Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN

Kelompok 1 Kloter 1
Asisten :
Reynato Wijaya Saputro

(24020112120005)

Praktikan :
Pandhit Rahmad Baskoro (24020113140100)
Marina

(24020114120001)

Annisa Fadillah

(24020114120010)

Ayu Eka Putri Pabanga

(24020114120018)

Diah Ziadaturrifah

(24020114120027)

Ika Oktavia Nurmila

(24020114120038)

Nurdiana Riska

(24020114120047)

LABORATORIUM BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

ACARA VII
MENGUKUR TINGKAT KEASAMAN DARAH

I.

II.

Tujuan
1.1 Mengetahui prinsip dan cara pengukuran ph darah
1.2 Membandingkan ph darah hewan pada kondisi tertentu
Tinjauan Pustaka
2.1 PH Darah
PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak
dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan
teoritis. Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan
cairan tubuh lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH: pH 7,0 adalah netral, pH
diatas 7,0 adalah basa (alkali), pH dibawah 7,0 adalah asam (Brooker, 2008).
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu
basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,357,45. Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH
yang sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ
(Winarto,2000).
Nilai pH darah menunjukkan tingkat keasaman darah dalam tubuh. Nilai normal
pH darah adalah 7,35-7,45. Nilai pH darah ini berkaitan erat dengan keseimbangan asam
basa dalam tubuh. Pada kondisi asidosis (pH darah menurun) afinitas Hb terhadap
oksigen berkurang, sehingga oksigen yang dapat ditranspor oleh darah berkurang. Pada
kondisi alkolis (pH meningkat) afinitas Hb terhadap oksigen meningkat (Asmadi,2008).
Asidosis dalam cairan tubuh mengacu pada peningkatan konsentrasi H + diatas
normal atau penurunan pada HCO3- di bawah normal, yang mengakibatkan penurunan
pH cairan tubuh sampai 7,35 (Tambayong,2000).
Skala pH adalah logaritma, yang berarti bahwa perubahan satu skala
menunjukkan

perubahan

sepuluh

kali

lipat

dalam

[H+].

Hal

terpenting

saat mempertimbangkan pH darah, yang harus berada dalam kisaran sempit (pH 7,357,45) agar homestasis dipertahankan. Jika pH darah berada di luar kisaran ini, disfungsi
fisiologis akan terjadi dengan cepat (Brooker,2008).
Perubahan kecil saja pada pH normal dapat menyebabkan rusaknya banyak zat
yang ada di dalam tubuh, berubahnya kecepatan reaksi kimia sel-sel, dan berhentinya
beberapa reaksi biokimia yang akhirnya dapat mengakibatkan kematian. Kematian terjadi
apabila pH naik di atas 7,8 atau turun sampai di bawah 7,0 (Sumardjo,2006).
Menurut Asmadi (2008) tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan
keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal
memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang
biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH bekerja
secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH yang
paling penting dalam darah menggunakanbikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen
basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam).
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih
banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang
masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan
lebih sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari
metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa
karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang
dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika
pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih
basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah
menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka
pusat pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.

2.2 Saluran Digestoria Gallus sp


Sistem pencernaan pada ayam menurut Kustono (2008) terbagi atas :
1) Trachus Digestivus.
Terdiri atas cavum oris yang di dalamnya ada lingua kecil runcing yang
dibungkus oleh lapisan zat tanduk, pharynx yang pendek, esophagus yang
panjangdan melebar menjadi ingluvies (tembolok) sebagai tempat penimbunan
bahan makanan sementara dan pelunakan.
Dari ingluvies masuk dalam proventriculus/ lambung kelenjar yang
menghasilkan cairan lambung (asam), ventriculus yang berdinding tebal berlapis
jaringan epitel yang keras di sebelah dalam dan menghasilkan sekresi, intestinum
yang terbagi atas bagian haluys dan bagian akhir adalah rectum, lalu kloaka dan
yang terakhir adalah anus.
2) Glandulae Digestoria
Terdiri atas glandulae buccalis/ glandulae salivales (kelenjar ludah). Hepar
sebagai salah satu kelenjar pencernaan yang relatif besar, berwarna merah coklat
dengan beberapa lobus, yaitu lobus dexter dan sinister, tiap lobus memiliki satu
ductus hepaticus yang bermuara pada duodenum, vesica fellea sebagai penampung
billus (empedu).Pancreas terletak antara pars ascendens dan pars descendens
doudeni. Biasanya mempunyai 3 saluran yang bermuara pada pars ascendens
doudeni.
2.3 Metode Pengukuran PH pada Darah dan Sistem Digestoria
Metode pengukuran PH darah dan sistem digestoria pada Gallus sp adalah
dengan mencelupkan PH indikatorke dalam sample darah selama beberapa menit,
kemudian mengangkat dan mengeringkan ph indicator tersebut dengan dianginanginkan. setelah itu menyesuaikan warna ph indicator tersebut dengan warna standar
dan membaca angka ph yang didapatkan (Asmadi, 2008).

