Politik Lingkungan
Politik Lingkungan
saja,
Negara
memberikan
pemaksa
tetapi
mempunyai
cap
legal
untuk
kebijakan
akan
kekuatan
atau
mengatur
tentang
merupakan
dan
illegal
kewajiban
wewenang
dan
kebijakannya.
lingkungan
akan
kita
untuk
juga
kekuatan
Akan
tetapi,
selalu
mempunyai
Banyumas
Bumiayu
di
terdiri
dari
yang
Provinsi
sepuluh
berbatasan
Jawa
desa
Tengah.
dan
dengan
Kabupaten
Kecamatan
beberapa
Gumelar
diantaranya
tidak
ada
41
perusahaan
industri
tapioka
yang
Nama Desa
1.
Kedung Urang
RW. 04/RT. 01
2.
Cihonje
RW. 11/RT. 01
RW.03/RT 01, 02
1
2
3.
Cilangkap
RW.03/RT.
02,
03, 05
RW. 02/RT. 07
Jumlah
Industri
Tapioka per Desa
1
3
5
4
1
Lanjutan tabel 1
No.
Nama Desa
4.
Tlaga
RW. 01/RT. 01
RW. 08/ RT. 01,
03
5.
6.
7.
Jumlah
Tapioka
Samudra Kulon
RW. 03/RT. 03,
04
RW. 04/RT. 05,
06
RW. 05/ RT. 03,
04, 06
Samudra
RW. 07/RT.
07
Industri
Jumlah
Industri
Tapioka per Desa
4
3
8
2
2
4
2
02,
Gumelar
RW. 1/RT. 05, 06
RW. 02/RT. 01,
02, 05, 09, 10
RW. 03/RT. 03
RW. 04/RT. 06
RW. 05/RT. 01
RW. 07/RT. 01,
02, 03
18
2
8
1
3
1
3
Total
41
41
Tabel
di
atas
menunjukkan
bahwa
dari
41
industri
terbesar.
Selain
itu,
Desa
Samudra
mempunyai
Industri
tapioka
yang
tersebar
di
beberapa
desa
industri
tekstil,
industri
perekat
dan
bagi
masyarakat
yaitu
dan
yang
memperluas
menambah
menjelaskan
kerja
sekitarnya
yang
kesempatan
pendapatan
tentang
terserap
atau
kerja
masyarakat.
kapasitas
dari
berdampak
industri
bagi
Berikut
produksi
dan
tapioka
di
Kecamatan Gumelar:
Tabel 2 Kapasitas Produksi dan Tenaga Kerja Industri Tapioka di
Kecamatan Gumelar
No.
Nama Desa
Kapasitas
(Kg/hari)
300
Produksi
1.
Desa Kedung
Urang
2.
Desa
Cihonje
1800
12
3.
Desa
Cilangkap
8000
23
4.
Desa Tlaga
8500
18
5.
Desa
Samudra
Kulon
45000
120
6.
Desa
Samudra
4000
10
7.
Desa
Gumelar
103000
303
Total
170600
490
berdasarkan
kapasitas
produksinya.
Semakin
besar
Desa
Gumelar
yang
juga
mempunyai
kapasitas
ekonomis
dengan
bentuk
perluasan
lapangan
Dilengkapi
Dengan
Upaya
Pengelolaan
Lingkungan
ditetapkan
pada
tanggal
Agustus
ubi
dengan
kayu
UKL
(tepung
dan
UPL
tapioka)
adalah
yang
2006.1
Dalam
bahwa industri
wajib
industri
dilengkapi
tapioka
yang
industri
tapioka
di
Kecamatan
Gumelar
Bupati
di
tersebut
mana
menekankan
perusahaan
tapioka
pada
ekonomi
berskala
kecil
1
2
Lihat Lampiran
Lihat tabel 2
demikian,
industri
tapioka
di
Kecamatan
No.
Nama Desa
Volum
e Air
Limba
h
(m3/ha
ri)
1
Ada/T
idak
IPAL
Air
Limbah
dimanfa
at
kan
untuk
Air
Limbah
dibuang ke
Dampak
1.
Desa
Kedung
Urang
Ada
Dibuang
Kali Arus
Tidak
terjadi
konfik
sosial
2.
Desa
Cihonje
4,5
Ada
Dibuang
Kali
Dawa
Karang
Tidak
terjadi
konfik
sosial
3.
Desa
Cilangkap
24
Ada
Dibuang
Kali Citawali
Kali Ciwaru
Kali Tajum
Tidak
terjadi
konfik
sosial
4.
Desa Tlaga
25,5
Ada
Dibuang
Kali Citawali
Tidak
terjadi
konfik
sosial
5.
Desa
Samudra
Kulon
135
Ada
Dibuang
Kali Gumelar
Kali Sawangan
Telah
terjadi
konfik
sosial antar
masyarakat
akibat
pembuangan
air limbah
Lanjutan tabel 3
No.
Nama Desa
Volum
e Air
Limba
h
(m3/ha
ri)
12
Ada/T
idak
IPAL
Air
Limbah
dimanfa
at
kan
untuk
Air
Limbah
dibuang ke
Dampak
6.
Desa
Samudra
Ada
Dibuang
Kali Tajum
Tidak
terjadi
konfik
sosial
7.
