Anda di halaman 1dari 8

Analisis Material Zirkon dalam Pembuatan Gigi Palsu

Jeremia Andar Yorikho Siahaan1), Huda Pratama Nugroho2), Gregorius Kevin Adinugroho3), Bina
Wiraty Hasibuan4), Sindy Sinthia Dewi 5).
12345

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

jersiahaan@gmail.com, 2 Hudapratama5@gmail.com, 3 g.kevin.adi@gmail.com, 4hasibuanbina2@gmail.com,


5
sindy.sinthiadewi@yahoo.co.id

Abstract- gigi palsu merupakan biomaterial yang digunakan sebagai pengganti gigi asli yang
sudah rusak atau mengganggu fungsi normal dalam proses pencernaan. Pada zaman sekarang
sudah banyak beredar pembuat gigi palsu yang belum memenuhi standar dalam pembuatan gigi
palsu tersebut. Tujuan kami menganalisa material pembuatan gigi palsu ini adalah untuk
menentukan material yang tepat dalam pembuatan gigi palsu tersebut yang aman dan sesuai
dengan standar yang berlaku. Kami menganalisis tentang material dan tingkat kekuatan gigi
palsu tersebut supaya aman, nyaman dan sehat bagi konsumen yang menggunakannya.
Keywords: Biomaterial,Zircon
1. PENDAHULUAN
Gigi palsu (denture) adalah seperangkat
gigi pengganti buatan untuk setiap gigi yang
tanggal. Ada gigi palsu parsial, yang
menggantikan hanya beberapa gigi dan
mencegah gigi lain berubah posisi, dan ada
juga gigi palsu lengkap, yang menggantikan
semua gigi di mulut. Menurut sejarah, gigi
palsu mulai digunakan pada tahun 700
sebelum masehi. Pada zaman tersebut, gigi
palsu yang digunakan terbuat dari gading
tulang ikan paus. Cara tersebut bertahan
hingga 2000 tahun lamanya. Memasuki tahun
1500 masehi, perekat menggunakan sutera.
Perekat gigi palsu dengan menggunakan
sutera sudah digunakan oleh Ratu Elisabeth
dan Presiden George Washington.
Pada abad pertengahan, gigi palsu terbuat
dari emas, perak, bahkan batu akik. Namun,
ada juga yang mengambil dari gigi mayat.
Meskipun, gigi dari mayat cepat rusak. Pada
abad ke 18, Dubois De Cement, seorang
dokter dari Prancis membuat gigi palsu dari
porselen. Hasil pembuatannya disempurnakan
menjadi lebih baik oleh Glusseppangelo,

seorang dokter dari Italia yang membuat gigi


palsu dari logam. Pada tahun 1839, dibuatlah
gigi palsu yang murah dan nyaman, yang
terbuat dari karet keras yang bernama
vulcanite. Dahulu, gigi palsu dari bahan
vulcanite sangat populer sampai tahun 1940an. Dan, pada saat itu juga, ditemukan bahan
gigi palsu lain, yaitu akrilik.
Sekilas jika kita melihat gigi palsu buatan
ahli gigi dan dokter gigi tidak ada
perbedaannya. Namun, jika di koreksi dan
perhatikan secara seksama maka memiliki
beberapa perbedaan signifikan. Terutama
dalam hal warna dan bentuknya. Dokter gigi
akan benar-benar memikirkan mulai dari segi
material dasar gigi palsu, kesehatan pasien
dan sebagainya. Sedangkan tukang gigi akan
cenderung menggunakan material yang tidak
sesuai
standar
kedokteran
dalam
membuatnya.
Bergerak dari hal ini, kami ingin
memberikan analisis mengenai material
zircon untuk membuat gigi palsu yang dipakai
dalam kedokteran gigi, yang memenuhi
standar kedokteran yang telah ditentukan.

