Oleh :
Kelompok: Empat (4)
-SUYANDI B (F1I1 14 095)
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya makalah tentang Bentuk Lahan Asal Proses
Marine ini dapat terselesaikan dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Fitra Saleh, S. Pada., M, Sc selaku Dosen
mata kuliah KKL 1 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Bentuk Lahan Asal Proses Marine. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Kendari,
November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................3
D. Manfaat................................................................................................................3
BAB II BENTUK LAHAN ASAL MARINE......................................................... 4
A. Definisi Bentuk Lahan Asal Proses Marine....................................... ................ 4
B. Perkembangan Daerah Pantai dan Pesisir............................................................5
C. Pantai dan pesisir............................................................................................... .8
D. Klasifikasi Pantai ...............................................................................................5
E. Jenis bentuk lahan asal proses Marine................................................................14
BAB III PENUTUP.................................................................................................20
A. Kesimpulan ........................................................................................................20
B. Saran ..................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geomorfologi adalah mempelajari bentuklahan (landform), proses-proses yang
menyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap bentuklahan yang
dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar laut/samudera. Geogra
sik mempelajari bentang lahan (landscape), yaitu bagian ruang dari permukaan bumi
yang dibentuk oleh adanya interaksi dan interdependensi bentuk lahan.
Istilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris), atau landscap
(Belanda) dan landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti
pemandangan mengandung 2 (dua) aspek, yaitu: (a) aspek visual dan (b) aspek estetika
pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 / Widiyanto dkk, 2006). Ada beberapa
penulis yang memberikan pengertian mengenai bentanglahan, antara lain:
Bentanglahan
merupakan
gabungan
dari
bentuklahan
(landform).
Bentuklahan
merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah sungai. Kombinasi
dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan, seperti daerah perbukitan yang
baik bentuk maupun ukurannya bervariasi / berbeda-beda, dengan aliran air sungai di
sela-selanya (Tuttle, 1975).
Bentanglahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem, yang
dibentuk oleh interaksi dan interpen-densi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan
batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan
segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo,
1982).
Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya, yang
mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut lain, yang dipengaruhi oleh
aktivitas
manusia
(Vink,
1983).
faktor geomorfik (G), litologik (L), edafik (E), klimatik (K), hidrologik (H), oseanik (O),
biotik (B), dan faktor antropogenik (A).
Pada makalah ini akan dibahas bentuk lahan asal proses marine yang dihasilkan
oleh aktivitas gerakan air laut, baik pada tebing curam, pantai berpasir, pantai berkarang
maupun pantai berlumpur. Aktivitas marine sering dipengaruhi aktivitas fluvial sehingga
sering disebut sebagai fluvio marine. Proses marine mempunyai pengaruh yang sangat
aktif pada daerah pesisir sepanjang pantai.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian bentuk lahan asal proses marin?
b. Bagaimana proses terjadinya bentuk lahan asal marine?
c. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan bentang di daerah
pantai?
d. Apa perbedaan pantai dan pesisir?
e. Apa saja klasifikasi pantai menurut para ahli?
f.
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian geomorfologi asal marin khususnya daerah pantai dan
faktor-faktor yang ada di dalamnya.
b. Mengetahui proses terjadinya bentuk lahan marine dan faktor-faktor yang
menyebabkan perkembangan daerah pantai.
c. Mengetahui perbedaan pantai dan pesisir
d. Mengetaui klasifikasi pantai menurut para ahli
e. Mengetahui jenis bentuk lahan asal proses marine.
D. Manfaat
a. Dapat mengetahui pengertian geomorfologi asal marin khususnya daerah pantai
dan faktor-faktor yang ada di dalamnya.
b. Dapat mengetahui proses terjadinya bentuk lahan marine dan faktor-faktor yang
menyebabkan perkembangan daerah pantai.
c. Dapat mengetahui perbedaan pantai dan pesisir
d. Dapat mengetaui klasifikasi pantai menurut para ahli
e. Dapat mengetahui jenis bentuk lahan asal proses marine.
