KOTA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada
Surakarta
Disusun Oleh :
SURAKARTA
2011
PERENCANAAN GEOMETRIK,
KOTA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada
Surakarta
Disusun Oleh :
Surakarta,
Juli 2010
Dosen Pembimbing
Ir. SANUSI
PERENCANAAN GEOMETRIK,
KOTA SALATIGA
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Disetujui :
Dosen Pembimbing
Ir. Sanusi, MT T T
NIP. 19490727 198303 1 001
Ir. Djumari, MT
..................................................................
NIP. 195710201987021001
Mengetahui : Disahkan :
Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Program D-III Teknik Sipil
Fakultas Teknik UNS Jurusan Teknik Sipil FT UNS
Mengetahui
a.n Dekan
Pembantu Dekan I
Fakultas Teknik UNS
MOTTO
Time is Money.
Bersyukur.
PERSEMBAHAN
Allah SWT
ditempatkan di JANNAH.AMIN.
Keluarga, kakak kakakxu dan keponakanxu tercinta
Buat ababngku di SOLO(mas MOKO) terimakasih semua
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih
gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang
Surakarta.
3. Ir.Bambang Santoso, MT, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
6. Rekan rekan DIII Teknik Sipil Transportasi dan semua pihak yang telah
Dalam Penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan
membangun. Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
kita
semua, amin.
Surakarta,
MARET 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan .2
Halaman
10
Halaman
Kendaraan ..XX
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Gambar 4.21
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.5 Prosentase Kendaraan Berat dan yang Berhenti serta Iklim
(Curah Hujan)..............XX
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR NOTASI
: Koefisien Relatif
a`
: Daerah Tangen
: Sudut Azimuth
: Perbukitan
: Perubahan percepatan
Ci
: Koefisien Distribusi
CS
CT
: Jarak
: Datar
D`
: Perbedaan tinggi
Dtjd
Dmaks
: Derajat maksimum
DDT
: Superelevasi
Ec
Ei
em
: Superelevasi maksimum
en
: Superelevasi normal
Eo
Es
Ev
fm
Fp
: Faktor Penyesuaian
: Pegunungan
: Kelandaian melintang
ITP
Jd
Jh
Lc
LEA
LEP
LER
LET
Ls
Ls`
Lt
: Panjang tikungan
: Titik pusat
PI
PLV
PPV
PTV
Rren
: Jari-jari rencana
Rmin
SC
S-C-S
SS
S-S
ST
: Spiral-Circle-Spiral
: Spiral-Spiral
: Waktu tempuh
Tc
TC
Ts
TS
Tt
UR
: Umur Rencana
Vr
: Kecepatan rencana
Xs
Ys : Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak
lurus ke titik
DAFTAR LAMPIRAN
KENDARAAN
LAMPIRAN L NOMOGRAM
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan
dengan
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu
tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai
tanah
yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas
adalah
semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik
kendaraan
Desa Pringapus agar memperoleh jalan yang sesuai dengan fungsi dan
kelas
jalannya?
1.3 Tujuan
Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada tujuan yang hendak dicapai yaitu :
disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan
kelas jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah :
Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Tata
Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota ( TPGJAK ) Tahun 1997 dan
Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya Tahun 1970 yang dikeluarkan oleh
a. Alinemen Horisontal
Alinemen (Garis Tujuan) horisontal merupakan trase jalan yang terdiri dari :
b. Alinemen Vertikal
Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau
c. Stationing
d. Overlapping
Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang
2. Lapis Pondasi Atas (Base Course) : Batu Pecah Kelas A CBR 100%
1.4.3 Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Waktu Pelaksanaan ( Time Schedule)
1. Volume Pekerjaan
perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan No. 028 / T / BM /
Untuk lebih jelasnya, perencanaan jalan ini dapat dilihat pada bagan
alir/Flow
a. Alinemen Horisontal
Mulai
Data :
Jari jari rencana (Rr)
Sudut luar
Kecepatan Rencana (Vr)
Rr Rmin
FC
Dicoba Tikungan S C - S
Lc 20 m
Lc < 20 m
Selesai
Dicoba Tikungan S - S
YA
YA
YA
Tidak
Tidak
b. Alinemen Vertikal
Mulai
Data :
Stationing PPV
Elevasi PPV
Kelandaian Tangent (g)
Kecepatan Rencana (Vr)
Perbedaan Aljabar Kelandaian (A)
Perhitungan :
Pergeseran vertikal titik tengah busur
lingkaran (Ev)
Perbedaan elevasi titik PLV dan titik
yang ditinjau pada Sta (y)
Stationing Lengkung vertikal
Elevasi lengkung vertikal
Selesai
Mulai
Data :
LHR
Pertumbuhan Lalu lintas (i)
Kelandaian Rata rata
Iklim
Umur rencana (UR)
CBR Rencana
Selesai
Menentukan IPt
berdasarkan LER
Menentukan IPo
berdasarkan daftar VI
SKBI 2.3.26.1987
Menentukan nomor
nomogram berdasarkan IPt
dan IPo
Mulai
Perhitungan
Volume Perkerasaan
Time schedule
Selesai
BAB II
DASAR TEORI
Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan
secara
dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan
telah
2000)
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu
tempat ke tempat lain. Lintasan tersebut menyangkut jalur tanah yang diperkuat
(diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan maksud lalu lintas
diatas
menyangkut semua benda atau makhluk hidup yang melewati jalan tersebut
baik
Hendarsin, 2000)
10
berupa beban terbagi rata. Beban tersebut berfungsi untuk diterima oleh lapisan
permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi lebih kecil dari daya dukung
Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan
berikut:
KELAS JALAN
II
IIIA
IIIA
IIIB
IIIC
Muatan Sumbu
Terberat, (ton)
> 10
10
8 Tidak
ditentukan
TIPE MEDAN
3-25
>25 <3
G D
Kemiringan
Medan, (%)
<3
3-25
>25 <3
3-25 >25
11
yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang
terdiri
Spiral-Spiral ( S-S )
Arteri
Kolektor
2.3.3. Tikungan
Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan
melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat
kendaraan
melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara
ban
12
maksimum.
Rmin = ) f e ( 127
V
maks maks
2
R
+ ............................................................................... (2)
Dmaks = 2
R
maks maks
V
) f e ( 53 , 181913 + ................................................................... (3)
VR
fmaks
: Derajat lengkung
13
Dtjd
rR
39 , 1432 .............................................................................................(4)
max
max
2
max
2
max 2
D
De
D
Dee
tjd tjd
tjd
+ - = ....................................................................(5)
Keterangan :
Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan
di bawah ini :
Ls = 6 , 3
VR x T....................................................................................................... (6)
Ls = 0,022 x C Rr
VR
3
- 2,727 x C
ed VR ............................................................ (7)
14
Ls =
nm
r
ee
6,3
) ( xVR............................................................................................. (8)
Ls = m e e W
tjd n + ) ( 2 ................................................................................... (9)
Keterangan :
Untuk Vr 70 km/jam
Untuk Vr 80 km/jam
= Superelevasi
em = Superelevasi Maksimum
en = Superelevasi Normal
15
Keterangan :
= Sudut Tikungan
TC = Tangen to Circle
CT = Circle to Tangen
Rc = Jari-jari Lingkaran
Tc
TC CT
DPI
Rc Rc
Ec
Lc
PI
DPI
16
FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu
lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar
tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang
besar.