2. KAJIAN LITERATUR DAN


PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Salah satu bentuk kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan dalam bidang
kedokteran gigi adalah penggunaan
zirconia / non logam dalam bahan
pembuatan restorasi. Zirconia berasal dari
unsur zirconium (Zr) yang memiliki
nomor atom 40 dan berat atom 91,22.
Zirconia merupakan keramik bionert. Ada
beberapa tipe dari zirconia yaitu
tetragonal zirconia polycrystals (TZP),
fully stabilized zirconia (FSZ), partially
stabilished zirconia (PSZ), zirconia
toughened alumina (ZTA), dan
tranformation toughened zirconia (TTZ).
Tetapi yang digunakan sebagai bahan
pembuatan restorasi adalah tipe TZP dan
PSZ. Komposisi restorasi zirconia
mempunyai komposisi inti keramik yaitu
alumina (Al2O3) dan partially stabilize
zirconia.
Sebagai bahan pembuatan restorasi
dalam bidang kedokteran gigi, zirconia
memiliki sifat fisik, mekanis, kimia dan
biologis yang sangat baik. Untuk
mendapatkan kestabilan pada zirconia,
maka zirconia ditambahkan dengan
senyawa stabilitator seperti yttria dan
ceria. Zirconia sebagai oksida murni tidak
ditemukan di alam, akan tetapi zirconia
biasa ditemukan dalam baddeleyite and
zircon (ZrSiO4) yang merupakan sumber
utama dari material. Dari kedua sumber
zirconia tersebut, zircon yang didapat
memiliki kemurnian yang rendah dan
harus melalui proses-proses tertentu
untuk menghasilkan zirconia murni.
Zirconia murni memiliki titik leleh yang
tinggi dan konduktivitas thermal yang
rendah.

Kelebihan dari Porcelain Zirconia :


1. Kekuatan per satu gigi sama
dengan porcelain zirconia, tetapi
porcelain zirconia hanya bisa
dibuat jembatan / bridge
maksimal 6 unit gigi
2. Tidak menyebabkan permukaan
gusi menghitam karena tidak
menggunakan koping logam
3. Bagus untuk gigi depan karena
memiliki sifat estetik yang bagus
dan tanpa menggunakan koping
logam
.

3.METODOLOGI
PENELITIAN
[1] Bab ini akan
menguraikan
sistematis
tahapan

mengenai
penelitian

dilakukan.
langkah

secara
yang

Langkahyang

dilakukan

dalam penelitian ini akan

Menghitung kandungan
setiap karakterisktik
Tahap pengumpulan dan
pengolahan data
kualitas

dijelaskan pada Gambar 3.1

*Tahap pengumpulan& pengolahan data

Tahap
Awal
Penelitian

Tahap Perencanaan
Eksperimen

Gambar 3.1 Flowchart metodologi penelitian

zirconia (ZrO2), alumina (Al2O3),

3.1 Tahap Awal Penelitian


Tahap awal penelitian diuraikan
dalam beberapa tahap. Uraian lebih
lengkap pada tiap tahapnya akan
dijelaskan pada sub bab di bawah ini.

keramik dan gelas-keramik.


Suatu

metode

optimasi

diperlukan untuk mencari kekuatan


optimal pada biokomposit PMMAzirconia. Taguchi merupakan salah
satu metode optimasi yang banyak
digunakan

karena

pertimbangan

efisiensi dan efektifitasnya. Metode

3.1.1 Studi Literatur


Studi literatur dalam penelitian

Taguchi umumnya digunakan untuk

ini dilakukan untuk mendalami materi

menyelesaikan persoalan satu respon.

dalam menyelesaikan masalah yang

Ketika berhadapan dengan persoalan

dirumuskan.

multirespon,

Informasi

yang

dibutuhkan yaitu semen tulang (bone


cement),

zirconia

(ZrO2),

polymethylmethacrylate

(PMMA),

proses

sintering,

kekuatan

tarik

diametral, densitas, Metode Taguchi,


PCR-TOPSIS

serta

Algoritma

Genetika (AG).

penyelesaian

secara

parsial untuk masing-masing respon


menjadi

tidak

menimbulkan
parameter

efektif

dan

kombinasi
optimal

level

yang

tidak

konsisten antar respon.