BAB II
BENTUK LAHAN ASAL MARINE
Pasang surut, naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga
interval naik turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang surut ini dapat
mengerosi pantai apalagi kalu bersama sama dengan gelombang / ombak.
Arus, aliran air laut yang disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut dll.
pantai tersebut.
Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh
tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan
arus laut.
Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan
bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme,
wisata yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila
masyarakat mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan
muncul pemikiran-pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati keindahannya
meskipun sudah mengalami perubahan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
pasang rerata. Menurut Hutabarat dan Evans (1985: 132) pantai laut (seashore) adalah
daerah yang terletak antara daratan dan lautan yang masih dipengaruhi oleh air pasang.
Dari beberapa pengertian pantai menurut para ahli, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pantai adalah suatu zona yang dimulai dari titik terendah air laut pada waktu surut
hingga kearah daratan sampai batas paling jauh gelombang ke daratan.
Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi
dan air surut terendah. (Triatmodjo, 1999). Daerah di sekitar pantai dibagi dalam
beberapa bagian seperti berikut:
Backshore merupakan bagian dari pantai yang tidak terendam air laut kecuali
bila terjadi gelombang badai.
Foreshore merupakan bagian pantai yang dibatasi oleh beach faceatau muka
pantai pada saat surut terendah hingga uprushpada saat air pasang tinggi.
Inshore merupakan daerah dimana terjadinya gelombang pecah,memanjang dari
surut terrendah sampai ke garis gelombang pecah.
Offshore yaitu bagian laut yang terjauh dari pantai (lepas pantai), yaitu daerah
dari garis gelombang pecah ke arah laut.
Coast atau pesisir adalah daerah mulai dari pantai ke arah darat sampai batas
yang kurang jelas. Sedangkan coastline adalah garis batas antara pesisir dengan pantai.
Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak
begitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.
Menurut bakosurtanal 1990, pengertian wilayah pesisir (coast) adalah suatu jalur
saling pengaruh antara darat dan laut yang memiliki ciri geosfer yang khusus, ke arah
darat dibatasi oleh pengaruh fisik air laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan arah ke
laut dibatasi oleh proses alami serta akibat kegiatan manusia terhadap lingkungan di
darat. Batas wilayah pesisir arah daratan ditentukan oleh :
a. Pengaruh sifat fisik air laut, yang ditentukan berdasarkan seberapa jauh pengaruh
pasang air laut, seberapa jauh flora yang suka akan air akibat pasang tumbuh dan
seberapa jauh pengaruh air laut ke dalam air tanah tawar.
b. Pengaruh kegiatan bahari (sosial), seberapa jauh konsentrasi ekonomi bahari
(desa nelayan) sampai ke arah daratan.
D. Klasifikasi Pantai
10
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan.
Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan
gelombang dan arus laut.
1. Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam berdasarkan
genesanya:
a. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan
air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman.
Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air
yang sekarang. Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak
dapat dilihat dari keadaan pantainya. Naik turunnya permukaan air laut selama periode
glasial pada jaman pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang
sangat besar. Selain itu, penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman
daratan. Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami
pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air
laut. Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang
tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai
yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai
tersebut antara lain:
pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang
disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es. Ciri khas dari
bagian pantai yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkattingkat, lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai. Pantai fjords ini
11
terbentuk apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini
banyak terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami
pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan
sebagainya.
yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut; (2)
Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah
sungai mengalami banjir; (3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti
segitiga, biasanya terdapat di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila
dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.
fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks.
Setelah mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben
akan langsung menjadi pantai.
menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang
menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan
aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar.
b. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)
Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan
permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang
terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:
12
mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air.
bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar.
Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis
pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.
c. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya
pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumukgumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
d. Pantai Majemuk (Compound shorelines)
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti
dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan
sebagainya.
13
14
tiga,yaitu:
a. Pantai Batu
Ukuran butir sedimen kerikil atau campuran, bentuk medan landai sampai
terjal,
tidak
ada
atau
sedikit
pengendapan
dari
15
16
17
18
tumbuhan yang ada yaitu bakau di paling depan,di belakangnya nipah,tumbuhan rawa air
tawar atau hutan lahan basah.Batas teratas dari Bakau setinggi batas air pasang maksium.