Tikungan FC ( Full Circle ) biasa digunakan pada sudut tikungan ( DPI ) kecil
( < 100 ) , dan R Rencana > R min tanpa ls ,dengan syarat Lc > 20 m
Tabel 2.4 Jari-jari minimum tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan
Lc = o
PI Rc
360
2 . p D .............................................................................................. (12)
17
Keterangan gambar :
Ys = Jarak tegak lurus garis tangen (garis dari titik PI ke titik TS) ke titik SC
Rr = Jari-jari lingkaran
18
1. Xs = Ls
-2
40 1 Rr
Ls ...................................................................(13)
2. Ys =
xRr
Ls
6
2
...................................................................................(14)
3. qs = Rr
Ls x p
90 .................................................................................(15)
4. Dc = ( ) s PI Q - D . 2 .........................................................................(16)
5. Lc = Rr x x c p
D
180 ........................................................................(17)
6. p = ) cos 1 ( 6
2
s Rr Rr x
Ls Q - - ...........................................................(18)
19
7. k = s x Rr Rr x
Ls Ls Q -
- sin 40 .................................................(19)
8. Tt = k x p Rr PI + D + 2 1 tan ) ( .......................................................(20)
9. Et = Rr x p Rr PI - D + 2 1 sec ) ( .....................................................(21)
20
Keterangan gambar :
Rr = Jari-jari lingkaran
21
1. Rr
Ls s 2 2
360
1
= Q p ........................................................................................(23)
2. ( ) 1 2 s c PI Q - D = D .................................................................................
(24)
3. 180
Rr c Lc D = p ................................................................................(25)
4. 2
2
PI s D = Q
...................................................................................(26)
5. 90
2 Rr s Ls Q = p ....................................................................................(27)
6. ( )
=2
40 Rr
Ls Ls Xs .................................................................................. (28)
7. Ys =
Rr
Ls
.6
2
.........................................................................................(29)
8. p
(30)
9.
= ( ) s Rr s Q - - U cos 1 ........................................................................
k = s x Rr s Q - C sin ...........................................................................(31)
22
Kanan = ka - Kiri = ki -
e = - 2% h = beda tinggi e = - 2%
As Jalan
Kanan = ka -
Kiri = ki +
emaks
As Jalan Kanan = ka +
Kiri = ki -
emaks
h = beda tinggi
emin
As Jalan
lereng normal atau Normal Trawn yaitu diambil minimum 2 % baik sebelah kiri
maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk sistem drainase
aktif.
beri tanda (+) dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan
di beri
tanda (-).
23
en= -2%
As Jalan
As Jalan As Jalan
As Jalan
e=0%
en= -2%
e = +2%
e min
iv iii
ii
e maks
TC
emax
Lc
Ls
e=
en= -2%
CT
Ls
1/3
2/3
1/3
2/3
Emin
e = 0%
en= -2%
24
III II
Tikungan Luar
Tikungan Dalam
e maks
e mins
x
Ls = y
e en max) ( + ...................... ................................................................(35)
As Jalan
en = -2% en = -2%
As Jalan
en = -2%
0%
I II
Ts
II III IV
Cs
Lc
en = - 2 % en = - 2 %
IV
Ts
0% 0%
Ls Ls
SC TS CS ST
25
III I II
Tikungan Luar
- 2%
TS
0% 0%
en = - 2%
ST emin
emak
I II III
Ls Ls
As Jalan
-2%
+2%
e min
As Jalan e maks
IV III
26
garis pandang
E
Lajur
Dalam Lajur
Luar
Jh
Penghalang
Pandangan
R R' R
Lt
2.3.6.1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).
As Jalan
en = -2% en = -2%
As Jalan
en = -2%
0%
As Jalan
-2%
+2%
e mins
As Jalan
e maks
IV III
II
27
PENGHALANG PANDANGAN
R
R'
R
Lt
LAJUR DALAM
LAJUR LUAR Jh
Lt
GARIS
PANDANG
Keterangan :
Maka
E = R ( 1 cos R
Jh o
.
90
p ) ......................................................(36)
2.3.6.2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)
Keterangan:
R = Jari-jari tikungan
28
disediakan.
berikut ini.
B = n (b + c) + (n + 1) Td + Z ......................................................(38)
b = b + b ......................................................(39)
b = Rr2 - 2 2 p Rr -
......................................................(40)
Td = ( ) R A p A Rr - + + 2 2
......................................................(41)
29
Z=
R
V 105 , 0
......................................................(42)
e = B - W ......................................................(43)
Keterangan:
W = Lebar perkerasan
c = Kebebasan samping
e = Pelebaran perkerasan
Rr = Jari-jari rencana
30
Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi
Over
Lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman
Lapping : aI > 3V
V = Kecepatan rencana
Contoh :
bila aI d1 Tc 100 m
aman
a3
d1 d2
d3
d4
ST CS
SC
TS
aman
aman
aman
ST TS
TC
CT
PI-1 PI-2
PI-3
a1
a2
a4
31
Stasioning adalah dimulai dari awal proyek dengan nomor station angka sebelah
kiri tanda (+) menunjukkan (meter). Angka stasioning bergerak kekanan dari titik
2.11. Stasioning
StaTs
PI2
Ts3
Ls2
Lc1
PI3
PI1
Sta Cs
Sta Sc
Sta Ts
Sta St
Lc3
Ls3
Ls3
Ls2
Sta St
Sta Tc
Tc1
Ts2
d1
d2
Ls1
d3
Sta Ct
Ls1
Sta B
Sta A
d4
32
STA A
STA PI1
STA Tc1
STA Ct1
STA PI2
STA Ts2
STA St2
33
Tidak
Mulai
Data :
Perhitungan :
Jari-jari minimum (Rmin)
Derajat lengkung maksimum (D maks )
Tikungan S-C-S
Selesai
Pelebaran Perkerasan
Diagram superelevasi
Ya
Dicoba Tikungan FC
Jh dan Jd
Rr tanpa Ls
34
Mulai
Data :
Perhitungan :
Superelevasi terjadi (etjd)
Panjang Lengkung peralihan (Ls)
Sudut lengkung spiral (qs)
Sudut busur lingkaran (Dc)
Panjang Busur Lingkaran (Lc)
Tikungan S-S
Tidak
Perhitungan :
Jari-jari minimum (Rmin)
Derajat lengkung maksimum (D maks )
Selesai
Pelebaran Perkerasan
Diagram superelevasi
Jh dan Jd
35
Mulai
Data :
Sudut Luar Tikungan (DPI)
Kecepatan Rencana (Vr)
Superelevasi maksimum (e maks)
Perhitungan :
Superelevasi terjadi (etjd)
Panjang Lengkung peralihan (Ls)
Sudut Lengkung spiral (qs)
Sudut busur lingkaran (Dc)
Panjang Busur Lingkaran (Lc)
qs = DPI /2
Perhitungan :
Jari-jari minimum (Rmin)
Derajat lengkung maksimum (D maks )
Syarat : Lc = 0 m, Dc = 0
Diagram superelevasi
Selesai
Pelebaran Perkerasan
Jh dan Jd
36
Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang
2. A = g1 g2 (45)
3.
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ ..... (46)
4. Ev = 800
Lv A .. (47)
5. x = Lv 4 1 ... (48)
6. y =
()
Lv
Lv A
200
41
2
(49)
b. Syarat drainase
Lv = 40x A .. (51)
c. Syarat kenyamanan
Lv = 390
2 A V (52)
37
- Cembung
Jh < Lv
Lv = 2
21
) 2 2 ( 100 h h
AxJh
+
...... (53)
Jh > Lv
Lv = A
h h xJh
2
2 1 ) ( 200 2 + . (54)
Jh < Lv
Lv = 2
21
) 2 2 ( 100 h h
AxJh
+ (55)
Jh > Lv
Lv = A
h h xJh
2
2 1 ) ( 200 2 + . (56)
Cekung
Jh < Lv
Lv = ) 5 , 3 ( 150
xJh
AxJh
+
(57)
Jh > Lv
Lv =
+-A
Jh S 5 , 3 150 2
.. (58)
38
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas
permukaan jalan
Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas
permukaan jalan
Keterangan :
PL
V
d1 d2
g2 EV
m
g1
h2 h1
Jh
L PTV
PPV
PL
EV
g2
g1 Jh PTV
LV
39
Jh
1) Kelandaian maksimum.