Untuk mengoptimalkan masalah
multirespon,

Djami

(2014)

mengusulkan suatu prosedur yang

3.1.2 Menentukan Latar Belakang


Masalah

efektif didasarkan pada teori Process


Capability

Ratio

(PCR)

dan

Semen tulang akrilik dengan

Technique for Order Performance by

dasar

Similarity to Ideal Solution (TOPSIS).

bahan
poly(methylmethacrylate)

(PMMA)

Metode

PCR-TOPSIS

yang

telah digunakan lebih dari 40 tahun

dikombinasikan

pada

prosthesis

Taguchi masih memiliki kekurangan,

maksilofasial, gigi palsu, dan dalam

yaitu hasil optimasi yang didapatkan

bedah ortopedi sebagai bahan perekat

hanya

sendi buatan. Semen tulang dengan

eksperimen yang telah dilakukan.

bahan dasar PMMA masih memiliki

Untuk

beberapa kekurangan. Oleh karena

kombinasi metode Taguchi dengan

itu, perlu adanya perbaikan pada

metode

implan

sifat-sifat
menambahkan

gigi,

semen

dengan

biokeramik

seperti

sesuai
menutupi

dengan

dengan

kondisi

kekurangan

Algoritma

dikembangkan

metode

ini,

Genetika

Berdasarkan

belakang

pencampuran kedua serbuk tersebut

tersebut, maka perumusan masalah

dilakukan tanpa adanya kompaksi

dalam penelitian ini adalah bagaimana

(penekanan). Uji yang dilakukan pada

menentukan setting optimal untuk

komposit PMMA-zirconia ini adalah

kekuatan tarik diametral dan densitas

kekuatan tarik diametral dan densitas

relatif

relatif. Pengujian ini merupakan yang

pada

zirconia,

latar

komposit

menggunakan

PMMAkombinasi

paling

umum

digunakan

untuk

metode Taguchi, PCR-TOPSIS dan

menentukan kekuatan mekanik dari

Algoritma Genetika.

semen tulang.
3.2.2 Penentuan Setting Level Faktor
Faktor yang berpengaruh dalam

3.1.3 Menentukan Tujuan dan


Manfaat Penelitian
Adapun

tujuan

yang

eksperimen
ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah


memperoleh setting optimal untuk
kekuatan tarik diametral dan densitas
relatif

pada

zirconia

komposit

menggunakan

PMMAkombinasi

metode Taguchi, PCR-TOPSIS dan


Algoritma Genetika.
3.2 Tahap Perancangan Eksperimen
Pada tahap ini akan dilakukan
identifikasi

terhadap

karakteristik

kualitas semen tulang. Selain itu pada


tahap ini juga akan ditentukan setting
level

untuk

setiap

faktor,

dan

Orthogonal Array (OA).

sifat

untuk menguatkan kualitas polymer,


serbuk

PMMA.

PMMA,

suhu

sintering, dan waktu sintering. Setelah


faktor eksperimen terpilih, level-level
pada

faktor

kemudian

ditentukan

seperti yang akan di jelaskan dibawah


ini:
1. Faktor persentase zirconia
terhadap PMMA terdiri dari empat
level yaitu 0%,
1%, 2% dan 3%.
Pada eksperimen ini digunakan empat
level persentase zirconia terhadap
PMMA yaitu 0%, 1%, 2% dan 3%,
untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap kekuatan tarik diametral dan
densitas relatif spesimen yang akan
dihasilkan
Level ini merujuk pada
penelitian Yu (2014) tentang

berukuran nano.