Fungsi hutan bakau adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
19
Terumbu karang terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan jasad renik
lainnya.Menurut Bird dan Ongkosongo (1990) karang dapat tumbuh dan berkembang
baik pada kondisi:
1.
2.
3.
4.
pasir
adalah
akumulasi
pasir
lepas,berupa
gundukan
dimana
Terbentuknya teratur,dihasilkan oleh arah umum angin yang bekerja pada suatu
daerah.Gumuk pasir ini dapat terbentuk di daerah-daerah yang endapannya lepas-lepas
seperti pada daerah gurun,daerah pantai dan sebagainya. Gumuk pasir merupakan
akumulasi dari pasir-pasir yang lepas,yang terendapkn sepanjang garis-garis pantai oleh
pengerjaan angin dan kenampakan endapannya mempunyai ciri khas baik tingginya
maupun pelamparannya.
20
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Geomorfologi marine adalah bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses marin berupa
aktivitas/ gerakan air laut, baik pada tebing, pantai berpasir, pantai berkarang,
maupun pantai berlumpur.
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan pantai
yaitu : gelombang; arus; pasang-surut; sifat bagian daratan yang mendapat pengaruh
proses marin; perubahan relative ketinggian muka laut; pertumbuhan karang; glister
yang mencapai permukaanlaut; hasil vulkannisme yang mencapai pantai, dan
pembentukan delta.
3. Pantai adalah suatu zona yang dimulai dari titik terendah air laut pada waktu surut
hingga kearah daratan sampai batas paling jauh gelombang ke daratan.
4. Menurut bakosurtanal 1990, pengertian wilayah pesisir (coast) adalah suatu jalur
saling pengaruh antara darat dan laut yang memiliki ciri geosfer yang khusus, ke
arah darat dibatasi oleh pengaruh fisik air laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan
arah ke laut dibatasi oleh proses alami serta akibat kegiatan manusia terhadap
lingkungan di darat.
5. Klasifikasi pantai
1)
2)
b.
c.
Pantai Netral
d.
Pantai Majemuk
a.
Pantai Primer
b.
Pantai Sekunder
3)
Pantai batu
b.
Pantai pasir
c. Pantai Lumpur
4)
22
a. Pertambahan daratan
b. Penyusutan daratan
6. Jenis Satuan bentuk lahan asal proses Marine (M) secara garis besar :
1) Tebing terjal
Tebing batuan di pinggir laut akibat pengikisan (abrasi)
2) Gisik pantai
Daerah peralhan antaa darat dan laut yang terbentuk oleh atau dipengaruhi proses
marine, baik dari bahan pengikisan tebing maupun dari bahan-bahan yang dibawa
sungai ke laut.
3) Rawa Payau
mencirikan daerah pesisir yang tumbuh (accretion). Proses sedimentasi
merupakan penyebab bertambahnya daratan pada medan ini.
4) Daerah terumbu karang
Terumbu karang terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan jasad
renik
pasir
adalah
akumulasi
pasir
lepas,berupa
gundukan
dimana
Terbentuknya teratur,dihasilkan oleh arah umum angin yang bekerja pada suatu
daerah
B. Saran
Adapun saran kami pada makalah ini adalah semoga makalah ini dapat
dimanfaatkan dengan baik bagi pembacanya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Astrid. 2001. Karakteristik beberapa Pantai Potensial di Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jurnal Geografi, 02(7), hal 8-17, Departemen Geografi UI, Depok.
Karim, Sutarman dan Triyatno. 2012. Geomorfologi Umum. Padang: UNP
Triatmodjo,Bsmbsng. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta : Fakultas Teknik UGM
http://sekerasbatu.blogspot.com/2009/04/konsep-dasar-dan-pengertian-bentang.html,
diakses 9 Oktober 2012
http://enenkq.blogspot.com/2012/06/bentuk-lahan-marine.html, diakses 9 Oktober 2012
http://gaulmahageo1g.blogspot.com/2012/01/geomorfologi-dalam-geografi-fisik.html,
diakses 9 Oktober 2012
24