Anda di halaman 1dari 19

Saskia Pratiwi & Mutia Safrina, Pemilik ADDIC' TEA.

Hadirkan Ikon Minuman


Baru di Kota Kembang.

Saskia Pratiwi dan Mutia Safrina, dua sahabat yang sama-sama memiliki
kecintaan meminum Thai tea, kemudian memutuskan membangun bisnis
bersama yang tak jauh dari hobi mereka itu. Sejak tahun 2011, Saskia yang
merasa tak puas dengan mencicipi racikan Thai tea di beberapa tempat yang
sempat ia kunjungi, mencoba mengolah dan meraciknya sendiri. Hasilnya,
dengan bermodalkan browsing resep meracik Thai tea, Saskia pun berhasil
menciptakan formula olahannya. Tak disangka, olahannya itu disukai
keluarga dan teman-temannya.
Didukung sang sahabat Mutia, akhirnya dua karib ini memberanikan diri
memulai usaha dengan melempar produk Thai tea pertama kali di ajang
pemilihan rektor Institut Teknologi Bandung pada 2011. Respons yang
diterima mereka ternyata sangat baik, bahkan 50 botol Thai tea olahan
mereka laris manis dalam waktu 2 jam saja. Bermodalkan uang patungan
sebesar Rp 5 juta, akhirnya mereka semakin memberanikan diri
memproduksi Thai tea dalam jumlah banyak, dengan merek Addic Tea.

Lagi-lagi, hasilnya di luar perkiraan. Produk olahan mereka semakin laris,


bahkan berhasil meraih omzet ratusan juta rupiah per bulan. Dan kini, Addic
tea bisa dikatakan sudah menjadi salah satu ikon minuman di Kota Kembang.
Soal lokasi penjualan, Addic tea tak hanya bisa didapatkan di Bandung saja,
melainkan sudah menyebar ke berbagai kota seperti Jakarta dan sekitarnya.
Setelah tiga tahun berjalan, sekarang Addic tea sudah memiliki lebih dari 16
titik addic spot di Bandung dan sudah punya reseeler tetap di Jakarta. Jenis
produk Addic tea pun kini semakin beragam. Kalau dulu hanya punya dua
varian rasa, sekarang sudah ada lima. Ada Original Thai Tea, Green Thai Tea,
Taro Milk Tea, Banana Milk Tea, Coffee Milk Tea, dan Minty Milk Tea.
Semuanya direspons dengan baik oleh konsumen.

Perkembangan bisnis yang semakin baik juga membuat dua sahabat


ini sekarang mampu merekrut enam karyawan untuk membantu
melebarkan bisnis Addic tea. Soal rasa, mereka pun harus terus menjaga
kualitasnya. Oleh karena itu, mereka selalu menggunakan daun teh asli dari
Thailand untuk membuat Thai tea. Saat ini yang ingin mereka kembangkan
adalah, selain soal daya tahan karena memakai bahan susu, mereka juga
ingin terus menambah jumlah addic spot di Bandung dan Jakarta.
Soal kompetitor, dua sahabat ini tak pernah merasa khawatir kendati kini
semakin banyak bermunculan usaha sejenis. Mereka menyerahkan ke
konsumen saja. Mereka juga yakin kalau konsumen sudah ketagihan dengan
Addic tea, pasti akan terus mencarinya. Harga yang ditawarkan Addic tea
pun terjangkau dan bersaing. Sejak awal, mereka belum merubah harga.
Untuk kemasan kecil Rp 10 ribu dan Rp 40 ribu untuk kemasan 1 liter. Ke
depannya, mereka ingin bisnisnya ini semakin berkembang dan semakin
dipercaya oleh para konsumennya.