Desa
Gumelar
309
Ada
Dibuang
Kali
Kali
Kali
Kali
Kali
Telah
terjadi
konfik
sosial antar
masyarakat
akibat
pembuangan
air limbah
Total
511
Bujil
Cipandan
Cibusung
Citawali
Sompak
Tabel
Kecamatan
Air
menunjukkan
Gumelar
Limbah)
dan
bahwa
mempunyai
juga
semua
industri
IPAL
(Instalasi
tidak
memanfaatkan
tapioka
di
Pembuangan
air
limbah
ini
Bupati
pengelolaan
dalam
lingkungan
bentuk
pada
Peraturan
kegiatan
Bupati
dalam
industri
tidak
penulis
akan
membidik
pokok
bahasan
tentang
mengapa
Kegiatan
Yang
Wajib
Dilengkapi
Dengan
Upaya
dasarnya,
industri
merupakan
usaha/kegiatan
konsumsi
untuk
dan
distribusi.
menghasilkan
produksi
tersebut
barang/jasa.
dikaitkan
tetapi
juga
Produksi
sendiri
Akan
dengan
tetapi.
lingkungan
menghasilkan
limbah
yang
politik
seharusnya
menjadi
penghubung
JEMBATAN (Politik)
Ekologi
Dalam
gambar
tersebut
Ekonom
i
menjelaskan
bahwa
politik
yang
yang
berbeda
menghubungkan
yakni
dua
ekologi
logika
dan
serta
ekonomi.
fenomena
Kebijakan
saling
berbenturan
atau
merugikan
satu
sama
menjadi
tersebut,
penghubung
maka
dua
kebijakan
fenomena
tersebut
atau
dapat
logika
dikatakan
efektif.
Untuk
industri,
meminimalkan
diperlukan
dampak
kerusakan
pengawasan
dari
ekologis
berbagai
dari
pihak,
juga
pelaksanaannya.
bias
melihat
Terkadang
diandalkan
untuk
prinsip
birokrasi
diperankan
ekologis
dalam
pemerintahan
sebagai
tidak
instrumen
yang
menggunakan
logika
besaran/skala
penggunaan
ekologis.
Ketika
produksi-produksi
industri
dalam
satu
kawasan
malah
mengakumulasikan
beban
kepada
peraturan
industri
yang
kecil,
ditetapkan
pemerintah
berdasarkan
diwajibkan
untuk
mengelola
lingkungan
dengan
Purwo Santoso, Ph.D; (Makalah) Environmental Governance : Filosofi Altrnatif Untuk Berdamai
Dengan Lingkungan Hidup; halaman 17.
pengelolaan
lingkungan
yang
akan
menambah
beban
dari
terakumulasi
satu-persatu
di
satu
industri
kawasan
capacity
(batas
kemampuan
setelah
mendapat
zat-zat
dan
alam
yang
tersebut
menyebabkan
untuk
akan
carrying
merecovery
masuk
dari
luar)
diri
pada
tapioka,
dengan
menggunakan
logika
carrying
air
akumulasi
limbah
terjadi,
maka
sungai
dalam
tersebut
akhirnya
merecovery
bertambah
sungai
dan
tidak
diri.
Ketika
terus-menerus
bisa
merecovery
correct
yakni
dalam
bentuk
diskriminasi
industri
akhirnya
kecil
berdampak
untuk
pula
tidak
terhadap
mengelola
ekologi
dan
limbah
sosial.
samping
Kecamatan
itu,
Gumelar,
dalam
untuk
kasus
industri
mengurangi
tapioka
pencemaran,
di
para
10
(IPAL)
yang
sebelum
berfungsi
dibuang
lindur
atau
Logika
end
ke
elot
of
untuk
sungai.
yaitu
pipe4
mengendapkan
Hasil
pati
dalam
yang
bentuk
limbah
endapannya
disebut
kualitasnya
IPAL
cair
jelek.
tersebut
bukan
pencemaran
tanah
(air
resapan
warga
berbau
produksi
baik
industri
maupun
domestik
(rumah
tidak
dikehendaki
lingkungan
karena
tidak
mengurangi
dan
meminimalisir
dampak
negatif
End of pipe muncul dari konsep limbah pabrik yaitu berakhirnya masalah pencemaran pada jalur
yang paling akhir.
5
Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah
6
terinspirasi dari tulisan Purwo Santoso, Ph.D tentang Pendekatan Politis dalam Merespon Persoalan
Sampah, yang penulis kaitkan dengan limbah.
11
akhirnya
hulu
ke
dibuang
hilir.
dengan
Semua
cara
fase
melihat
produksi
pengelolaan/pengolahan
dari
tahap
produksi,
pemilihan
di
samping
bahan
itu
baku
hingga
pengendalian
akhir
dampak
dan
teknologi
daur
ulang
yang
sangat
diperlukan.7
Untuk memanfaatkan limbah industri tapioka, diawali
dengan awal proses produksinya. Proses pengupasan ketela
pohon
dari
kulitnya
yang
kulit,
dapat
kotoran
dan
ternak.
Sedangkan
limbah
berupa
limbah
dimanfaatkan
padat
hasil
padat
berupa
untuk
makanan
endapan
berupa
Dikutip dari Abstrak Hasil Penelitian Publikasi Februari 2007 oleh Ramadhani Sari, S.T.P; Dr. Eng.
Udin Hasanudin , M.T; Dr. Ir. Suharyono AS, M.S.
12
pengusaha
tapioka,
pemerintah
juga
dapat
menitik
mengintegrasikan
pengelolaan
limbah
perusahaan
tertentu.
Selain
tapioka
itu,
berdasarkan
pemerintah
dapat
satu
kawasan
menggunakan
Bahan Bacaan:
Nurhasan dan Bambang Pramudyanto,; 1996; Buku Panduan Pengendalian Dampak Lingkungan
Industri Tapioka di Indonesia; Badan Pengendalian Dampak Lingkungan yang dikuti dari Ibid.
13
1. Purwo
Santoso,
Governance
Ph.D;
Filosofi
(Makalah)
Altrnatif
Environmental
Untuk
Berdamai
Ramadhani
Sari,
S.T.P;
Dr.
Eng.
Udin