Anda di halaman 1dari 23

Diabetes Melitus Gestasional

Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA


RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

TINJAUAN PUSTAKA

DIABETES MELITUS GESTASIONAL


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Selama lebih dari satu abad, telah diketahui bahwa diabetes yang datang
pada saat kehamilan dapat menyebabkan efek buruk pada keadaan klinis fetus
dan neonatus. Pada awal tahun 1940-an, diketahui bahwa wanita yang menderita
diabetes beberapa tahun setelah kehamilan akan mengalami mortalitas fetus dan
neonatus yang tinggi. Menjelang tahun 1950-an istilah diabetes melitus
gestasional (DMG) diperkenalkan dan diartikan sebagai sebuah kondisi
sementara (transient) yang mempengaruhi keadaan klinis janin secara buruk.
Pada tahun 1960-an, OSullivan menemukan bahwa derajat toleransi glukosa selama
kehamilan berhubungan dengan risiko perkembangan diabetes setelah kehamilan.
Pada tahun 1980-an, nilai tersebut disesuaikan terhadap metode modern untuk
pengukuran glukosa dan diaplikasikan kepada definisi modern dari diabetes melitus
gestasional (Buchanan dan Xiang, 2005). 1,2
Diabetes melitus dapat menyerang warga segala lapisan umur dan sosial
ekonomi. Di Indonesia saat ini masalah DM belum menempati skala prioritas utama
pelayanan kesehatan walaupun sudah jelas dampak negatifnya, yaitu berupa
penurunan kulitas SDM, terutama akibat penyulit menahun yang ditimbulkannya
(PERKENI, 2002). 2
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2005). 9
Diabetes mellitus gestasional adalah intoleransi karbohidrat ringan ( toleransi
glukosa terganggu ) maupun berat ( diabetes mellitus ) yang terjadi atau diketahui
pertama kali pada saat kehamilan berlangsung. Diabetes mellitus gestasional

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

merupakan penyakit yang sering dijumpai pada kehamilan. Di Indonesia prevalensi


Diabetes Melitus Gestasional mencapai 1.9-3.6%. 13
Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan. Penyakit ini akan
menyebabkan perubahan-perubahan pada penderita yang juga dipegaruhi oleh
kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
Komplikasi pada ibu dan bayi pada penderita diabetes akan meningkat karena
perubahan metabolik. Angka lahir mati pada kasus diabetes tak terkendali dapat
terjadi 10 kali dari normal. Diabetes dalam kehamilan sukar ditemukan karena
rendahnya kemampuan dalam mendeteksi kasus. Kejadian diabetes dalam kehamilan
ialah 0,7%. Sedangkan rasio diabetes di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta 0,18%.
Diabetes patut dicurigai pada pasien yang mempunyai ciri gemuk, riwayat keluarga
diabetes, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan > 4 kg, riwayat lahir mati, dan
abortus berulang.1
Pada wanita yang diabetik umumnya menderita infertilitas dan beberapa wanita yang
dapat hamil menghadapi prognosis yang buruk. Kematian ibu merupakan ancaman
yang nyata dan angka harapan hidup perinatal hanya 40%. Sejak ditemukannya
insulin pada tahun 1922, memulihkan fertilitas pada wanita diabetik dan hampir
menghilangkan sama sekali mortalitas pada ibu. Namun angka harapan hidup
perinatal sama sekali tidak berubah. Kemajuan kemajuan dalam penatalaksanaan
ibu dengan diabetes kehamilan memperbaikai harapan hidup perinatal menjadi sekitar
85% pada akhir tahun 1950an. Saat ini angka kematian perinatal pada ibu dengan
diabetik menyamai angka yang dijumpai pada kehamilan normal.2

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

BAB II
ISI
DEFINISI
Diabetes mellitus gestasional adalah suatu bentuk diabetes yang berkembang
pada beberapa wanita selama kehamilan yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak
mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk mengkontrol gula darah ( glukosa )
wanita hamil tersebut pada tingkat yang aman bagi dirinya maupun janin yang
dikandungnya.9
Definisi ini juga dapat mencakup pasien yang sebetulnya sudah mengidap DM
(tetapi belum teridentifikasi), dan baru diketahui saat kehamilan (DM + hamil) di
samping yang benar-benar diabetes melitus gestasional menurut definisi lama.
Sesudah kehamilan selesai baru kemudian dapat dipilah mana yang DMG dan mana
yang DM + hamil (PERKENI, 2002). 9
Diabetes gestasional berbeda dengan diabetes lainnya dimana gejala penyakit
ini akan menghilang setelah bayi lahir 6

KLASIFIKASI
Berdasarkan ketergantungan pasien terhadap

insulin eksogen, diabetes

diklasifikasikan sebagai berikut :1,2,8,9


1. Tipe 1 ( Tergantung insulin ) / Insulin dependent diabetes mellitus, yaitu
pasien yang memerlukan insulin dalam mengendalikan kadar gula darah.
2.

tipe 2 ( Tidak Tergantung insulin ) / Non dependent insulin diabetes mellitus,


yaitu pasien yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula
darah.