III.

Metode
3.1 Alat
3.1.1 cuvet sentrifuges
3.1.2 pipet
3.1.3 tabung reaksi
3.1.4 strip pH indicator
4.1.5 blok pH indicator
3.1.6 alat tulis
3.1.7 cotton bud
3.1.8 kamera
3.1.9 kotak pembedahan
3.1.10 seperangkat alat bedah
3.2 Bahan
3.2.1 darah ayam
3.2.1 ayam
3.3 Cara Kerja
3.3.1 pengambilan darah dan pengukuran pH darah
3.3.1.1 darah diambil dari vena jugularis (leher) atau vena branchialis unggas.
Peralatan yang akan digunakan dibersihkan dahulu dengan alcohol 70%.
Hewan percobaan berupa unggas, diambil darahnya dari vena branchialis
pada bagian sayap Daerah pengambilan darah dibersihkan dengan kapas
yang telah dicelupkan kedalam alcohol 70 %. Vena branchialis ditusuk
menggunakan lanset atau jarum untik dengan arah miring.
3.3.1.2 Darah yang keluar ditampung dalam tabung reaksi, selama beberapa saat
darah didiamkan mengendap, ditunggu ampai terbentuk cairan bening
(serum) yang berda diatas darah yang mengendap.
3.3.1.3 Serum yang telah dibentuk kemudian diambil dengan pipet dan
dipindahkan

ke

cuvet

sentrifuse.

Serum

disentrifugasi

dengan

menggunakan sentrifuse Selma 15-20 menit. Serum darah yang telah


disentrifugasi dipakai dalam menentukan tingkat keasaman darah (pH).
3.3.1.4 Strip pH indicator dicelupkan kedalam serum darah, didiamkan selam 5
menit.
3.3.1.5 Strip pH indicator diangkat dan dikeringkan
3.3.1.6 perubahan warna yang terjadi pada strip pH indicator dibandingkan
dengan warna standar yang terdapat pada blok pH indicator

3.3.1.7 warna pada strip pH indicator yang sama dengan warna standar pada
blok pH indicator menunjukkan pH darh, kemudian dicatat angka yang
diperoleh dari prsamaan warna tersebut pada lembar kerja yang tersedia.
3.3.2 pengukuran pH system digestoria
3.3.2.1Strip ph indikator dicelupkan kedalam organ unggas yang telah
dipersiapkan sebelumnya dan didiamkan selama 5 menit.
3.3.2.2 Strip ph indikator diangkat dan dikeringkan .
3.3.2.3 Strip ph indikator kemudian diliat dan dicocokan denga warna standar dan
ditulis hasilnya apakah asam, basa atau netral

IV.

Hasil pengamatan
Bagian yang diamati

pH

Darah

Ingluvies

Proventriculus

Ventriculus

Intestinun Tenue

Intestinum Crassum

Kloaka

V.

Pembahasan
Acara praktikum ke VII yang berjudul Mengukur Tingkat Keasaman Darah
bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan cara pengukuran pH darah serta
dapat membandingkan pH darah hewan pada kondisi tertentu. Praktikum ini telah
dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 yang bertempat di laboratorium BSF
(Biologi Struktur dan Fungsi Hewan maupun Tumbuhan) dilantai dua, jurusan biologi,
Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarng. Adapun alat yang
dibutuhkan pada praktikum ini adalah cuvet sentrifuges, pipet, tabung reaksi, strip pH
indicator, blok pH indicator, alat tulus, cotton bud, kamera, kotak pembedahandan
seperangkat alat bedah. Adapun bahan yang digunakan adalah darah ayam dan ayamnya.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa pengukuran
pH darah menunjukkan angka 2 yang mengartikan bahwa ayam yang digunakan untuk
praktikum pH darahnya bersifat asam.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa sistem
digesti ayam mulai dari pakan masuk sampai keluar sebagai ekskreta antara lain
mulut/paruh, oesophagus, crop(tembolok), proventriculus, gizzard(empedal/ventrikulus), u
sus yang terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum,coecum, usus besar(rektum), dan
kloaka. Di samping itu terdapat kelenjar pencernaan yang berperan sebagai penghasil
enzim dalam proses pencernaan makanan yaitu pankreas, hati dan limfa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Yuwanta (2008) yang menyatakan bahwa organ pencernaan ayam tediri
atas mulut, faring, esophagus, temblok, lambung kelenjar, lambung otot, usus halus, usu
buntu, usus besar, kloaka dan alat asesoris yang berupa hati, limpa dan pankreas. Paruh
ayam berbentuk seperti corong yang runcing dan didalamnya terdapat lidah yang tebal
serta menghasilkan saliva untuk membantu proses pencernaan di dalam mulut.
Esophagus setelah dilakukan pengukuran kadar pH menunjukkan angka 4 atau
asam. Tembolok merupakan modifikasi dari oesophagus yang memiliki fungsi sebagsai
tempat menampung pakan sementara didalam tubuh ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat
Winarto (2000) bahwa fungsi utama tembolok adalah untuk menyimpan pakan sementara,
terutama pada saat ayam makan dalam jumlah banyak.

