yang khusus pula, yang ditujukan untuk observasi, perawatan
dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera, atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa
atau
potensial
mengancam nyawa.
Ruang-ruang
tersebut
menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang
fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain
yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.
Pada unit keperawatan tersebut, perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan
berbagai tenaga profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerjasama dalam
tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan
keselamatan pasien. Selain itu juga diperlukan dalam rangka meningkatkan pelayanan.
RSUD Kardinah sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang mempunyai
fungsi rujukan harus dapat memberikan pelawanan rawat intensif yang meliputi ICU,
HCU, PICU, NICU, dan ICCU yang profesional dan berkualitas dengan mengedepankan
mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, mengingat diperlukannya tenaga-tenaga
khusus serta terbatasnya sarana dan prasarana, maka perlu dibuat suatu panduan yang
mengatur kriteria pasien yang masuk dan keluar ruang rawat intensif agar
penggunaannya menjadi lebih efisien.
B. Tujuan
Meningkatkan efisiensi penggunaan ruang ICU, HCU, PICU, NICU, dan ICCU RSUD
Kardinah.
C. Manfaat
Menjadi acuan dalam penerimaan dan pemindahan pasien di ruang ICU, HCU, PICU,
NICU, dan ICCU RSUD Kardinah.
D. Ruang Lingkup
1.
2.
3.
4.
5.
E. Sasaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
F. Dasar Hukum
1.
2.
3.
4.
BAB II
KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR
RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
A. PENGERTIAN
Ruang Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu unit yang merupakan bagian dari unit
pelayanan di RSUD Kardinah. Ruang lingkup pelayannya meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Diagnosis penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa
dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari;
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
penatalaksanaan spesifik problema dasar;
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenik;
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung
pada alat/mesin dan orang lain.
B. PEMBERIAN INFORMASI KEPADA PASIEN / KELUARGA
Sebelum pasien dimasukan ke ICU, pasien dan/atau keluargannya harus mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus
mendapatkan perawatan di ICU, serta tindakan kedokteran yang mungkin akan dilakukan
selama pasien dirawat di ICU. Penjelasan tersebut diberikan oleh DPJP atai asisten DPJP
yang bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan/atau keluarganya dapat menerima
atau menolak untuk dirawat di ICU. Persetujuan atau penolakan dinyatakan dengan
menandatangani formulir informed consent.
C. KRITERIA PASIEN MASUK BERDASARKAN DIAGNOSIS
1. Sistem Cardiovaskuler
a. Infark Miokard Akut dengan komplikasi
b. Syok Kardiogenik
c. Aritmia kompleks yang membutuhkan monitoring ketat dan intervensi
d. Gagal jantung kongestif dengan gagal napas dan/atau membutuhkan support
hemodinamik
e. Hipertensi emergensi
f. Angina tidak stabil, terutama dengan disritmia, hemodinamik tidak stabil, atau
nyeri dada menetap
g. S/P cardiac arrest
h. Tamponade jantung atau konstriksi dengan hemodinamik tidak stabil
i. Diseksi aneurisma aorta
j. Blokade jantung komplit
2. Sistem Pernapasan
a. Gagal napas akut yang membutuhkan bantuan ventilator
b. Emboli paru dengan hemodinamik tidak stabil
hemodinamik
f. Hipo atau hipernatremia dengan kejang, penurunan kesadaran
g. Hipo atau hipermagnesemia dengan hemodinamik terganggu atau disritmia
h. Hipo atau hiperkalemia dengan disritmia atau kelemahan otot
i. Hipofosfatemia dengan kelemahan otot
7. Bedah
Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif
g. Sianosis
h. Tamponade jantung
(Sumber: Guidline for ICU admission, Discharge and Triage. Society Of Critical
Care Medicine, 1999)
E. KRITERIA PRIORITAS PASIEN MASUK
Jika pasien yang memenuhi kriteria masuk jumlahnya cukup banyak sedangkan kapasitas
ruang ICU terbatas, maka harus ditentukan prioritas pasien masuk berdasrakan beratnya
penyakit dan prognosis. Penilaian objektif hendaknya digunakan untuk menentukan
prioritas masuk ICU. Pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan
dibandingkan dengan pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3).