Landai maksimum % 3 3 4 5 8 9 10 10
2) Kelandaian Minimum
Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat
karena kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air
kesamping.
40
tanjakan (km/jam)
Kelandaian (%)
4 5 6 7 8 9 10
Data :
Stationing PPV
Elevasi PPV
Kelandaian Tangent (g)
Kecepatan Rencana (Vr)
Berdasarkan
Perhitungan :
Selesai
41
Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan
2.3.26. 1987.
istilah
sebagai berikut :
Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada
awal
umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau
masing-
()
1
11
n
S P i LHR LHR + = ................................................................................(59)
()
2
21
n
P A i LHR LHR + = ...............................................................................(60)
E C LHR LEP
mp j
Pj =
=
...............................................................................(61)
E C LHR LEA
mp j
Aj =
=
...............................................................................(62)
42
2
LEA LEP LET + = .........................................................................................(63)
10
2 n Fp = ...........................................................................................................
(65)
J = jenis kendaraan
n1 = masa konstruksi
n2 = umur rencana
Fp = Faktor Penyesuaian
8160 .
8160 .
43
Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan
CBR.
Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan
Tabel 2.7 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (Curah
hujan)
>30%
Iklim I
>30%
>30%
Iklim II
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat
44
Jumlah jalur
1 Jalur
2 Jalur
3 Jalur
4 Jalur
5 Jalur
6 Jalur
1,00
0,60
0,40
1,00
0,50
0,40
0,30
0,25
0,20
1,00
0,70
0,50
1,00
0,50
0,475
0,45
0,425
0,40
*) Berat total < 5 ton, misalnya : Mobil Penumpang, Pick Up, Mobil Hantaran.
Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis
permukaan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test
(untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang distabilisasikan
dengan
semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi bawah).
45
Koefisien
Kekuatan Relatif
Kekuatan
Bahan Jenis Bahan
A1 a2 a3 Ms
(kg)
Kt
kg/cm2
CBR
%
0,4
744
LASTON 0,35
0,32
454
0,30
340
0,35
744
Asbuton 0,31
590
590
0,28
454
0,26
340
0,30
340
HRA
0,26
340
Aspal Macadam
0,25
LAPEN (mekanis)
0,20
LAPEN (manual)
0,28
590
LASTON ATAS
0,24
0,26
454
340
0,23
LAPEN (mekanis)
0,19
LAPEN (manual)
0,15
semen
0,15
kapur
22
0,13
22
0,13
0,14
(basah)
0,12
60 Pondasi Macadam
0,14
0,13
80 Batu pecah
0,12
60 Batu pecah
0,13
70 Sirtu/pitrun
0,12
50 Sirtu/pitrun
0,11
30 Sirtu/pitrun
0,10
20 Tanah / lempung
kepasiran
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Metode Analisa
46
Rumus:
3 3 2 2 1 1 D a D a D a ITP + + = .......................................................................
(68)
bawah
47
Mulai
Data :
LHR
Kelandaian rata-rata
Iklim
CBR
pembacaan nomogram
Selesai
berdasarkan LHR
Penentuaan Faktor
Tabel
Pembacaan nomogram
48
jalan tidak lepas dari masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian
dan
timbunan yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar Long Profile.
Sedangkan
Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari
1. Volume Pekerjaan
a. Pekerjaan persiapan
- Peninjauan lokasi
- Pembuatan Bouplank
b. Pekerjaan tanah
Galian tanah
Timbunan tanah
c. Pekerjaan perkerasan
49
d. Pekerjaan drainase
Galian saluran
Pembuatan talud
e. Pekerjaan pelengkap
Pemasangan rambu-rambu
Penerangan
3.
Kurva S
50
Mulai
Pekerjaan tanah
Selesai
Pekerjaan
drainase
Pekerjaan
perkerasan
Rekapitulasi RAB
Time Schedule
Pekerjaan persiapan
dan pelengkap
Galian tanah
Timbunan
tanah
Galian
saluran
Pembuatan
mortal/pasan
gan batu
Sub grade
Sub base course
Base course
Surface course
Pembersihan lahan
Pengukuran
Pembuatan
bouwplank
Pengecatan marka
jalan
Pemasangan
rambu
RAB pekerjaan
tanah
Waktu
pekerjaan
tanah
RAB pekerjaan
drainase
Waktu
pekerjaan
drainase
RAB pekerjaan
perkerasan
Waktu
pekerjaan
perkerasan
RAB pekerjaan
persiapan
Waktu
pekerjaan
pesiapan
51
BAB III
3.1
Peta topografi skala 1: 50.000 dilakukan perbesaran pada daerah yang akan
dibuat
Azimut 1:10.000 dan diperbesar lagi menjadi 1: 5.000, menjadi trace jalan
(skala 1:10.000), sudut tikungan dan jarak antar PI (lihat gambar 3.1).
52
53
Diketahui koordinat:
A = (0; 820)
PI 1 = (610; 1050)
PI 2 = (1340 ; 820)
B = (2410 ; 0)
"'0
27 20 69
820 1050
0 610
-=
-=-
ArcTg
YY
X X ArcTg A
Aa
"'0
12
12
16 29 107
180 40 670
610 1340
21
-=
-=-
ArcTg
YY
X X ArcTg a
"'0
12
12
53 27 127
180 820 0
1340 2410
-=
-=-
ArcTg
YY
X X ArcTg B a
"'0
"'00
2111
26 7 58
27 20 69 " 53 ' 27 127
=
-=
- = D - - a a A PI
54
"'0
"'00
2122
37 58 19
16 29 107 " 53 ' 27 127
=
-=
- = D - - a a B PI
YYXXdAAA
37 , 651
) 820 1050 ( ) 0 610 (
)()(
22
2
1
2
11
=
-+-=
-+-=-
YYXXd
37 , 765
) 1050 820 ( ) 610 1340 (
)()(
22
2
12
2
1221
=
-+-=
-+-=-
YYXXdBBB
07 , 1348
) 820 0 ( ) 1340 2410 (
)()(
22
2
2
2
22
=
-+-=
-+-=-
ddddBA
2770
07 , 1348 37 , 765 651
)(2211
=
++=
++=---
m
Sin
Sin
XXd
A
A
92 , 651
" 27 ' 20 69
0 610
1
1
-=
-=
m
Sin
Sin
