Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk
hidup untuk menerima bahan bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas
dalam tubuhnya sendiri. Bahan bahan tersebut dikenal dengan istilah
nutrient (unsur gizi, yaitu : air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral) (Mary E. Back, 2000).
Nutrien adalah zat penyusun bahan makanan yang banyak diperlukan
oleh tubuh untuk metabolisme, yaitu : air (H2O), protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral (FKUI (Edisi 1), 1985).
Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan
berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda beda
dan anak mempunyai karakteristik yang khas dalam mengkonsumsi makanan
atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan makanan yang tepat
pad anak, tentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien, kemudian tentukan
jenis bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesuai dengan menu
yang diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian makanan dan perhatikan
porsi yang dihabiskannya (Yupi Supartini, 2004).
B. TUJUAN NUTRISI
Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik baiknya
kepada bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut :
1. Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam :
Memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit.
Melaksanakan berbagai jenis aktivitas.
Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.
2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan
menentukan makanan yang diperlukan (FKUI (Edisi 1), 1985).

C. DAMPAK NUTRISI PADA TUMBUH KEMBANG ANAK


Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya semata mata untuk
memenuhi kebutuhan fisik atau fisiologia anak, tetapi juga berdampak pada
aspek psikodinamika, perkembangan psikososial, dan maturasi organik.
Berikut ini akan diuraikan dampak nutrisi pada aspekaspek tersebut.
1. Dampak psikologis
a. Psikodinamika (Freud)
Pada anak usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah
kebutuhan dasar melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak
mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral saat makan
dan minum. Kebutuhan makn dan minum anak dipenuhi lingkungan,
khususnya ibu, baik berupa air susu ibu (ASI) pada saat menyusui
maupun makanan lumat. Dampak psikodinamika yang diperoleh bayi
adalah

kepuasaan

karena

terpenuhinya

kebutuhan

dasar

dan

kehangatan saat pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.


b. Psikososial (Erikson)
Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut
pendekatan psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak
percaya sebagai kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut.
Makanan dapat merupakan stimulus yang dapat meringankan rasa
lapar anak, dan memuaskan yang konsisten terhadap rasa lapar dapat
mempengaruhi kepercayaan anak pada lingkungannnya, terutama pada
keluarga.
c. Maturasi organic (Piaget)
Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan
adalah pengalaman mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau
pengecapan, penciuman, pergerakan, dan perabaan. Dengan demikian
dikenalkan berbagai macam makanan, anak akan kaya dengan berbagai
macam rasa, demikian juga dengan bertambah kayanya penciuman
melalui bahan makanan.

Selain itu, dengan makanan anak akan dapat meningkatkan


keterampilan, seperti memegang botol susu, memegang cangkir,
sendok, dan keterampilan koordinasi gerakan seperti menyuap dan
menyendok makanan.
2. Dampak fisiologis
Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap
pertumbuhan fisik anak. Selama intrauterine (di dalam uterus), asupan
nutrisi yang adekuat pada ibu berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu,
tetapi lebih pada pertumbuhan janin. Dengan asupan nutrisi yang adekuat,
dari hari ke hari kehamilan ibu bertambah besar dan sejalan dengan itu
janin tumbuh dan berkembangsampai pada usia kehamilan yang matang,
maka janin siap dilahirkan dengan berat badan, panjang badan dan
pertumbuhan organ fisik lainnya yang normal.
Terutama pada trimester ke pertama pada saat terjadi pertumbuhan
otak, asupan nutrisi yang adekuat terutama protein akan mempengaruhi
petumbuhan otak. Sebaliknya, apabila ibu tidak mendapt asupan gizi yang
adekuat, bayi dapat lahir dengan berat badan rendah. Diet atau pembatasan
makanan pada ibu selama masa kehamilan akan menurunkan berat badan
bayi. Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang tepat untuk
bayi, toddler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja akan sangat
mempengaruhipada pertumbuhan fisik mereka, yaitu anak akan bertambat
berat dan bertambah tinggi atau meningkat secara kuantitas.
(Yupi Supartini, 2000)
D. JENIS JENIS KEBUTUHAN NUTRIEN YANG DIPERLUKAN BAYI
DAN ANAK
1. Air (H2O)
Air merupakan nutrien yang berfungsi menjadi medium untuk
nutrien lainnya. Berikut ini adalah tabel kebutuhan anak usia bayi untuk
pemenuhan kebutuhan terhadap air :

No.

Usia

Air per kg BB per hari (ml)

3 hari

80 100

10 hari

125 150

3 bulan

140 160

6 bulan

130 155

9 bulan

125 145

1 tahun

120 135
(Yupi Supartini, 2004)

Sekitan 65% dari bobot tubuh adalah air. Air ini merupakan unsur
paling penting diantara semua nutrient dan terdapat baik dalam makanan
padat maupun dalam minuman. Sejumlah kecil air dihasilkan oleh
metabolisme. Air merupakan media tempat semua proses metabolisme
berlangsung. Kehilangan air terjadi melalui udara pernafasan disamping
itu lewat keringat, urine dan feses. Manusia dapat hidup berminggu
minggu tanpa makanan, namun tanpa air hidupnya hanya beberapa hari
saja (Mery E. Beck, 2000).
2. Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial.
Tedapat dua jenis protein, yaitu :
1) Protein hewani : yang didapat dari daging hewan.
2) Protein nabati : yang didapat dari tumbuh tumbuhan.
Nilai gizi protein hewani lebih besar dari pada protein nabati dan lebih
mudah diserap oleh tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan
protein hewani dan protein nabati sangat dianjurkan dalam pemenuhan
protein yang seimbang (Yupi Supartini, 2004).
Fungsi protein merupakan konstituen penting bagi semua jaringan
tubuh, yaitu :
a. Protein

menggantikan

protei

yang

hilang

selama

proses

metabolisme yang normal dan proses pengauasan yang normal.

Protei akan hilang dalam pembentukan rambut serta kuku, dan


sebagai sel sel mati yanfg lepas dari permukaan kulit serta traktus
alimentarius, dan dan dalam sekresi pencernaan.
b. Protein menghasilkan jaringan yang baru. Jaringan baru terbentuk
selama masa pertumbuhan, kesembuhan dari cidera, kehamilan dan
laktasi.
c. Protein diperlukan dalam pembuatan protein protein yang
barudengan fungsi khusus didalam tubuh, yaitu : sebagai enzim,
hormone dan hemoglobin.
d. Protein dapat dipakai sebagai sumber energi.
(Mary E. Beck, 2000)
3. Lemak
Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar
kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada
anak usia bayi sampai kurang lebih 3 bulan, lemak merupakan sumber
gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak
berfungsi untuk mempermudah absorsi vitamin yang larut dalam lemak,
yaitu vitamin A, D, E, dan K (Yupi Supartini, 2004).
Fungsi dari lemak, sebagai berikut (Mery E. Beck, 2000):
1) Sumber energi, lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk
memberikan

energi

bagi

aktivitas

jaringan

dan

guna

mempertahankan suhu tubuh.