Beberapa ciri umum diabetes Melitus Bergantung Insulin (Tipe 1) dan tidak
bergantung insulin (tipe 2)

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Tipe 1

Tipe 2

Karakteristik
Lokus genetik

(Bergantung Insulin)
Kromosom 6

(Tidak Bergantung Insulin)


Tidak diketahui

Usia saat awitan

Biasanya < 40 tahun

>40 tahun

Habitus

Normal sampai kurus

Gemuk

Insulin plasma

Rendah sampai tidak ada

Normal sampai tinggi

Glukago plasma

Tinggi dapat ditekan

Tinggi, resisten

Komplikasi akut

Ketoasidosis

Koma hiperosmolar

Terapi insulin

Responsif

Responsif/resisten

Sulfonylurea

Tidak responsive

Responsif

Pembagian Diabetes Mellitus pada kehamilan : 10


1. DM yang memang sudah diketahui sebelumnya dan kemudian menjadi hamil
(DM Hamil = DMH = DM pragestasional). Sebagian besar termasuk golongan
IDDM (Insulin Dependent DM).
2. DM yang baru saja ditemukan pada saat kehamilan ( DM Gestasional =
DMG). Umumnya termasuk NIDDM ( Non Insulin Deppendent DM).
DMG sendiri dibagi dua sub kelompok: 9
1. Sebenarnya sudah mengidap DM sebelumnya, tapi baru diketahui saat
hamil (sama dengan DMH)
2. Sebelumnya belum mengidap DM, baru mengidap DM dalam masa
kehamilan (Pregnancy-Induced Diabetes Mellitus, DMG sesungguhnya,
sesuai dengan definisi lama WHO 1980).
Klasifakasi diabetes kehamilan menurut white ( 1965), yaitu : 1,2,8,9
Kelas A : Diabetes kimiawi, disebut juga diabetes laten, subklinis atau diabetes
kehamilan,tes

toleransi

glukosa

tidak

normal.

Penderita

tidak

memerlukan insulin, cukup diobati dengan diet saja. Prognosis bagi ibu
dan anak baik.

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Kelas B : Diabetes dewasa, diketahui secara klinis setelah umur 19 tahun dan
berlangsung kurang dari pada 10 tahun, dan tidak disertai kelainan
pembuluh darah.
Kelas C : Diabetes yang diderita antara 10-19 tahun, atau timbul pada umur antara
10-19 tahun, dan tanpa kelainan pembuluh darah.
Kelas D : Diabetes telah diderita lama, 20 tahun atau lebih, atau diderita sebelum
umur 10 tahun, atau disertai kelainan pembuluh darah, termasuk
arteriosclerosis pada retina dan tungkai dan retinitis.
Kelas E : Diabetes yang disertai perkapuran pada pembuluh-pembuluh darah panggul,
termasuk arteria uterine.
Kelas F : Diabetes dengan nefropatia, termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis.
Kelas R : Untuk penderita dengan komplikasi retinitis proliferans atau dengan
perdarahan dalam vitreus.
Kelas H : Untuk penderita dengan penyakit jantung koroner.
Kelas T : Untuk penderita dengan transplantasi ginjal.
Tabel 2.Klasifikasi Diabetes yang menjadi penyulit kehamilan
Glukosa
Kelas

Awitan

Plasma

A1

Gestasional

Puasa
<105 mg/dl

A2
Kelas

Glukosa 2 jam
Postprandial

Terapi

<120 mg/dl

Diet

Gestasional
>105 mg/dl
Usia
Awitan Durasi (thn)

>120 mg/dl
Penyakit

insulin
Terapi

(Thn)
Di atas 20

<10

Vaskular
Tidak ada

Insulin

10-19

10-19

Tidak ada

Insulin

Sebelum 10

>20

Retinopati jinak

Insulin

Semua

Semua

Nefropati

Insulin

Semua

Semua

Retinopati

Insulin

Semua

Semua

poliferatif

Insulin

Jantung

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Diabetes juvenilis : Pasien yang sudah menderita diabetes sejak masa kanak-kanak,
mempunyai gambaran klinik yang berbeda-beda beratnya dan
menunjukkan

kecenderungan

untuk

timbul

keto-asidosis.

Penyakitnya sukar dikuasai dan lebih memerlukan insulin.