Kriteria pasien masuk ruang ICU adalah sebagai berikut:
1. Pasien Prioritas 1 (satu)
Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitsasi, seperti:
dukunganbantuan ventilasi dan alat bantu kontinyu, obat anti aritmia kontinyu
pengobatan kontinyu tertitrasi, misalnya pasca bedah kardiotorasik, pasien sepsis
berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.
Terapi pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas
2. Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan yang canggih di Icu, sebab sangat
beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif
menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien seperti ini antara lain
mereka yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau
yang telah mengalami pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak
mempunyai batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah.
3. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidakstabil stabil status kesehatan
sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian
atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan/atau manfaat terapi di ICU pada
golongan ini sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan
metastatik disertai penyakit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas,
atau pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit
akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan
akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau
resusitasi jantung paru.
4. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa, dan atas persetujuan Kepala Instalasi Ruang
Intensif, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa dikecualikan, dengan
catatan bahwa pasien pasien golongan demikian sewaktu-waktu harus bisa
dikeluarkan dari ICU agar fasilitas ICU yang terbatas tersebut dapat digunakan untuk
pasien prioritas 1,2,3 (satu, dua, tiga). Pasien yang tergolong demikian antara lain:
1.) Pasien yang membutuhkan kriteria masuk tapi menolak terapi tunjangan hidup
yang agresif dan hanya demi perawatan yang aman saja. Ini tidak
menyingkirkan psien dengan perintah DNR (Do Not Resuscitate). Sebenarnya
pasien-pasien ini mungkin mendapat manfaat dari tunjangan canggih yang
tersedia di ICU untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya.
2.) Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
3.) Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-pasien seperti
itu dapat dimasukkan ke ICU untuk menunjang fungsi organ hnya untuk
kepentingan donor organ.
F. KRITERIA PASIEN KELUAR
Pasien yang sudah stabil dan tidak membutuhkan pemantauan yang ketat dapat
dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh DPJP ruang ICU dan tim
yang merawat pasien.
1. Kriteria Umum
a. Bila kondisi psikologis pasien stabil dan kebutuhan monitor dan perawatan ICU
sudah tidak diperlukan lagi
b. Bila kondisi fisiologis pasien memburuk dan tidak ada lagi rencana intervensi
aktif, layak untuk keluar dari ICU dan mendapatkan tingkat perawatan lebih
rendah.
2. Tanda vital
a. Nadi > 60 atau < 100 kali/menit
b. Mean arterial pressure > 65 mmHg
c. Tekanan darah diastolik < 110 mmHg
d. Frekuensi napas 8-30 kali/menit
e. Diuresis > 0,5 ml/kgBB/jam
f. Spo2 > 93 % dengan nasal canul
g. Pasien sadar / tidak sadar sudah terpasang Tracheostomi tube
3. Nilai Laboratorium
a. Natrium serum 125-150 mEq/L
b. Kalium Serum 3-5,5 mEq/L
c. Paow > 60 mmHg
d. pH 7,3-7,5
e. Glukosa serum 80-180 mg/dl
f. Kalsium serum 2,5- mmol/L
Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif
BAB III
KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR
RUANG PEDIATRIC INTENSIVE CARE UNIT (PICU)
A. PENGERTIAN
Pediatric Intensive Care Unit (PICU) adalah fasilitas atau unit yang terpisah, yang
dirancang untuk penangan pasien anak yang mengalami gangguaan medis, bedah dan
trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya, yang memerlukan perawatan
intensif, observasi yang bersifat komprehensif dan perawatan khusus.
Pasien anak adalah pasien yang berumur mulai dari 29 hari sampai dengan 18 tahun
B. KRITERIA PASIEN MASUK
Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif
1. Sistem Respirasi
Pasien dengan gangguan / potensi gangguan respirasi berat yang mengancam nyawa.