XXd
37 , 765
" 16 ' 29 107
610 1340
21
12
21
-=
-=
55
m
Sin
Sin
XXd
B
B
07 , 1348
" 53 ' 27 127
1340 2410
2
2
-=
-=
ddddBA
2770
07 , 1348 37 , 765 92 , 651
)(2211
=
++=
++=---
m
Cos
Cos
YYd
A
A
92 , 651
" 27 ' 20 69
820 1050
1
1
-=
-=
m
Cos
Cos
YYd
37 , 765
" 16 ' 29 107
1050 820
21
12
21
-=
-=
m
Cos
Cos
YYd
B
B
07 , 1348
" 53 ' 27 127
1050 820
2
2
-=
-=
ddddBA
2770
=
++=
++=---
56
Untuk menentukan jenis medan dalam perencaan jalan raya, perlu diketahui
jenis
dan kiri
b
a
730
5 , 12 5 , 1
6 . 0 725
5 , 12 1
1 725 kanan titik elevasi
+=
+=
725 m
737,5m
a1
b1
12,5 m
(Beda tinggi
antara 2 garis
kontur)
b
a
57 , 703
5 , 12 7 , 0
2 , 0 700
5 , 12 2
2 700 kiri titik elevasi
+=
+=
700m
712.5 m
a2
b2
12,5 m
(Beda tinggi
antara 2 garis
kontur)
703,57 m
57
Lebar Pot
Melintang
(L)
Kelandaian
Melintang
(%)
Klasifikasi
Medan Kiri Center Kanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
58
Lebar Pot
Melintang
(L)
Kelandaian
Melintang
(%)
Klasifikasi
Medan Kiri Center Kanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dari 53 titik didominasi oleh medan bukit, maka menurut tabel II.6 TPGJAK,
59
Vr = 60 km/jam
emax = 10 %
en = 2 %
m = 200
15 , 0
()
()
m
fe
Vr R
263 , 112
15 , 0 1 , 0 127
60
127
2
max max
min
=
+=
+=
()
()
2
max max
max
63 , 12
60
15 , 0 1 , 0 53 , 181913
53 , 181913
+=
+=
Vr
fexD
60
3.2.1. Tikungan PI 1
Diketahui :
Vr = 60 km/jam
Dicoba Tikungan S C S
Digunakan Rr = 250 m
0 73 , 5
250
4 , 1432
4 , 1432
= Rr Dtjd
% 7 ~ % 01 , 7
0701 , 0
63 , 12
73 , 5 10 , 0 2
63 , 12
73 , 5 10 , 0
max
max
2
max
2
max
=
=
+-=
+-=D
De
D
Dee
tjd tjd
tjd
61
T Vr Ls
50
36,3
60
6,3
c
etjd Vr
c Rr
Vr Ls
84 , 7
4,0
097 , 0 60 727 , 2 4 , 0 250
60 022 , 0
727 , 2 022 , 0
-=
-=
( ) Vr re
e e Ls n m
-=6,3
()
Ls
09 , 38
60 035 , 0 6 , 3
02 , 0 1 , 0
-=
()
()()
e e m w Ls tjd n
4 , 50
07 , 0 02 , 0 160 2
50 , 3 2
2
+=
+=
62
Rr
Ls Ls Xs
86 , 69
250 40
70 1 70
40 1
-=
-=
Rr
Ls Ys
266 , 3
250 6
70
6
2
=
=
" ' 0 72 , 31 1 8
250
70 90
90
=Q
p Rr
Ls s
()
()
" 56 , 22 ' 4 40
72 , 31 1 8 2 " 26 ' 7 58
2
"'00
1
=
-=
Q - D = D s c PI
()
()
Rr c Lc
76 , 174
250 14 , 3 180
56 , 22 4 40
180
"'0
D=p
Syarat tikungan
()
()
s Rr Rr
Ls p
818 , 0
cos 1 6
"'0
2
--=
Q--=
63
s Rr Rr
Ls Ls k
963 , 34
sin 40
"'0
2
--=
Q--=
()
()
m
k PI p Rr Tt
35 , 174
963 , 34 26 7 58 / tan 818 , 0 250
/ tan
"'0
2
1
12
1
=
++=
+D+=
Rr PI
p Rr Et
99 , 35
/ cos
0
2
1
12
1
+=
D
+=
()
()
m
Ls Lc Ltotal
76 , 314
70 2 76 , 174
2
=
+=
+=
Jalan rencana kelas IIA (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton
maka
64
Vr = 60 km/jam
* Secara Analisis
Vr = 60 km/jam
R = 250 m
PRRb
12 , 0
6 , 7 250 250
"
22
22
--=
--=
bbb
72 , 2
12 , 0 6 , 2
"'
=
+=
+=
()
()
m
R A P A R Td
073 , 0
250 1 , 2 6 , 7 2 1 , 2 250
=
-++=
-++=
R
VZ
398 , 0
250
60 105 , 0
105 , 0
()()
()()
m
Z Td n c b n B
71 , 6
398 , 0 073 , 0 1 2 4 , 0 72 , 2 2
1'
=
+-++=
+-++=
Ternyata
B<7
6,71 < 7
65
Data-data:
Vr = 60 km/jam
= 250 m
Lt = 345,76 m
= 0,5 (40 7)
= 16,5 m
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ =
6,3
60
36,3
60
( ) 35 , 0 8 , 9 2
=90,49 m
Jh = 90,49 m
Lt = 345,76 m
R
Jh R E
087 , 4 250 14 , 3
90 49 , 90 cos 1 250
90 cos 1
-=
-=p
66
Kesimpulan :
Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
Rr = 250 m
Lc = 174,76 m
Ls = 70 m
Tt = 174,35 m
Et = 35,99 m
Xs = 69,86 m
Ys = 3,266 m
p = 0,818
k = 34,963 m
emax= 10 %
etjd
=7%
en
=2%
67
68
I
Sc
II III IV
I II III IV
Ts
e=0%
e n = -2 %
Cs
II III IV
St
e=0%
e n = -2 %
I II III IV
Ls = 34 m Lc = 32,849 m Ls = 34 m
-2 % -2 % -2 % -2 %
+2 % 0 % +9,97 %
-9,97 %
a : 70 = x : Y
a : 70 = 2 : 9
= 140 : 9
= 15,55
a1 : 70 = x : Y
a1 : 70 = 4 : 9
a1
= 280 : 9
a1
= 31,1 m
e maks=7%
kanan
e maks=7% kiri
+7%
-7%
Y = 7+ 2 = 9
=7
III
IV
II
I
a
Ls = 70
a1
7%
69
3.2.2 Tikungan PI 2
Diketahui :
PI2 = 190 58 37
Vr = 60km/jam
Rmin = 112,263 m
Dmax = 12,63
Digunakan Rr = 1000 m
0 43 , 1
1000
4 , 1432
4 , 1432
= Rr Dtjd
%3,2
023 , 0
63 , 12
43 , 1 10 , 0 2
63 , 12
43 , 1 10 , 0
max
max
2
max
2
max
=
=
+-=
+-=D
De
D
Dee
tjd tjd
tjd
70
T Vr Ls
50
36,3
60
6,3
c
etjd Vr
c Rr
Vr Ls
47 , 2
4,0
023 , 0 60 727 , 2 4 , 0 1000
60 022 , 0
727 , 2 022 , 0
-=
-=
( ) Vr re
e e Ls n msx
-=6,3
()
Ls
09 , 38
60 035 , 0 6 , 3
02 , 0 1 , 0
-=
()
()()
e e m w Ls tjd n
92 , 31
037 , 0 02 , 0 160 2
50 , 3 2
+=
+=
71
R Lc r PI
48 , 348 360
1000 2 " 37 ' 58 19
360
2
0
2
==
D=
p
m
Rr Tc PI
12 , 176 " 37 ' 58 19 2 1 tan 1000
2 1 tan
0
2
==
D=
m
Tc Ec PI
39 , 15 " 37 ' 58 19 4 1 tan 12 , 176
4 1 tan
0
2
==
D=
2Tc > Lc
Jalan rencana kelas IIA (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton
maka
Vr = 60 km/jam
72
* Secara Analisis
Vr = 60 km/jam
R = 1000 m
PRRb
028 , 0
6 , 7 1000 1000
"
22
22
=
--=
--=
bbb
628 , 2
028 , 0 6 , 2
"'
=
+=
+=
()
()
m
R A P A R Td
017 , 0
1000 1 , 2 6 , 7 2 1 , 2 1000
=
-++=
-++=
R
VZ
19 , 0
1000
60 105 , 0
105 , 0
()()
()()
m
Z Td n c b n B
167 , 7
19 , 0 017 , 0 1 2 8 , 0 628 , 2 2
1'
=
+-++=
+-++=
Ternyata
B>7
7,167 > 7
= 0,167 m
73
Data-data:
Vr = 60 km/jam
= 1000 m
Lc = 686,7 m
= 0,5 (40 7)
= 16,5 m
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ =
( ) 35 , 0 8 , 9 2
6,3
60
36,3
60
= 90,49 m
Jh = 90,49 m
Lc = 686,7 m
E
Jh o
= R ( 1 cos R
.