Contact :

Line : addictea
WA/SMS : 082130505000
Pin BB : 2A3090FE

Highlights
Fine Print

[Up to 50% Off] 3 Flavour Fresh Thai Tea (Original Thai Tea/ Green Thai
Tea/ Taro Milk Tea) from Addic'tea, Enjoy 1 Small (260ml) + 1 Medium
(450ml) Only Rp. 13.000,- nett. Free

The Deal
Voucher seharga Rp. 13.000,- nett untuk Paket 1 : 1 Small + 1 Medium (Free Choose)
Harga Normal : Rp. 25.000
Voucher seharga Rp. 15.000,- nett untuk Paket 2 : 2 Medium (Free Choose)
Harga Normal : Rp. 30.000
* Pilihan Rasa :
- Original thai tea (daun teh hitam)
- Green thai tea (daun teh hijau)
- Taro milk tea (talas)
Minuman yang satu ini sudah pasti jadi favorite disduser, apalagi diminum disaat panas dan
haus. Thai tea merupakan teh khas thailand, perpaduan teh dengan susu. Addic'tea
merupakan salah satu tempat yang memproduksi thai tea dengan 3 pilihan rasa yang
yummy dan 3 pilihan ukuran sesuai selera. Disduser bisa nikmatin 1 Small 260 ml + 1
Medium 450 ml dengan pilihan rasa sesuai selera hanya dengan merogoh kocek Rp.
13.000,- nett. Addic'tea menawarkan rasa : Original Thai Tea, Green Thai Tea dan Taro Milk
Tea. Cobain deh, dijamin ketagihan!
Addictea
Jl. Cisangkuy No 46
Bandung
Phone : 082130505000
Twitter : Click Here
H- 3, Hari Raya Idul Fitri dan H+5 : TUTUP
Konfirmasi pembayaran paling lambat hari Senin tanggal 06 Agustus 2012 Pukul
12:00 siang
Voucher berlaku 13 Agustus 2012 s/d 13 Oktober 2012

Tentang Addictea
Addictea berdiri pada akhir tahun 2011. Berawal dari kecintaan Saski dan Uti pada
minuman jenis teh susu yang kebanyakan hanya dapat dijumpai di restoran dan caf,
sehingga memunculkan ide untuk membuat minuman teh susu tersebut ke dalam bentuk
kemasan yang siap minum, dengan desain yang simpel namun tetap catchy.
Addictea merupakan produk minuman kemasan berbahan dasar teh dengan campuran
susu, tidak menggunakan tambahan pemanis dan pengawet sehingga aman untuk
dikonsumsi, dan tentunya menyehatkan. Menggunakan bahan-bahan yang berkualitas serta
diolah oleh tangan-tangan terampil berskala industri rumah tangga.
Addictea juga bisa digunakan untuk berbagai macam event, seperti: pesta pernikahan,
ulang tahun, acara lamaran, arisan, bazar, dll.

Kesulitan kerap kali berubah menjadi peluang di tangan individu berjiwa


kreatif. Seperti halnya yang dilakukan Saskia Pratiwi (28 tahun), pecandu
racikan teh Thailand atau Thai tea. Ketika perempuan yang berdomisili di
Bandung, Jawa Barat itu tiga tahun silam kesulitan mencari minuman
kesukaannya yang bercitarasa kaya rempah, maka ia pun berkreasi meracik
versinya sendiri. Ternyata, Thai tearacikannya tak cuma memuaskan dirinya,
tetapi juga keluarga dan kerabatnya.
Dari orang-orang terdekatnya itu pula tercetus ide memasarkannya untuk
umum. Setelah memberanikan diri melempar produknya pertama kali di
ajang pemilihan rektor Institut Teknologi Bandung tahun 2011, hasil yang
dicecap lulusan S-1 Desain Interior ITB itu pun cukup manis.
Akhirnya, Saskia bersama seorang temannya, Mutia Safrina (27 tahun), MBA
lulusan dari SBM ITB, merambah pasar yang lebih luas dengan merek
Addictea. Lagi-lagi, kesuksesan diteguknya. Addictea kini menjadi salah satu
minuman ikonik di Bandung dengan omset ratusan juta rupiah per bulan.
Padahal, ketika memulainya, Saskia dan Mutia hanya bermodal uang
tabungan Rp 5 juta. Buat beli bahan baku dan kulkas, tutur Mutia yang
kebagian peran pemasaran melengkapi teman dan mitranya yang fokus di
bagian produksi dan keuangan. Bahkan, demi menghemat pengeluaran, saat
acara di ITB, pada Desember dua tahun silam, mereka bekerja serabutan
mulai dari meracik, menjaga stan hingga melayani pembeli. Ternyata,
respons pasar sangat baik.
Dari sana, Saskia dan Mutia menjadi yakin akan masa depan produknya.
Perlahan tetapi pasti, area pemasarannya mulai diperluas. Di Bandung,
Addictea kini bisa diperoleh di 16 titik penjualan yang beberapa di antaranya
menumpang di gerai kuliner populer seperti Shinlin-Dicks, Roti Gempol, The
Dreams Cake dan Sushi Den. Di Jakarta pun mereka sudah memiliki
seorang reseller dan empat titik penjualan.
Varian rasa pun kini diperbanyak dari hanya dua menjadi lima yakni, original
Thai tea, green Thai tea, taro milk tea,banana milk tea, coffee milk
tea dan minty milk tea. Memang, kini Addictea tidak hanya dikenal sebagai
minuman Thai tea, tetapi juga teh susu. Setiap kami mengeluarkan produk
baru biasanya hasil dari kami ngobrol juga sama pelanggan dan tentu saja
keluarga, karena mereka kan cenderung lebih jujur kalau soal rasa, kata