cara mencampurkan antara serbuk

dengan

terhadap

persentase

tulang PMMA-zirconia

Semen tulang dibentuk dengan


mempunyai

yaitu

kekuatan mekanik semen

3.2.1 Identifikasi Karakteristik


Kualitas Semen Tulang

zirconia yang

zirconia

ini

Proses

2. Faktor suhu sintering terdiri dari


empat level yaitu 140 C, 145 C ,
150 C dan 155o C.
Pada proses sintering, faktor
suhu

sangat

berpengaruh

terhadap

tingkat

kekerasan

mencapai tingkat kekerasan

material yang akan dihasilkan.

optimal.

Semakin besar suhu sintering


dimungkinkan semakin cepat
proses

pembentukan

kristal.

Besar kecilnya suhu

juga

berpengaruh pada bentuk

serta

ukuran

juga

celah

berpengaruh

dan

pada

struktur

pertumbuhan kristal (Setyowati,


2008).
PMMA memiliki titik leleh
pada suhu 160 C (El-Zaher,
2014).

Proses

sintering

Tahap 3.2.3 Tahap Pelaksanaan


Eksperimen
Pada tahap ini akan dijelaskan tentang
persiapan eksperimen hingga pelaksanaan
eksperimen
Tahap 3.3 Tahap Persiapan Eksperimen

eksperimen ini proses sintering

Persiapan yang dilakukan sebelum


pelaksanaan eksperimen akan dijelaskan pada
langkah-langkah berikut ini.
1 Persiapan Alat Eksperimen a. Pembuatan
specimen
- Kertas

dilakukan di bawah suhu 160 C

- Timbangan digital

biasanya dilakukan pada suhu


sekitar 0.5-0.9 dari titik leleh
(Jonghe,

2003).

Pada

dengan selisih antar level 5 C.


3. Faktor waktu proses sintering
terdiri dari empat level yaitu
60 menit, 75 menit, 90 menit

- Oven, disini digunakan oven di


Laboratorium Sistem Kualitas
- Lem kertas

dan 105 menit.Dengan

- Penggaris

pengujian tingkat kekuatan

- Jangka Sorong

dengan cara memberikan beban


pada objek yang diberikan

b. Pelaksanaan eksperimen

zirconia,Eksperimen ini

- Alat uji kekuatan tarik diametral

menggunakan empat level

- Bolpoint dan kertas

waktu pengukuran yang


merujuk pada penelitian
Pujiyanto (2014), yaitu 60
menit, 75 menit, 90 menit, dan
105 menit, untuk mengetahui
berapakah waktu yang paling
optimal agar PMMA-zirconia

2 Persiapan Bahan Eksperimen


Bahan yang digunakan disini adalah
komposit PMMA-zirconia yang memiliki
persentase zirconia terhadap PMMA sebesar
0%, 1%, 2%, dan 3%.
Tahap 3.3.1 Tahap Pengumpulan dan
Pengolahan Data

Tahap selanjutnya adalah pengumpulan

untuk kasus single response.

dan pengolahan data. Tahap pengumpulan

Setelah diperoleh data hasil

data telah dilakukan ketika perancangan

eksperimen kemudian dihitung

eksperimen

S/N Ratio dari masing-masing

selesai.

dimulai

Adapun

hingga

eksperimen

langkah-langkah

tahap

karakteristik

pengumpulan dan pengolahan data akan

semua

dijelaskan pada sub bab di bawah ini

eksperimen.

Tahap 3.3.2 Pengujian Hasil Eksperimen

perlakuan

PCR-TOPSIS
eksperimen

untuk
dalam

2. PCR-TOPSIS

dan Pendataan Hasil.