2) Ikut serta membangun jaringan tubuh., sebagian lemak masuk ke
dalam sel sel tubuh dan merupakan bagian esensial dari strutur
sel tersebut.
3) Perlindungan. Endapan jaringan lemak di sekitar organ tubub yang
penting akan mempertahankan organ tubuh dalam posisiny dan
melindunginya terhadap rudapaksa.
4) Penyekat (isolasi). Jaringan lemak subkutan akan mencegah
kehilangan panas dari tubuh.

5) Perasaan kenyang. Adanya leamak di dalam chime ketika lewat


dalam

duodenum

mengakibatkan

penghambatan

peristaltis

lambung dan sekresi asam, sehingga menunda waktu pengosongan


lambung dan mencegah timbulnya rasa lapar.
6) Vitamin larut lemak. Membantu proses penyerapan dari dalam
usus dan melarutkan vitamin vitamin yang larut dalam lemak.
4. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga pada anak. Bayi yang baru
mendapat asupan makanan dari ASI akan mendapatkan 40% kalori dari
laktosa yang dikandung dalam ASI. Pada anak yang lebih besar yang
sudah mendapatkan makanan yang banyak mengandung tepung, seperti
bubur susu, sereal, nasi tim, atau nasi. Apabila tidak mendapatkan asupan
karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh akan
memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh (Yupi Supartini,2004).
Dibawah ini kebutuhan kalori untuk bayi dan anak (marlow, D.R
dan Reeding, B.A, 1988) :
No.

Usia

Berat badan
(kg)

Permukaan

Cal/kg

tubuh (m )

(kg)

Neonatus

2,5 4

0,2 0,23

50

1mgg 6bln

38

0,23 0,35

60 70

6 bln 12 bln

8 12

0,35 0,45

50 60

12 bln 24 bln

10 15

0,45 0,55

45- 50

2 thn 5 thn

15 20

0,6 0,7

45

6 thn 10 thn

20 35

0,7 1,1

40 45

11 thn 15 thn

30 60

1,5 1,7

25 40

Dewasa

70

1,75

15 20

Fungsi karbohidrat dioksidasi di dalam tubuh agar menghasilkan


panas dan energi bagi segala bentuk aktivitas tubuh.

5. Vitamin
Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang
berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh (Marlow, D.R dan
Reeding, B.A, 1988). Vitamin terbagi dalam dua bagian besar, yaitu
vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak :
1) Vitamin yang larut dalam air
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C yang tidak
disimpan dalam tubuh, melainkan harus dikonsumsi melalui makanan
tertentu., vitamin B mencakup vitamin B1, B2 dan B12. Berikut ini
adalah fungsi fungsi dari vitamin tersebut :
B1 : atau tiamin diperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat
dalam pembentukan energi (sebagai koenzim). Kekurangan
vitamin ini akan menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang
nafsu makan, kerusakan pembuluh darah dan sel saraf.
B2 : atau riboflavin penting dalam metabolisme karbohidrat, asam
amino, dan asam lemak yaitu sebagai koenzim dari flavin enzim.
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan tubuh merasa lelah
sehingga kurang aktif dalam bekerjaserta dapat mengurangi
ketajaman penglihatan.
B12 : kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia
2) Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.
Berikut ini peranan penting vitamin A,D, E, dan K dalam tubuh :
A : untuk pertumbuhan, penglihatan, reproduksi, dan pemilihan
sel epitel
D : untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor,
pembentukan tulang dan gigi.
E : untuk berbagai senyawa yang larut dalam lemak dan berperan
dalam fetilisasi manusia.

K : untuk proses pembentukan darah dan mineral yang


dibutuhkan tubuh adalah mineral makro, yaitu Ca, P, Mg, Na, dam
K serta mineral mikro yaitu Fe dan Zn.
(Yupi Supartini, 2004)
6. Mineral
Unsur unsur mineral terdapat di dalam jaringan tulang, gigi dan
protein. Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian
enzim dan sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh.
Unsur unsur mineral di dalam tubuh kurang lebih 3% dari keseluruhan
bibot tubuh. Sejumlah mineral yang terlibat dalam pelbagai proses tubuh :
kalsium, fosfor, kalium/ potassium, sulfur/ belerang, natrium/ sodium,
klor, besi fluor, tembaga, seng, yodium, kobalt, mangan, magnesium,
kromium dan selenium.
Fungsi mineral dalam tubuh ada 3, yaitu :
1) Mineral merupakan konstituen tulang dan gigi, yang memberikan
kekuatan serta rigiditas kepada jaringan tersebut, misalnya : kalsioum,
fosfor dan magnesium.
2) Mineral membentuk garam garam yang dapat larut dan dengan
demikian mengendalikan komposisi cairan tubuh.
3) Mineral turut membangun enzim dan protein.
(Mery E. Beck, 2000)
E. NUTRISI SESUAI TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Kebutuhan nutrisi pada bayi
Bayi (0 sampai 24 bulan) memerlukan jenis makanan air susu ibu
(ASI), susu formula, dan makanan padat. Kebutuhan kalori bayi antara
100200 kkal/kgBB. Pada 4 bulan pertama, bayi lebih baik hanya
mendapatkan ASI saja (ASI eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Usia
lebuh dari 4 bulan baru dapat diberikan makanan pendamping ASI atau

susu formula, kecuali pada beberapa kasus tertentu ketika anak tidak bias
mendapatkan ASI, seperti ibu dengan komplikasi postnatal, wanita hamil,
menderita penyaki menular dan sedang dalam terapi steroid atau morfin.
(Yupi Supartini, 2004)
Berikut ini adalah pemberian nutrisi sesuai umur pada bayi dari
lahir sampai12 bulan ( Menurut : FKUI, 1985 ):
a. Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan
Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir.
Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on
demand). Hindarkanlah pemberian makanan tambahan seperti madu,
air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. Jika setelah
disusukan kemidian ternyata bayi menjadi kebiruan dan sesak nafas,
perlu difikirkan terhadap kemungkinan adanya kelainan seperti
obstruksi atau fistula esophagus.
Selanjutnya bayi dapat diberikan buahbuahan (pisang) atau
biscuit sejak usia 2 bulan sedangkan pemberian makanan lumat sampai
lembik (bubur susu) pada usia 3 4 bulan, sesuai keperluan bayi
masing masing. Bayi akan lapar dan menangis terus bila ASI kurang
dan hal ini juga akan terlihat dari pertumbuhan bayi yang tidak
memuaskan.
Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu ditimbang secara
berkala, yaitu bila mungkin dilakukan stiap hari pada munggu pertama,
selanjutnya setiap minggu sampai akhir bulan pertama, kemudian
setiap 2 minggu dalam bulan kedua dan ketiga dan seterusnya setiap
bulan. Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan
padat, yaitu makanan lumat, misalnya bubur susu yang dapat dibuat
dari tepung (beras, jagung atau havermouth), susu dan gula.
Waktu yang untuk memberikan makanan lumat dapat dipilih
yang sesuai, misalnya sekitar jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa
kira kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa apa. Dengan

demikian bayi menyusui dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu


kali dan buah buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan
telur ayam, akan tetapi perlu waspada terhadap kemungkinan alergi
dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian telur
ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur pada
usia 7 bulan keatas.
b. Bayi umur 5 6 bulan
Dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah buahan dan
telur.
c. Bayi umur 6 7 bulan
Bayi dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan makanan
lunak dan juga merupakan makanan campuran yang lengkap karena
dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein hewani (hati,
daging cincang, telur atau tepung ikan) dan bahan makanan sumber
protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat
dan wortel. Dengan demikian nasi tim merupakan makanan yang
mengandung nutrien yang lengkap bila dibuat dengan bahan bahan
tersebut.
Selama masa bayi makan nasi tim harus disaring terlebih
dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak mengandung
serat serat yang dapat mempersulit pencernaan.
d. Bayi umur 8 12 bulan
Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim,
yaitu, pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya jam 09.00, pada
siang hari sebagai makan siang sekitar jam 13.00 dan pada sore hari
sebagai makan malam sekitar jam 17.00 18.00.
Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa
1 tahun, perlu diperhatikan kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap
makanan lin, sehingga anak akan kekurangan protein dan kalori, dan
pada akhirnya menderita penyakit Malnutrisi Energi Protein (MEP).