Penderita lebih mudah mengalami komplikasi ginjal, retina,
pembuluh darah dan urat saraf.
Pre diabetes : Penderita yang tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit, walaupun
sejak semula ia sudah mempunyai dasar kelainin anatomic dan
metabolic, yang tidak menjadi jelas dalam bentuk gangguan metabolisme
hidrat arang. Gejala-gejala penyakit baru timbul apabila terjadi sesuatu
yang memberatkan seperti kehamilan, infeksi, kegemukan, gangguan
gizi, neoplasma, emosi, pengobatan dan lain- lain.
GEJALA KLINIS 1,14
Gejala utama dari diabetes gestasional pada prinsipnya sama dengan gejala
utama pada penyakit diabetes yang lain yaitu
1. Sering buang air kecil (polyuri)
Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan
sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air
tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena
ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita
sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).
2. Selalu merasa haus (polydipsi)
Akibat poliuri dan banyak cairan yangdikeluarkan, maka penderita merasakan
haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).
3. Sering merasa lapar (polyfagi).
Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami
penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita
seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
Gejala tambahan lainnya adalah :
Mudah lelah
6

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Sering merasa mual


Sering mengalami infeksi kandung kemih, vagina, maupun kulit
Penglihatan kabur
Hasil dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya gula dalam urin
FAKTOR RESIKO 8,14
Riwayat Kebidanan :
1. Beberapa kali keguguran
2. riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas
3. Riwayat pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan
4. Pernah melahirkan bayi > 4000 gram
5. Pernah preeklampsia
6. Polihidramnion
Riwayat Ibu
1. Umur ibu hamil > 30 tahun
2. Riwayat DM dalam keluarga
3. Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya
4. Infeksi saluran kemih berulang-ulang selama kehamilan

Strategi penapisan yang dianjurkan berdasarkan penilaian resiko untuk mendeteksi


diabetes mellitus gestasional berdasarkan Fourth International Workshop-Conference
on Gestasional Diabetes : 2,8

Resiko rendah
Pemeriksaan glukosa darah tidak diperlukan secara rutin apabila semua
karakteristik berikut ditemukan.
-

Berasal dari kelompok entik yang prevalensi diabetes gestasionalnya rendah.

Tidak ada anggota keluarga dekat (first-degree relative) yang mengidap


diabetes

Usia kurang dari 25 tahun

Berat sebelum hamil normal

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Tidak ada riwayat kelainan metabolisme glukosa

Tidak memiliki riwayat obstetric yang buruk

Resiko rata-rata
Lakukan pemeriksaan glukosa darah pada minggu ke-24-28 dengan menggunakan
salah satu dari berikut :
-

Resiko rata-rata wanita keturunan Hispanik, Afrika, pribumi Amerika Asia


Selatan atau Timur.

Resiko tinggi wanita yang jelas kegemukan, jelas memiliki riwayat diabetes
tipe-2 pada anggota keluarga, riwayat diabetes gestasional atau glukosuria

Resiko tinggi
- Lakukan pemeriksaan glukosa darah sesegera mungkin. Apabila diabetes
gestasional tidak terdiagnosis, pemeriksaan glukosa darah harus diulang pada
minggu ke-24-28 atau setiap saat pasien memperlihatkan gejala atau tanda
yang mengarah ke hiperglikemia.

METABOLISME KARBOHIDRAT PADA KEHAMILAN NORMAL


Pada wanita hamil normal terjadi banyak sekali perubahan hormonal dan
metabolik untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus yang optimal. Yang
berhubungan dengan patologi diabetes mellitus adalah perubahan metabolisme
karbohidrat. 10
Pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah
secara bermakna karena : 10
1. Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
2. Produksi glukosa dari hati menurun
3. Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
4. Aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. Efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino.
8

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

PATOFISIOLOGI DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN 2,8,10


Pada DMG, selain perubahan2 fisiologis tersebut, terjadi juga keadaan
jumlah / fungsi insulin yang tidak optimal. Terjadi juga perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin.
Akibatnya : komposisi sumber energi dalam plasma ibu berubah (kadar gula darah
tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, pada sirkulasi janin juga
ikut terjadi komposisi sumber energi yang abnormal (menyebabkan kemungkinan
terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia, sehingga janin
mengalami juga gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia dsb).

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

KOMPLIKASI 3,4,8

Komplikasi maternal
Infeksi saluran kemih, hidramnion, hipertensi (kronik / preeklampsia / eklampsia)

Komplikasi fetal intrauterin


Resiko abortus spontan, kelainan kongenital (terutama pertumbuhan sistem saraf
pusat), infsufisiensi plasenta (mengakibatkan hipksemia kronik), kematian
intrauterin, makrosomia, organomegali.

