Tugas Makalah Teknologi Bahan Judul Kons
Tugas Makalah Teknologi Bahan Judul Kons
JUDUL
KONSTRUKSI RUMAH DENGAN BAHAN
BAKU BAMBU
DISUSUN OLEH :
ERCITA KURNIASARI
NIM : 4201212022
VIKA ANDRIANI
NIM : 4201212008
FIQRI SETIO NUGROHO
NIM : 4201212006
AQJAMA SAPRA NATA
NIM : 4201212016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat, taufik
serta karunia-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
KONSTRUKSI RUMAH DENGAN BAHAN BAKU BAMBU sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan. Maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen Teknologi Bahan, Ibu Susi Hariyanti ST.MT. Dalam kesempatan ini kami
menyadari bahwa tanpa bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, makalah ini
tidak akan selesai dengan baik dan sempurna. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1.
2.
Kami berharap demi kesempurnaan penulisan makalah ini, memohon sumbangan kritik dan
saran untuk memperbaiki penulisan makalah yang akan datang.
Demikian kata pengantar dari kami. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya, dan semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semua AMIN.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Tujuan
2.1.1 Pengertian Bambu ...............
2.1.2 Fakta-Fakta Bambu .....
2.1.3 Bambu Sebagai Bahan Konstruksi .............................................................
2.1.4 Variasi Desain Rumah Bambu ...........................................................................
2.1.5 Jenis-Jenis Bambu .....
2.1.6 Contoh Desain Rumah Bambu ....... ...............
2.1.7 Kelebihan dan Kekurangan Bambu ................
2.1.8 Sistem Konstruksi Bambu ..................................................................................
2.2 Rumusan Masalah
4
4
4
4
6
8
13
16
19
20
2.2.1 Mengapa kita perlu memikirkan konstruksi yang biasa menggunakan kayu
beralih ke bambu ? .............................................................................................
2.2.2 Pemanfaatan bambu..............................................................................................
2.2.3 Cara pemanfaatan limbah bambu ........................................................................
21
23
25
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
27
BAB IV
PENUTUP
28
28
28
29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin maju dan pertumbuhan populasi manusia
membuat industri permukiman semakin berkembang dengan pesat. Hal ini ditunjukkan
dengan pertumbuhan pesat rumah-rumah atau gedung-gedung baru. Salah satu bahan
bangunan yang dipakai dalam membuat bangunan- bangunan adalah kayu. Indonesia adalah
negara tropis yang kaya akan sumber daya alam, termasuk kayu (Purwantoro, 2007). Akan
tetapi penggunaan kayu yang terlalu berlebihan dapat mengancam populasi kayu dan
kelestarian hutan di Indonesia. Salah satu bahan bangunan yang dapat menggantikan kayu
adalah bambu. Bambu tergolong hasil hutan non kayu yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. Salah satu contoh adalah untuk bahan konstruksi bangunan. Di Indonesia bambu
dapat tumbuh di daerah gersang seperti di Kepulauan Nusa Tenggara maupun di daerah yang
mempunyai curah hujan tinggi, seperti Provinsi Jawa Barat. Sebagai material bangunan,
bambu sangat mudah didapatkan bahkan di pelosok-pelosok desa bambu telah menjadi
tanaman penghias pekarangan. Tanaman rakyat ini dikenal dengan pertumbuhan yang cepat,
dimana bambu dengan kualitas baik dapat diperoleh antara umur 3.5-5 tahun. Sedangkan
kayu hutan kebanyakan baru siap tebang setelah lebih dari 30 tahun (Morisco, 2006 dalam
Purwantoro, 2007). Bambu mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan khusus.
Untuk melakukan budidaya bambu, tidak diperlukan investasi yang besar. Setelah tanaman
sudah mantap, hasilnya dapat diperoleh secara menerus tanpa menanam lagi (Morisco, 2006).