10

Pengaturan makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan


mempermudah kelancaran pengaturan makan pada usia selanjutnya.
Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan
3 kali sehari,m yaitu pada waktu pagi (makan pagi), siang (makan
siang), dan sore atau malam (makan malam). Selama masa bayi telur
cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat
dimakan tersendiri setelah dimasak matang atau setengah matang atau
dimakan bersama sama dengan nasi tim.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masa bayi meliputi Air Susu
Ibu (ASI), susu formula, dan MP ASI :
1) Air susu ibu (ASI)
Dalam ASI terkandung antibody, pemberiannya mudah, murah
dan praktis. Dengan pemberian ASI maka kebutuhan psikologis anak
sekaligus terpenuhi karena saat memberikan ASI ibu dapat memelu
dan mendekap anak sehingga anak merasa dan nyaman dalam pelukan
ibunya.
Manfaat ASI untuk bayi adalah melindungi dari penyakit
infeksi, diare, dan alergi, mempererat hubungan dengan ibu, dan
meningkatkan daya tahan ibu, sedangkan manfaat untuk ibu adalah
memberikan kepuasan, lebih praktis, murah dan dapat menunda masa
subur. Walaupun demikian, ada beberapa kendala dalam pemberian
ASI, yaitu putting susu masuk ke dalam dan perasaan nyeri yang hebat
karena putting susu terluka.
Kandungan zat gizi ASI (setiap 100 gram) :
Kalori

: 68 kalori

Protein

: 1,4 gram

Lemak

: 3,7 gram

Karbohidrat

: 7,2 gram

Zat kapur

: 30 gram

11

Fosfor

: 20 gram

Vitamin A

: 60 gram

Tiamin

: 30 gram

Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI :


Immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari
infeksi.
Losozim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri.
Laktoperiksidase yang dapat membunuh Streptococcus.
Laktoferin yang dapat membunuh beberapa jenis organisme.
Sel darah putih yang dapat berfungsi sebagai fagositosis.
Zat anti staphylococcus yang dapat manghambat pertumbuhan
staphylococcus.
Cara menilai kecukupan ASI dalam tubuh adalah dengan
menilai komponen sebagai berikut :
a) Berat badan lahir telah tercapai kembali sekurang kurangnya
pada akhir minggu kedua setelah lahir dan selama itu tidak terjadi
penurunan berat badan lebih dari 10%.
b) Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan dan menunjukkan
kenaikan sebagai berikut :

Triwulan I

: 150 250 gr/bulan

Triwulan II

: 500 600 gr/bulan

Triwulan III

: 350 450 gr/bulan

Triwulan IV

: 250 350 gr/bulan

Atau usia 4 5 bulan

: dua kali berat badan lahir dan pada

usia 1 tahun tiga kali berat badan lahir.


c) Penilaian subjektif, yaitu bayi tampak puas dan tidur nyenyak
setelah disusui dan ibu merasakan tegangan payudara sebelum dan
sesudah menyusui serta merasakan aliran ASI cukup deras.
(Yupi Supartini, 2004)

12

2) Susu formula
Walaupun ASI adalah makanan utama pada bayi teritama usia
0 6 bulan, susu formula dapat dianjurkan untuk diberikan pada bayi
di atas 6 bulan. Ada 4 klasifikasi susu formula, yaitu :
a) Starting formula. Formula ini diberikan pada 6 bulan pertama
usia bayi sampai dengan usia 1 tahun tahun sebagai pelengkap
jenis makanan lain.
b) Formula adaptasi. Formula ini diberikan dengan kompssosisi
mendekati ASI sebagai adaptasi.
c) Formula lanjutan. Formula ini diberikan setelah bayi berusia di
atas 6 bulan sebagai makanan tambahan.
d) Medical formula (formula khusus). Formula ini khusus diberikan
untuk bayi dengan kondisi khusus, seperti bayi premature, bayi
dengan kelainan metabolik kongenital atau bayi dengan
intoleransi terhadap formula biasa.
(YupiSupartini, 2004)
3) Makanan Pendamping ASI
Saat mulai diberikan MP ASI tersebut harus disesuaikan
dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya.
Sebaiknya MP ASI mulai diberikan pada umur 4 6 bulan. Pada
bulan pertama sebaiknya bayi hanya mendapat ASI (Exclusive Breast
Feeding = ASI ekslusif). Hal ini erat dengan 4 6 bulan, abyi sudah
mampu malakukan koordinasi mengisap, menelan, dan siap mengisap
makanan yang cair saja. Disamping itu ASI masih mencukupi
kebutuhan bayi asampai 4 6 bulan pertasma kehidupan.
Alasan pemberian MP ASI dimulai sejak pada umur 4 6
bulan (menurut : Soetjiningsih, 2002), adalah :
a. Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas dan
aktivitas makin beratambah, sedangkan produiksi ASI relative
tetap. Sehingga diperlukan tambahan makanan selain ASI yang

13

dumulai pada umur 4 6 bulan untuk membiasakan bayi makan


makanan lain selain ASI.
b. Pada umur 4 bulan tersebut, bayi sudah mengeluarkan air liur lebih
banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak pula. Sehingga
bayi siap menerima makanan lain selain ASI.
c. Bayi

sudah

bisa

menutup

mulutnya

dengan

rapat

dan

menggerakkan lidah ke muka belakang. Apabila makanan


disuapkan

ke

dalam

mulutnya,

maka

lidah

bayi

dapat

memindahkan makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya.


Pada saat bayi diberi kesempatan mempraktekkan kepandaiannya
tersebut dengan memberikan makanan lumat.
Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor,
bayi umur 6 9 bulan mulai belajar mengunyah dengan
menggerakkan rahang ke atas dan kebawah, sehingga dapat
diberikan makanan yang lebih kasar. Dengan kemampuan motorik
halus dimana pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari
tangannya kemudian umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit,
maka untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat
diberikan makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan
kecil yang dapat dijimpit.
Pada umur 6 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga
dapat diberikan makanan dalam posisi duduk. Pada umur 6 9
bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir,
sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir/ gelasyang
dipegang oleh orang lain.
4) Pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat
Berikut ini adalah beberapa pengaturan makanan untuk bayi
dan anak sehat :
a. Untuk bayi, makanan utama adalah ASI ditambah makanan
pelengkap.