Kondisi ini meliputi (namun tidak terbatas pada):
a. Kebutuhan penggunaan Endotracheal Tube dan ventilator mekanik
b. Gangguan sistem pernapasan (atas dan bawah) yang progresif dengan resiko
tinggi gagal napas dan atau obstruksial total
c. Kebutuhan terapi oksigen dengan FiO2 > 0.5
d. Pasca pemasangan trakeostomi
e. Barotrauma akut
f. Kebutuhan terapi inhalasi/nebulisasi yang sering
2. Sistem kardiovaskuler
Pasien dengan gangguan kardiovaskuler yang mengancam nyawa, antara lain (namun
tidak terbatas pada):
a. Syok
b. Pasca resusitasi jantung paru
c. Arimia yang mengancam nyawa
d. Gagal jantung kongestif (dengan atau tanpa kebutuhan ventilator)
e. Kelainan antung bawaan (dengan atau tanpa kebutuhan ventilator)
f. Pasca tindakan yang beresiko tinggi ( contoh kateterisasi)
g. Kebutuhan akan pemantauan tekanan darah secara invasif, tekanan vena sentral
atau tekanan arteri pulmonal
h. Kebutuhan pemasangan alat pacu jantung (pace maker)
3. Neurologis
Pasien dengan kelainan neurologis yang mengancam nyawa, antara lain:
a. Kejang yang tidak berespon dengan terapi standar atau membutuhkan
antikonvulsan kontinyu secara intravena
b. Gangguan kesadaran berat dan gangguan neurologis lain yang belum dapat
diperkirakan perkembangannya atau koma yang disertai dengan potensi gangguan
pernapasan
c. Pasca bedah syaraf yang memerlukan pemantauan ketat
d. Inflamasi akut atau infeksi medula spinalis, selaput otak atau otak dengan depresi
neurologis, gangguan metabolik dan hormonal gangguan pernapasan dan atau
hemodinamik atau kemungkinan peningkatan tekanan intrakranial
e. Trauma kepala dengan peningkatan tekanan intrakranial
f. Perawatan praoperatif bedah syaraf dengan penurunan status neurologis
g. Disfungsi neuromuskuler progresif tanpa gangguan kesadaran yang membutuhkan
pemantauan respirasi dan kardiovaskuler
h. Trauma spinal
i. Penggunaan drain ventrikel eksternal
4. Hematologi dan Onkologi
Pasien dengan gangguan hematologi dan onkologi yang mengancam nyawa, antara
lain:
a. Transfusi tukar
b. Plasmaferesis atau leukoferesis dengan kondisi klinik tidak stabil
Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif
c. Koagulopati berat
d. Anemia berat dengan gangguan hemodinamik dan/atau respirasi
e. Komplikasi krisis sickle cell
f. Kemoterapi dengan antisipasi terjadinya sindroma lisis tumor
g. Tumor yang menekan pembuluh darah vital jalan napas, atau organ vital lainnya
5. Endokrin dan Metabolik
Pasien dengan gangguan endokrin dan metabolik yang mengancam nyawa antara lain:
a. Ketoasidosis diabetik
b. Gangguan elektrolit seperti:
Hiperkalemia yang membutuhkan pemantauan jantung dan terapi intervensi
Hipo- atau hipernatremi berat
Hipo- atau hiperkalsemi
Hipo-atau hiperglikemia dengan keadaan klinis tidak stabil
Asidosis metabolik berat
Gangguan keseimbangan cairan kompleks
c. Inborn errors of metabolism dengan kegawatan yang mengancam nyawa
6. Gastrointestinal
Pasien dengan gangguan saluran cerna yang mengancam nyawa antara lain:
a. Perdarahan saluran cerna akut dan berat
b. Pasca endoskopi darurat
c. Gagal hati akut
7. Bedah
Kondisi pasca bedah yang umumnya membutuhkan pemanatauan dan tindakan invasif
antara lain:
a. Bedah kardiovaskuler
b. Bedah thorak
c. Bedah saraf
d. Bedah THT
e. Bedah kraniofasial
f. Bedah ortopedi dan tulang belakang
g. Bedah umum dengan gangguan hemodinamik dan respirasi
h. Transplantasi organ
i. Trauma multiple dengan atau tanpa gangguan kardiovaskuler
j. Kehilangan darah dalam jumlah besar
8. Ginjal dan Saluran Kemih
Pasien dengan gangguan ginjal dan saluran kemih yang mengancam nyawa, antara
lain:
a. Gagal ginjal
b. Kebutuhan hemodialisa, dialisa peritoneal atau renal replacement therapy lain
dalam keadaan tidak stabil
c. Rhabdomyolisis akut dengan isufiensi ginjal
9. Gangguan lain
Pasien dengan gangguan lain yang mengancam nyawa antara lain:
a. Keracunan atau overdosis obat dengan potensi kegagalan organ
b. Gagal multipel organ
c. Hipernatremia maligna
10
d. Trauma elektrik atau trauma lingkungan lain: luka bakar > 10 % luas permukaan
kulit
C. KRITERIA PRIORITAS PASIEN MASUK
Kriteria prioritas pasien masuk ruang ICU adalah sebagai berikut:
1. Pasien prioritas 1 (satu)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis yang dengan terapi intensif dapat sembuh
sempurna dan dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensi genetiknya.