Bambu sebagai bahan material konstruksi dapat diaplikasikan untuk tiang, balok, lantai,
dinding atau sekat, rangka penyangga atap, jembatan bambu, pintu, jendela, tangga, langitlangit, dinding penahan tanah, perancah pada saat pelaksanaan bangunan bertingkat, tirai
gulung, fondasi tiang dan sistem pipa. Selain untuk keperluan-keperluan diatas, bambu dapat
ditanam untuk mengurangi resiko terjadinya tanah longsor. Bambu mempunyai perakaran
yang kuat karena rimpangnya yang bercabang-cabang, kesatuan rimpang ini sulit untuk
dipisah-pisahkan. Oleh karena itu bila buluhnya habis dipotong rimpang ini dibiarkan tinggal
di tanah (Maradjo dalam Paturrahman, 1998). Di Indonesia penggunaan bambu untuk bahan
konstruksi bangunan mulai digalakkan beberapa waktu belakangan ini. Masyarakat pada
perumahan tradisional sejak lama terbiasa menggunakan bahan alami untuk digunakan
sebagai bahan bangunan pada rumah mereka termasuk bambu Saat ini bambu sudah bisa
dibentuk seperti balok kayu solid atau disebut Bambu Laminasi. Dengan memotong bambu
menjadi lembaran kecil, lalu disusun dan disatukan menggunakan perekat, lalu dikempa
dalam waktu tertentu. Kekuatan bambu laminasi tersebut ternyata memiliki kekuatan yang
sama bahkan melebihi kekuatan kayu solid, jika digunakan sebagai struktur bangunan Harga
per meter kubik (m3) bambu laminasi saat ini masih tergolong mahal, karena ongkos
produksi dan mesin pres bambu belum terlalu populer, juga dibuat berdasarkan pesanan saja
(made by order). Di Propinsi DIY harga permeter kubik bambu laminasi adalah 15 juta
rupiah, di Bali sekitar 11 juta rupiah. Sebagai perbandingan, kayu Bengkirai Kalimantan yang
1 meter kubiknya hanya 7,5-8 juta rupiah saja.Untuk di Nusa Tenggara Timur harga kayu jati
antara Di China, perkembangan bambu laminasi jauh lebih berkembang sebagai bahan
bangunan. Bambu sebagai bahan bangunan alternatif yang ramah lingkungan mendukung
konsep green construction. Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di Indonesia
dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat, ini dapat dilihat dari banyaknya
penggunaan bambu pada berbagai keperluan masyarakat kita sejak nenek moyang kita ada. Di
Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis dan bambu banyak ditemukan di dataran rendah sampai
pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 m diatas permukaan laut. Pada umumnya ditemukan
ditempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air. Dari kurang lebih 1.000 species
bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Dransfield
dan Widjaja, 1995). Di Indonesia bambu hidup merumpun (symphodial), kadang-kadang ditemui
berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa. Di
Jawa, penduduk sering menanam bambu disekitar rumahnya dicampur dengan tanaman lain untuk
berbagai keperluan. Berbeda dengan bambu di negara China dan Amerika Latin, tanaman bambu
berdiri sendiri-sendiri seperti pohon pinus sehingga lurus dan tinggi. Kualitas bambunya sangat baik
dan sudah diklasifikasikan sebagai bahan untuk struktur dimana masyarakat dapat membeli bambu
sesuai dengan kebutuhannya dan kualitas yang diinginkan. Bambu dikenal memiliki sifat-sifat yang
sangat menguntungkan untuk dimanfaatkan karena, batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah
dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu
bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain seperti kayu. Bambu dalam
bentuk bulat dapat dipakai untuk berbagai macam keperluan mulai dari alat-alat kerajinan tangan, alat
rumah tangga, alat musik, upacara keagamaan, makanan, obat-obatan, sebagai energi pembakar serta
konstruksi bangunan seperti rumah, jembatan, penahan tanah, tangga, pipa saluran air dll. Beberapa
jenis bambu akhir-akhir ini produksinya mulai banyak disenangi masyarakat karena produknya
sangat bervariasi mulai dari produk lokal sampai produk import (dari China, India, vietnam dll).
Kendala yang ditemui adalah, bambu mempunyai keterbatasan dalam penggunaannya seperti, sifat
fisik sehingga sukar dikerjakan secara mekanis, ukurannya bervariasi dan tidak seragam panjang
ruasnya serta mudah terserang hama perusak kayu bubuk, rayap dan jamur. Sering ditemui barangbarang yang berasal dari bambu umumnya yng sudah dibuang kulitnya dan dalam keadaan basah
mudah diserang oleh jamur biru dan bulukan. Begitu pula bambu bulat utuh dalam keadaan kering
yang terserang serangga bubuk kering dan rayap kayu kering. Hal ini membuat anggapan (image)
negatif pada masyarakat sehingga bambu diidentikan dengan kemiskinan.
1.2
Tujuan
Tujuan penulisan yang disusun dalam bentuk makalah ini adalah untuk memaparkan
pemahaman tentang :
1.2.1 Menjelaskan pengertian dari bambu secara spesifik
1.2.2 Memberikan variasi jenis bahan baku bangunan alternatif dari bambu
1.2.3 Memberikan contoh desain rumah modern dari bahan baku bambu
1.2.4 Keunggulan dan kelemahan dari penggunaan bahan baku bambu
1.2.5 Sistem konstruksi bambu
Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun naskah ilmiah kelayakan sosial
ekonomi dan lingkungan dalam penerapan teknologi bahan bangunan untuk perumahan
tradisional berupa peta dan kelayakan sosial ekonomi serta kriteria lokasi penerapan
teknologi.