14

Pada usia 0 4 bulan, ASI harus langsung diberikan sesaat


setelah melahirkan hindari pemberian makanan tambahan
seperti madu, glukosa dan makanan pralakteal lainnya. Pada
usia di atas 4 bulan boleh diberikan makanan luamat berupa
bubur susu 1 kali dan buah 1 kali.
Untuk bayi usia 5 6 bulan diberikan 2 kali bubur susu, buah
buahan dan telur.
Untuk bayi usia 6 7 bulan dapat dimulai dengan pemberian
nasi tim dengan campuran antara beras, sayuran dan daging
atau ikan.
Bayi umur 8 12 bulan diberikan nasi tim dengan frekuensi 3
kali sehari, dan bubur susu tidak diberikan lagi.
b. Makanan padat. Makanan padat mulai diberikan pada usia di atas
4 bulan, saat bayi mulai belajar duduk, kuat menahan leher dan
kepalanya, serta dapat menyatakan keinginannya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian
makanan padat :
Bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padat
Berikan makanan padat sesuai dengan kemampuan anak
mengunyah.
Observasi tanda alergi makanan (misalnya : kulit merahflatus
terus, perubahan konsistensi feses).
Kenalkan jenis makanan untuk satu waktu.
Bila bayi berasal dari keluarga vegetarian atau hanya memakan
sayuran saja, maka tambahkan zat besi (Fe).
Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak,
asupan susu harus dikurangi.
Biarka bayi mencoba mengenal cara makan (misalnya
memainkan sendoknya)

15

Jangan terburu buru dalam memberikan makanan, terutama


makanan padat.
Berikan makanan secara bertahap (misalnya 1 atau 2 sendok di
hari pertama kemudian meningkat menjadi 3 4 sendok pada
hari berikutnya dan seterusnya).
Berikan makanan pada saat anak lapar.
2. Kebutuhan nutrisi pada anak usia toddler
Anak usia toddler mempunyai karakteristik yang khas, yaitu
bergerak terus, tidak bisa diam dan sulit untuk diajak duduk dalam waktu
yang relatif lama. Selain itu, pada usia 12 sampai 18 bulan pertumbuhan
sedikit lambat sehingga kebutuhan nutrisi dan kalori. Kebutuhan kalori
kurang lebih 100 kkal per kg berat badan (BB).
Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
anak usia toddler :
a) Anak sukar atau kurang mau makan.
b) Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini
makannya cukup banyak dan pada hari berikutnya makannya
sedikit.
c) Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu.
d) Anak cepat bosan dan tidak tahan makan sambil duduk dalam
waktu lama.
Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik
tersebut :
1) Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, misalnya
memberi makan sambil mengajaknya bermain.
2) Beri kesempatan anak untuk belajar makan mandiri. Jangan
berharap anak dapat makan dengan rapi sebagaimana anak yang
lebih besar karena usia toddler belum mampu melakukannya.

16

3) Jangan menuruti kecenderungan anak untuk hanya menyukai satu


jenis makanan tertentu. Kenalkan selalu dengan jenis makanan
baru.
4) Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak
terlalu lancer.
5) Kurangi frekuensi minum susu. Dianjurkan untuk memberikan 2
kali sehari saja.
3. Kebutuhan nutrisi pada anak usia pra sekolah
Anak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat.
Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Beberapa karakteristik yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada
anak Prasekolah adalah sebagai berikut :
1) Nafsu makan berkurang.
2) Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau
lingkungannya dari pada makan.
3) Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.
4) Waktu makan merupsksn kesempatan yang baik bagi anak untuk
belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.
Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik
tersebut :
a) Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan
anak mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau
melakukan aktivitas bermain yang lain.
b) Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan
dengan frekuensi lebih sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila
memberikan makanan padat, seperti nasi

3 kali sehari, berikan

makanan ringan di antara waktu makan tersebut. Susu cukup


diberikan 1 2 kali sehari.

17

c) Izinkan anak untuk membentu orang tua menyiapkan makanan dan


jangan terlalu banyak berharap anak dapat melakukannya dengan
tertib dan rapi.
d) Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru
tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi
seimbang.
e) Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta
peraasaannya saat makan bersama dan fasilitasi anak untuk
berinteraksi secara efektif dengan Anda atau anggota keluarga
lainnya.
4. Kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah
Anak usia sekolah mempunyai lingkungan social yang lebih luas
selain keluarganya, yaitu lingkungan sekolah tempat anak belajar
mengembangkan kemampuan kognitif, interaksi social, nilai moral dan
budaya dari lingkungan kelompok teman sekolah dan guru. Bahkan
bermain dengan teman sekolah dirasakan anak sebagai sesuatu yang lebih
menyenangkan dari pada bermain di lingkungan rumah. Pertumbuhan anak
tidak banyak mengalami perubahan yang berarti, sehingga kebutuhan
kalori anak usia sekolah adalah 85 kkal/kgBB.
Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah sebagai
berikut :
1) Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.
2) Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di
lingkungan luar rumah serta adanya reklame atau iklan makanan
tertentu di televisi yang dapat mempengaruhi pola makan atau
keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya.
3) Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur angsur
hilang.

18

4) Pengaruh aktivitas beramain dapat menyeababkan keinginan yang


lebih besar pada aktivitas bermain dari pada makan.
Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik
tersebut :
a) Motivasi orang tua untuk membiasakan anak dengan pola makan
yang baik.
b) Motivasi anak untuk tetap menyukai jenis makanan yang baru.
c) Jelasakan pada anak bahwa waktu makan bersama keluarga adalah
lebih baik dari pada bermain karena saat itu dapat menjadi
kesempatan bagi anak untuk berkonsultasi dengan orang tua dan
bagi orang tua untuk mengetahui pengalaman yang diperoleh anak
di sekolah dan di lingkungannya.
d) Fasilitasi orang tua untuk tidak membiasakan anak mendapat
jajanan di sekolah ataupun di lingkungan luar rumah karena belum
tentu sehat dan hal itu bukan pola kebiasaan yang baik bagi anak.
Anjurkan untuk selalu menyediakan makanan kecil untuk dibawa
ke sekolah maupun disediakan di rumah.
5. Kebutuhan nutrisi pada anak usia remaja
Usia remaja adalah fase anak tumbuh dan berkembang sangat
cepat. Anak perempuan usia 11 tahun sudah memasuki prapubertas dan
anak laki laki pada usia 12 tahun. Untuk memenuh kebutuhan
perkembangan yang sangat cepat tersebut, anak membutuhkan nutrisi
esensial, yaitu lebih banyak protein, karbohidrat, vitamin, danm mineral.
Apabila pemenuhan kebutuhan nutrisi anak kurang, hal itu akan
mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan seks anak.
Kebutuhan kalori anak dipengaruhi oleh waktu pencapaian anak
untuk masuk fase prapubertas. Jadi, anak perempuan lebih dini
memerlukan peningkatan kalori dibandingkan dengan anak laki laki,

19

sedangkan untuk aktivitas fisik, anak laki laki memerlukan 60 kkal per
kg BB dan anak perempuan 50 kkal per kg BB.
Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia remaja adalah sebagai
berikut :
1) Besarnya pengaruh kelompok atau geng akan mempengaruhi pola
kebiasaan makan anak.
2) Anak sering kali tidak sempat makan di rumah karena banyak
aktivitas di luar rumah baik di sekolah, kelompok, klub olahraga,
maupun kegiatan kelompok lainnya.
3) Kareana perubahan aktivitas yang lebih banyak memakan waktu di
luar ruamah, biasanya anak lebih menyukai makanan ringan.
4) Anak memasuki fase pubertas sehingga mereka mulai memperhatian
bentuk badannya. Pada beberapa anak perempuan, hal ini akan
mempengaruhi pola makannya yang diatur dan dibatasi karena takut
kegemukan.