Komplikasi neonatus pascapersalinan


Prematuritas, kematian perinatal / neonatal, trauma lahir, gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipo-kalsemia, hiperbilirubinemia), sindrom
gawat napas neonatus, polisitemia, trombosis vena renalis, dsb.

Komplikasi pada usia anak / dewasa


gangguan tumbuh kembang, intelektual, obesitas, sampai diabetes mellitus itu
sendiri.

MASALAH PADA BAYI


Diabetes pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai gangguan pada bayi
yang dilahirkannya. Gangguan tersebut antara lain: 5

10

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

1. Hipoglikemia.
Ibu diabetes akan mengalami hiperglikemia. Hiperglikemia ibu ini juga
menyebabkan hiperglikemia pada janin (difusi melalui plasenta). Bila glukosa dapat
berdifusi melalui plasenta, sebaliknya insulin ibu tidak dapat ditransfer ke janin. Hal
ini menyebabkan pankreas janin terangsang untuk memproduksi insulin sendiri.
Hasilnya adalah hiperinsulmemia pada janin. Segera setelah lahir terjadi pemutusan
aliran darah ibu ke janin, akibatnya suplai glukosa dari ibu juga terhenti. Namun,
insulin masih tetap diproduksi oleh pankreas bayi sebagai adaptasi terhadap kondisi
hiperglikemia sebelumnya. Hal ini yang menyebabkan hipoglikemia pada bayi yang
baru lahir.
2. Makrosomia.
Bayi dari ibu diabetes cenderung lebih besar dan montok daripada bayi yang lahir
normal. Mekanisme yang menyebabkan janin ini tumbuh berlebih belum diketahui
dengan pasti. Akan tetapi, dari beberapa penelitian didapatkan ada korelasi positif
antara tingkat hiperglikemia ibu dan tingkat makrosomia janin pada ibu yang tidak
mengalami komplikasi penyakit vaskuler. Hal tersebut dimungkinkan karena
hiperglikemia dan hiperinsulinemia pada janin secara bersama-sama dapat
menyebabkan peningkatan sintesis glikogen, lipogenesis dan sinresis protein dalam
tubuh janin. Sebagai hasil akhirnya, janin tumbuh subur/pesat pada semua tingkat
usia kehamilan yang disebut large for gestational age (LGA).
3. Respiratory distress syndrome (RDS).
Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tinggi mengalami RDS. Hal ini berkaitan
dengan imaturitas paru sebagai akibat hiperinsulinemia janin. Hiperinsulinemia
menghambat

produksi

surfaktan

karena

hiperinsulinemia

memengaruhi

perbandingan lesitin dengan spingomielin yang merupakan unsur utama


pembentukan surfaktan.
4. Anomali kongenital.

11

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami
cacat bawaan. Satu penelitian mengindikasikan bahwa kadar glikosilat hemoglobin
yang lebih tinggi pada pasien non-gestasional diabetes yang berhubungan dengan
adanya cacat bawaan yang umum seperti hidrosefalus. Kadar gula darah yang
meningkat selama trimester pertama dihubungkan dengan banyaknya kelainan
malformasi fetal, seperti kelainan jantung bawaan.
5. Hiperbilirubinemia.
Hiperbilirubinemia ini bisa terjadi dihubungkan dengan makrosomia, trauma
kelahiran dan perdarahan akibat trauma kelahiran dan prematuritas (fungsi hepar
imatur).
6. Hipokalsemia.
Hipokalsemia ini akibat ketidaknormalan pada kadar kalsium ibu yang disalurkan
pada janin. Kadar kalsium dalam darah ibu yang tinggi selama kehamilan (diabetes)
direspons oleh janin. berupa hipoparatiroid yang kemudian menyebabkan
hipokalsemia.
7. Trauma lahir.
Hal ini terjadi akibat tubuh bayi dari ibu diabetes yang melebihi ukuran normal
sehingga sering terjadi penyulit pada proses persalinan.

DIAGNOSIS 10

Usaha skrining
Diharapkan dapat menjaring DMG sejak pertemuan antenatal PERTAMA.
Tapi dari sudut efektifitas, hasil positif tertinggi akan diperoleh pada usia
kehamilan 26-28 minggu.

Konsensus PERKENI, 1997

12

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penyaring pada pertemuan


antenatal pertama, jika positif ditatalaksana sebagai DMG, jika negatif
pemeriksaan diulang lagi pada usia kehamilan 26-28 minggu.
Cara pemeriksaan :
Pemeriksaan dilakukan pada keadaan puasa. Diberikan beban glukosa sebesar
75 gram. Kadar glukosa darah diperiksa hanya pada 2 jam pasca beban
glukosa tersebut (2 jam postprandial).