1.3
Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil keputusan
1.3.3
BAB II
Studi Pustaka
2.1
Tujuan
Telah dijelaskan sebelumnya apa itu bambu dan apa saja manfaatnya bagi kehidupan
manusia, namun tidak hanya keuntungan yang bisa didapat dari bambu berikut juga terdapat
fakta-fakta baru mengenai bambu:
dibandingkan
dengan
pohon-pohon
pada
umumnya.
Hal ini membuat bambu sangat baik untuk menyerap gas rumah kaca dan memproduksi lebih
banyak oksigen bersih dan segar.
Arang Bambu sangatlah berpori dan dapat menyerap sejumlah besar bakteri yang
menyebabkan bau. Arang bambu juga dapat digunakan untuk menyaring bahan kimia
berbahaya dalam air. Arang bambu dapat menghilangkan kebutuhan akan aroma parfum
kimia yang digunakan untuk menutupi bau tak sedap.
Konstruksi bambu adalah ilmu yang sangat kompleks, Pada tahun 1980 - an
konstruksi bambu mengalami perkembangan yang luar biasa, walaupun pada pembangunan
di Indonesia hal itu belum terwujud dan bahkan masih memiliki kesan sebagai bahan
bangunan rakyat miskin.sehingga sayangnya studi yang mendetail tentang kekuatan bambu di
Indonesia sebagai konstruksi masih langka dan tidak lengkap.
Konstruksi Bambu dan alang- alang cukup populer untuk pertimbangan. karena
Bahan ini adalah murah dan berkelimpahan, orang awam dapat membangun rumah mereka
sendiri dengan perkakas yang sederhana dengan ketrampilan dan metoda yang diperlukan
untuk konstruksi.
Bambu memiliki 50 - 55% lebih banyak selulosa daripada kayu. Tanpa perhatian pada
pengawetan maka konstruksi bambu tahan lama 2- 3 tahun saja. sedangkan dengan
pengawetan dan pemeliharaan yang memadai dapat tahan lama > 15 tahun.
- Pengawetan bambu.
Penentuan sifat- sifat mekanis bambu berdasarkan prasyarat bahwa bambu yang
digunakan dalam pembangunan merupakan bahan bangunan yang kering dengan kadar air
12%. Dalam penentuan sifat mekanika selalu perlu ditentukan nilai rata- rata sebagai berikut :
- Pada bagian batang yang diperhatikan ( = 570 - 760 kg/m3)
- Pada bagian dinding batang dalam ( = 370 - 830 kg/m3)
- Pada bagian luar ( = 700 - 850 kg/m3).
- Berat jenis bambu di Indonesia dianggap rata- rata sebagai 700 kg/m3.
Kekuatan geser adalah ukuran kekuatan bambu dalam hal kemampuannya menahan
gaya- gaya yang membuat suatu bagian bambu bergeser dari bagian lain di dekatnya. Bagian
batang tanpa ruas memiliki kekuatan terhadap gaya geser yang 50% lebih tinggi daripada
batang bambu yang beruas. Di Indonesia kekuatan geser yang diizinkan II arah serat adalah
2.45 N/mm2.
Kekuatan tarik bambu untuk menahan gaya- gaya tarik berbeda- beda pada bagian
dinding batang dalam atau bagian luar. Lebih baik digunakan Bagian batang yang terletak
pada bagian bawah yang memiliki kekuatan terhadap gaya tarik yang 12 % lebih tinggi, Di
Indonesia tegangan tarik yang diizinkan II arah serat adalah 29.4 N/mm2.
Kekuatan lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya- gaya yang berusaha
melengkungkan batang bambu atau menahan muatan mati atau hidup. Karena bambu
merupakan bahan yang elastis, maka lendutan yang terjadi sesuai kekuatan bahan menjadi
lebih tinggi (rata- rata 1/20). Hal ini perlu diperhatikan pada pembangunan gedung, dimana
lendutan konstruksi biasanya tidak boleh melebihi 1/300 dari lebar bentang. Di Indonesia
tegangan lentur yang diizinkan adalah 9.8 N/mm2.
Kekuatan tekan bambu untuk menahan gaya- gaya tekan berbeda- beda pada bagian
ruas dan bagian diantara ruas batang bambu, Bagin batang tanpa ruas memiliki kekuatan
terhadap gaya tekan yang 8 - 45 % daripada batang bambu yang beruas, Di Indonesa
tegangan tekan yang diizinkan II arah serat adalah 7.85 N/mm2.
Modul elastis Bambu yang berbentuk pipa dan berbentuk langsing lebih
menguntungkan dibandingkan batang yang utuh karena nilai kekuatannya lebih tinggi.
Kepadatan serat kokoh pada bagian dinding luar batang bambu meningkatkan kekuatan
maupun elastisitas. Seperti pada bahan bangunan kayu, modul elastis menurun ( 5- 10 %)
dibawah beban yang meningkat. Di Indonesia modul elastis dapat diperhitungkan dengan 20
kN/mm2.
