Perioperatif Diabetes Melitus
Perioperatif Diabetes Melitus
penyulit
yang
memerlukan
tindakan
operasi.
Dengan
penyembuhan
luka
mungkin
terjadi
jika
terdapat
hiperglikemia.3
Saat ini, dengan kemajuan dan penatalaksanaan perioperatif
memungkinkan pasien diabetes untuk menjalani operasi yang kompleks
karena meningkatnya keamanan serta lebih banyak dilakukan operasi
pada pasien-pasien yang tidak dirawat. Beberapa faktor terlibat dalam
menentukan
respons
glikemik
untuk
prosedur
operasi.
Meskipun
insulin
yaitu
efinefrin,
norepinefrin,
glukagon,
hormon
leukosit
(kemotaksis)
fagositosis,
bakterisida
intraselular)
antikatabolik insulin
Penurunan kerja insulin yang disebabkan oleh meningkatnya
resistansi insulin sekunder akibat hormon kontra regulasi
Metabolik
-
Hiperglikemia
2
glukoneogenesis
Meningkatnya katabolisme protein
Meningkatnya variabel pada lipolisis dengan formasi benda keton
Meningkatnya laju metabolik dan katabolisme
diuresis osmotis
Berkurangnya massa lemak tubuh, keseimbangan nitrogen negatif,
kegagalan
penyembuhan
luka,
penurunan
resistansi
untuk
terjadinya infeksi
Berkurangnya jaringan adiposa dan cadangan energi dari asam
lemak
Defisiensi asam amino esensial, vitamin dan mineral.
Berdasarkan alasan di atas, hiperglikemia dapat menyebabkan
pra
operasi
meningkat.
Operasi
yang
dilakukan
untuk
pasien
mengevaluasi
lainnya,
dan
dan
mengobati
yang
penting
penyakit
untuk
jantung,
mendiagnosis
paru,
ginjal,
Penatalaksanaan diabetes:
-
Antisipasi pembedahan:
-
kebanyakan
pasien
baru
dirawat
menjulang
tindakan
makanan yang dimakan paling tidak 8 jam sebelum trauma harus tetap
dianggap ada dalam lambung. Tergantung urgensi operasi, bila mungkin
operasi ditunda 4 - 6 jam untuk memperbaiki kondisi pasien. 3,4
Pasien juga dipersiapkan sama seperti operasi elektif, pemberian
insulin subkutan dihentikan, dan mulai infus insulin intravena. Harus
diingat bahwa pasien mungkin baru selesai disuntik insulin untuk hari itu,
dan bisa terjadi hipoglikemia, maka tidak hanya infus insulin diberikan tapi
mungkin perlu diberikan glukosa intravena jika terdapat hipoglikemia. 3,4
6
PENATALAKSANAAN INTRAOPERASI
A. Insulin
Semua pasien yang menggunakan insulin, baik DM tipe 1 maupun
tipe 2, harus mendapat terapi insulin selama prosedur operasi. Pada
pasien DM tipe 2 yang memiliki kontrol cukup baik dengan diet dan obat
hipoglikemik oral, mungkin tidak membutuhkan insulin jika prosedur
tindakan relatif mudah dan singkat. Pada banyak situasi, termasuk kontrol
yang buruk cukup lama atau pada prosedur operasi yang cukup sulit,
pada pasien DM tipe 2 pemberian insulin cukup bermanfaat untuk
menjaga kontrol glikemik.2-10
Metode
pemberian
insulin
terbaik
dalam
operasi
masih
beberapa
perubahan
dalam
kontrol
metabolik
dan
Kadar kalium harus dimonitor paling tidak pada saat sebelum dan
setelah operasi. Ingat bahwa kadar kalium serum yang normal tidak
menggambarkan konsentrasi kalium total yang normal pada tubuh.
Banyak faktor dapat mempengaruhi kadar kalium serum selama operasi.
