Acara 1 Fosil Dan Pemfosilan
Acara 1 Fosil Dan Pemfosilan
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Fosil
Fosil adalah sisa, jejak, atau bekas hewan maupun tumbuhan yang hidup pada
masa lampau yang terawetkan maupun tertimbun secara
alamiah. Syarat
terbentuknya suatu fosil adalah organisme memiliki bagian tubuh yang keras.,
mengalami pengawetan, terbebas dari bakteri pembusuk, terjadi secara alamiah tanpa
rekaya manusia, mengandung kadar O2 yang sedikit dan berumur lebih dari 10.000
tahun lamanya.
Menurut definisi tersebut, Mummy Mesir tidaklah dapat dikategorikan sebagai
fosil. Begitupula dengan peralatan-peralatan hidup manusia purba. Batas antara masa
lampau dan masa kini adalah pada awa Holosen, atau kira-kira 11.000 tahun yang
lalu.
Jenis Fosil
Berdasarkan tipe pengawetan, fosil dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu:
1. Fosil tidak Terubah
Semua bagian organisme yang terawetkan, baik yang lunak maupun yang
keras. Misalnya, mammoth yang terawetkan dalam es di Siberia.
2. Fosil yang Mengalami Perubahan
Perubahan dapat berupa:
a. Permineralisasi
b. Replacement
c. Rekristalisasi
3. Fosil berupa Jejak atau Bekas
Tidak semua fosil terawetkan dalam bentuk siap dikenal, sering hanya
bukti-bukti tidak langsung dari jejak fosil yang ada untuk diinterpretasikan.
Contoh bukti tidak langsung adalah:
a. Mold and cast, cangkang yang tertupi material sedimen yang mengalami
kompaksi mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada batuan
sedimen disebut mold. Apabila mold terisi oleh mineral-mineral sekunder
lainnya disebut cast
b. Imprint, jejak yang terbentuk pada sedimen yang halus, pasir halus,
maupun lumpur.
c. Tracks and Trails, jejak perpindahan suatu organisme pada materialmaterial lunak
Mengalami pengawetan
meander.
PEMBAHASAN
Kira-kira 550 juta tahun yang longsoran lumpur terjadi di dasar laut purba.
Tumbuhan dan binatang tersangkut pada proses tersebut ke dasar laut yang lebih
dalam dan terjebak dalam lapisan sedimen lumpur yang kemudian mengalami
lithifikasi menjadi serpih. Selanjutnya serpih megalami pengangkatan membentuk
terlarut seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi. Maka, unsurunsur tadi mengisi rongga-rongga dengan mineral. Dengan adanya proses
ini, fosil akan menjadi lebih berat dan tahan lama.
c. Replacement, material penyusun organisme yang mengalami pelarutan
dan digantikan oleh mineral yang lain. Selama proses ini, volume dan
bentuk asli organisme tidaklah berubah, tetapi material penyusunnya
mengalami perubahan.
4. Pengawetan, proses yang menyebabkan suatu organisme baik seluruh atau
sebagian dari tubuhnya tetap terawetkan dengan sedikit perubahan sifat kimia
maupun fisiknya.
5. Mold and cast, cangkang yang tertupi material sedimen yang mengalami
kompaksi mengalami pelarutan dan meninggalkan cetakan pada batuan
sedimen disebut mold. Apabila mold terisi oleh mineral-mineral sekunder
lainnya disebut cast.
6. Organic trap, organisme yang secara utuh terjebak pada suatu material
sehingga tertimbun dan menjadi fosil.
7. Tracks and Trails, jejak perpindahan suatu organisme pada material-material
lunak dan meninggalkan tapak yang sangatlah jelas disebut track. Sedangkan
trail adalah jejak perpindahan organisme yang menimbulkan kenampakan
yang sangat halus.
8. Fake fosil, fosil rekayasa yang sengaja dibentuk oleh manusia sebagai peraga.
9. Bekas gigtan, fosil tulang yang memiliki bekas gigitan dari carnivora maupun
hewan pengerat.
10. Koprolit, kotoran hewan yang terawetkan. Koprolit digunakan untuk
menentukan habitat, jenis makanan serta memperkirakan ukuran hewan
11.
tersebut.
Gastrolit, batu yang permukaannya halus yang ditemukan di dalam badan
hewan yang telah menjadi fosil.
DAFTAR PUSTAKA
www. academia.edu/11159238/LAPORAN_PRAKTIKUM_PALEONTOLOGI,
diaskses pada Kamis, 12 November 2015, pukul 08.58 WITA
http://odarockisthebest.blogspot.co.id/2011/03/makalah-fosilisasi.html, diaskses
pada Kamis, 12