90
p )
- = 1000 14 , 3
49 , 90 90 cos 1 1000 x
xo
74
Kesimpulan :
Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.
sebagai berikut:
PI2 = 190 58 37
Rr = 1000 m
Tc = 176,12 m
Ec = 15,38 m
Lc = 348,48 m
Ls = 50 m
emax = 10 %
etjd
en
= 2,3 %
=2%
Tc
TC CT
Rc Rc
Ec
Lc
75
0%
-2% -1,999 %
+1,999 %
+2,3%
-2,3%
2/3 Ls 1/3 Ls
en = - 2% en = - 2%
Ls = 50m
Lc = 348,48 m
Ls = 50m
e = 0% e = 0%
IV I III II
2/3 Ls 1/3 Ls
IV I III II
IV III II I
TC2 CT2
IV III II I
1,999% 1,999%
76
II
x1
Ls= 50
a : 50 = x : Y
a : 50 = 2 : 4,3
= 100 : 4,3
= 23,25 m
a1 = 23,25 x 2 = 46,5 m
a1 : b = x1: y
46,5 : 50 = x1 : 4,3
x1 = 199,95 : 50
x1 = 3,999 2
x1 = 1,999 %
Tikungan PI1
etjd
(%)
Rr Ls Xs Ys Lc p k Tt Et
(meter)
PI1 (S-C-S) 580 726 7 250 70 69,86 3,266 174,76 0,818 34,963 174,35
35,99
Tikungan PI2
etjd
(%)
Rr Ls Xs Ys Lc p k Tc Ec
(meter)
IV
547,57
Y = 2,3+2 = 4,3
2,3%
a1
III
2%
77
d 1 : 651,92 m
d 2 : 765,37 m
d 3 : 1348,07 m
1. Tikungan PI1 ( S - C - S )
Tt1 = 174,35 m
Ls1 = 70 m
Lc1
= 174,76 m
2. Tikungan PI2 ( F- C )
Tc2 = 176,12 m
Lc2 = 348,48 m
Sta A
= 0+000
= (0+000) + 651,92
= 0+651,92
= (0+651,92) 174,35
= 0+477,5
78
= (0+477,57)+ 70
= 0+547,57
= (0+547,57) + 174,76
= 0+722,33
= (0+722,33) + 70
= 0+792,33
= 1+383,35
= (1+383,35) 176,12
= 1+207,23
= (1+207,23) + 348,48
= 1+555,71
Sta B
= 2+727,66<
= 2+727,66<
2770.........ok
79
80
Diketahui:
Diketahui :
det / 66 , 16
3600
60000
/ 60
jam
km
ren V
Syarat overlapping
xV a ren
50
66 , 16 3
3
=
=
=
d > a Aman
d > 50 m Aman
Koordinat :
= (0; 0)
Sungai1 = (370;960)
PI 1
= (610 ; 1050)
PI 2
= (1340 ; 820)
Jalan1
= (1760; 500)
Sungai 3 = (1880;410)
Sungai 4 = (2290;10)
= (2 230 ; 1470)
81
Jarak PI 1 Sungi 1
22=-+-
Jarak PI 2 Sungai 2
22=-+-
Jarak PI 2 Sungai 3
22=-+-
Jarak PI 2 Sungai 4
22=-+-
Tt1
= 180,39 m
Tc2
= 176,12 m
STA Sungai 1
= (0+651,92) 256,32
= 0+395,6
STA Sungai 2
= (1+390,58) + 322,02
= 1+712,6
STA Jalan 1
= (1+390,58) + 528,02
= 1+918,59
STA Sungai 3
= (1+390,58) + 678,01
= 2+068,59
STA Sungai 4
= (1+390,58) + 1248,44
= 2+639,02
82
= 651,92 180,39
= (1563,06) - (805,6)
= (256,32) 180,39 ( x 50 )
= (1+712,6) 1+563,06 - ( x 50 )
= ( 1918,59) 1+563,06 ( x 6 )
83
= (2+068,59) 1+563,06 - ( x 50 )
= (2+639,02) 1+563,06 - ( x 50 )
84
(m)
85
Sambungan Tabel 3.3 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan
(m)
(m)
26 1+300 725 728
27 1+350 725 727,50
28 1+400 721,48 726,80
29 1+450 723,65 722,90
30 1+500 723,58 725
31 1+550 725 724,50
32 1+600 723,9 723,50
86
87
%7
100
1
1
-=
+-+
-=
(m)
Jarak
(m)
Kelandaian
Memanjang (%)
1 A 0+000 732
10 B 2+650 751.5
300
150
g1 = -7 %
g2 = 0 %
700
475
125
225
100
450
g3 =
3.2 %
g4 = 1.5%
g5 =
0 %
g6 =
-5.3%
g7 =
0%
g8 = 3.6 %
125 g9 = 0 %
88
PVI 1
Ev y
3.5.1.1 PVI1
Perhitungan Lv :
%6,7%6,7%0
12
=-=
-=ggA
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ =
( ) 35 , 0 8 , 9 2
6,3
60
36,3
60
= 90,49 m
V Lv
36 60 6 , 0
6,0
==
=
Syarat drainase
m
A Lv
304 6 , 7 40
40
==
=
Syarat kenyamanan
A V Lv
15 , 70 390
6 , 7 60
390
2
==
g2= 0 %
g1= -7,6%
C D E
Lv
89
Jh < Lv
Lv = ) 5 , 3 ( 150
xJh
AxJh
+
= ) 49 , 90 5 , 3 ( 150
49 , 90 6 , 7 2
x
x
+ = 133,3 m (memenuhi)
Jh > Lv
Lv =
+-A
Jh 5 , 3 150 Jh 2
= ( )
+-6,7
49 , 90 5 , 3 150 49 , 90 2 x x = 119,57 m (tidak memenuhi)
Diambil Lv 140 m
m Lv A Ev 33 , 1 800
140 6 , 7
800 = = =
x = Lv 4
1
= 140 4
1 = 35 m
()
140 200
35 3 , 3
200
2
= Lv
xAy
= 0,144 m
90
= 0 + 230 m
= 0 + 265 m
= 0 + 300 m
= 0 + 335 m
= (0 + 300) + 1/2140
= 0 + 370 m
= 713,32 m
= 710,80 m
91
= 708 + 1,33
= 709,33 m
= 708, 144 m
= 708 + ( 140 x 0 % )
= 708m
= 713,32 - ( 20 x 7,6 % ) + Ev x
Lv
x
21
= 713,32 - ( 20 x 7,6 % ) + 33 , 1 70
20 x
= 711,69
= 708 - ( 20 x 0 % ) + Ev x
Lv
x
21
= 708 - ( 20 x 0% ) + 33 , 1 70
20 x
= 708 0 + 0,18
= 708,18
92
PVI 2
3.5.1.2 PVI 2
Perhitungan Lv:
%2,3%0%2,3
23
=-=
-=ggA
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ =
6,3
60