Pada pasien-pasien diabetes dengan fungsi ginjal yang normal dan kadar
kalium yang normal, 10-20 mEq kalium harus ditambah pada per liter
cairan yang mengandung dekstrosa. Kalium diberikan lebih banyak jika
terjadi hipoglikemia. Pada pasien dengan hiperglikemia, kalium tidak perlu
diberikan meskipun kadar kalium turun sampai batas normal. 3-10
PENATALAKSANAAN PASCA OPERASI
Terdapat dua fase kritis pada perawatan perioperatif pasien
diabetes. Pertama fase katabolik awal, yang terjadi pada saat sebelum
sampai saat terjadi operasi. Kedua adalah fase transisional, di mana pada
saat ini terjadi pemulihan sebagian dari stres operasi menuju makan yang
biasa. Untuk banyak pasien diabetes keadaan ini adalah masa peralihan
yang sulit. Kebanyakan mereka menderita gastroparesis mungkin ingin
makan tetapi makanan tidak dapat turun. Begitu pemberian makan oral
dimulai, kadar glukosa mungkin meningkat secara mendadak dan
menetap untuk beberapa waktu setelah perawatan. 3-10
Lanjutkan
ditoleransi.
Berikan insulin awal yang diberikan subkutan (sebaiknya basal-
sliding scale
dengan insulin kerja pendek seperti yang selama ini banyak yang
digunakan, ternyata memberikan fluktuasi kadar glukosa darah yang
cukup tinggi, bahkan pada pasien DM tipe 1 dapat mencetuskan timbulnya
ketoasidosis.5
Selama pemulihan pasca operasi diperpanjang, pasien harus
mendapatkan makanan melalui selang hidung atau nutrisi perenteral total.
Infus drip insulin dapat dengan mudah dimodifikasi untuk memberikan
dukungan nutrisi.3,4
Cairan harus diberikan secara individual. Pada umumnya 2 -3 liter
cairan (kira-kira 100 ml/jam) harus diberikan untuk menggantikan
insensible water losses dan untuk memperoleh pengeluaran urin
sekurang-kurangnya 40 ml/jam. Jenis cairan yang dapat diterima dengan
mudah bagi pasien DM adalah dekstrosa 5% atau dekstrosa 5% dalam
larutan N saline, dan menambah sekitar 20 MEq kalium untuk setiap
liter cairan yang diinfuskan.3-5
Pada kebanyakan pasien dapat dilakukan perubahan diet secara
progresif dari cair ke padat, jika memungkinkan dalam 48 jam dan
diberikan insulin subkutan (sebaiknya basal-bolus), sedangkan infus
insulin intravena dihentikan 1 2 jam setelah pemberian insulin subkutan.
Harus diingat bahwa selama periode pasca operasi, resistansi insulin oleh
stres operasi tetap dijumpai, sehingga diperlukan penyesuaian dosis
subkutan sesuai dengan kadar glukosa darah penderita. 3-5
Infeksi pada luka operasi sering terjadi pada penderita diabetes
dengan kontrol metabolik yang jelek. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh
10
gangguan fungsi granulosit dan keadaan sirkulasi yang jelek oleh karena
makroangiopati atau mikroangiopati.3-11
OPERASI RAWAT JALAN
Dalam beberapa tahun terakhir, tipe operasi pada operasi rawat
jalan dapat ditentukan pada hari yang sama. Jika tidak membutuhkan
anestesi umum, penggunaan obat oral atau insulin bila glukosa darah
sudah terkontrol baik dapat diteruskan, karena tidak memerlukan
persiapan dengan puasa dan sesudah tindakan dapat makan seperti
biasa. Jika mungkin, pada pasien-pasien ini dilakukan tindakan sepagi
mungkin. Jika pendekatan ini tidak mungkin, atau tindakan terlambat,
insulin yang didapat pasien diganti dengan drip insulin atau kombinasi
infus insulin-glukosa.3-5
PROGNOSIS
Beberapa faktor yang menunjukkan prognosis kurang baik untuk
penderita DM yang mengalami anestesi dan operasi adalah:
1.
2.
3.
4.
11
12
13
REFERENSI
1. Saleh
SC.
Aanestesi
dan
operasi
pada
penderita
DM
dan
patient.
Accessed
from:
URL;http://www.
15