Makalah Metanol
Makalah Metanol
METHANOL
Disusun Oleh :
Puspita Firsty Lestari
L2C009126
Conny Dewita Utami
L2C009133
Adetya Hendri Murtanto
L2C009140
Melinda Deviana
L2C009147
Meitiandari Mutiara D L2C009153
Inggar Dianratri
L2C009162
Utami Diah Permatasari
L2C009168
dari
endapan
organik,
utamanya
adalah
sisa-sisa
tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsurunsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara
juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia
yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
I 3. Spesifikasi Produk
Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur
dengan air, alkohol alkohol lain, ester, keton, eter, dan sebagian
besar pelarut organik. Metanol sedikit larut dalam lemak dan minyak.
Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap karbon
dioksida dan hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada pada 64,7
oC dengan panas pembentukan (cairan) 239,03 kJ/mol pada suhu 25
oC . Metanol mempunyai panas fusi 103 J/g dan panas pembakaran
pada 25 oC sebesar 22,662 J/g. Tegangan permukaan metanol adalah
22,1 dyne/cm sedangkan panas jenis uapnya pada 25 oC sebesar
1,370 J/(gK) dan panas jenis cairannya pada suhu yang sama adalah
2,533 J/(gK) [4].
Methanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol
atau spiritus. Ia adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH 3OH.
Sebagai alkohol alifatik yang paling sederhana, reaktifitas metanol
ditentukan oleh group hidroksil fungsional. Metanol bereaksi melalui
pemutusan ikatan C-O atau O-H yang dikarakterisasi dengan
penggantian group H atau OH. Pada "keadaan atmosfer" ia
berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna,
mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih
ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti
beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol
industri.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik
oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah
kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut akan
teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi
karbon dioksida dan air.
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk
karbon dioksida dan air adalah sebagai berikut:
2 CH3OH + 3 O2 2 CO2 + 4 H2O
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita
harus berhati-hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk
mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.
Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan
I 4. Penggunaan Produk
Di bawah ini adalah beberapa bidang yang memanfaatkan metanol,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB II
RANCANGAN PROSES
II 1.Mekanisme dan Reaksi Produksi
Ada beberapa metode dalam produksi metanol, diantaranya
ada destilasi-kering (pirolisis) kayu, sintesa dari campuran gas
hydrogen dengan oksida karbon atau biasa disebut steam
reforming, dan oksidasi parsial gas metana.
Tahapan-tahapan produksi methanol dengan metode sintesa
dari campuran gas hydrogen dengan oksida karbon atau biasa
disebut steam reforming.
CO + 2H2
CO2 + 3H2
CH3OH
CH3OH
Yaitu :
1
Gas alam untuk proses dan bahan bakar diumpankan pada tekanan 27
bar dan suhu 30C. Gas alam ini dipanaskan hingga bersuhu 385C dan
dimasukkan ke dalam unit desulfurisasi berkatalis CoMo untuk
menghilangkan kandungan belerang yang dapat merusak katalis
nikelpada reformer. Setelah proses ini, gas alam memiliki tekanan 24,3
bar dan suhu 385C. Sebagian besar gas alam ini diumpankan untuk
proses reformasi dan sisanya diumpankan sebagai bahan bakar burner.
Sebelum memasuki reformer, kukus proses dan gas alam yang telah
memenuhi syarat menjadi umpan reformer dicampur untuk mendapatkan
umpan reformer yang lebih homogen. Setelah itu, campuran kukus proses
dan gas alam dialirkan ke pemanas hingga temperaturnya mencapai
500C. Katalis yang digunakan dalam proses ini berupa katalis berbasis
nikel. Selanjutnya, gas sisa pembakaran (flue gas) bertemperatur 900C
dilewatkan menuju sistem pemanfaatan panas buangan (waste heat
recovery).
4
Gas hasil pembakaran (flue gas) yang keluar dari reformer memiliki
temperatur 900C. Panas dari gas ini digunakan dalam pembangkit kukus
bertekanan tinggi dan menengah hingga temperaturnya menjadi 485C.