Kriteria diagnosis OSullivan - Mahan (1964)


Diperiksa kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah 1 jam, 2 jam
dan 3 jam pasca beban glukosa 100 g. Diagnosis DMG ditegakkan bila
terdapat DUA atau lebih hasil abnormal. Batas nilai normal : puasa < 90
mg/dl, 1 jam pp < 165 mg/dl, 2 jam pp < 145 mg/dl, 3 jam pp < 125 mg/dl.

Kriteria diagnosis WHO (1980, 1985) - sama dengan kriteria diagnosis DM


pada keadaan tidak hamil. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl
atau pemeriksaan kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl digunakan untuk
patokan diagnosis DM. Jika tidak ada gejala yang jelas dan hasil GDS tinggi,
maka dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) untuk mendapatkan kadar
glukosa darah pasca pembebanan > 200 mg/dl (PERKENI, 2002).
Cara Pelaksanaan TTGO (PERKENI, 2002) :
1. 3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan makan seperti biasa (karbohidrat cukup)
2. Kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan
3. Puasa paling sedikit 8 jam mulai malam hari sebelum pemeriksaan, minum
air putih diperbolehkan
4. Diperiksa kadar glukosa darah puasa
5. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa), atau 1,75 gram/kgBB (anakanak), dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 15 menit
6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 (dua) jam sesudah beban glukosa
7. Selamam proses pemeriksaan subyek yang dipeiksa tetap istirahat dan tidak
merokok

13

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Kriteria diagnostik diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa


1. Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) > 200 mg/dl, atau
2. Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) > 126 mg/dl, atau
3. Kadar glukosa plasma > 200 mg/dl pada dua jam sesudah beban glukosa
75 gram pada TTGO

Kriteria diagnosis modifikasi WHO - PERKENI (1997)


Diperiksa hanya kadar glukosa plasma 2 jam pp.
Nilai > 200 mg/dl : diabetes mellitus (jika baru diketahui saat hamil, DMG).
Nilai 140 - 200 mg/dl : toleransi glukosa terganggu (TGT)
Nilai < 140 mg/dl : normal
Sesuai anjuran WHO, pada temuan TGT (gula darah 2 jam pp 140 - 200
mg/dl) ditangani juga sebagai kasus DMG, sehingga pasien dengan kadar gula
yang lebih rendah (dalam kriteria OSullivan) juga termasuk dalam yang
ditangani.

PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS GESTASIONAL


1. Pengelolaan medis 2,8,10

DIET
Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan
DMG juga terutama didasari atas pengelolaan GIZI / DIET dan
pengendalian berat badan ibu. Perhitungan menu seimbang sama
dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan ditambahkan
sejumlah 300 - 500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin
selama masa kehamilan, sampai selesai masa menyusui.
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :
-

mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl

mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl

mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb A1c) < 6% -

mencegah episode hipoglikemia

mencegah ketonuria / ketoasidosis diabetik

mengusahakan tumbuh kembang janin optimal dan normal

14

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu


(ideal : setiap hari, jika mungkin dengan alat periksa sendiri di rumah).
Dianjurkan kontrol sesuai jadual pemeriksaan antenatal, makin dekat
perkiraan persalinan kontrol makin sering. Hb glikosilat diperiksa ideal
tiap 6 - 8 minggu.

Asupan Kalori Harian dan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil yang
Dianjurkan pada Wanita dengan dan Tanpa Terapi Insulin
Berat Badan

Asupan

dibandingkan dengan

Harian

yang dianjurkan selama

( kkal / kgbb )
36-40
30
12-18

kehamilan ( pon )
28-40
25-35
15-25

Berat Tubuh Ideal


<80-90%
80-120 % ( ideal )
> 150%

Kalori Pertambahan berat badan

Kenaikan berat badan ibu dianjurkan 1-2.5 kg pada trimester pertama,


selanjutnya rata-rata 0.5 setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan
berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang
14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg, ibu BB lebih / obesitas 7.5-12.5 kg).

OLAHRAGA

15

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Pasien bebas melakukan program olah raga apapun. Suatu program latihan
pengkondisian

kardiovaskular

memperbaiki

kontrol

glikemik

apabila

dibandingkan dengan diet saja. Olah raga yang sesuai adalah yang
menggunakan otot-otot tubuh bagian atas atau tidak banyak menimbulkan
stres mekanis pada daerah badan selama latihan. Diperkirakan bahwa saat
tubuh bagian bawah dijauhkan dari muatan olah raga dengan pembebanan,
dosis olah raga dapat ditingkatkan dengan aman sehingga sistem
kardiovaskular dapat dilatih tanpa menimbulkan ketakutan akan timbulnya
gawat janin, latihan kardiovasular untuk tubuh bagian atas tersebut
menurunkan kadar glukosa darah. Efek olah raga pada kadar glukosa mulai
muncul setelah 4 minggu berolah raga.