Sebaliknya,

stress

yang

dialami

dapat

juga

menyebabkan anak mencari pelarian pada makanan, sehingga


mengkonsumsi makanan secara berlebihan apabila anak tidak
mempunyai kemampuan koping yang positif.
Anjuran untuk remaja dalam kaitannya dengan karakteristik
tersebut adalah :
a) Motivasi anak remaja untuk tetap mempunyai pola makan yang
teratur.
b) Fasilitasi orang tua untuk cermat mengamati pemenuhan kebutuhan
nutrisi anak remaja terutama apabila anak terlalu banyak
beraktivitas di luar rumah untuk mengikuti berbagai kegiatan
ekstrakurikuler atau aktivitas sosial.
c) Apabila anak menyukai makanan ringan, anjurkan orang tua untuk
dapat memilihkan jenis makanan ringan yang bergizi.

20

d) Kalau diperlukan, anjurkan orang tua berkonsultasi kepada ahli


yang berkaitan dengan masalah nutrisi anak remaja.
(Yupi Supartini, 2004)
F. NUTRISI PADA WAKTU ANAK SAKIT
Para perawat harus memperhatikan berapa banyak makanan yang
dimakan oleh anak. Anak yang tidak menghiraukan jumlah makannya, suka
memilih-milih makanan atau tidak dapat makan dengan jumlah memadai
sering tidak diketahui oleh perawat. Pasien-pasien ini harus segera di kenali
harus diawasi setiap makanan yang masuk dan diberikan diet yang sesuai
dengan suplementasi nutrient yang diperlukan.
Perawat harus memberikan perhatian pada penyajian suatu hidangan
maupun pada kandungan nutrient dalam hidangan tersebut. Anak yang selera
makannya jelek cenderung memakan hidangan yang tampak menarik dan
menggoda selera. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :
1. Makanan dihidangkan pada saat-saat yang tepat
2. Menu rumah sakit harus memberikan hidangan yang gizinya memadai
dan memenuhi selera anak
3. Peralatan makan harus menarik perhatian anak
4. Penyajian harus menarik
5. Pasien yang selera makannya kurang diberikan hidangan dengan porsi
kecil-kecil.
6. Pertimbangkan kesenangan dan ketidaksukaan pasien terhadap jenisjenis makanan tertentu
7. Makanan harus dapat dimakan dengan mudah jangan yang keras/alot.
1. Gambaran Umum
Tingkat morbiditas anak 0 24 bulan sangat tinggi di kedua lokasi
studi. Pada setiap saat sepertiga sampai separuh dari anak umur 0 24
bulan menderita diare, ISNA atau penyakit lainnya.

21

Meskipun semua kelompok umur anak 0 24 bulan menderita


berbagai penyakit tersebut, tetapi angka morbiditas tertinggi ditemui
pada kelompok usia 9 24 bulan.
Di lokasi studi, anak anak dari kelompok gizi kurang menderita sakit
lebih sering dari pada anak anak kelompok gizi baik.
Keadaan gizi anak mulai menurun pada saat anak menderita sakit
berulang hal ini karena tidak tepatnya pemberian makanan pada waktu
dan setelah anak sembuh dari sakit.
2. Pemberian ASI (Air susu ibu)
Pemberian ASI ditemukan pada waktu menderita diare dan penyakit
lainnya. Hal ini disebabkan karena ASI dianggap dapat membantu
penyembuhan penyakit anak.
Di Jawa Timur, ibu menyusui minum jamu bila anak sakit, karena ibu
beranggapan bahwa jamu tersebut selain dapat memperlancar ASI juga
mempengaruhi terhadap kesembuhan anak.
3. Pemberian MP (Makanan pendamping) ASI
Bila anak yang menderita sakit keras masih menyusu, ibuibu
hampir selalu tidak memberikan MPASI kepada anak tersebut karena :

Ibu beranggapan anak tidak mau makan.

Ibu percaya MPASI, khususnya makanan yang digoreng

dan

makanan yang pedas dapat memperburuk kondisi anak.


Anak yang lebih tua (dalam usia menjelang 2 tahun) kadang
kadang diberikan makanan yang sangat lunak waktu anak tersebut
menderita diare, tetapi porsinya sedikit sekali dan bila anak tersebut sudah
memperlihatkan tanda tanda kesembuhan. Ibu ibu menyadari bahwa
perlu upaya untuk nenperbaiki makanan selama dan setelah anak sembuh
dari sakit. Untuk menghindari kondisi anak menjadi semakin lemah dan
anak menjadi kuat kembali.

22

Seringnya penyakit yang menyerang anak pada umur 0 24 bulan,


merupakan suatu factor penyebab yang penting terjadinya keadaan gizi
yang kurang. Cara yang terbaik adalah ibu perlu melanjutkan pemberian
ASI, memberikan makanan minimal makanan yang berlemak dan kalori
tinggi, selain itu menambah jumlah makanan ssesudah anah sembuh.
Pemberian ASI, MP ASI perlu diteruskan dengan catatan bentuknya
lebih lunak dan diberikan sering,
Hambatan untuk hal tersebut tidak begitu berat kecuali hanya dari
ibu yang tidak berusaha agar anak mau makan selama anak sakit anjurkan
dilakukan dengan memperhatikan perlunya mencegah menjadi lemah dan
diusahakan agar anak menjadi lebih kuat. (Suhardjo,1992).
G. TOTAL PARENTERAL NUTRITION ( TPN )
Nutrisi parenteral diberikan hanya kalau pasien tidak dapat menerima
makanannya lewat jalur enteral (pemberian nutrisi ke dalam saluran
pencernaan lewat selang lambung, jejunostomi atau gastrostomi).
TPN diberikan pada kondisi bayi yang lahir dengan berat badan
rendah, atau kondisi lain seperti yang mengalami chronic intestinal
obstruction, diare, irradiation, penyakit terminal (Thompsons, 2001).
1. Nutrisi Parenteral Jangka Pendek & Jangka Panjang :
Nutrisi parenteral sebaiknya dimulai seawal mungkin: Bila saluran
cerna harus diistirahatkan untuk waktu singkat, maka dapat diberikan
nutrisi parenteral jangka. pendek. Tapi bila diperlukan, dapat diberikan
nutrisi parenteral jangka panjang yang penting jangan biarkan tubuh dalam
keadaan "puasa" terlalu lama.
Pada keadaan puasa, baik sengaja atau tidak, akan terjadi
mekanisme pengaturan tubuh untuk mempertahankan fungsi-fungsi vital
selama mungkin. Penyesuaian ini menjamin penyediaan dari bahan nutrisi
yang penting, walaupun dalam jumlah terbatas