Setelah

kualitas

merupakan

selesai

metode yang didasarkan pada

dilakukan, tahap berikutnya adalah

kemampuan proses rasio (PCR)

pengujian

yang

dan teknik performansi order

diperoleh dari hasil pengujian dicatat

berdasarkan kesamaan dengan

dan

solusi ideal (TOPSIS) untuk

spesimen.

digunakan

perhitungan

Data

untuk

melakukan

dengan

tujuan

mengoptimalkan

menghasilkan setting level optimal,


yaitu kombinasi level faktor yang
memberikan

kualitas

masalah

multirespon.
3. Algoritma Genetika (AG)

terbaik

Algoritma genetika adalah

berdasarkan tipe karakteristik kualitas.

algoritma pencarian heuristik

Nilai densitas dihitung berdasarkan pada


perbandingan antara massa dan volume dari
masing-masing spesimen. Sedangkan untuk
uji respon kekuatan tarik diametral

yang

Tahap 3.3.3 Optimasi Setting Level

proses pencarian nilai optimum

mekanisme

respon

untuk

pada

diolah

evolusi

biologis.

beberapa

titik

secara

bersamaan (satu generasi) untuk

masing-masing

kemudian

atas

Algoritma genetika melakukan

Hasil pendataan dari pengujian


spesimen

didasarkan

memperoleh

untuk

solusi

umum.

Algoritma genetika dilakukan

menentukan setting level optimal dari

untuk menentukan setting level

kedua karakteristik kualitas spesimen.

optimal.

Berikut merupakan metode penentuan


setting level optimal.
1. Menghitung Nilai S/N Ratio
Menggunakan Metode Taguchi
Metode

Taguchi

3.4 Tahap Akhir Penelitian


Pada

tahap

akhir

penelitian

adalah

dilakukan analisis dari hasil penelitian

salah satu metode yang dapat

serta memberikan kesimpulan dan

digunakan untuk mengetahui

saran.

setting optimal sebuah proses

3.4.1 Kesimpulan dan Saran

NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kesimpulan dan saran merupakan tahap


terakhir penelitian yang berisi kesimpulan
dari keseluruhan hasil penelitian dan
analisis yang mengacu pada tujuan awal
penelitian yang telah ditetapkan. Tahap ini
juga berisi saran-saran yang diberikan

Dari hasil-hasil penelitian Pujianto (2014)

penulis agr dapat bermanfaat untuk

diatas, dapat dinyatakan bahwa produk

penelitian selanjutnya

zirconia (Zr02) dapat dihasilkan dari

4. Hasil dan Pembahasan


Pada setiap kegiatan penelitian

Komponen
ZrO2
SiO2
Al2O3
CaO
T1O2
Fe2O3
MnO2

Zirkonium Silikat (ZrSi04) dengan


memisahkan antaran ZrO2 dan SiO2 nya

diadakan sebuah observasi terhadap sebuah

dengan proses peleburan. Pada proses

penelitian sebagai alat untuk mengetahui

peleburan yang dilakukan dalam penelitian

tingkat keterlibatan mahasiswa dalam

ini, meskipun telah berhasil memisahkan

kegiatan penelitian tersebut. Keterlibatan

antara ZrO2 dan SiO2 nya, tapi masih belum

mahasiswa dalam kegiatan penelitian dapat

sempurna. Untuk itu diperlukan penelitian

mempengaruhi pemahaman mahasiswa

yang lebih lanjut sehingga bias didapatkan

terhadap materi tersebut. Pada saat

kondisi proses yang optimum. Kemurinan

pelaksanaan penelitian, mahasiswa (peneliti)

produk Zirkonia yang baru bias dihasilkan

dibantu oleh seorang observer untuk

pada penelitian ini adalah sekitar 89%.

melakukan observasi. Berikut hasil observasi


tabel di bawah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hasil Analisis Komposisi Kimia dari zircon

[1]

sililikat yang diperoleh dari hasil pemisahan

https://eprints.uns.ac.id/19848/4/I0310038_

pasir zircon

bab3.pdf

Anda mungkin juga menyukai