Anda di halaman 1dari 2

FILM KEDOKTERAN ZERO NO SHINJITSU : Bukan Lagi

Membahas Bedah
Ketika memasuki dunia FK, film kedokteran menjadi sebuah hal yang akrab didengar
dan dinikmati oleh mahasiswa FK. Ada berbagai macam film ataupun drama kedokteran
dengan berbagai genre dan tema yang diangkat. Kebanyakan dari film-film tersebut
membahas dunia Bedah sebagai tajuk utama film. Beberapa orang yang sudah sering
menonton film kedokteran dengan tema tersebut mungkin akan muncul rasa bosan. Maka
dari itu, drama kedokteran Zeros Truth : Forensic Medical Examiner (Zero no Shinjitsu,
) ini bisa menjadi sesuatu yang baru dan fresh untuk
mengisi waktu senggang anda.
Film drama Jepang ini menceritakan kisah seorang dokter cantik bernama
Matsumoto Mao (Emi Takei) yang berprofesi sebagai seorang Medical Examiner di
Departemen Medical Examiner Kanto Central Government, Jepang. Selama sepuluh
tahun menetap di Amerika serikat, ia memasuki universitas pada umur 15 tahun dengan
IQ 150. Di usianya 16 tahun, ia kembali ke Jepang dan mendaftar di fakultas Kedokteran
hingga akhirnya menggeluti dunia forensik medical examiner. Film ini disutradarai oleh
Jota Tsunehiro dan Kazunari Hoshino serta dibintangi oleh artis-artis Jepang lainnya
seperti Kuranosuke Sasaki, Katsuhisa Namase, dan lain-lain. Adapun film drama ini
dirilis pada tahun 2014 yang berjumlah 8 episode dan ditayangkan setiap Kamis pukul
21.00 waktu setempat pada stasiun TV Asahi.
The Medical Examiner is the last to take care of a person. The medical examiner
determines the correct cause of death to return dignity to the dead. He connects that
single death to many lives he left behind.
Kutipan di atas yang terdapat pada setiap episode film drama ini mungkin bisa
menggambarkan sedikit mengenai medical examiner. Medical Examiner atau disebut juga
Koroner ini sebenarnya bertugas menginvestigasi sekaligus memilah kasus kematian
wajar dan tak wajar yang ada, namun sistem ini tidak dianut dalam dunia kedokteran
Indonesia. Setiap episode berdurasi sekitar 46 menit. Walaupun film ini hanya berjumlah
8 episode, film ini tetap dikemas secara apik dan penuh teka-teki yang mengungkap
berbagai macam kasus kematian seperti bunuh diri, kecelakaan kerja, pembunuhan dan
lain-lain. Bersama dengan Ichiro Yashiki (Kuranosuke Sasaki) dan timnya, polisi yang
bertugas mengungkap kasus kematian tak wajar, mereka dan tim Medical Examiner
berusaha mengungkap penyebab kematian seseorang dengan menghubungkan data hasil
visum dengan kejadian-kejadian yang dialami oleh mayat tersebut saat ia masih hidup
dan orang-orang yang ada disekitarnya. Selain mengungkap penyebab kasus kematian,
film drama ini juga mengisahkan Matsumoto Mao yang juga mencari tahu penyebab
kematian ibunya 8 tahun yang lalu.
Karena film ini adalah drama kedokteran, tentunya beberapa istilah dan teori medis
akan muncul dalam setiap episode. Ini bisa menambah wawasan kita terutama bagi
mahasiswa FK yang ingin mempelajari materi kedokteran Forensik tapi tetap dengan cara
sederhana dan santai. Namun sayang, ada beberapa istilah medis dalam film ini yang

tidak ada penjelasannya sehingga bagi sebagian orang awam atau mahasiswa FK yang
belum pernah menemui istilah tersebut mungkin akan terdengar sedikit asing, seperti :
aneurisma, malformasi arteriovenosus, dan sebagainya. Walaupun begitu, film ini tetap
dapat dinikmati medisnya melalui alur-alur yang menantang pikiran kita untuk menebak
isi jalan cerita film ini.
Terlihat seperti film kriminal serta dianggap sedikit menakutkan, tapi faktanya film
drama ini dikemas rapi dan dibuat semenarik mungkin sehingga sisi menakutkan yang
terbayang mengenai forensik sama sekali tidak ada dalam film. Selain itu, film ini tak
hanya berisi ketegangan, namun juga terdapat sisi-sisi humor yang cukup menghibur dan
mengundang tawa. Karakter dan akting pemain-pemain film ini bisa dikatakan sangat
bagus. Karakter Matsumoto Mao yang bersifat kaku, dingin, dan anti-sosial didukung
oleh karakter tingkah Izumisawa (Katsuhisa Namase) yang kocak dikarenakan menyukai
Indene-sensei (Miki Maya) serta Hosaka (Denden) yang ramah sebagai asisten lab
forensik. Selain itu, karakter Midori Kume (Karen Miyazaki) dan Tsukuda (Kazushige
Komatsu) juga turut menambah keseruan film drama ini.
Ada sedikit kekurangan dalam film ini. Mungkin dikarenakan jumlah episode yang
sedikit, maka alur penyelesaian cerita terasa kurang rinci dan terlalu singkat. Ada baiknya
film ini ditambah beberapa episode lagi atau dibuat season 2. Walaupun begitu, film ini
tetap bagus karena selain karakter, kualitas dan jalan cerita, angle shoot camera,
penggunaan backsound tambahan dan soundtrack berjudul Puzzle (Pazuru) dari
Shonanno Kaze juga dirasa pas dengan suasana film. Singkat kata, film ini recommended
bagi siapapun yang ingin menontonnya terutama mahasiswa kedokteran untuk ditonton
diwaktu senggang.

Anda mungkin juga menyukai