Anda di halaman 1dari 7

HIRAC

Posted on January 26, 2011 | Leave a comment


HIRAC adalah sebuah akronim. Kepanjangannya adalah Hazard Identification Risk Assessment
and Control. Jadi ada tiga bagian utama dalam HIRAC, yaitu: upaya melakukan identifikasi
terhadap bahaya dan karakternya, dilanjutkan dengan melakukan penilaian resiko terhadap
bahaya yang ada, setelah itu merekomendasikan upaya.
Hazard (bahaya) didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kerugian
berupa cidera atau sakit.
Risk (resiko) merupakan hasil dari kemungkinan sebuah bahaya menjadi kecelakaan
dikombinasikan dengan tingkat keparahan cidera/sakit pada sebuah kecelakaan yang
terjadi. Resiko tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa ditekan menjadi seminimal mungkin.
Secara umum resiko dikategorikan menjadi tiga. Resiko rendah, resiko sedang, dan resiko tinggi.
Pekerjaan bisa dilakukan bila mempunyai resiko rendah. Bila dari hasil penilaian diketahui
bahwa resiko sebuah pekerjaan adalah sedang atau tinggi, maka pekerjaan tidak boleh di
laksanakan. Harus diambil tindakan pengendalaian agar resiko sedang atau tinggi tersebut turun
menjadi resiko rendah, barulah pekerjaan bisa dilaksanakan.
Untuk dapat menghitung nilai resiko, perlu mengetahui dua komponen utama yaitu Likelihood
(kemungkinan) dan Severity (tingkat keparahan) yang masing masing-mempunyai nilai cakupan
poin satu sampai lima.
Control (pengendalian) adalah upaya pengendalian untuk menekan resiko menjadi serendah
mungkin. Pengendalian dilakukan secara sistematis mengikuti hirarki pengendalian yaitu:
eliminasi, substitusi, rekayasa engineering, administrasi, dan APD.
HIRAC sendiri harus dibuat dan dipersiapkan sebelum pekerjaan dimulai. HIRAC bisa dibuat
berdasarkan imajinasi terhadap sebuah pekerjaan yang akan dilaksanakan. Semakin
berpengalaman seseorang dalam sebuah pekerjaan, bisa dipastikan semakin akurat imajinasinya
dalam mengidentifikasi bahaya.
HIRAC harus ditinjau secara berkala untuk memastikan tetap sesuai dengan kondisi pekerjaan
terkini. Apa bila diketahui bahwa banyak hazard yang tidak teridentifikasi pada HIRAC yang
ada, maka lakukan revisi HIRAC.
Pihak yang terlibat dalam pembuatan HIRAC adalah Engineering Department (persiapan dan
pembuatan), HSE Department (saran dan pengawasan), Lapangan (pelaksanaan dan revisi),
Management (Legitimasi).

Ketika HIRAC telah selesai, sesegera mungkin dikomunikasikan dan diinformasikan kepada
semua pihak secara proporsional. Komunikasi bisa melalui toolbox meeting, papan
pengumuman, training, dll.
HIRAC merupakan dokumen yang penting karena itu pastikan identitasnya (penomoran)
jelas dan diarsipkan dengan rapih baik dalam bentuk hardcopy ataupun softcopy.
Metode HIRAC
Sosialisasi HIRAC (Hazard Identification and Risk Assesment Control)
Maksud :
Melakukan analisa Keselamatan Kerja pada AKTIVITAS HARIAN dan KHUSUS
Tujuan :
Mengurangi tingkat risiko kecelakaan pada aktifitas kerja.

Tahapan HIRAC :

Pemilahan kegiatan yang akan dilakukan menjadi sub-kegiatan yang lebih kecil dan

spesifik
Identifikasi potensi bahaya untuk setiap sub-kegiatan
Determinasi risiko yang mungkin terjadi (efek

kemungkinannya)
Determinasi cara pencegahan dan penanggulangan terhadap risiko bahaya
Kesimpulan potensi bahaya dan resiko yang dihadapi untuk setiap kegiatan
Kesimpulan untuk keseluruhan pekerjaan

bahaya

Analisa Keselamatan Kerja dengan HIRAC pada Kegiatan Kerja


Departemen Produksi
Departemen Engineering (workshop)
Departemen Logistik (warehouse)

Jenis kegiatan kerja di

dan

tingkat

Departemen Produksi

Pengoperasian .

