SFC (Supercritical Fluid Chromatography) Atau Kromatografi Fluida Superkritis
SFC (Supercritical Fluid Chromatography) Atau Kromatografi Fluida Superkritis
atau
Kromatografi Fluida Superkritis.
Kromatografi Fluida Superkritis
Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia
yang berdasar pada perbedaan distribusi dari masing-masing komponen campuran
yang terpisah pada fase diam di bawah pengaruh pergerakan fase gerak.
Kromatografi Fluida Superkritis adalah pengembangan dari teknik
kromatografi kolom, dimana dalam cara kerjanya menggunakan fasagerak fluida
superkritik.
Sejarah
Tahun 1822 : Fluida Superkritis ditemukan: Baron Cagniard de la Tour.
Tahun 1879 : Hannay dan Hoggart mendemontrasikan kekuatan pelarutan
(solvating power) dari etanol Superkritis.
Tahun 1981 : Penggunaan Fluida Superkritik pada Analitik dimulai pada
Kromatografi Fluida Superkritik (SFC) Kapiler oleh Novotny.
Prinsip Dasar
Pada dasarnya merupakan perpaduan teknik GC (Gas Chromatograph)
dan
dan tekanan kritis bertemu dinamai Titik kritis dari bahan itu. Molar kritis adalah
volume dari satu mol sebuah bahan pada suhu kritis dan tekanan kritis.
Titik Kritis, Tc, dari sebuah bahan adalah sebuah titik suhu dimana fase
cairan dan uap tidak bisa dibedakan. Pada saat mendekati temperatur titik kritis,
properti gas dan cairan menjadi sama, fase ini disebut Fluida superkritikal yang
memiliki sifat pertengahan antara cair dan gas. Terjadi bila suatu zat berada di atas
titik kritis.
Diagram Fasa
Area
Fluida
Superkritis
Sifat Fisik :
a. Kelarutan tinggi
b. Difusivitas tinggi (Lebih baik dari Cairan)
c. Viskositas rendah
d. Densitas tinggi
e. Tegangan permukaan rendah (seperti gas)
Sehingga transfer masa cepat dan dapat menembus pori matriks
Instrumensasi
Secara garis besar, SFC terdiri dari beberapa komponen yaitu,
1. Fasa Gerak
2. Pompa
3. Pemasukan Cuplikan
4. Oven
5. Kolom
6. Detektor
b.
c.
Tidak berbau
d.
Tidak beracun.
e.
regulator
s ilin d e r g a s
filter
2. Pompa HPLC
Penggunaan pompa pada SFC disesuaikan dengan jenis kolom yang
digunakan dalam pemisahan, ada korelasi antara panjang kolom, diameter kolom,
dan tekanan yang digunakan.
Semakin panjang kolom dan diameter kolom kecil semakin banyak
tekanan yang dibutuhkan untuk memompa pelarut agar mengalir dalam kolom
begitu pila sebaliknya
Pompa berfungsi untuk mengalirkan fasa gerak cair melalui kolom yang
berisi serbuk halus. Pompa yang harus digunakan harus memenuhi beberapa
persyaratan, diantaranya yaitu Menghasilkan tekanan sampai 6000 psi(pons/m2)
dan tahan korosi.
Ada dua tipe pompa, yaitu :
1. Reciprocating pump
a. Kecepatan tinggi
b. Kolom terkemas
2. Syringe pump
a. Kecepatan rendah
b. Kolom kapiler
3. Pressure Control Unit
Pengatur tekanan digunakan untuk mengatur tekanan gas CO 2 dan menjaga
agar tetap konstan, sedangkan pengatur aliran digunakan untuk menjaga agar
aliran gas CO2 konstan.
4. Filter
Filter atau penyaring ini digunakan untuk menyaring sampel agar terhindar
dari pengotor agar analisa sesuai dengan diinginkan
5. Manometer
Untuk melihat berapa besar aliran dari fasa gerak.
6. On/off valve
Untuk mengatur aliran agar konstan, atau dapat pula digunakan untuk
menghentikan aliran gas.