INSULIN
JIKA pengelolaan diet saja tidak berhasil, LANGSUNG digunakan insulin.
HARUS preparat insulin manusia (human insulin). Insulin non human
dapatnmenyebabkan terjadinya antibodi terhadap insulin endogen, antibodi ini
dapat menembus placental blood barrier dan berpengaruh pada janin. Obat
hipoglikemik oral TIDAK digunakan dalam DMG, mengingat efek
teratogenitasnya yang tinggi, serta diekskresi dalam jumlah besar melalui ASI.

2. Pengelolaan Obstetrik
Secara umum, wanita dengan diabetes gestasional yang tidak memerlukan insulin
jarang membutuhkan pelahiran dini atau intervensi lain.
Pemeriksaan antenatal : pemantauan klinis ibu dan janin, terutama tekanan darah,
pembesaran / tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu,
pemeriksaan USG, kardiotokografi (jika memungkinkan).
Jika ada makrosomia, pertumbuhan janin terhambat, gawat janin - pertimbangkan
sectio cesarea.
Jika semuanya baik, tidak ada masalah baik dari aspek DM maupun dari aspek
obstetrik lainnya, dapat diharapkan persalinan spontan pervaginam biasa.
Jika janin sejahtera dapat dilahirkan pada kehamilan 40 minggu dengan persalinan
biasa, tidak perlu dirawat namun gerakan janin dipantau ( normal > 10 kali /12
jam )
16

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Perlu amniosintesis untuk konfirmasi kematangan paru.

3. Pengelolaan bayi 11
Pemeriksaan kadar gula darah pada 1,2,4,8,12,24,36 dan 48 jam. Apabila < 45
mg/dl, diperiksa glukosa darah serum
Kadar kalsium dan Magnesium diperiksa pada umur 6,12,24 dan 48 jam
Hematokrit diperiksa pada 4 dan 24 jam
Kadar serum bilirubin harus diperiksa bila bayi tampak kuning
Bila terjadi hipoglikemi pada bayi : berikan larutan glukosa iv sebanyak 6
mg/kgbb/menit, kadar glukosa diperiksa tiap jam.Bila kadar glukosa 25-45 mg/dl
dan bayi sehat, diberi minum lart glukosa 5%. Bila kadar glukosa tetap rendah
diberikan infus glukosa 6 mg/kgbb/mnt.
Pada keadaan hipoglikemi dengan gejala : diberikan lart glukosa 10% sebanyak 24 ml/kgBB/mnt iv selama 2-3 menit. Dilanjutkan 6-8 ml/kg/mnt. Konsentrasi
glukosa yg diberikan tidak melebihi 12,5%
Bila terjadi hipokalsemi pada bayi : Diberikan kalsium glukonat 10% sebanyak 1
ml/kg iv
Bila terjadi hipomagnesemia : diberikan MgSO4 50% 1,2 ml/kgBB/hari IM dibagi
2-3 dosis
PENCEGAHAN KEHAMILAN 9,12

17

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Wanita penderita DMG mempunyai risiko diabetes melitus non gestasional


(DMNG) sebesar 17-63% dalam waktu 5-16 tahun setelah kehamilan. Risiko diabetes
terutama tinggi pada wanita yang menderita hiperglikemia yang nyata selama atau
segera seteralah kehamilan, wanita yang gemuk dan wanita yang menderita DMG
yang didiagnosis sebelum masa kehamilan 24 minggu
Pertambahan berat badan dan jumlah kehamilan dalam meningkatkan risiko
diabetes setelah DMG, mengisyaratkan bahwa resistensi insulin dapat mempercepat
penurunan fungsi sel beta yang cenderung menyebabkan diabetes. Penanganan wanita
yang mempunyai riwayat DMG harus meliputi usaha untuk mengurangi resistensi
insulin (olahraga, mempertahankan berat badan normal dan menghindari obat-obat
yang menginduksi resistensi insulin). Konsentrasi glukosa darah harus dinilai kembali
setelah persalinan dan sedikitnya setiap tiga tahun setelah persalinan sesuai anjuran
American Diabetes Association untuk mendeteksi diabetes pada subjek yang berisiko
tinggi. Pemeriksaan harus dilakukan lebih sering pada wanita yang mempunyai
gangguan gula darah puasa atau konsentrasi gula darah setelah pembebanan.
Wanita dengan riwayat DMG harus menggunakan kontrasepsi yang efektif
untuk mengurangi kemungkinan kehamilan yang disertai hiperglikemia yang tidak
ditangani dengan baik, yang akan meningkatkan risiko defek lahir pada janin mereka.
Penatalaksanaan jangka panjang dengan kontrasepsi oral kombinasi dosis rendah
tampaknya tidak meningkatan risiko diabetes setelah DMG. Intra uterin device (IUD)
merupakan kontrasepsi yang paling efektif yang secara metabolik bersifat netral.
Sebaliknya penggunaan kontrasepsi yang mengandung progestin selama masa
menyusui dapat meningkatkan risiko diabetes.
PENGARUH KONTRASEPSI ORAL PADA DIABETES GESTASIONAL 7
Penggunaan kontrasepsi hormon tipe tertentu selama lima tahun sebelum hamil terkait
dengan risiko berkembang jadi diabetes gestasional. Risiko ini bervariasi tergantung
pada tipe progestin dalam kontrasepsi hormonal.Dr. Monique M. Hedderson dari
Kaiser Permanente Medical Care Program of Northern California, Oakland, dan rekan
menemukan menemukan bukti yang menunjukkan, penggunaan kontrasepsi hormonal
dengan kadar progestin androgenik tinggi meningkatkan risiko diabetes gestasional
sebesar 43%. Tapi di sisi lain, penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kadar pro18