Beberapa jenis bambu yang paling sering digunakan untuk bangunan bambu adalah:
Bambu hitam atau bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea). Banyak tumbuh di jawa
dan sumatra. Jenis bambu ini dapat mencapai dimeter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari
20 meter. Banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena relatif
lebih tahan terhadap hama.
Bambu apus atau tali (Gigantochloa apus). Jenis ini banyak digunakan sebagai
komponen atap dan dinding pada bangunan. Diameter antara 4 hingga 10 cm. Juga
sangat cocok untuk mebel dan kerajinan tangan.
1. Desain rumah bambu memiliki nilai estetika yang cukup tinggi. Lihatlah bangunanbangunan gazebo yang dibangun secara alami ditempat-tempat wisata, mushala serta tempattempat persinggahan yang cukup nyaman untuk dikunjungi. Bahkan bangunan rumah tinggal
pun yang terbuat dari bambu bisa dirancang lebih estetis dan natural menawan.
2. Desain rumah bambu termasuk pada desain rumah tahan gempa sebab anyaman bambu tak
akan mudah roboh sebagaimana bangunan batu. Jika pun Anda kejatuhan dinding bambu,
akibatnya tentu tidak akan seburuk jika Anda tertimpa batu-batu rumah gedung.
3. Rumah bambu lebih nyaman, dingin dan tak memerlukan perawatan yang mahal. Rumah
bambun tak membutuhkan AC karena kesejukan alami akan datang menyusup ke sela-sela
dinding rumah.
4. Desain rumah bambu dengan pengelolaan ketahanan yang benar, dapat bertahan selama 20
tahun.
5. Desain rumah bambu menjaga pemiliknya dari rasa sombong dan angkuh dari kekayaan
rumah, namun juga tak perlu membuat minder para pemiliknya, karena dengan pola desain
rumah bambu yang unik dan kreatif, bisa jadi rumah bambu menjadi perhatian setiap orang.
Bambu merupakan salah satu tanaman lingkungan yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan alam. Dengan banyaknya bambu yang ditanam, tentu saja akan menjaga
keselamatan lingkungan. Di siang hari, pori-pori alami bambu mampu melepaskan udara
dingin yang disimpannya pada malam hari. Hasilnya, siang hari di dalam rumah tetap terasa
sejuk. Sebaliknya di malam hari, pori-pori mampu melepaskan panas yang ditabungnya pada
siang hari. Alhasil, Anda akan menghabiskan malam di dalam rumah terasa lebih hangat.
Selain bernilai artistik, alasan penggunaan rumah bambu sebagai material bangunan memang
atas dua hal tersebut. Bambu mampu meredam panasnya matahari siang, sebaliknya
menghangatkan rumah di dinginnya malam. Tidak heran, dengan cungkupan udara dingin
yang menyelimuti kawasan Puncak - Cianjur, Jawa Barat, banyak bangunan vila memakai
bambu sebagai material bangunan bahkan interiornya. Meski tidak seratus persen
mendominasi semua sudut bangunan, beberapa restoran tradisional sunda pun banyak
menggunakan konsep bambu sebagai daya tariknya. Bagi Anda yang tertarik dengan konsep
rumah bambu ini tentu tidak sulit memilih. Model rumah bambu terbilang variasi, mulai
rumah bambu berarsitektur tradisional, modern standar, serta semi permanen. Berdasarkan
variasi tersebut, penggunaan bambu bisa begitu dominan, separuh, atau sekadar pemanis di
beberapa sudut bagian tertentu.
a)
Ditinjau dari segi fleksibelnya sambungan dengan baut terlihat rapi dan bersih
Menciptakan konstruksi yang tidak kaku sehingga tahan terhadap gempa (karena
a)
Ditinjau dari segi arsiteknya sambungan dengan menggunakan ijuk akan terlihat
LANTAI BAMBU :
Bila ingin menggunakan lantai dari bambu, maka permukaan lantainya harus ditinggikan
(minimal 40-50 cm dari tanah) oleh sebab itu biasanya bangunan seperti ini berupa konstruksi
panggung.
DINDING BAMBU :
Biasanya untuk penggunaan dinding bambu menggunakan anyaman bambu yang sudah
dibelah belah namun ada juga yang menggunakan bambu utuh.
ATAP :
Untuk
rumah
bambu
kebanyakan
besar
menggunakan
atap
dari
ijuk,
daun
kelapa/lontar/nipah, dan jerami karena bahan tersebut murah dan mudah dalam
pengerjaannya.
2.1.5 Jenis-jenis bambu
No. Nama botani
1.
Nama lokal
Daerah ditemukan
Jawa
Stend.
2.
Pring ori
Jawa, Sulawesi
3.