2. Pasien prioritas 2 (dua)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit dasar yang secara medis saat
ini belum dapat ditanggulangi namun dengan terapi intensif dapat menanggulangi
keadaan kritis sepenuhnya, hingga anak kembali pada keadaan sebelum dirawat di
PICU.
3. Prioritas 3 (tiga)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit dasar menyebabkan anak
tidak mempunyai kontak dengan lingkungannya secara permanen dan tidak
mengalami tumbuh kembang.
4. Prioritas 4 (empat)
Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan prognosis sangat buruk sehingga
dengan terapi intensif pun proses kematian tidak dapat dicegah.
D. KRITERIA PASIEN KELUAR DARI RUANG PICU
Pasien dinyatakan dapat keluar dari ruang PICU jika memenuhi kriteria berikut:
a. Parameter hemodinamik stabil
b. Status respirasi stabil (tanpa ETT, jalan napas bebas, gas darah normal)
c. Kebutuhan suplementasi oksigen minimal ( tidak melebihi standar yang dapat
dilakukan diluar ruang intensif pediatrik)
d. Tidak lagi dibutuhkan tunjangan inotropik, vasodilator, aritmia, atau bila masih
dibutuhkan, digunakan dalam dosis rendah dan dapat diberikan dengan aman diluar
e.
f.
g.
h.
i.
ruang intensif
Disritmia jantung terkontrol
Alat pemasangan tekanan intrakranial invansif tidak terpasang lagi
Neurologi stabil kejang terkontrol
Kateter pemantauan hemodinamik telah dilepas
Pasien dengan ketergantungan ventilator mekanik kronik harus telah mengatasi
keadaan akutnya hingga hanya dibutuhkan perawatan dengan ventilator biasa diluar
11
l. Staf medik dan keluarga telah melakukan penilaian bersama dan menyepakati bahwa
tidak ada lagi keuntungannya untuk tetap mempertahankan anak diruan intensif.
BAB IV
KRITERIA MASUK DAN KELUAR
RUANG NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU)
A. PENGERTIAN
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah fasilitas atau unit yang terpisah, yang
dirancang untuk penangan pasien neonatus yang mengalami gangguan medis, bedah dan
trauma, atau kondisi yang mengancam nyawa lainnya, yang memerlukan perawatan
intensif, observasi yang bersifat komprehensif dan perawatan khusus.
Pasien neonatus adalah pasien yang berumur 0-28 hari
Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif
12
13
2. Tanda Vital
a. Nadi > 80 atau < 180 kali/menit
b. Frekuensi napas 40-60 kali/menit
c. Diuresis > 0,5 mL/kgBB/jam
d. SpO2 > 93 % dengan nasal kanul
3. Nilai Laboratorium
a. PaO2 >60 mmHg
b. pH 7,3 7,5
BAB V
PROTOKOL INDIKASI MASUK DAN KELUAR
RUANG CARDIOVASCULAR INTENSIVE CARE UNIT (CICU)
KATEGO
RI
Aritmia
INDIKASI MASUK
1. Hemodinamik tidak stabil
2. Membutuhkan tindakan synchronized
INDIKASI KELUAR
Tidak didapatkan
ketidakstabilan
hemodinamik
Pada pemeriksaan
EKG, tidak
didapatkan aritmia
maligna dalam 24
jam
response:
Dyspneu on effort
Shortness of breath
Edema paru akut
Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat Intensif
14
d. Supraventricular Tachycardia:
Gelisah
Cemas
e. Sinus Bradikardi dan blok AV:
Perubahan status mental akut
Nyeri dada yang menetap
Shortness of breath
Hipotensi
Tanda-tanda syok
Kongesti paru
CHF
Emboli paru 1. Disertai dengan syok kardiogenik akibat
emboli paru masif
2. Akan dilakukan tindakan trombosis
Diseksi
Aorta
atau intervensi
kardiologi tidak
terapi medikamentosa
didapatkan komplikasi
yang mengganggu
Gagal
Jantung
hemodinamik
Tidak didapatkan tanda
dan gejala dari
ketidakstabilan
hemodinamik
multiorgan
2. Didapatkan edema paru akut:
Saturasi O2 < 90%
Ronki basah halus > 1/3 lapangan paru
Takipnea
3. Disertai dengan miokarditis fulminan
4. Disertai gagal ginjal yang membutuhkan
terapi hemodialisa atau hemofiltrasi
5. Akan menjalankan pemasangan
percutaneous mechanical divice (seperti intra
Nyeri dada,
sindrom
koroner
15
akut, infark
miokard
akut
hemodinamik:
100 kali/menit
Tekanan darah sitolik
waktu 24 jam
Tidak didapatkan
komplikasi mekanik,
elektric yang
mengganggu
Penyakit
Disertai dengan:
jantung
1.