Setelah itu, flue gas didinginkan kembali hingga mencapai suhu 147C
dan dibuang ke atmosfer.
6
Lingkar sintesis
Pembuangan gas
Campuran gas sintesa tambahan dan gas daur ulang yang merupakan gas
sintesa masukan reaktor diumpankan menuju kompresor gas daur ulang.
Di dalmnya, gas sintesa itekan hingga 72,5 bar dan disalurkan melalui gas
interchanger menuju bagian atas kedua reaktor untuk dipanaskan dari
68C menjadi 225C. Reaksi sintesis metanol yang terjadi antara gas H2,
CO, dan CO2 yang bersifat eksotermis terjadi dalam pipa reaktor
berkatalis tembaga. Setelah konversi one pass, aliran gas keluaran reaktor
yang terdiri dari gas tidak terkonversi, metanol, dan sejumlah produk
samping didinginkan dari 225C menjadi 40C. Pendinginan ini bertujuan
untuk memisahkan metanol mentah dari gas terlarut di dalamnya.
Sementara itu, sebagian besar gas tidak terkonversi didaur ulang kembali
sebagai gas sintesa masukan reaktor dan sisanya dibuang dengan
dialirkan menuju sistem flare untuk dibakar agar tidak terjadi akumulasi
inert.
10
Selain langsung dibakar dalam sistem flare, sebagian purge gas yang
dihasilkan dari aliran gas-gas tidak terkonversi dimanfaatkan untuk
keperluan-keperluan :
1
11
II 2. Tinjauan Thermodinamika
Dari tinjauan thermodinamika, kesetimbangan reaksi yang
berlangsung pada reformer sangatlah bergantung pada
1
Tekanan
Temperatur
Kesetimbangan reaksireformasi metana akan begeser ke
kanan seiring meningkatnya temperatur reaksi karena reaksi
endotermik akan menghasilkan lebih banyak CO 2 dan H2. Dengan
kata lain, jika tekanan dan perbandingan kukus (karbon) bernilai
konstan, maka kenaikan temperatur akan menghasilkan konversi
metana yang lebih besar.
II 3. Tinjauan Kinetika
Pada metode steam reforming, jika dilakukan pada kondisi
aktual, laju reaksi di reformer dengan katalis yang baru terjadi
dengan sangat cepat.Sehingga konversi kesetimbangan untuk kedua
reaksi tersebut tercapai secara praktek.. Jadi, kondisi operasional
dapat dievaluasi dengan hanya melihat tinjauan thermodinamika.
II 4. Kondisi Operasi
1 Kolom Desulfurisasi
1
2 Reformer
1
Menggunakan katalis Ni
II 5. Diagram Alir
BAB III
PENUTUP
1 Methanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert
Boyle, yang menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya
melalui distilasi kotak kayu.
2 Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air,
alkohol alkohol lain, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut
organik. Metanol sedikit larut dalam lemak dan minyak.
3 Metanol dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku seperti gas
alam dan batu bara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
metanol paling ekonomis diproduksi dari gas alam dibanding dari
batu bara.
4 Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap karbon
dioksida dan hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada pada 64,7
oC dengan panas pembentukan (cairan) 239,03 kJ/mol pada suhu 25
oC .
5 Bidang yang memanfaatkan metanol, yaitu: baku pembuatan bahan kimia
lain, campuran bahan anti beku (anti freezing) pada air pendingin,
bahan baku pembuatan MTBE (methyl tertiary butyl ether), dll.
6 Beberapa metode dalam produksi metanol, diantaranya ada destilasikering (pirolisis) kayu, sintesa dari campuran gas hydrogen dengan
oksida karbon atau biasa disebut steam reforming, dan oksidasi
parsial gas metana.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T., 1986, Shreves Chemical Process Industries, 5 th ed.
McGraw Hill Book co, New York
http://eprints.ui.ac.id/1563/
http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara
http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alam
http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/09/17/keracunan-fatal
-akibat-menenggak-methanol/
http://kimiadahsyatt.blogspot.com/
http://www.kaltimmethanol.com/indo/index.php?page=history.php
http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=Artikel
%20Lepas&artikel=tk1&hlm=2