23

2. Tujuan utama pemberian nutrisi secara parenteral ialah :

Mempertahankan sirkulasi

Mencukupi dan mempertahankan keseimbangan air, asam amino,


dextrose, vitamin, mineral dan elektrolit

Mencegah dan mengganti kehilangan jaringan tubuh (katabolisme) dan

Mengurangi morbiditas dan mortalitas

3. Cara pemberian nutrisi parenteral :


a. Pada bayi
Dapat diberikan melalui vena vena perifer pada kepala atau pada
ekstremitas.
Bila terpaksa, pada anak yang agak besar dapat juga diberikan
melalui vena subklavia.
b. Pada orang dewasa
Dapat diberikan melalui vena perifer, lemak glukosa dan asam
amino dapat diberikan secara terpisah maupun digabungkan. Infuse
sebaiknya tidak lebih lama dari 8 12 jam/hari, untuk mencegah
terjadinya infeksi mekanis dan thromboflebitis.
Dapat juga diberikan melalui vena sentral, biasanya dipakai vena
subklavia. Bila tidak ada komplikasi maka infuse dapat dipakai
terus selama 4 minggu.
Pasien yang sedang diberikan TPN harus sering dievaluasi karena
bisa terlepas. Komplikasi dari terapi ini sangat serius, sehingga setiap 24
jam bagian bag, IV tubing, filter (jika digunakan) harus diganti untuk
mencegah infeksi. Kontaminasi dari selang dapat mengakibatkan
trombosis, extravasation, metabolic complications (ex : Hyperglikemia,
osmotic diuresis), azotemia (Thompsons, 2001).
4. Nutrisi Parenteral Total (TPN) pada Bayi Prematur
Bayi prematur masih merupakan masalah yang penting dalam
bidang perinatologi, karena berkaitan dengan kejadian mortalitas dan

24

morbiditas masa neonatus. Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan


dengan usia kehamilan di bawah 37 minggu. Berdasarkan kurva
pertumbuhan intrauterin dan Lubchenko, maka kebanyakan bayi prematur
akan dilahirkan dengan berat badan yang rendah (BBLR). BBLR
dibedakan atas berat lahir sangat rendah (BLSR), yaitu bila < 1500 gram,
dan berat lahir amat sangat rendah (BLASR), yaitu bila < 1000 gram.
Tujuan pemberian NPT adalah memberikan nutrien yang cukup
untuk menyokong pertumbuhan ekstrauterin tanpa menyebabkan efek
yang merugikan terhadap pertumbuhan dan fungsi sistem organnya.
Pemberian nutrisi parenteral baik total maupun parsial bukanlah tindakan
yang rutin dilakukan pada bayi prematur.
NP (Nutrisi Parenteral) harus diberikan untuk pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi dengan adekuat secara enteral. NPT
diberikan bila saluran cerna tidak dapat digunakan karena malformasi
intestinal, bedah saluran cerna, sangkaan enterokolitis nekrotikan, distress
pernapasan, atau keadaan dimana saluran cerna tidak mampu melakukan
fungsi digesti dan absorbsi. Bayi prematur dengan BLSR diberikan NPT
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a) Sebagian besar BBLSR dilahirkan dengan usia kehamilan < 32
minggu. Mereka mempunyai kebutuhan gizi yang khusus karena
cepatnya laju pertumbuhan dan fungsi yang belum matang.
b) Cadangan energi terbesar tubuh adalah bentuk lemak yang
memberikan energi sebesar 9 kal/gram. Sesuai dengan pola
pertumbuhan intra uterin dimana pembentukan otot dan jaringan
lemak bawah kulit pada trimester akhir kehamilan, maka energi
dalam bentuk hidrat arang dan lemak pada bayi prematur
cenderung akan kurang. Demikian juga pada bayi yang lahir
dengan berat badan lahir rendah10. Tubuh bayi matur mengandung
15% lemak dan bayi prematur dengan berat 1 kg hanya
mengandung 2,3%.

25

c) Memberikan nutrisi yang optimal pada bayi-bayi ini sangat penting


dan menentukan bagi keberhasilan tumbuh kembang selanjutnya.
Bayi yang mendapat nutrisi tidak adekuat akan mengalami
penghentian pertumbuhan otak dan berisiko untuk kerusakan otak
permanen. Ini telah dibuktikan dengan hasil otopsi terhadap otak
bayi kurang gizi yang memperlihatkan berkurangnya jumlah sel
dan defisiensi kandungan lipid serta phospholipid. NPT dapat
menyokong pertumbuhan bayi BBLSR dengan adekuat.
d) Proses pemberian makanan melalui mulut memerlukan pengisapan
yang kuat, kerjasama antara menelan dan penutupan epiglotis serta
uvula dari laring maupun saluran hidung, juga gerak esophagus
yang normal1. Bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan 29 - 30
minggu akan mulai mengisap beberapa hari setelah lahir.
Koordinasi yang baik antara mengisap dan menelan biasanya tidak
tampak sampai usia kehamilan 33 - 34 minggu.
e) Aktivitas esofagus yang terorganisir belum berkembang sampai
usia kehamilan 34 minggu. Gelombang tekanan lambung adalah
lanjutan dari peristaltik esofagus. Pemeriksaan gerakan lambung
difokuskan pada pengosongan lambung. Kombinasi tekanan yang
rendah dan relaksasi esofagus yang panjang memudahkan
terjadinya refluks esofagus.
f) Saluran cerna bayi baru lahir harus mampu untuk melaksanakan
fungsinya, antara lain fungsi digesti dan absorbsi nutrien,
mempertahankan keseimbangan cairan, serta fungsi proteksi
terhadap

toksin

dan

alergen.

Tergantung

dari

tingkat

prematuritasnya, kemampuan ini terbatas. Aktivitas amilase yang


diperlukan untuk digesti karbohidrat belum terdeteksi pada
prematur dan masih rendah sampai bayi berusia 4 bulan.

26

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian NPT:


a. Energi
Kebutuhan nutrisi pada neonatus diketahui bervariasi menurut
berat lahir dan usia kehamilan, cara pemberian, serta perubahan
metabolik yang disebabkan oleh penyakit. Bayi prematur hanya
mempunyai sedikit cadangan energi karena kurangnya cadangan
glikogen pada hati dan lemak bawah kulit. Dengan demikian, jika
dibandingkan dengan bayi yang matur maka kebutuhan energinya jauh
lebih besar, terutama karena pertumbuhannya yang pesat dan
imaturitas fisiologiknya.
Kebutuhan energi BBLSR dibagi menjadi dua komponen
penting, yaitu kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi tubuh dan
kebutuhan untuk tumbuh. Kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi tubuh
antara lain meliputi metabolisme basal, aktivitas otot, regulasi suhu
tubuh SDA (Spesific Dynamic Action), dan ekskresi. Kebutuhan energi
untuk tumbuh berhubungan dengan kandungan energi dari jaringan
dan tergantung pada komposisi jaringan baru yang disintesa. Bayi yang
mendapat NPT tumbuh pada masukan energi yang lebih rendah,
karena kehilangan energi fekal dan SDA lebih sedikit, sehingga
mengurangi pelepasan energi.
Pemberian energi parenteral 50 kkal/hari telah cukup untuk
memenuhi kebutuhan pemeliharaan. Untuk sintesa jaringan, diperlukan
10 - 35 kkal/kgbb/hari, sedangkan untuk cadangan nutrien jaringan 20
- 30 kkal/kgbb/hari tergantung dari komposisi jaringan baru tersebut.
b. Jumlah cairan:
Volume cairan ekstraseluler pada bayi prematur lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Bayi prematur pada minggu
pertama sesudah lahir akan kehilangan carian ekstraseluler dengan
cepat yang menyebabkan penurunan berat badannya. Kebutuhan cairan
pada bayi prematur dapat meningkat atau menurun, tergantung pada

27

lingkungannya.