2.
bawaan
pada
dewasa
Tamponade
jantung
Sianosis berat
Gagal jantung kongestif
Hipertensi pulmonal
Sindrom Einmenger
Aritmia jantung
Gangguan hemodinamik ringan atau berat
Memerlukan perikardiosentesis atau
perikardiektomi
Varvular
Heart
Disease
2.
3.
4.
5.
6.
7.
hemodinamik
Tidak didapatkan tanda
dan gejala dari
ketidakstabilan
hemodinamik
Tidak didapatkan tanda
dan gejala dari
ketidakstabilan
hemodinamik
Tidak didapatkan tanda
dan gejala dari
ketidakstabilan
hemodinamik
16
BAB VI
KRITERIA PASIEN MASUK DAN KELUAR
RUANG HIGH CARE UNIT (HCU)
A. PENGERTIAN
Ruang High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di rumah sakit bagi pasien dengan
kondisi respirasi, hemodinamik dan kesadaran yang stabil yang masih memerlukan
pengobatan, perawatan dan observasi secara ketat. Pelayanan HCU adalah pelayanan
medik pasien dengan kebutuhan memerlukan pengobatan, perawatan, dan observasi
secara ketat dengan tingkat pelayanan yang berada di antara ICU dan ruang rawat inap
(tidak perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di ruang rawat biasa karena
memerlukan observasi yang ketat).
B. KRITERIA PASIEN
1. Indikasi Masuk
a. Pasien dengan gagal organ tunggal yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi
komplikasi
b. Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif
2. Indikasi Keluar
a. Pasien sudah stabil yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat
b. Pasien yang memburuk sehingga perlu pindah ke ICU
3. Pasien yang tidak perlu masuk HCU
a. Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (misalnya kanker stadium akhir)
b. Pasien/ keluarga menolak untuk dirawat di ruang HCU (atas dasar informed
consent)
Beberapa keadaan yang memerlukan perawatan HCU antara lain:
1. Sistem Kardiovaskuler
a. Miokard Infark dengan Hemodinamik stabil
b. Gangguan irama jantung dengan hemodinamik stabil
c. Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung sementara/menetap
dengan hemodinamik stabil
d. Gagal Jantung Kongestif NYHA kelas I atau II
e. Hipertensi urgensi tanpa ada gagal organ target
2. Sistem Pernapasan
Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif
3. Sistem Saraf
17
a. Cedera kepala sedang sampai berat yang stabil dan memerlukan tirah baring dan
memerlukan pemeliharaan jalan napas secara khusus, seperti hisap lendir
b. Cedera sumsum tulang belakang leher yang stabil
4. Sistem Saluran Pencernaan
Perdarahan saluran cerna bagian atas tanpa hipotensi dan respon dengan pemberian
cairan
5. Sistem Endokrin
Diabetik Ketoasidosis dengan infuse insulin kontinyu
6. Pembedahan
Pasca bedah besar dengan hemodinamik stabil, tetapi masih memerlukan resusitasi
cairan dan pengawasan
7. Kebidanan dan Kandungan
Preeklamsia pada kehamilan atau pasca persalinan
BAB VII
PENUTUP
18
Panduan ini merupakan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan ruang rawat intensif di
RSUD Kardinah. Dengan adanya panduan ini diharapkan penggunaan ruang rawat intensif di
RSUD Kardinah dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
19