Anda di halaman 1dari 33

Aplikasi Mekanika

Retakan pada Analisis


Kegagalan Logam

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

Konsep dasar mekanika retakan


Mekanika retakan adalah suatu metoda
dalam

menganalisis

matematik

yang

patahan

dapat

secara

menentukan

besarnya beban atau tegangan yang


menyebabkan patah getas dari suatu
struktur

yang

mengandung

retakan

dengan geometri dan dimensi tertentu


yang sebelumnya sudah diketahui.
kusharjanto, metalurgi-unj
ani

Tujuan:
Memberikan
secara

jawaban

kuantitatif

spesifik

tentang

atau
pada
inisiasi

uraian
masalah
dan

perambatan retakan pada struktur atau


komponen.

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

Mekanika
retakan
spesifik menjawab:

secara

1.Berapa kekuatan sisa dari material


sebagai fungsi dari panjang retakan.
2.Berapa nilai panjang kritis (ukuran
retakan
sebelum

maksimum
terjadi

yang

patah

diijinkan)

getas

pada

beban atau tegangan operasi.


kusharjanto, metalurgi-unj
ani

3.Berapa lama laju penjalaran retakan


(da/dt)

dari

ukuran

awal

(ai)

ke

ukuran kritis (ac).


4.Berapa umur sisa (remaining life)
dari struktur atau komponen yang
mengandung retakan dalam service
(damage tolerance design).
5.Seberapa sering inspeksi dilakukan
untuk memonitor retakan.
kusharjanto, metalurgi-unj
ani

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

Hal yang ingin diketahui (semuanya


atau sebagian):
Kekuatan sisa dari material.
Panjang retakan
diijinkan (kritis).

maksimum

yang

Waktu penjalaran retakan/sisa umur


dari material.
Interval waktu inspeksi.
kusharjanto, metalurgi-unj
ani

Flaw
size

Hal diatas semua saling berhubungan


seperti digambarkan secara skematik
dibawah ini:

Useful service
life

Time

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

X failure

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

Pertambahan retakan dikendalikan ole


1.Tegangan ().
2.Akar panjang retakan (a).
3.Sifat mekanik material, E dan e
(modulus
Young
dan
energi
permukaan
elastik
per
luas
penampang).

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

10

Tegangan lokal di dekat sebuah retakan


atau takikan bergantung dari produk
tegangan () dan akar panjang retakan
(a).
Hubungan ini disebut faktor intensitas
tegangan (K), di mana untuk retakan
elastik yang sangat tajam dalam sebuah
pelat
dengan
lebar
tak
terhingga
(infinite) K didefinisikan sebagai:

K .a

Dengan dimensi/satuan psiin atau MPam.


kusharjanto, metalurgi-unj
ani

11

Untuk

material

yang

mempunyai

dimensi tertentu (finite) persamaan di


atas dikoreksi dengan faktor ukuran
spesimen f(a/W), sehingga:

a
K .a.f

W
di mana:
a
= panjang retakan
W
= lebar spesimen
kusharjanto, metalurgi-unj
ani

12

Harga-harga f(a/W) untuk berbagai


konfigurasi geometri retakan.

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

13

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

14

Faktor intensitas tegangan (KI), dalam


kondisi

kritis

disebut

KIC

(Fracture

Toughness).

K IC

a
.a.f

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

15

Parameter KIC
mencerminkan: material
1.Ketangguhan

terhadap

perambatan retakan/patah getas.


2.Karakteristik

material

sama

seperti

nilai y dan UTS yang merupakan fungsi


metalurgis (struktur kristal, komposisi
kimia/paduan, proses, struktur mikro
dan temperatur).
kusharjanto, metalurgi-unj
ani

16

KIC

independent

(tidak

tergantung)

terhadap panjang: retakan, geometri


dan sistem pembebanan.
Contoh nilai KIC untuk berbagai jenis
baja:
Yield
Fracture
strength
y (MPa)

Toughness
KIC (MPam)

Low carbon steel


Maraging steel

600
1730

100
90

18 Ni (300) maraging

1905

60

Material

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

17

Nilai

KIC

berbanding

lurus

dengan

ketangguhan terhadap impact test,


tetapi KIC cenderung menurun dengan
kenaikan kekuatan luluhnya.
Makin keras (getas) material, makin
rendah nilai KIC-nya, artinya material
tersebut
lebih
mudah
mengalami patah getas.

untuk

Sebaliknya,
makin
ulet
material,
makin tinggi nilai KIC-nya, atau makin
kusharjanto,
metalurgi-unj
sukar mengalami
patah
getas.
ani

18

a
.a.f

Jika persamaanK IC
ditulis
kembali dan anggap f(a/W) = 1, maka:

K K IC .a.
Pilihan material
(disain
material)

Tegangan operasi
yang diijinkan
(disain tegangan)

Ukuran
retakan
yang diijinkan atau
yang
mampu
terdeteksi
oleh
metoda NDT

Persamaan di atas menyatakan hubungan


antara ketangguhan terhadap retakan
(sifat material), tegangan operasi yang
diijinkan
(tegangan
maksimum)
dan
19
kusharjanto, metalurgi-unj
panjang retakan.
ani

Fracture (patah/gagal) terjadi JIKA:

.a K I K IC
K IC
atau,

.a
K IC
atau, a

Hubungan antara KIC, op dan ac yang


digunakan dalam disain mekanik.