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

gestin androgenik rendah malah tampak menurunkan risiko diabetes gestasional


sebesar 16%. Terdapat dugaan adanya hubungan antara hyperandrogenicity dengan
resistensi insulin. Skrining diabetes gestasional dilakukan 24-28 minggu kehamilan
PROGNOSIS 1,2,3
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik,
apalagi apabila penyakitnya lekas diketahui dan segera diobati oleh dokter ahli, serta
kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan. Kematian
sangat jarang terjadi, dan apabila penderita sampai meninggal, hal itu biasanya
dijumpai pada diabetes yang sudah lama dan berat, terutama yang disertai komplikasi
pembuluh darah atau ginjal.
Laporan tentang kematian perinatal berbeda-beda, yang disebabkan oleh
belum adanya kebulatan pendapat mengenai ukuran bagi diagnosis diabetes dalam
kehamilan, belum ada keseragaman dalam penanganan kehamilan dan persalinan, dan
atau tidak adanya fasilitas perawatan neonatus oleh dokter spesialis kesehatan anak.
Pada umumnya angka kematian perinatal diperkirakan antara 10-15%, dengan
pengertian bahwa makin berat diabetes, makin buruk pula prognosis perinatal. Angka
kematian sangat tinggi ditemukan pada para penderita diabetes kelas D, E, F dan G.
Tidak saja angka kematian meningkat, melainkan dalam jangka panjang dapat pula
terjadi kelainan-kelainan neuro-psikologis dan kelainan dalam pertumbuhan anak.

BAB III
KESIMPULAN
Diabetes mellitus gestasional adalah suatu bentuk diabetes yang berkembang
pada beberapa wanita selama kehamilan yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak
19

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk mengkontrol gula darah ( glukosa )
wanita hamil tersebut pada tingkat yang aman bagi dirinya maupun janin yang
dikandungnya
Diabetes Melitus Gestasional merupakan penyakit endokrinologi yang paling
sering dijumpai pada ibu hamil. Hal tersebut terjadi karena banyak sekali perubahan
hormonal dan metabolik ( perubahan metabolisme karbohidrat ) yang terjadi selama
kehamilan untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus yang optimal.
Gejala pada pasien diabetes yang sering dijumpai adalah :
-

Sering buang air kecil

Sering merasa haus

Sering merasa lapar

Mudah lelah

Sering merasa mual

Sering mengalami infeksi kandung kemih,vagina maupun kulit

Pandangan kabur
Pada wanita hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penyaring pada

pertemuan antenatal pertama, meskipun secara efektifitas positif tertinggi di temui


pada umur kehamilan 26-28 minggu. Jika hasil pemeriksaan positif ditatalaksana
sebagai DM gestasional, jika hasil pemeriksaan negatif, pemeriksaan diulang lagi
pada usia kehamilan 26-28 minggu.
Pada ibu hamil dengan DM Gestasional dapat menyebabkan komplikasi
maternal berupa :Infeksi saluran kemih, hidramnion, hipertensi (kronik / preeklampsia
/ eklampsia), abortus spontan, trauma jalan lahir karena bayi yang di lahirkan
biasanya makrosomia. Pada janin dapat terjadi kelainan kongenital (terutama
pertumbuhan sistem saraf pusat), infsufisiensi plasenta (mengakibatkan hipksemia
kronik), kematian intrauterin, makrosomia, organomegali.
Komplikasi neonatus pascapersalinan adalah prematuritas, kematian perinatal /
neonatal, trauma lahir, gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia), sindrom gawat napas neonatus, polisitemia, trombosis
vena renalis, dsb. Pada ada usia anak / dewasa dapat terjadi gangguan tumbuh
kembang, intelektual, obesitas, sampai diabetes mellitus itu sendiri.