Saskia yang bersama Mutia diwawancara SWA di gerai mereka di Jl.


Cisangkuy 46, Bandung.
Sadar keberhasilan sudah dalam genggaman, dua sekawan yang kini dibantu
6 karyawan ini terus berupaya menjaga resep unggulan mereka. Untuk
varian Thai tea dan green tea, hingga kini Addictea tetap menggunakan
daun teh asli dari Thailand. Sementara untuk varian lainnya menggunakan
daun teh Indonesia. Tantangan terbesarnya saat ini, menurut Saskia, adalah
daya tahan produknya. Berhubung Addictea berbasis susu, setelah tutupnya
dibuka maka produknya hanya mampu bertahan 6 jam di suhu ruang. Ke
depan, kami ingin lebih tingkatkan lagi daya tahannya.
Tantangan lainnya muncul dari para kompetitor yang tergiur atas
keberhasilan Addictea. Untuk menghadapi persaingan, selain menjaga
kualitas produk, Saskia dan Mutia juga menahan laju kenaikan harga
produknya. Dari awal hingga kini, produk Addictea dijual Rp 10 ribu untuk
kemasan kecil 150 ml, Rp 15 ribu kemasan medium, dan Rp 30 ribu kemasan
1 liter.
Mereka juga kian selektif memilih titik penjualan. Sengaja Addictea disasar
ke tempat gaul anak muda di Bandung dan titik yang ramai dikunjungi
keluarga. Kami memang memilih spot yang crowd-nya ramai dan sesuai
dengan target pasar kami, kata Mutia.
Di Jakarta, mereka memilih seorang pecandu Addictea untuk menangani
pemasarannya. Kami kerja sama dengan Citra, dia yang menangani
penjualan di Jakarta. Kami percaya dia karena Citra ini memang suka sekali
Addictea. Tanggapan di Jakarta juga cukup positif, ujar Mutia.
Ketika dihubungi SWA melalui telepon, Citra Gemaradhita, reseller Addictea
di Jakarta, mengiyakan pernyataan tersebut. Sebulan bisa laku 1.500 botol,
katanya seraya menyebutkan varian taro milk tea, green Thai
tea dan original Thai tea yang paling digemari di Jakarta.
Citra yang bermitra sejak bulan November tahun lalu mengaku tertarik
memasarkan Addictea setelah mencicipinya langsung di Bandung. Di
Jakarta belum ada produk home industry milk tea yang dikemas dalam
bentuk botol dengan rasa yang enak dan bervariasi. Saya melihat produk ini
akan banyak digemari orang di Jakarta di berbagai kalangan, ujarnya.