Loleba
Maluku
4.
Jawa
5.
Bambu duri
Bambu pagar,
Munro
cendani
7.
Bambu embong
Jawa
8.
Jawa
9.
Jawa
Jawa, Sumatera,
6.
Jawa
Kalimantan, Maluku
11. Dendrocalamus asper
Bambu petung
Bambu sembilang
Jawa
Bambu batu
Jawa
Bambu cangkoreh,
Jawa
Kadalan
15. Gigantochloa apus Kurz.
Jawa
Jawa
benel,
buluh
18. Gigantochloa achmadii Widjaja.
Buluh apus
Sumatera
Buluh suluk
Kalimantan
Bambu manggong
Jawa
Buluh rengen
Sumatera
Bambu andong,
Jawa
gambang surat
25. Gigantochloa ridleyi Holtum.
Tiyang kaas
Bali
Buluh dabo
Sumatera
Jawa
Bambu eul-eul
Jawa
bambu uncea
Jawa
Bambu wuluh,
tamiang
Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi Maluku.
Sulawesi, Maluku
Buluh bungkok
Sumatera
Bambu toi
Sulawesi, Maluku,
Heyne
34. Schizotachyum lima (Blanco) Merr.
Irian
Jaya
35. Schizotachyum longispiculata Kurz.
Bambu jalur
Jawa, Sumatera,
Kalimantan
Bambu jala,
Jawa, Sumatera
cakeutreuk
37. Thryrsostachys siamensis Gamble.
Jawa
Desain Modern
Semi modern
Material yang sangat lentur dan dapat dengan mudah kita bentuk sesuai dengan
keinginan kita.
Mutu bambu biasanya dipengaruhi oleh masa potong bambu (pemanenan), perawatan
a)
b)
menggunakan ijuk.
Mengapa kami menggunakan dua macam sambungan. Karena jika menggunakan satu macam
sambungan akan memiliki kekurangan yang banyak, sehingga untuk menutupinya digunakan
dua macam sambungan agar lebih sempurna dan meminimalisir kekurangan dari sambungan
pertama ataupun kedua.
Sistem rangka batang bambu merupakan struktur bangunan yang sangat efisien
terhadap penurunan dan getaran tanah. (Gempa bumi) dan terhadap tekanan dinamis (angin
sebagai gaya horizontal). Sebagai konstruksi ringan (bobot konstruksi lantai, dinding,
maupun atap ) menjadi sedikit dan dengan titik buhul pada sistem rangka batang yang bekerja
sebagai engsel, semua batang dapat bergerak sedikit tanpa mempengaruhi kestabilan
konstruksi. Bahan bangunan bambu serta strukturnya dapat berubah- ubah bentuknya secara
luas dan dengan demikian akan menghasilkan pemusnahan energi.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka sistem rangka batang bambu dapat diterapkan
untuk kerangka rumah di daerah rawan gempa bumi, pembangunan rumah panggung,
konstruksi dinding rangka, pelat lantai, maupun atap. Bambu juga dapat dimanfaatkan
sebagai tulangan beton. Selain untuk bahan bangunan struktur, bambu dapat digunakan
sebagai perlengkapan bangunan seperti pintu dan jendela maupun perlindungan pembukaan
dinding terhadap matahari (sirip, krepyak, kerai(, pipa dan pompa air serta konstruksi pagar.
- Bambu tanpa pengawetan mudah membusuk dan diserang oleh serangga dan cendawan,
terutama jika berhubungan dengan kelembaban tanah,
- Sesudah bambu ditebang, batang dalam waktu singkat dapat diserang serangga jika tidak
diawetkan langsung.
- Dalam keadaan kering bambu sangat rentan terhadap kebakaran dan membutuhkan
perawatan khusus.
- Kekuatan dan daya tahan memudar seturut umurnya (contoh kerusakan pektin yang
mengikat serat selulosa oleh bahan yang bersifat alkali atau kehilangan struktur sel oleh
serangga yang memakan kanjinya).
- Jangan menggunakan paku baha sebagai alat sambungan bambu, tetapi gunakan pasak
kayu/ bambu serta pengikatan.
- Jangan menggunakan bambu yang retak atau sudah terserang oleh serangga.
Rumusan Masalah
2.2.1 Mengapa kita perlu memikirkan konstruksi yang biasa menggunakan kayu
beralih ke bambu ?
Krisis Global yang berkepanjangan memang meresahkan masyarakat di seluruh dunia.
Harga harga kebutuhan pokok terus meningkat seiring perubahan ketidakstabilan nilai
rupiah di pasar dunia. Tidak terkecuali harga bahan bangunan yang tentunya menyebabkan
harga pembangunan sebuah gedung ikut meningkat pula. Kalau dulu, membangun rumah
dengan kisaran harga 1 juta rupiah per meter persegi masih dapat dilakukan. Sedangkan
sekarang, paling tidak untuk membangun rumah tinggal dengan standar mutu yang bagus dan
representatif kisarannya bisa mencapai angka 2.5 3 juta rupiah per meter perseginya.
