Epidural Hematoma
Epidural Hematoma
EPIDURAL
HEMATOMA
Dibuat oleh :
Try Merdeka Puri, S.Ked
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
CT SCAN
CT Scan cranium :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
temporalis sinistra
CEDERA KEPALA
(EPIDURAL HEMATOMA)
2.1
PENDAHULUAN
Cedera kepala berperan pada hampir separuh dari seluruh
1,2
sampai
5.000
kasus
cedera
kepala
tiap
tahun,
ini
cedera
kepala
setiap
tahunnya
diperkirakan
mencapai
menderita
berbagai
tingkat
kecacatan
akibat
cedera
mengakibatkan
patah
tulang
kepala.4,5
Suatu
cedera
kepala
dapat
seperti
hematoma
epidural,
hematoma
subdural,
merupakan
gejala
perdarahan
intrakranial
adalah
gejala
dengan
gejala
lateralisasi
seperti
pupil
anisokor,
dan
arteri
yang
lebih
besar,
sehingga
menimbulkan
2.1.
ANATOMI KEPALA
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang yang
septa
fibrosa
jaringan
subkutis
sehingga
sukar
Aponeurosis
atau
galea
aponeurotika,
merupakan
suatu
menyerap
kekuatan
trauma
eksternal,
Loose
areolar
tissue
atau
jaringan
penunjang
longgar,
atau
subtemporal
karena
adanya
perlekatan
Tulang tengkorak11
Tulang tengkorak terdiri dari calvarium (kubah) dan basis cranii
(bagian terbawah). Pada kalvaria di regio temporal tipis, tetapi di
daerah ini dilapisi oleh otot temporalis. Basis cranii terbentuk
tidak rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat
bergerak akibat proses akselerasi dan deselarasi.
Pada orang dewasa, tulang tengkorak merupakan ruangan keras
yang tidak memungkinkan perluasan isi intracranial. Tulang
tengkorak mempunyai 3 lapisan, yaitu:
10
3.
Meningen
Selaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan
11
2.3.
EPIDURAL HEMATOMA
Epidural hematoma yaitu penumpukan darah di ruang epidural
(dibatasi
tabula
interna
dan
duramater) dan
cirinya
berbentuk
robeknya a.
pembuluh arteri, namun dapat juga terjadi akibat robekan dari vena
besar. 4,12
Gambar 2
Hematom epidural akibat perdarahan arteri meningea media,terletak
antara duramater dan lamina interna tulang pelipis.
Os Temporale (1), Hematom Epidural (2), Duramater (3), Otak
terdorong kesisi lain (4)
12
2.4.
PATOFISIOLOGI
Pada hematoma epidural, fraktur tulang kepala dapat merobek
Keadaan
ini
menyebabkan
timbulnya
tanda-tanda
dari
herniasi
formation
unkus
pada
retikularis(ARAS)
sirkulasi
di
arteria
medulla
yang
oblongata
Sinus duramatis
13
2.5.
GAMBARAN KLINIS15
Hematoma epidural tanpa cedera lain biasanya disebabkan oleh
pupil
mata
anisokor
yaitu
ipsilateral
melebar.
Pada
klasik
pada
hematoma
epidural
adalah
setelah
14
2.6.
GAMBARAN RADIOLOGI
berbentuk
bikonfeks,
paling
sering
di
daerah
15,17,18
15
16
sehingga
11,16
11,16
17
2.8.
PENATALAKSANAAN4,5
2.8.1. Pemeriksaan
Hal terpenting yang pertama kali dinilai ialah status fungsi vital
dan status kesadaran pasien. Ini harus dilakukan sesegera mungkin
bahkan mendahului anamnesis yang teliti.
1.Primary survey
Seperti halnya kasus kedaruratan lainnya, hal terpenting yang dinilai
ialah :
a. Jalan nafas airway
b. Pernafasan breathing
c. Nadi dan tekanan darah circulation
Jalan nafas harus segera dibersihkan dari benda asing, lendir
atau darah, bila perlu segera dipasang pipa naso/orofaring; diikuti
dengan pemberian oksigen. Manipulasi leher hams berhati-hati bila ada
riwayat/dugaan trauma servikal (whiplash injury), jamb dengan kepala
di bawah atau trauma tengkuk. Pemantauan fungsi sirkulasi dilakukan
untuk menduga adanya shock, terutama bila terdapat juga trauma di
tempat lain, misalnya trauma thorax, trauma abdomen, fraktur
ekstremitas. Selain itu peninggian tekanan darah yang disertai dengan
me-lambatnya frekuensi nadi dapat merupakan gejala awal peninggian
tekanan intrakranial, yang biasanya dalam fase akut disebabkan oleh
hematoma epidural.
18
2. Pemeriksaan neurologis
Dewasa
ini
penilaian
status
kesadaran
secara
kualitatif,
pemeriksa;
istilah
apatik,
somnolen,
sopor,
coma,
obyektif,
terutama
dalam
keadaan
yang
memerlukan
b. Reaksi berbicara
5 Komunikasi verbal baik, jawaban tepat
4 Bingung, disorientasi waktu, tempat, dan orang
3 Dengan rangsangan, reaksi hanya kata, tak berbentuk kalimat
19
3. Secondary survey
Pemeriksaan neurologis serial (DCS, lateralisasi, dan refleks
pupil) harus selalu dilakukan untuk deteksi dini gangguan neurologis.