20

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Diagnosa dini, dan terapi yang teratur dapat menurunkan komplikasi


kehamilan. Oleh karena itu, bagi wanita hamil yang beresiko menderita DM
Gestasional harus melakukan pemeriksaan dan kontrol ante natal care yang teratur.
Penetalaksanaan diabetes mellitus :
1. Pengelolaan medis

DIET
Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM
umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300 - 500 kalori per hari.
Pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan 1-2.5 kg pada trimester pertama,
selanjutnya rata-rata 0.5 setiap minggu. Ibu BB kurang 14-20 kg, ibu
BB normal 12.5-17.5 kg, ibu BB lebih / obesitas 7.5-12.5 kg.

OLAHRAGA
Olah raga yang sesuai adalah yang menggunakan otot-otot tubuh bagian atas
atau tidak banyak menimbulkan stres mekanis pada daerah badan selama
latihan

INSULIN
Preparat insulin yang digunakan human insulin. Insulin non human dapat
menyebabkan terjadinya antibodi terhadap insulin endogen, antibodi ini dapat
menembus placental blood barrier dan berpengaruh pada janin. Obat
hipoglikemik oral tidak dianjurkan.

2. Pengelolaan Obstetrik

Pemeriksaan antenatal : pemantauan klinis ibu dan janin, terutama tekanan


darah, pembesaran / tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah
ibu, pemeriksaan USG, kardiotokografi (jika memungkinkan).

Jika ada makrosomia, pertumbuhan janin terhambat, gawat janin pertimbangkan sectio cesarea.

Jika semuanya baik, tidak ada masalah baik dari aspek DM maupun dari aspek
obstetrik lainnya, dapat diharapkan persalinan spontan pervaginam biasa.

3. Pengelolaan bayi
21

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Bila terjadi hipoglikemi pada bayi : berikan larutan glukosa iv sebanyak 6


mg/kgbb/menit, kadar glukosa diperiksa tiap jam.Bila kadar glukosa 25-45
mg/dl dan bayi sehat, diberi minum lart glukosa 5%. Bila kadar glukosa tetap
rendah diberikan infus glukosa 6 mg/kgbb/mnt.

Pada keadaan hipoglikemi dengan gejala : diberikan lart glukosa 10%


sebanyak 2-4 ml/kgBB/mnt iv selama 2-3 menit. Dilanjutkan 6-8 ml/kg/mnt.
Konsentrasi glukosa yg diberikan tidak melebihi 12,5%

DAFTAR PUSTAKA
1

Wiknjosastro H,at all Ilmu Kebidanan, edisi ketiga. Cetakan keenam. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta 2002. Hal 518-525

Cunningham Gary F,at all. William Obstetri. Edisi ke 21. Diabetes Gestasional.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 1523-1543.

22

Diabetes Melitus Gestasional


Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi FK UKRIDA
RS HARAPAN DEPOK
Periode 11 Februari 2008 19 April 2008

Saifudin AB,at all. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono aaaaprawirohardjo. Jakarta 2002. Hal
290-299

Mochtar R,Lutan D, Editor. Sinopsis Obstetri: Obstetri fisiologi, Obstetri patologi.


Edisi kedua jilid 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1998.Hal 170-173

Perawatan

Neonatus

dari

Ibu

Diabetes.

http://zonaku-

zonadini.blogspot.com/2008/01/perawatan-neonotus.html
6

Diabetes

Gestasional

www.warmasif.co.id/kesehatanonline/mod.php?

mod=download&op=visit&lid=344
7

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/category_news.asp?IDCategory=17

Blog Suheimi, Diabetes Dalam Kehamilan http://ksuheimi.blogspot.com/

AMD,

Diabetes

Gestasional

http://www.klinikmedis.com/index.php?

option=com_content&view=category&id=46&Itemid=61
10 Sarwono

Waspadji,

Diabetes

Melitus

pada

Kehamilan.

www.geocities.com/Yosemite/Rapids/1744/cklobpt3.html-20k-Tembolok
11 Irmansyah

Frizar,

Tata

laksana

DM

dalam

Kehamilan

www.akbidarrahmah.ac.id/detail.php?NewsID=19-50k12 Penyakit

yang

Mempersulit

Kehamilan

www.klinikmedis.com/index.php?

view=article&catid=46%3ADM&id=81%3ADG&option=com_content&It...133k13 Masjoer A. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga jilid 1. Media Awsculapius
Pakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2001.Hal 285-286
14 http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Pembicaraan:Diabetes_mellitus&action=edit

23

Anda mungkin juga menyukai