Pengoperasian

Pengoperasian .

Pengolahan ..

Departemen Engineering (workshop)

Pemotongan

Pengelasan besi dan lain-lain

Elektrikal

Departemen Logistik (warehouse)


Teori Acuan:
Melakukan analisis bahaya dan kontrol penilaian risiko ini berdasarkan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja no 5 Tahun 1996 (Permenaker/05/Men/1996) yang dijelaskan
pada lampiran I tentang pedoman penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja pada poin 3.3 tentang identifikasi sumber bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko. Setiap organisasi dapat menerapkan metode pengendalian
risiko apapun sejauh metode tersebut mampu mengidentifikasi, mengevaluasi dan
memilih prioritas risiko serta mengendalikan risiko tersebut (Suardi, 2005).

Matriks Penilaian Risiko metode Kualitatif :


Risiko = Kemungkinan x Konsekuensi (Keparahan)

KEMUNGKINA

KEPARAH
AN

Sulit Terjadi

Jarang

Serius

Sedang

Ringan

Tabel Matriks Penilaian Risiko dengan Metode Kualitatif


*H = High, M = Medium, L = Low

Example:
Jika keparahannya pada tingkat serius dan kemungkinan terjadinya sulit terjadi
maka dikategorikan M Risikonya
Jika keparahannya pada tingkat sedang dan kemungkinan terjadinya jarang maka
dikategorikan M Risikonya
Jika keparahannya pada tingkat ringan dan kemungkinan terjadinya sering maka
dikategorikan M Risikonya

CONTOH Matrix HIRADC


Potensi Kerugian/Potential Loss
Kriteria
(Criteria)

Cidera/sakit penyakit
(injury/ill health)

Sangat
berbahay
a
Very
dangerous

S3

Cacat permanent/kematian 1 orang atau lebih


atau menyebabkan penyakit akut
Permanent disability or causing death (one od
more person) or causing acout disease

Berbaha
ya

Perlu perawatan medis lebih lanjut atau


menyebabkan penyakit kronis dan atau
hari kerja hilang akibat cidera tanpa
cacat

S2

Dangerou
s

Need more medical treatment or causing


chronic disease and or work day lost cause by
injury without disability

Sedikit
berbahay
a

Cidera ringan atau sakit penyakit hanya perlu


P3K, tidak menyebabkan hari kerja hilang

S1

Slightly injury or illhealth, only need first aid,


not causing day lost

Not too
dangerous

Kriteria Keparahan/ Konsekuensi (S)


Severity/Consequences Criteria (S)
Kriteria S = Kriteria terbesar dari S1, S2, S3
S Criteria = highest criteria from S1, S2, S3

Kemungkinan/Likelihood
Tinggi

L3

Mungkin terjadi terjadi secara regular

L2

Tidak mungkin terjadi terjadi kadangkadang

L1

Sangat tidak mungkin terjadi jarang


terjadi

High
Sedan
g
Medium
Renda
h
Low
contoh : Tabel Matrix HIRADC
KEPARAHAN / KONSEKUENSI
SEVERIRY/ CONSEQUENCES
Rendah/Low

Sedang/Mediu
m

Tinggi/High

Tinggi
High
KEMUNGKIN
AN
LIKELIHOOD

Sedang
Medium
Rendah
Low

S1

S2

S3

L3

L2

L1

Tingkat resiko dan tindakan yang diperlukan


Risk rating and action needed
Tingkat
resiko

Tindakan diperlukan
Action needed

Risk rating
1-2

Risiko dapat diterima, tidak dibutuhkan


tindakan control tambahan, tindakan
kontrol yang ada diteruskan dan
dimonitor
Acceptable risk, no need additional control,
continue and monitor the existing control

3-4

Risiko menengah Tindakan kontrol yang


ada harus dimonitor dan jika diperlukan
di tambah sistem pengontrol yang baru
agar resiko residualnya pada level resiko
yang rendah
Medium risk Monitoring the existing control,
additional control to achieve lower level if
needed

6-9

Resiko tinggi Risiko yang tidak dapat


diterima. Kontrol tambahan diperlukan
sebelum pekerjaan dilaksanakan
High risk unacceptable risk. Need additional
control before work commisioning

Anda mungkin juga menyukai