Proventikulus atau lambung kelenjar merupakan tempat terjadinya pencernaan


secara enzimatis. Berdasarkan hasil pengukuran pH di dalam proventrikulus yaitu sebesar
4, hal ini berarti suasana di dalam proventrikulus adalah asam, karena dapat
mengekskresikan HCL, pepsin. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuwanta (2008) bahwa
Proventrikulus merupakan perut

kelenjar

atau succenturiate

ventricle atauglandular

stomach yang mengekskresikan pepsinogen dan HCl untuk mencerna protein dan lemak.
Ventriculus (gizzard) disebut juga perut muscular (muscular stomach) yang
merupakan perpanjangan dari proventrikulus dan fungsi utamanya untuk memecah /
melumat pakan dan mencampur dengan air pasta yang disebut chymne. Berdasarkan hasil
pengamatan dan pengukuran pH di dalam Ventriculus diperoleh hasil pH adalah 4, hal ini
berarti suasana didalam gizzard adalah asam. hal ini sesuai dengan pendapat Kustono
(2008), bahwa gizzard bersifat asam dengan pH 2 sampai 3,5 dan tidak ada digesti enzim.
Usus terdiri atas saluran makanan yang dimulai dari duodenum, yaitu usus halus di
bagian depan, jejunum, ileum dan berakhir di rektum atau usus besar di bagian paling
belakang. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran pH di dalam intestinum tenue
diperoleh hasil ph adalah 5 dan intestinum crassum diperoleh hasil pH adalah 6. hal ini
tidak sesuai pendapat Kustono (2008), bahwa intestinum bersifat basa dikarenakan sekresi
bikarbonat dari pankreas.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran pH didalam kloaka diperoleh hasil
pH adalh 7 yang berarti menandakan bahwa kloaka bersifat netral
.

VI.

Kesimpulan
6.1 Praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh bahwa cara pengukuran ph adalah dengan
menusukan strip ph indikator ke dalam organ hewan yang akan diukur phnya lalu
menyamakannya dengan warna standar.
6.2 pH darah hewan sewaktu waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi hormon
didalamnya serta makan yang masuk kedalam tubuh hewan tersebut, jika makanan yang
masuk kedalam organ hewan mengandung banyak asam maka ph akan asam begitupun
sebaliknya. Sistem pencernaan ayam berdasarkan hasil pengamatan terdiri atas mulut
(paruh), kerongkongan (esophagus), tembolok, lambung kelenjar (proventrikulus),
lambung otot (gizzard), usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum, usus
besar, usus buntu (caecum) dan kloaka. Masing-masing organ mempunyai fungsi
tersendiri dalam peranannya untuk menceerna makanan. Pengujian kadar pH terhadap
beberapa

organ

pencernaan

ayam

diperoleh

data

sebagai

berikut: Esophagus, Proventrikulus, Ventriculus, Intestinum Tenue, Intestinum Crassum


bersifat asam. Sementara Kloaka bersifat netral. Pengujian kadar pH darah ayam
diperoleh angka 2 yang mengartikan bahwa ayam yang digunakan untuk praktikum
pHnya bersifat asam.

Daftar Pustaka
Asmadi.2008.Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar

Klien.
Brooker, C. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Terjemahan: Estu Tiar. EGC. Jakarta.
Kustono, D.T. Widayati, Ismaya, dan S. Bintara. 2008. Bahan Ajar. Fisiologi Ternak.
Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak. Bagian Produksi Ternak. Fakultas
Peternakan. UGM.
Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia. Buku Kedokteran EGC.Jakarta.
Tambayong, J. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. EGC.Jakarta.
Winarto. 2000. Beternak Ayam Pedaging. Pustaka Media. Yogyakarta.
Yuwanta, Tri. 2008. Dasar Ternak Unggas Cetakan ke-5. Kanisius. Yogyakarta.

LEMBAR PENGESAHAN

Praktikan 1,

Praktikan 2,

Pandhit Rahmad Baskoro


24020113140100

Marina
24020114120001

Praktikan 3,

Praktikan 4,

Annisa Fadillah
24020114120010

Ayu Eka Putri Pabanga


24020114120018

Praktikan 5,

Praktikan 6,

Ika Oktavia Nurmila


24020114120038

Nurdiana Riska
24020114120047

Asisten,

Reynato Wijaya Saputro


24020112120005

Anda mungkin juga menyukai