36,3
60
( ) 35 , 0 8 , 9 2
= 90,49 m
m
V Lv
36 60 6 , 0
6,0
==
=
Syarat drainase
m
A Lv
128 2 , 3 40
40
==
g2= 0 %
g3= 3,2
%
y
Ev y
A
D
Lv
93
Jh < Lv
Lv = ) 5 , 3 ( 150
xJh
AxJh
+
= ) 49 , 90 5 , 3 ( 150
49 , 90 2 , 3 2
x
x
+ = 90,98 m (memenuhi)
Jh > Lv
Lv =
+-A
Jh 5 , 3 150 Jh 2
= ( )
+-2,3
49 , 90 5 , 3 150 49 , 90 2 x x = 56,38 m (tidak memenuhi)
Diambil Lv 36 ~ 40 m
m Lv A Ev 16 , 0 800
40 2 , 3
800 = = =
x = Lv 4
1
= 40 4
1 = 10 m
()
40 200
10 2 , 3
200
2
= Lv
xAy
= 0,04 m
94
= (0+450) - 1/2 40
= 0+430 m
= (0+450) - 1/4 40
= 0+435 m
= 0+450 m
= (0+450)+ 1/4.40
= 0+460 m
= (0+450) + 1/2 40
= 0+470 m
= 708 + ( 40 x 0% )
= 708 m
= 708,04 m
95
= 708 + 0,16
= 708,16 m
= 708,36 m
= 708 + ( 40 x 3,2%)
= 708,64 m
.5.1.3 PVI 3
Perhitungan Lv:
%7,1%2,3%5,1
34
=-=
-=ggA
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ =
6,3
60
36,3
60
( ) 35 , 0 8 , 9 2
= 90,49 m
m
V Lv
36 60 6 , 0
6,0
==
=
Syarat drainase
m
A Lv
68 7 , 1 40
40
==
=
Syarat kenyamanan
A V Lv
69 , 15 390
7 , 1 60
390
2
==
g3= 3,2 %
A
y Ev y
PVI3
g4= 1,5%
C
B D
Lv
Jh < Lv
Lv = 2
21
) 2 2 ( 100 h h
AxJh
+
= 2
) 15 , 0 2 05 , 1 2 ( 100
49 , 90 5 , 1
xx
x
+
= 409,5 m (memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
h h xJh
2
2 1 ) ( 200 2 + -
= 5,1
) 15 , 0 05 , 1 ( 200 49 , 90 2
Jh < Lv
Lv = 2
21
) 2 2 ( 100 h h
AxJh
+
= 2
) 05 , 1 2 05 , 1 2 ( 100
49 , 90 5 , 1
xx
x
+
= 28,43 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
h h xJh
2
2 1 ) ( 200 2 + -
= 5,1
) 05 , 1 05 , 1 ( 200 49 , 90 2
2 + - x = -93,56 m (memenuhi)
Diambil Lv 68 ~ 70 m
m Lv A Ev 15 , 0 800
70 0
800 = = =
x = Lv 4
1
= 70 4
1 = 17,5 m
()
70 200
5 , 17 0
200
2
= Lv
xAy
= 0,04 m
= (1 + 150) - 1/2 70
= 1+115 m
= (1 + 150) - 1/4 70
= 1+132,5 m
= 1 + 150 m
= (1 + 150) + 1/470
= 1 + 167,5 m
= (1 + 150) + 1/270
= 1 + 185 m
= 730,5 - ( 70 x 3,2%)
= 729,38 m
= 729,9 m
= 730,5 - 0,15
= 730,35 m
= 730,72 m
= 7730,5 + ( 70 x1,5%)
= 731,02 m
3.5.1.4 PVI 4
Perhitungan Lv:
%5,1%5,1%0
45
=-=
-=ggA
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ =
6,3
( ) 35 , 0 8 , 9 2
60
36,3
60
= 90,49 m
m
V Lv
36 60 6 , 0
6,0
==
=
Syarat drainase
m
A Lv
60 5 , 1 40
40
==
=
g4= 1,5 % A
y Ev
y E
PVI4
g5= 0 % C
Z Lv
Jh < Lv
Lv = ) 5 , 3 ( 150
xJh
AxJh
+
= ) 49 , 90 5 , 3 ( 150
49 , 90 2 , 3 2
x
x
+ = 28,43 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv
Lv =
+-A
Jh 5 , 3 150 Jh 2
= ( )
+-2,3
49 , 90 5 , 3 150 49 , 90 2 x x = -217 m (memenuhi)
Diambil Lv 60 m
m Lv A Ev 075 , 0 800
60 1
800 = = =
x = Lv 4
1
= 60 4
1 = 15
()
60 200
15 5 , 1
200
2
= Lv
xAy
= 0,028 m
= (1+625) - 1/2 60
= 1 + 595 m
= (1+625) - 1/4 60
= 1 + 610 m
= 1+625m
= (1+625) + 1/4 60
= 1 + 640 m
= (1+625) + 1/2 60
= 1+655 m
= 723 +( 60 x 1,5 %)
= 723,45 m
= 723,25 m
= 723 + 0,075
= 723,075 m
=723 + ( 60 x 0% ) + 0,028
= 723,028 m
= 723 + ( 60 x 0%)
= 723 m
= 723,45 - ( 5 x 1,5 % ) + Ev x
Lv
x
21
= 723,37
= 723 - ( 5 x 0 % ) + Ev x
Lv
x
21
= 723 - ( 5 x 0 % ) + 02 , 0 30
5x
= 723 0 + 0,002
= 723,002
g6 = -5,3 %
g5= 0%
PVI5
3.5.1.5 PVI 5
Perhitungan Lv:
%3,5%0%3,5
56
=-=
-=ggA
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ =
6,3
60
36,3
60
( ) 35 , 0 8 , 9 2
= 90,49 m
m
V Lv
36 60 6 , 0
6,0
==
=
Syarat drainase
m
A Lv
212 3 , 5 40
40
==
=
y Ev
y
D
Lv
Jh < Lv
Lv = ) 5 , 3 ( 150
xJh
AxJh
+
= ) 49 , 90 5 , 3 ( 150
49 , 90 2 , 3 2
x
x
+ = 56,14 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv
Lv =
+-A
Jh 5 , 3 150 Jh 2
= ( )
+-2,3
49 , 90 5 , 3 150 49 , 90 2 x x = 35,13 m (memenuhi)
Diambil Lv 35,13 ~ 40 m
m Lv A Ev 265 , 0 800
40 3 . 5
800 = = =
x = Lv 4
1
= 40 4
1 = 10 m
()
40 200
10 3 , 5
200
2
= Lv
xAy
= 0,066 m
= (1+750) - 40
= 1 +730 m
= (1+750) - 1/4 40
= 1 + 740 m
= 1+750 m
= (1+750) + 1/4 40
= 1+760 m
= (1+750) + 1/2 40
= 1+770 m
= 723+( 40 x 0%)
= 723 m
= 723,066 m
=723+ 0,265
= 723,265 m
= 723,596 m
= 723 + ( 40 x 5,3%)
= 724,06 m
3.5.1.6
PVI 6.