Untuk itu, kita sebaiknya perlu mencari cara yang pas agar kita dapat menekan ongkos
konstruksi rumah tinggal yang akan kita bangun. Kita perlu mencari cara dan kreasi yang
lebih unik agar hemat namun tetap terlihat sedap dipandang mata. Caranya adalah dengan
pengguanaan material yang tepat guna, hemat, dan terjangkau. Misalnya dengan
menggunakan dinding batako yang lebih murah daripada batu bata. Lalu dengan cara
merancang dinding yang bervariasi dalam artian tidak semua dinding diplester dengan acian
semen halus dan cat, tapi ada variasi dan komposisi dinding yang mana yang memang
merupakan ekspose kasar dan yang mana yang halus. Dan dengan cara penggunaan atap
gelombang non-asbestos atau fiber semen yang tentu saja jauh lebih murah dan ramah
lingkungan ketimbang genteng beton ataupun genteng keramik.
Namun, ada cara yang lebih mudah lagi. Dengan melihat potensi Indonesia sebagai
negara tropis yang kaya akan sumber daya alam. Kita seharusnya dapat cukup jeli melihat
potensi sumber daya alam kita yang beraneka ragam ini. Sumber daya alam kita, khususnya
yang merupakan material bangunan yang paling banyak ditemui adalah kayu. Akan tetapi,
karena kayu harganya begitu mahal di pasaran, kayu menjadi material yang terasa cukup
mewah khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah yang ingin membangun rumah
tinggal. Selain itu, isu lingkungan seperti penebangan hutan secara liar membuat kita
cenderung untuk prihatin terhadap sumber daya alam kita yang semakin menipis ini.
Selain kayu, sebenarnya bahan lain yang sering ditemui dan tumbuh dengan mudah di
Indonesia adalah bambu. Bambu dapat dengan mudah tumbuh dan berkembang di alam
Negara kita ini. Harganya pun murah dan terjangkau bagi siapa saja. Namun, memang benar
belum banyak orang yang melirik potensinya sebagai material alternatif yang dapat kita
gunakan sebagai elemen dekorasi rumah kita. Selain itu, pengetahuan kebanyakan
masyarakat kita terbatas tentang bambu pun agaknya cukup terbatas. Kebanyakan dari kita
hanya tahu bahwa bambu hanya sebagai penghias rumah makan ataupun saung yang berada
di desa-desa. Padahal, kekuatan bambu yang misalnya digunakan sebagai struktur utama
memiliki kekuatan yang tidak kalah jauh kalau dibandingkan dengan kayu. Bahkan dalam
beberapa kasus tertentu bambu kekuatannya lebih lentur daripada kayu.
Dari berbagai penelitian, struktur bambu terbukti memiliki banyak keunggulan.
Seratnya yang liat dan elastis sangat baik dalam menahan beban (baik beban tekan/tarik,
geser, maupun tekuk). Fakultas Kehutanan IPB mengungkapkan fakta bahwa kuat tekan
bambu (yang berkualitas) sama dengan kayu, bahkan kuat tariknya lebih baik daripada
kayu. Bahkan, dengan kekuatan seperti ini, jenis bambu tertentu bisa menggantikan baja
sebagai tulangan beton.
Sudah waktunya Indonesia mempunyai standar bambu yang berlaku secara nasional
dengan merujuk pada standar bambu internasional yang sudah ada seperti, ISO 22156
(2004) dan ISO 22157-1: 2004 (E) yang disesuaikan dengan jenis bambu yang ada di
Indonesia. Langkah awal untuk maksud ini sudah dimulai dari di Puslitbang Permukiman
dengan menghadirkan para ahli/peneliti bambu dari UGM, ITB, IPB, LIPI, PROSEA dan
Puslitbang Permukiman yang hasilnya dapat dipakai sebagai informasi awal untuk langkahlangkah selanjutnya dalam merealisasikan standar bambu. Dengan tersedianya standar
bambu untuk bangunan diharapkan produk yang menggunakan bambu dapat lebih
berkualitas, lebih lama umur pakainya, seragam dalam penggunaannya, dapat meningkatkan
nilai tambah bambu sehingga dapat menggantikan peran kayu di masa mendatang.
Memiliki rumah merupakan kebutuhan semua orang. Jika permasalahan yang muncul
adalah keterbatasan dana, membangun rumah tumbuh bisa menjadi solusi. Namun, satu opsi
yang tak kalah menarik adalah menggabungkan konstruksi permanen dengan semi permanen.