Lokasi di bawah garis, material akan aman, sebaliknya


lokasi di atas garis material akan gagal. Kombinasi dari
tegangan dan ukuran retakan yang dialami oleh material
komponen dan struktur
akan
menentukan kondisi akhir
20
kusharjanto,
metalurgi-unj
material tersebut. ani

Penjalaran
retakan
fatigue
Untuk beban statik:

subkritis-

a
K .a.f

Untuk beban siklik:

a
K .a.f

Dengan f(a/W) adalah faktor geometrik


dari retakan dan komponen dengan
geometri tertentu.
K = Kmax Kmin, adalah rentang intensitas
tegangan kusharjanto, metalurgi-unj
ani

21

Pola beban siklik sebagai fungsi dari waktu


serta
parameter-parameter
yang
berhubungan.
kusharjanto, metalurgi-unj
ani

22

Jika benda dengan sebuah retakan awal


(ai), dikenai beban siklik, maka retakan
akan bertambah panjang sebagai fungsi
dari jumlah siklik.
Kondisi ini berlangsung terus sampai
suatu saat panjang retakan mencapai
nilai

kritis

(ac),

yang

berhubungan

dengan jumlah siklik tertentu (Nc).


kusharjanto, metalurgi-unj
ani

23

Setelah

itu

perambatan

berubah

menjadi

tidak

retakan

stabil,

dan

accelerated dan dalam tempo yang


singkat benda akan patah atau gagal.
Tergantung dari besar beban siklik,
panjang retakan kritis ini bisa tercapai
dalam waktu yang relatif lebih cepat
atau lebih lambat.
kusharjanto, metalurgi-unj
ani

24

Perambatan

retakan

sebagai

fungsi

dari

jumlah siklik (N) dan besar beban (P)

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

25

Untuk rentang beban tertentu (P),


dapat ditentukan da/dN sebagai fungsi
dari atau K.

Log scale, da/dN

Plot da/dN vs K terlihat seperti di


bawah ini yang disebut kurva laju
penjalaran retakan sebagai fungsi dari
rentang intensitas tegangan.

II

Kth
kusharjanto,
metalurgi-unj
ani
Log scale, K

III

KC

26

Dari kurva da/dN vs K (sigmoidal curve):


Fase I
= microstructure
(metallurgy)

sensitive

Fase
II =
mechanics
(continuum mechs.)

sensitive

Fase III = microstructure


(metallurgy)

sensitive

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

27

Zona

tegangan
batas).

Kth

range

rendah

Jika

ada

menghasilkan

intensitas

(threshold/ambang
beban

nilai

siklik

dibawah

yang
itu,

maka retakan tidak akan menjalar.


Zona III nilai K maksimum tertentu
terpenuhi, maka benda akan patah,
nilai maksimum K ini adalah KIC atau
KC.

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

28

Zona II dari sisi disain teknik, fase II


merupakan daerah terpenting.
Di zona II (steady-state) ini laju
penjalaran retakan dapat digambarkan
sebagai:

da
m
C K
dN

di mana: C dan m adalah konstanta empirik.

Persamaan di atas disebut Paris


kusharjanto, metalurgi-unj
Law.
ani

29

Rangkuman dan kesimpulan


Mekanika

retakan

digunakan

dalam

disain dengan cara memperhitungkan


kehadiran

retakan/cacat

(pre-crack)

didalam material.
Pre-crack

(mikro)

selalu

dianggap

hadir pada komponen/struktur.


Kehadiran

sebuah

retakan

tersebut

akan meningkatkan tegangan lokal.


kusharjanto, metalurgi-unj
ani

30

Jika

situasi

medan

tegangan

di

ujung retakan memungkinkan, maka


retakan

dapat

panjang

kritis

menjalar
dan

sampai

benda

akan

patah/gagal.
Kriteria patah ditentukan dengan
memperhitungkan faktor intensitas
tegangan kritis (KIC) atau disebut
dengan Fracture Toughness.
Toughness
kusharjanto, metalurgi-unj
ani

31

KIC merupakan sifat mekanik material


dan
mencerminkan
ketahanan
material terhadap patah getas. Makin
tinggi nilai KIC, makin tangguh
material terhadap patah getas.
Dengan mekanika retakan, kekuatan
sisa, laju penjalaran retakan dan
umur pakai suatu komponen dan
struktur dapat diprediksi, sehingga
program inspeksi dan perawatan
dapat berjalan dengan lebih efektif
32
kusharjanto, metalurgi-unj
dan efisien.ani

Pendekatan
material:
Teganga
n
aplikasi

dari

Pendekatan
retakan:

dari

Ukuran
cacat

segi

kekuatan

Kekuatan luluh
atau kekuatan
tarik
segi

mekanika

Teganga
n
aplikasi

kusharjanto, metalurgi-unj
ani

Fracture
Toughnes 33
s

Anda mungkin juga menyukai