Ternyata prediksi Citra tepat. Tanggapan di Jakarta menurutnya terhitung


bagus. Bahkan, sejumlah orang yang dulunya tinggal di Bandung sangat
senang mengetahui bahwa Addictea bisa didapat di Jakarta. Citra pun
menyumbang saran untuk kemajuan Addictea. Rasanya akan lebih enak dan
mempermudah penjualan apabila Addictea dapat membuka produksinya di
Jakarta, agar orang-orang di Jakarta lebih mudah lagi mendapatkan produk
ini tanpa terbatas dan mengurangi kerusakan produk, serta mempermudah
dan meminimalisasi distribusi ke Jakarta, katanya berterus terang.
Pesan Citra nampaknya sejalan dengan rencana Saskia dan Mutia. Ke depan,
mereka memang akan semakin melebarkan jangkauan pemasaran, di
antaranya dengan memasuki ritel modern seperti The Food Hall. Selain itu,
mereka pun akan mulai menyasar kategori yang berbeda meski dengan
bahan baku serupa, teh dan susu. Kami akan mulai mengembangkan di
puding ataupun cake. Jadi, kami akan terus fokus ke pengembangan
produk, ungkap Mutia optimistis.

Addic'tea
Saskia Pratiwi dan Mutia Safrina, dua sahabat yang sama-sama memiliki kecintaan meminum Thai
tea, kemudian membangun bisnis bersama yang tak jauh dari hobinya itu. Sejak tiga tahun lalu,
Saskia yang merasa tak puas dengan mencicipi racikan Thai tea di beberapa tempat yang sempat ia
kunjungi, mencoba mengolah dan meraciknya sendiri. Hasilnya, dengan bermodalkan browsing resep
meracik Thai tea, Saskia pun berhasil menciptakan formula olahannya. Tak disangka, olahannya
disukai keluarga dan teman-temannya.
Didukung sang sahabat Mutia, akhirnya dua karib ini memberanikan diri memulai usaha dengan
melempar produk Thai tea pertama kali di ajang pemilihan rektor Institut Teknologi Bandung pada
2011. Respona yang diterima mereka ternyata sangat baik, bahkan 50 botol Thai tea olahan mereka
laris manis dalam waktu 2 jam saja. Bermodalkan uang patungan sebesar Rp5 juta, akhirnya mereka
semakin memberanikan diri memproduksi Thai tea dalam jumlah banyak, dengan merek Addic'tea.
Lagi-lagi, hasilnya di luar perkiraan. Produk olahan mereka semakin laris, bahkan berhasil meraih
omzet ratusan juta rupiah per bulan. Dan kini, Addic'tea bisa dikatakan sudah menjadi salah satu ikon
minuman di Kota Kembang. Soal lokasi penjualan, Addic'tea tak hanya bisa didapatkan di Bandung
saja, melainkan sudah menyebar ke berbagai kota seperti Jakarta dan sekitarnya.
"Setelah tiga tahun berjalan, sekarang Addic'tea sudah memiliki lebih dari 16 titik addic spot di
Bandung dan sudah punya reseller tetap di Jakarta," urai Mutia. Jenis produk Addic'tea pun kini
semakin beragam. "Dulu cuma punya dua varian rasa, sekarang sudah punya lima, ada Original Thai
Tea, Green Thai Tea, Taro Milk Tea, Banana Milk Tea, Coffee Milk Tea, dan Minty Milk Tea.
Semuanya direspons dengan baik oleh konsumen," ujar Mutia.
Perkembangan bisnis yang semakin baik juga membuat dua sahabat ini saat ini mampu merekrut
enam karyawan untuk membantu melebarkan bisnis Addic'tea. "Soal rasa, kan, harus terus dijaga
kualitasnya. Jadi caranya menggunakan daun teh asli dari Thailand untuk membuat Thai tea. Yang
ingin kami kembangkan, selain soal daya tahan karena pakai susu, juga ingin terus menambah jumlah
addic spot di Bandung dan Jakarta," jelas Mutia.
Soal kompetitor, dua sahabat ini tak pernah merasa khawatir kendati kini semakin banyak
bermunculan usaha sejenis. "Kami serahkan ke konsumen saja, kalau sudah ketagihan pasti carinya
Addic'tea, kan," ucap Mutia yang bergelar MBA lulusan SBM ITB. Harga yang ditawarkan Addic'tea
pun terjangkau dan bersaing.
"Sejak awal, harganyanya belum berubah. Untuk kemasan kecil Rp10 ribu dan Rp40 ribu untuk
kemasan 1 liter," jelasnya. Ke depan, dua perempuan lajang ini ingin bisnisnya semakin berkembang
dan semakin dipercaya oleh para komsumennya.

Anda mungkin juga menyukai