Misalnya, untuk kamar tidur dan kamar mandi sebagai ruang dengan privasi tinggi,
menggunakan tembok batako atau batu bata. Namun, untuk ruang lain, seperti ruang tamu,
ruang makan, dan dapur, bisa dibuat dengan bangunan semi permanen, berbahan bambu.
Kecuali fondasi, penggunaan BAMBU sebagai bahan bangunan umum dipraktekkan,
terutama elemen pokok, seperti dinding dan kolom.
Bambu sebagai Dinding
Saat tersebut tentang dinding bambu, benak kita langsung mengarah pada gedek,
pelupuh, atau gubug. Kini, meski masih menggunakan materi tersebut, bisa dikombinasikan
dengan plester dinding. Anyaman bambu di sini sebagai alternatif pengganti batu bata.
Faktanya, bambu tidak tahan air hujan, dan plester itu cukup melindungi. Sungguh lumayan,
karena perpaduan itu bisa menghemat hingga setengah biaya pembangunan.
Secara teknis, salah satu cara pembuatan dinding bambu plester diawali dengan
terlebih dahulu membuat rangka, bisa menggunakan bambu atau kayu, secara modular.
Anyaman bambu yang sudah divernis ditempelkan dan dipaku. Lalu, kamprot dengan adukan
semen encer (1 semen : 4 pasir). Setelah kering, barulah dinding tersebut diplester dan diaci.
Pelupuh bisa menjadi opsi selain anyaman. Sistem pemasangannya tak jauh beda. Untuk
memperkuat daya lekat antara elemen anyaman/pelupuh bambu, gunakan kawat beton yang
dikaitkan pada rangka. Agar kokoh, dinding bambu harus diangker dengan balok ring. Jangan
lupa untuk memperhitungkan ukuran lubang bukaan, baik itu pintu, jendela, maupun lubang
angin.
Dinding bambu tidak hanya berupa anyaman atau pelupuh, bisa juga berupa
gelondongan bambu utuh, setengah gelondongan, juga bilah bambu yang disusun berjajar.
Fungsinya tidak hanya sebagai dinding utama, namun bisa sebagai secondary skin (kulit
kedua) yang mengontrol inflitrasi sinar matahari. Bisa pula sebagai partisi dalam ruang yang
fungsional dan dekoratif.
Bambu sebagai Kolom
Kolom, juga fondasi merupakan struktur utama bangunan. Fungsinya seperti tulang
pada tubuh manusia, membuat bangunan berdiri tegak. Sayangnya, bambu tidak bisa
digunakan sebagai fondasi yang ditanam dalam tanah karena sifatnya yang antilembab.
Fondasi yang bisa digunakan adalah fondasi umpak. Sedangkan untuk kolom, bambu bisa
dipakai sebagai pengganti kolom baja, batu bata, ataupun kolom dari kayu glugu. Di sini,
bambu berfungsi menggantikan tulangan beton. Besarannya ditentukan beban yang harus
ditopang, baik beban mati maupun beban hidup, serta gaya lateral atau tekanan angin.
Untuk teknis pembuatannya, diawali dengan memilih satu bambu ukuran besar,
semisal bambu petung atau beberapa bambu ukuran sedang yang digabung. Bebat seluruh
muka bambu dengan kawat ayam. Perkuat dengan paku 4 cm tiap 20 cm lalu divernis. Lapisi
dengan semen kamprot lalu diamkan hingga kering. Setelah itu, barulah diplester berbentuk
bulat atau kotak sesuai rancangan. Ujung bawah kolom bambu harus masuk sampai fondasi
dan diangker. Agar tidak dimasuki tikus atau rayap, ujung kolom tidak boleh bercelah, harus
ditutup dengan mortar.
Bambu sebagai Elemen Bangunan Lain
Selain dinding dan kolom, bambu mewarnai berbagai elemen lain. Atap tersusun dari
bilah-bilah bambu. Untuk kuda-kuda, bambu gombong atau bambu andong adalah pilihan
tepat. Untuk membuat efek skylight, kita bisa memadukan kisi-kisi bambu dengan kaca atau
fiberglass. Plafon muncul dalam bentuk lembaran anyaman gedeg, sasak, atau bronjong.
Anyaman bambu sendiri tampil cantik sebagai wallpaper atau karpet. Bambu juga bisa
difungsikan untuk membuat tangga, anak tangga, railing (pegangan tangga), sopi-sopi
(dinding yang menyangga atap, bentuknya mengikuti kemiringan atap), lantai parket bambu,
daun pintu, daun jendela, dsb.
Jenis pondasi pada rumah semi permanen tetap memakai pondasi batu kali, rolaag
bata atau batako. Dinding peralihan dari bata/batako ke dinding bambu harus dibuat setinggi
minimal setengah meter dari tanah untuk menjaga anyaman bambu tetap kering sepanjang
tahun. Bahwasanya, kreasi tak mengenal batas, maka, mari padu padankan: batu, kayu, kayu
kelapa, batok kelapa, genteng, kaca, besi, alumunium, beton, dan semua material yang
tersedia di bumi ini.