Perhitungan Lv:
%3,5%3,5%0
67
=-=
-=ggA
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ =
6,3
60
36,3
60
( ) 35 , 0 8 , 9 2
= 90,49 m
m
V Lv
36 60 6 , 0
6,0
==
=
Syarat drainase
m
A Lv
212 3 , 5 40
40
==
=
Syarat kenyamanan
A V Lv
9 , 48 390
3 , 5 60
390
2
==
y Ev
y
g6= 5,3%
PVI6
g7= 0% B
Lv
Jh < Lv
Lv = 2
21
) 2 2 ( 100 h h
AxJh
+
= 2
) 15 , 0 2 05 , 1 2 ( 100
49 , 90 3 , 5
xx
x
+
= 70 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
h h xJh
2
2 1 ) ( 200 2 + -
= 3,5
) 15 , 0 05 , 1 ( 200 49 , 90 2
Diambil Lv 36 ~ 40 m
m Lv A Ev 26 , 0 800
40 3 , 5
800 = = =
x = Lv 4
1
= 40 4
1 = 10 m
()
40 200
10 3 , 5
200
2
= Lv
xAy
= 0,06 m
= (1 + 975) - 1/2 40
= 1 + 955 m
= (1 + 975) - 1/4 40
= 1 + 965 m
= 1 + 975 m
= (1 + 975) + 1/4 40
= 1+985 m
= (1 + 975) + 1/2 40
= 1 + 995 m
= 735 - ( 40 x 5,3%)
= 733,9 m
= 734,5 m
g8 = 3,6 %
g7= 0%
PVI7
= 735 0,26
= 734,7 m
= 734,9 m
= 735 m
3.5.1.7 PVI 7
Perhitungan Lv:
%6,3%0%6,3
78
=-=
-=ggA
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ =
6,3
60
36,3
60
( ) 35 , 0 8 , 9 2
= 90,49 m
y Ev
y
B
C
B Lv
m
V Lv
36 60 6 , 0
6,0
==
=
Syarat drainase
m
A Lv
144 6 , 3 40
40
==
=
Jh < Lv
Lv = 2
21
) 2 2 ( 100 h h
AxJh
+
= 2
) 15 , 0 2 05 , 1 2 ( 100
49 , 90 3 , 5
xx
x
+
= 70,9 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
h h xJh
2
2 1 ) ( 200 2 + -
= 3,5
) 15 , 0 05 , 1 ( 200 49 , 90 2
Diambil Lv 36 ~ 40 m
m Lv A Ev 18 , 0 800
40 6 , 3
800 = = =
x = Lv 4
1
= 40 4
1 = 10 m
()
40 200
10 6 , 3
200
2
= Lv
xAy
= 0,045 m
= (2+075) - 1/2 40
= 2 +055 m
= (2+075) - 1/4 40
= 2 + 065 m
= 2+075 m
= (2+075) + 1/4 40
= 2+085 m
= (2+075) + 1/2 40
= 2+095 m
= 735+( 40 x 0%)
= 735 m
= 735,045 m
=735+ 0,18
= 735,18 m
= 735,405 m
= 735 + ( 40 x 3,6%)
= 735,72 m
3.5.1.8 PVI 8
Perhitungan Lv:
%6,3%7,3%0
89
=-=
-=ggA
Jh = gf
Vr
T Vr
2
6,3
6,3
+ =
( ) 35 , 0 8 , 9 2
6,3
60
36,3
60
g8= 3,6 %
y
Ev y
E PVI8
g9= 0%
E
B D
X
Lv
= 90,49 m
m
V Lv
36 60 6 , 0
6,0
==
=
Syarat drainase
m
A Lv
144 6 , 3 40
40
==
=
Jh < Lv
Lv = 2
21
) 2 2 ( 100 h h
AxJh
+
= 2
) 15 , 0 2 05 , 1 2 ( 100
49 , 90 6 , 3
xx
x
+
= 105,18 m (memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
h h xJh
2
2 1 ) ( 200 2 + -
= 6,3
) 15 , 0 05 , 1 ( 200 49 , 90 2
2 + - x = 73,21m (memenuhi)
Jh < Lv
Lv = 2
21
) 2 2 ( 100 h h
AxJh
+
= 2
) 15 , 0 2 05 , 1 2 ( 100
49 , 90 6 , 3
xx
x
+
= 80,18 m (tidak memenuhi)
Jh > Lv
Lv = A
h h xJh
2 1 ) ( 200 2 + -
= 6,3
) 15 , 0 05 , 1 ( 200 49 , 90 2
2 + - x = 73,21m (memenuhi)
Diambil Lv 80 m
m Lv A Ev 36 , 0 800
80 6 , 3
800 = = =
x = Lv 4
1
= 80 4
1 = 20 m
()
80 200
20 6 , 3
200
2
= Lv
xAy
= 0,09 m
= (2+525) - 1/2 80
= 2 +485 m
= (2+525) - 1/4 80
= 2 + 505 m
= 2+525 m
= (2+525) + 1/4 80
= 2+535 m
= (2+525) + 1/2 80
= 2+565 m
= 751,5-( 80 x 3,6%)
= 750,06 m
= 750,87 m
=751,5 0,36
= 751,14 m
= 751,41 m
= 751,5 m
= 751,5 - ( 25 x 3,6 % ) - Ev x
Lv
x
21
=750,68 m
= 751,5 - ( 25 x 3,6 % ) - Ev x
Lv
x2
21
=751,31 m
119
BAB IV
= 2012
Kelandaian
= 10 tahun
= 850 mm/th
= < 6% (2,81%)
= Laston MS 340
Base course
= Laston MS 340
Roughness diharapkan
= 1500 mm/km
Data lalu lintas yang digunakan diperoleh dari referensi Dosen Pembimbing
dengan
120
Rumus : LHR2009 (1 + i) n
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Penghitungan :
- Truck 3 As 20 ton =
50 (1+0,02)3 =
106,12 kendaraan
- Truck 5 As 30 ton =
20 (1+0,02)3 =
63,67 kendaraan
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Penghitungan :
- Truck 3 As 20 ton =
106,12 (1+0,06)10 =
190,04 kendaraan
- Truck 5 As 30 ton =
121
Angaka Ekivalen (E) dari suatu sumbu kendaraan adalah angka yang
menyatakan
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Tabel Daftar Angaka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Hal. 10.
Penghitungan :
= 0,0004
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
122
Penghitungan :
= 0,5 x 0,1593 x
212,24 = 16,90
= 0,5 x 1,0375 x
106,12 = 55,04
= 0,5 x 1,3195 x
63,67 = 42,01 +
LEP = 199,21
Rumus :
LEA = C x E x LHR2022
E = Angka ekivalen
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Tabel Daftar Koefisien Distribusi Kendaraan (C) Hal. 9 dan Tabel Angka
Penghitungan :
= 30,27
LEP = 220,20
123
= (199,21+ 220,20)
= 209,70 ~ 210
= 210 x 10
10 = 210
= 98,58
= 75,22 +
Harga CBR digunakan untuk menetapkan daya dukung tanah dasar (DDT),
berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang dimaksud harga CBR disini
adalah
Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
124
CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7
CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7
CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7
CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7
CBR (%) 7 7 6
Tabel 4.3
Lebih
Besar
1 6 31 31/31 x 100 %
= 100 %
2 7 22 22/31x 100 %
= 70,97 %
3 8 4 4/31 x 100 %
= 12,90 %
125
Yang selanjutnya akan dibuat grafik penentuan CBR, antara CBR tanah dasar
dengan
persen yang sama atau lebih besar. Sehingga akan didapatkan nilai CBRnya.