Kebutuhan

meningkat

pada

keadaan

seperti:

memerlukan perawatan dengan radiant warmer, inkubator, fototerapi,


mengalami distres pernapasan, keadaan hipermetabolik, diare, atau
mendapat pengobatan furosemid.
Kebutuhan menurun pada keadaan bayi dirawat dengan doble
walled incubator, di ruangan dengan kelembaban tinggi, atau
mengalami oliguria. Tubuh kehilangan cairan melalui jalur renal dan
ekstrarenal. Jalur ekstrarenal terdiri atas kehilangan air yang tidak
terasa (kehilangan air insensibel) melalui kulit (transpidermal) dan
melalui paru. Kehilangan ini meningkat karena aktivitas, stres
respirasi, kelembaban udara rendah, atau temperatur tinggi.
Penelitian pada BBLSR 26 - 29 minggu kehilangan berat ratarata pada minggu pertama berkisar 12 - 15% dari berat lahirnya. Hal
ini karena kehilangan cairan transepidermal, sekunder terhadap stratum
korneum yang belum terbentuk sempurna. Masa gestasi maupun masa
pascanatal mempunyai efek pada cairan transepidermal.
Cara efektif mengurangi kehilangan cairan insensibel dengan
membungkus bayi, ruangan dengan kelembaban tinggi, memakai
incubator dobel walled. Apabila bayi dirawat dalam inkubator dengan
kelembaban maksimal maka kebutuhan cairannya sama dengan bayi
cukup bulan, yaitu 60 - 80 ml/kgbb/hari, yang bertambah secara
bertahap sampai 100 - 120 ml/kgbb/hari sesudah minggu pertama4.
Cairan parenteral awal dapat diberikan Dekstrose 5% atau Dekstrose
10%. Sebagai acuan pemenuhan kebutuhan cairan pada BBLR dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel : Rekomendasi Kebutuhan Cairan Parenteral Awal untuk Bayi
BBLR
Tipe tempat
tidur

Berat badan
600-800 801-1000 1001-1500

1501-2000

Radiant warmer

120

90

75

65

Incubator

90

75

65

55

Lain-lain

70

55

50

45

28

Penatalaksanaan Nutrisi Parenteral


Ada dua macam rute pemberian NPT yang sudah dikenal luas, yaitu
rute perifer dan rute sentral, namun pada bayi ada satu rute lagi yang bisa
diberikan, yaitu rute arteri umbilikalis. Pada pemberian melalui rute
periferal, biasa digunakan vena di tungkai atau di kepala. Jalur ini dipilih
bila pemberian dalam waktu singkat (< 2 minggu), status hemodinamik
baik, osmolalitas cairan yang diberikan tidak tinggi, dan tidak ada
pembatasan pemberian cairan.
Pada bayi prematur, pemberian melalui rute perifer sulit untuk
memenuhi kebutuhan kalori karena cairan dibatasi tidak melebihi 130
ml/kgbb/hari; konsentrasi dextrose kurang atau sama dengan 12,5%,
sehingga kalori yang dapat diberikan adalah 80 kkal/kgbb/hari. Komposisi
nutrien yang diberikan melalui jalur perifer dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini :
Tabel . Komposisi pemberian NPT melalaui vena perifer
Komponen
Sumber Nitrogen: protein

Jumlah per hari (per kgbb)


2,5--3,0 g

Kristalin hidrolisat
Asam amino campuran
Kalori

sekitar 75

Glukosa

10-15g

Lemak

0,5-3,0g

Mineral dan elektrolit


Natrium

3-4 mEq

Kalium

2-4 mEq

Kalsium

1-4 mEq

Magnesium

0,25 mEq

Fosfor

1,36 mEq

Zinc
Copper
Vitamin: Multivitamin
Volume

150-300 mEq
20-40 ug
1-3 ml/hari
150 ml

29

Untuk mendapatkan masukan kalori yang tinggi harus digunakan


cairan infus dengan konsentrasi yang tinggi, dengan risiko osmolalitas
yang tinggi, lebih dari 1000 mmol Osmol/l. Ini dapat dilakukan dengan
jalur vena sentral. Komposisi yang diberikan melalui vena sentral dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 5. Komposisi pemberian NPT melalui vena sentral
Komponen

Jumlah per hari (per kgbb)

Sumber Nitrogen:
protein

2,5-3,0 g

Kristalin hidrosat
Asam amino campuran
Kalori

115-125

Glukosa

20--30 g

Lemak

0,5--3,0 g

Mineral dan elektrolit


Natrium

3--4 mEq

Kalium

2--4 mEq

Kalsium

1--4 mEq

Magnesium

0,25 mEq

Fosfor

1,36 mmol

Zinc

150--300 mEq

Copper

20--40 ug

Vitamin: Multivitamin

1--3 ml/hari

Volume

120 ml

Untuk mencapai vena sentral dapat dengan cara perkutan atau


dengan cara pemotongan vena. Venajugularis dan vena subclavia adalah
yang paling sering digunakan. Cara perkutan untuk vena subclavia tidak
dianjurkan pada bayi karena sering terjadi komplikasi. Perawatan yang
teratur dan berhati-hati sangat penting pada pemakaian kateter vena sentral
agar terhindar dari komplikasi, aman, dan dapat digunakan dalam jangka

30

panjang. Tidak dibolehkan memberikan selain cairan nutrien melalui


kateter ini, seperti memberikan darah atau mengambil sampel darah.
Pemakaian jalur arteri umbikal masih kontroversial, sebagian setuju
dan sebagian tidak. Pada kelompok yang setuju, penggunaannya praktis
karena lebih mudah melakukannya, terutama pada bayi kecil. Pada
kelompok yang tidak setuju, mengemukakan alasan karena banyak terjadi
trambosis aorta dan arteri iliaca serta hipertensi portal. Penggunaan
heparin 1 U/ml pada cairan infus mengurangi kejadian phlebitis dan
thrombosis pada vena sentral serta perifer.
Komplikasi
Pada pemberian NPT sering dijumpai komplikasi. Komplikasi
dapat berupa infeksi mekanik dan metabolik. Komplikasi infeksi terjadi
sehubungan dengan terkontaminasinya bahan infusan saat pencampuran
atau akibat kurangnya tindakan aseptik pada saat pemasangan kateter
intravena. Komplikasi infeksi adalah yang paling umum dan potensial
serius (1-5%). Komplikasi mekanik berupa pneumotoraks, hidrotoraks,
emboli, trombosit, ataupun perforasi pembuluh darah akibat teknik
pemasangan yang kurang terampil. Komplikasi mekanik ini lebih sering
daripada komplikasi metabolik.
Komplikasi metabolik seperti hiperglikemia ataupun hipoglikemia
dapat

dihindari

dengan

pemberian

glukosa

dosis

yang

tepat.