7. VALCO injection valve
Cuplikan disuntikkan ke dalam aliran fasa gerak. Selanjutnya fasa gerak
membawa cuplikan ke dalam kolom.
Injeksi sampel ke dalam kromatograf merupakan tahapan paling
awal dari proses kromatografi yang efisiensinya akan menentukan
kinerja dan efisiensi proses pemisahan. Tahapan ini juga menentukan
presisi dan akurasi dari hasil analisis kualitatif maupun kuantitatif.
syringe
gas pembawa
blok pemanas
glass wool
liner
kolom
Kolom
Dalam menyiapkan kolom packing, maka jenis zat padat pendukung dan
fasa diam yang akan digunakan harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat
digunakan untuk keperluan pemisahan yang diinginkan.
Kolom, merupakan jantung dari kromatografi gas. Kolom untuk analitik
biasanya berukuran panjang antara 5 sampai 30 cm dan diameternya antara 4
sampai 10 mm. Kolom berisi Fasa merupaka fasa diam, dimana fasa gerak akan
b.
berikut ini
kolektor
pemantik nyala
udara
recorder
amplifier
hidrogen
kolom
Mula-mula dialirkan udara (O2) dan H2 ke dalam perangkat ini hingga terjadi
reaksi pembakaran hidrogen yang menghasilkan energi (dapat dilihat dalam
bentuk nyala). Energi yang dihasilkan ini akan mengionisasi komponenkomponen yang dikeluarkan dari kolom sehingga molekul-molekul analit akan
melepaskan elektron-elektronnya membentuk suatu ion. Ion-ion positif akan
tertarik ke elektroda negatif sehingga arus akan bertambah, kemudian melalui
tahanan yang menimbulkan beda tegangan. Beda tegangan yang dihasilkan
selanjutnya diperbesar pada rangkaian amplifier untuk menggerakkan rekorder.
Detektor ini mempunyai beberapa keunggulan seperti :
Memberikan respon yang linier pada rentang konsentrasi yang cukup lebar
(106) dan,
Detektor ini, merupakan detektor yang peka terhadap aliran massa, karenanya
kepekaannya terhadap berbagai analit berbeda-beda.
d.
Bila eluat merupakan senyawa nitrogen atau fosfor, hasil ionisasinya akan
mempengaruhi siklus vaporasi, ionisasi dan redeposisi dari rubidium. Perubahan
ini akan menghasilkan arus yang lebih besar di dalam sistem dan dicatat sebagai
puncak kromatogram.
kolektor
(anoda, -ve)
rubidium
katoda, +ve
udara
hidrogen
kolom
Detektor Nitrogen-Fosfor, NPD
10.
Rekorder/PC
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat
melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang
diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif.
Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola
yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis detektor yang digunakan dan terlihat
pada layar monitor dalam PC.
11.
Plotter
Output akan direkam sebagai rangkaian puncak-puncak, dimana masing-
masing puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor
Contoh plotter yaitu :
Cara Kerja:
Merupakan gabungan GC dan KCKT dalam hal pompa dan oven kolom.
Fasa gerak dipompa, kemudian cuplikan berupa campuran disuntikkan kedalam
aliran fasa gerak dan dibawa kekolom yang terdapat didalam oven. Tekanan dan
suhu dalam oven harus dioperasikan diatas tekanan dan suhu kritis fasa gerak,aga
rmencapai keadaan fluida superkritis.
2. Pada umumnya pada teknik SFC digunakan fluida superkritik CO2 yang
merupakan hasil samping reaksi kimia yang aman, sementara gas CO 2 sendiri
telah terakumulasi di udara. Oleh karena itu, teknik SFC tidak menghasilkan
limbah bahan kimia baru ke alam.
Kekurangan SFC :
1. SFC merupakan instrumen baru sehingga belum banyak diterapkan karena
harganya mahal.
2. Tidak mampu mengelusi senyawa ionik moderat atau senyawa yang sangat
polar.(dapat dengan menambahkan fluida lain sebagai modifier).
3. Biaya perawatan cukup tinggi
4. Butuh kemampuan khusus untuk mengoperasikannya.
5. Membutuhkan teknik pengoperasian khusus.