Bangunan permanen menelan biaya pembangunan sekitar 1,7 juta/m2 s.d. 2 juta/m2
untuk satu lantai, sedangkan bangunan semi permanen yang menggunakan material bambu
jatuh di kisaran harga 800 ribu s.d. 1,2 juta/m2. Cukup signifikan sebagai langkah
penghematan.
Rumah bambu, representasi budaya yang membumi. Pasca gempa, rumah dengan rangka batu
bata atau beton banyak yang runtuh, sementara rumah bambu atau kayu tetap berdiri utuh.
Udara saling-silang, sejukan rumah, sejukan hati. Sungguh tak putus berharap, bambu adalah
material bangunan masa depan.
pedesaan. Hal ini karena limbah bambu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Selain
lingkungan menjadi bersih karena sampah-sampah tersebut dimanfaatkan, hasilnya juga dapat
digunakan untuk menyuburkan tanaman, khususnya untuk tanaman kebun atau pekarangan.
Adapun cara membuatnya adalah sebagai berikut.
Kemudian cari juga daun serta ranting bambu yang sudah dibersihkan, keringkan,
kemudian potong kecil-kecil.
Setelah semuanya tercampur, baru masukkan kedalam lubang yang tadi sudah digali,
setelah itu timbun kurang lebih 2/1,5 bulan
Mensiasati
tingginya
harga
pupuk
dengan
limbah
bambu.
Setelah tertimbun dua bulan, ambil campuran limbah bambu, kotoran kambing, dan tanah
yang telah membusuk dengan cara mengangkat kantong plastik. Kemudian aduk campuran
hingga
merata,
jemur
dengan
cara
dianginkan
supaya
kalor
berkurang.
Sesudah melewati proses-proses tersebut, pupuk kompos dari limbah bambu sudah dapat
digunakan. Hal ini tentu sangat membantu para petani khususnya dalam mensiasati tingginya
harga pupuk. Pupuk kompos ini secara ekonomis sangat murah karena dikerjakan dengan
cara-cara tradisional dan berbahan baku limbah-limbah yang ada di sekitar kita. Dengan
begitu, kita dapat menggunakan pupuk tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.
Selain ekonomis pupuk kompos ini juga ramah lingkungan, tidak akan mencemari tanah dan
habitat di sekitarnya, karena pupuk ini sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. Dengan
demikian kita banyak mendapatkan keuntungan di antaranya: biaya produksi yang rendah,
mudahnya pembuatan, lingkungan yang terjaga kebersihannya karena adanya pemanfaatan
sampah, serta ramah lingkungan.
BAB III
Hasil dan Pembahasan
Dari judul yang kami bahas, telah dihasilkan mungkin bagi orang Indonesia bambu
sering dipandang sebelah mata. Bambu di anggap materialnya wong kere. Bahan bangunan
bagi orang yang tidak mampu membeli batu bata, semen, genteng dan lain-lain yang relatif
mahal. Orang melihat bahan baku rumah adalah menunjukkan status sosial seseorang dan
mungkin gengsi seseorang. Maka hanya orang miskinlah yang dianggap yang mampu
membeli bambu dan hanya mampu mewujudkan desain rumah bambu saja. Kalo menurut
para ahli asing berpendapat bahwa bambu merupakan material masa depan yang berpotensi
menggantikan kayu karena makin menipisnya hutan tropis yang merupakan penghasil kayu
yang utama untuk saat ini. Bambu dapat dipersaingkan dengan baja dan harganya lebih
murah, namun kita harus pandai menjaga ketahanan dari bahan bambu dari faktor-faktor yang
dapat membuat bambu cepat rusak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rumah bambu tidak hanya identik dengan bangunan desa atau kuno. Namun dengan
seiring berkembangnya zaman, rumah bambu dapat di modifikasi sedemikian rupa sehingga
rumah bambu juga mendapat kesan minimalis, modern, dan natural. Walaupun rumah bambu
dianggap bangunan tidak kokoh oleh masyarakat awam tetapi sebenarnya rumah bambu
sangatlah kokoh karena dapat meredam gempa.
4.2 Saran
-
secara nasional dengan merujuk pada standar bambu internasional yang sudah ada seperti,
ISO 22156 (2004) dan ISO 22157-1: 2004 (E) yang disesuaikan dengan jenis bambu yang
ada di Indonesia.
Dalam membuat konstruksi bangunan jangan hanya terpaku pada kayu atau bahan lain
yang sifatnya terbatas tapi kita juga harus melirik bambu dikarenakan bambu juga tidak kalah
mutunya dengan yang lain dan harganyapun cukup terjangkau.