Hiperamonemia dan azotemia juga bisa ditemukan. Hiperlipidemia dan


defisiensi asam lemak essensial sering dijumpai karena pemberian lemak.
Komplilasi paling sering dijumpai pada BBLSR yang mendapat NPT
jangka panjang adalah kholestatik jaundice dan osteopenia. Tabel dibawah
ini memperlihatkan komplikasi yang mungkin terjadi pada NPT :
Tabel 7. Komplikasi NPT
Berhubungan dengan kateter
Vena cava superior
Thromboemboli paru

31

Hipertensi paru
Pneumothoraks
Efusi pleure atau pericardial (ekstravasari cairan)
Aritmia jantung
Trombosis mural (cardial)
Infus intraokardial
Kulit terkelupas
Perdarahan
Flokulasi, prepitasi nutrien
Infeksi
Sepsis staphylococcus
Sepsis Candida
Malassezia furfur
Diphteroids
Sepsis gram negatif
Phlebitis lokal
Kontaminasi cairan
Endokarditis
Elektrolit/mineral
Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
Hipofospatemia
Defisiensi trace mineral (Zn, Cu, Mg, Fe)
Komplikasi Metabolik
Hipoglikemia
Hiperglikemia
Hiperaminocidemia
Azotemia
Defiseiensi asam lemak esensial
Asidosis metabolik
Hipertrigliseridemia
Hiperphospholipedemia

32

Komplikasi Sistemik
Kolestasis (disfungsi hepar)
Infiltrasi lemak (liver, monosit, paru, intrapilid)
Perubahan fungsi miokard (penurunan PO4)
Atropi mukosa usus
Disfungsi platelet (intrapilid)
Hemolisis? (intrapilid)
Diuresis osmotik (glucose)
Ricketsia
Koma isosmolar (protein)
Hipoksia (intrapilid)
Toksisitas Aluminium
(Markum AH, 1991)
Pemberian Larutan Nutrisi Parenteral
Larutan yang diberikan dengan resep dokter dapat dialirkan lewat
2 3 perangat infus yang dihubungkan dengan beberapa botol infus, yang
berisikan anrata lain : larutan asam amino, elektrolit, dekstrosa dan larutan
lipid secara sekaligus. Namun, cara pemberian yang sekaligus ini
menyulitkan pengelolaan dan pemantauannya.
Metode yang jauh lebih praktis adalah dengan menggunakan
sebuah kantong berukuran 3 liter yang berisikan campuran semua larutan
nutrisi diatas. Kantong ini setiap hari harus dibuat dalam keadaan steril. Isi
kantong lalu diinfuskan melalui selang infus selama 24 jam. Selanjutnya
system tersebut dipermudah dengan penggunaan sebuah pompa volumetrik
untuk menginfuskan larutan dengan jumlah yang terukur dan tetap untuk
tiap tiap jam. Lihat gambar 2
Untuk pemasanga set infuse vena sentralis dilakukan dengan
dibuat kanula pada vena subklavia. Satu satunya perbedaan adalah
pemasangan selang infuse yang dilewatkan dalam terowongan pada kulit
untuk kemudian keluar dari dinding toraks. Dengan menggunakan metone

33

ini, tempat keluar infuse akan terpisah dengan tempat masuknya kedalam
vena sehingga mengurangi resiko infeksi, lihat gambar 1.
Sterilisasi pada pemasangan set infus sentral untuk nutrisi
parenteral harus terjamin dengan perawatannya yang baik dan seksama.
Tempat keluarnya selang infus harus dibersihkan dan diganti kasanya
setiap 2 5 hari, sedangkan semua selang intravena yang ada di luar tubuh
pasien sebaiknya diganti setiap hari.

Gambar 1 Posisi pemasangan set infuse vena sentral


dengan penyisipan lewat terowongan dalam kulit.

Gambar 2 Kantong berukuran 3 liter dan pampo infuse yang terpasang


Pada pasien yang menerima nutrisi parenteral

34

Pemberian makanan secara intravena digunakan jika penderita tidak


dapat menerima sejumlah makanan yang cukup melalui pipa nasogastrik.
penderita yang mendapatkan makanan melalui intravena adalah:
Penderita yang mengalami malnutrisi yang sangat berat dan akan
menjalani pembedahan, terapi penyinaran atau kemoterapi
Penderita luka akar berat
Kelumpuhan saluran pencernaan
Diare atau muntah yang menetap.
Pemberian makanan melalui selang infus ini dapat memasok sebagian
dari zat makanan yang dibutuhkan penderita atau seluruhnya (nutrisi
parenteral total). Tersedia sejumlah cairan yang bisa diberikan dan dapat
dimodifikasi untuk penderita penyakit ginjal atau hati. nutrisi parenteral total
memerlukan selang intravena yang lebih besar (kateter). Karena itu digunakan
pembuluh balik (vena) yang lebih besar, misalnya vena subklavia.
Seseorang yang menjalani nutrisi parenteral total dipantau secara ketat
terhadap perubahan berat badan, pengeluaran air kemih dan tanda-tanda
infeksi. bila kadar gula darahnya menjadi terlalu tinggi, bisa ditambahkan
insulin ke dalam cairan yang diberikan. Infeksi merupakan resiko karena
kateter biasanya digunakan untuk waktu yang lama dan cairan yang mengalir
di dalamnya memiliki kadar gula yang tinggi, dimana bakteri bisa tumbuh
dengan mudah.
nutrisi parenteral total bisa menyebabkan komplikasi lainnya:
Jika terlalu banyak kalori, terutama lemak, hati bisa membesar.
Lemak yang berlebihan di dalam vena bisa menyebabkan sakit
punggung, demam, menggigil, mual dan berkurangnya jumlah
trombosit. tetapi hal ini terjadi pada kurang dari 3% penderita.
Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan nyeri tulang

35

Indikasi Total Parenteral Nutrision


Dalam pemberian nutrisi parenteral terdapat beberapa indikasi yang
harus diperhatikan sebagai berikut :
1) Malformasi intestinal
2) Bedah saluran cerna
3) Sangkaan enterokolitis nekrotikan
4) Distress pernafasan
5) Tidak mampu melakukan fungsi digesti dan absorbsi.
Kontra indikasi Total Parenteral Nutrision
Dalam pemberian nutrisi parenteral terdapat kontra indikasi, yaitu
Selang infus untuk nutisi parenteral hanya dapat digunakan dalam pemberian
larutan nutrisi saja, lewat selang ini tidak boleh diambil darah atau pun
diberikan transfusi darah. Pengukuran desakan vena sentralis juga tidak boleh
dilakukan lewat selang tersebut, karena dapat meningkatkan resiko infeksi.

36

Anda mungkin juga menyukai