Tanda awal dari herniasi lobus temporal (unkus) adalah dilatasi pupil
dan hilangnya refleks pupil terhadap cahaya. Adanya trauma langsung
pada mata sering merupakan penyebab abnormalitas respon pupil dan
dapat membuat pemeriksaan pupil menjadi sulit.
4.Prosedur Diagnostik
Pemeriksaan CT scan harus segera dilakukan secepat mungkin,
segera setelah hemodinamika normal.
20
2.8.2. PENGOBATAN17
1. Memperbaiki/mempertahankan fungsi vital
Usahakan agar jalan nafas selalu babas, bersihkan lendir dan
darah yang dapat menghalangi aliran udara pemafasan. Bila perlu
dipasang
pipa
naso/orofaringeal
dan
pemberian
oksigen.
Infus
a. Cairan intravena
Cairan intravena diberikan secukupnya untuk resusitasi agar
penderita tetap dalam keadaan normovolemia. Keadaan hipovolemia
pada pasien sangatlah berbahaya.
larutan garam fisiologis atau ringer laktat. Kadar natrium serum juga
harus dipertahankan untuk mencegah terjadinya edema otak. Strategi
terbaik adalah mempertahankan volume intravaskular normal dan
hindari hipoosmolalitas, dengan cairan isotonik. Saline hipertonik bisa
21
a. Hiperventilasi
Bertujuan untuk menurunkan PCO2 darah sehingga mencegah
vasodilatasi pembuluh darah. Selain itu suplai oksigen yang terjaga
dapat membantu menekan metabolisme anaerob, sehingga dapat
mengurangi
kemungkinan
asidosis.
Bila
dapat
diperiksa,
PCO2
b. Cairan hiperosmoler
Umumnya digunakan cairan Manitol 10-15% per infus untuk
"menarik" air dari ruang intersel ke dalam ruang intravaskular untuk
kemudian dikeluarkan melalui diuresis. Untuk memperoleh efek yang
dikehendaki, manitol hams diberikan dalam dosis yang cukup dalam
waktu singkat, umumnya diberikan : 0,51 gram/kg BB dalam 10-30
menit. Cara ini berguna pada kasus-kasus yang menunggu tindakan
bedah. Pada kasus biasa, harus dipikirkan kemungkinan efek rebound;
mungkin dapat dicoba diberikan kembali (diulang) setelah beberapa
jam atau keesokan harinya.
c. Kortikosteroid
Penggunaan kortikosteroid telah diperdebatkan manfaatnya
sejak beberapa waktu yang lalu. Pendapat akhir-akhir ini cenderung
menyatakan bahwa kortikosteroid tidak/kurang bermanfaat pada kasus
cedera kepala. Penggunaannya berdasarkan pada asumsi bahwa obat
ini menstabilkan sawar darah otak. Dosis parenteral yang pernah
dicoba juga bervariasi : Dexametason pernah dicoba dengan dosis
sampai 100 mg bolus yang diikuti dengan 4 dd 4 mg. Selain itu juga
22
d. Barbiturat
Digunakan untuk mem"bius" pasien sehingga metabolisme otak
dapat ditekan serendah mungkin, akibatnya kebutuhan oksigen juga
akan menurun; karena kebutuhan yang rendah, otak relatif lebih
terlindung dari kemungkinan kemsakan akibat hipoksi, walaupun suplai
oksigen
berkurang.
Cara
ini
hanya
dapat
digunakan
dengan
e. Cara lain
Pada 24-48 jam pertama, pemberian cairan dibatasi sampai
1500-2000 ml/24 jam agar tidak memperberat edema jaringan. Ada
laporan yang menyatakan bahwa posisi tidur dengan kepala (dan
leher) yang diangkat 30 akan menurunkan tekanan intrakranial.
Posisi tidur yang dianjurkan, terutama pada pasien yang
berbaring lama, ialah
- kepala dan leher diangkat 30.
- sendi lutut diganjal, membentuk sudut 150.
- telapak kaki diganjal, membentuk sudut 90 dengan tungkai bawah
3. Obat-obat Neurotropik
Dewasa ini banyak obat yang dikatakan dapat membantu
mengatasi kesulitan/gangguan metabolisme otak, termasuk pada
keadaan koma.
a. Piritinol
23
merupakan
senyawa
mirip
GABA
suatu
12
24
signifikan :
1
Penurunan klinis
2.9. PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada :
15
Besarnya
7,20
DAFTAR PUSTAKA
25
1.
from URL
http://stetoskopmerah.blogspot.com/search/label/cermin
%20dunia%20kedokteran
2.
Bedah . FK
UNSRI
http://74.125.153.132/search?
q=cache:UPDmMAULAGMJ:rusari.com/ASKEP_CKB.doc+subdural
+hematoma+prognosis&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id
4. American College Surgeon. Advanced Trauma Life Support Edisi
Ketujuh. United States of America, 2004.
5. Riyanto, Budi. Penatalaksanaan Fase Akut Cedera Kepala. Cermin
Dunia Kedokteran 1997; no 77.
1
Anderson
S.
McCarty
L.,
Cedera
Susunan
Saraf
Pusat,
Anonym,Epiduralhematoma,www.braininjury.com/epiduralsubdural-hematoma.html.
Soertidewi
L.
Penatalaksanaan
Kedaruratan
Cedera
Kranio
26
Anderson
S.
McCarty
L.,
Cedera
Susunan
Saraf
Pusat,
10
11