Yaitu
Gambar 4.1 Grafik hubungan CBR Tanah Dasar dengan Prosentase CBR yang
sama
Dalam perencanaan tebal perkerasan ini, berdasarkan data dari Kerja Praktek
(KP)
126
Hubungan nilai CBR dengan garis mendatar kesebelah kiri diperoleh nilai
DDT = 5,3
Hal 13
CBR DDT
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
9
8
7
6
5
10
127
1. Berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR diperoleh nilai DDT = 5,3
metode
2. Jalan Raya kelas II, klasifikasi jalan arteri dengan medan Datar
kend. Jumlah
% 100 3010
510
16,94 % 30 %
= % 100 2921,56
715,42 - 803,02
= 2,99 % < 6 %
Hal 14
128
disesuaikan tabel indeks permukaan pada awal rencana diperoleh IPo = 3,9 3,5
Dari data klasifikasi manfaat Jalan Arteri dan hasil perhitungan LER yaitu didapat
Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) maka diperoleh IPt = 2,0 2,5
129
Data :
LER = 210
DDT = 5,3
FR = 0,5
130
340)
Dimana
ITP
6,7
6,7
6,7
= 4,65 + 0,13 D3
D3
= 13 , 0
65 , 4 7 , 6 -
D3
131
= 17 cm
2% 2% 4% 4%
A
100 cm
60 cm
20 cm
100 cm
60 cm
20 cm
Drainase
100cm
Susunan Perkerasan :
LASTON MS 340
7,5 cm
10 cm
17 cm
(CBR 70 %)
LASTON MS 340
132
132
BAB V
TIME SCHEDULE
+ Lalur pendakian
= 26.182,5 m
= 20.454,78 m
133
H1 = 717,24 712,85
= 4,39
H2 = 717,70 712,84
= 4,86
H3 = 718,09 712,92
= 5,17
H4 = 718,75 - 713
= 5,75
H5 = 719,40 712,93
= 6,47
H6 = 719,76 712,83
= 6,93
H7 = 720,23 712,83
= 7,4
Perhitungan Luas
()
2 82 , 4
121
H alas a Luas
2 56 , 11
5,22
21
H H b Luas
+=
2 03 , 10
22
32
H H c Luas
+=
2 11 , 19
5,32
43
H H d Luas
+=
2 38 , 21
5,32
54
H H e Luas
+=
2 4 , 13
22
65
H H f Luas
+=
134
2 91 , 17
5,22
76
H H g Luas
+=
2 69 , 13
72
7
2
1
H H h Luas
CC=
= 2 m 111,9 Galian
Total L
H1 = 715,71 711,17
= 4,54
H2 = 715,79 711,65
= 4,14
H3 = 716 712,50
= 3,5
H4 = 715,80 713,32
= 2,48
H5 = 715,72 713,80
= 1,92
135
Perhitungan Luas
()
2 15 , 5
121
H alas a Luas
2 68 , 8
22
21
H H b Luas
+=
2 37 , 13
5,32
32
H H c Luas
+=
2 47 , 10
5,32
43
H H d Luas
+=
24,4
22
54
H H e Luas
+=
()
2 92 , 0
5216
H alas Luas
=
= 2 m 42,99
timbunan L
136
137
138
1. Galian Saluran
112
5 , 0 5 , 1 x Luas
+=
21m=
[]
3 5140
2570 2
m=
=
II
0.2 m 0.2 m
1.5 m
0.3 m
1.5 m
0.2 m
0.8 m
1,5 m
0,5 m
1m
0,5 m
139
+=2
2 , 0 2 , 0 1 2 I uas L
= 0,4 m2
2,02
3,01,0
+ = II uas L
= 0,04 m2
40 , 0 04 , 0 + = total uas L
= 0,44 m2
Volume
= (2 x 0,44) x 2570
= 2.261,6 m3
3. Plesteran
= 2.056 m2
4. Siaran
= 2.827 m2
10 cm 5 cm
Pasangan batu
25 cm
140
AA
(H/5)+0,3
25 cm
(H/6)+0,3
1. Galian Pondasi
a. Ruas Kiri
Sta 0+000
H Sta 0+000
=0m
(H/5)+0,3
= 0,3 m
(H/6)+0,3
= 0,3 m
Sta 0+100
H Sta 0+100 = 0 m
(H/5)+0,3
= 0,3 m
(H/6)+0,3
= 0,3 m
141
= 9 m
a. Ruas Kanan
Sta 0+000
H Sta 0+000
=0m
(H/5)+0,3
= 0,3 m
(H/6)+0,3
= 0,3 m
Sta 0+100
H Sta 0+100 = 0 m
(H/5)+0,3
= 0,3 m
(H/6)+0,3
= 0,3 m
= 9 m
142
Sta jarak
KIRI KANAN
100
0+100
47.49
0+200
-
52.94
100
25.44
33.42
0+400
100
0+500
12.84
27.29
93.67
0+593.67
15.33
0+609.00
12.03
-
22.36
0.30 0.36 0.35 0.13
1.32
2.75
15.33
3.03
0+624.33
4.16
59.34
12.05
0+683.67
19.60
sta jarak
KIRI KANAN
3.72
6.60
13.07
4.62
5.83
0.76
143
1+500
100.00
1+600
100.00
1+700
100.00
1+800
100.00
1+900
144
145
a. Ruas Kiri
Sta 0+000
Lebar atas
H Sta 0+000
= 0,25 m
=0m
(H/5)+0,3
=0m
(H/6)+0,3
=0m
= 0 m2
Sta 0+ 100
Lebar atas
= 0,25 m
H Sta 0+100 = 0 m
(H/5)+0,3 = 0 m
(H/6)+0,3
=0m
= 0 m2
Volume
= 100 2
00
= 0 m
146
a. Ruas Kanan
Sta 0+000
Lebar atas
= 0,25 m
(H/5)+0,3
= 0,74 m
(H/6)+0,3
= 0,66 m
= 1,48 m2
Sta 0+100
Lebar atas
= 0,25 m
(H/5)+0,3 = 0,80 m
(H/6)+0,3
= 0,72 m
= 1,78 m2
Volume
= 100 2
78 , 1 48 , 1
= 163 m
147
Sta jarak
KIRI KANAN
100
0+100
143.71
0+200
-
162.79
100
77.80
94.48
0+400
100
0+500
33.70
93.67
0+593.67
15.33
0+609.00
15.33
0+624.33
59.34
0+683.67
23.77
707.44
58.54
765.98
15.33
781.31
16.53
797.84
2.16
73.01
31.57
-
57.17
0.30 0.36 0.35 0.22
2.90
6.19
11.11
55.26
17.76
16.67
12.71
32.57
2.17
0+800
100
155.53
0+900
142.41
100
145.09
1+000
137.90
- 1+500
2.18
148
Sta jarak
KIRI KANAN
100
1+600
100
1+700
100
1+800
100
1+900
37.34
32.44
54.62
48.14
28.28
149
150
25 cm
30 cm 10 cm
H - 0,3
3. Plesteran
Ruas kiri
Luas=(0,1+0,3+0,25)x(100+13,65+13,65+54,69+166,99+54,69+13,66+13,66
+94,
47+100+100+81,07+16,66+16,66+16,66+315,16+16,66+16,66+16,66+
3,81+100+100)
= 0,65 x 1.325,47
= 861,55 m2
Ruas kanan
Luas=(0,1+0,3+0,25)x(100+13,65+13,66+54,69+166,99+54,69+13,66+13,66
+94,4
7+81,07+16,66+16,66+16,66+315,16+16,66+16,66+16,66+3,81+100+100+
100)
= 0,65 x 1.325,47
= 861,55 m2
= 1.723,11 m2
151
3. Siaran
Ruas kiri
H Sta 0+200
=0m
H Sta 0+300
= 8,59 m
Luas
= 100 2
29 , 8 0
+ = 414,5 m2
Ruas kanan
=0m
= 8,29 m
H Sta 0+900
= 0,63 m
H Sta 1+000
Luas
= 100 2
33 , 0 0
= 16,35 m2
=0m
= 0,33 m
=0m
152
0+000
100
0+100
100
0+200
-
1.99 1.69
182.50
2.26 1.96
98.00
2.18 1.88
203.50
2.49 2.19
109.50
0.07 0.00
0.77 0.47
0+400
100
41.50
88.50
0+500
1.13 0.83
93.67
38.87
0+593.67
15.33
15.33
59.34
765.98
15.33
781.31
16.53
797.84
2.16
0+800
100
0+900
100
1+000
5.37
0.63 0.33
0.94 0.64
5.11
0.33 0.03
21.37
0.83 0.53
37.47
1.00 0.70
15.87
1.05 0.75
16.02
1.67 1.37
22.65
1.64 1.34
21.57
1.67 1.37
1.57 1.27
2.81
1.80 1.50
193.50
1.63 1.33
178.50
2.67 2.37
180.00
2.54 2.24
172.50
1.53 1.23
0.19
1.60 1.30
21.75
- 1+500
1.40 1.10
71.21
0.70 0.40
3.10
1.00 0.70
13.80
30.86
0+683.67
58.54
0.30 0.00
7.44
0+624.33
707.44
60.89
2.53
0+609.00
23.77
1.60 1.30
0.10
153
154
L = 17 , 0 2
69 , 7 35 , 7
= 1,278 m
= 3.376,68 m
L = 10 , 0 2
35 , 7 15 , 7
= 0,725 m
= 1.917,5 m
0,17m
0,17 m
7,35 m
0,17 m
0,10 m
0,10 m
7,15m
0,10 m
155
= 20.348 m
4. Lapis Permukaan
L = 075 , 0 2
15 , 7 7
= 0,53 m
= 1.508,78 m
=2770 - (1.364,55)
5
= 281,09 buah
0,10m 0,10m
2m 3 m 2m
0,075m
0,075m
7m
0,075m
156
Luas
= 281,09 x (0,1x 2)
= 56,218 m
Luas
= (1.364,55) x 0,1
= 136,455 m
c. Luas total marka jalan
Luas
= 56,218 + 136,455
= 192,673 m
2. Rambu Jalan
Digunakan 1 rambu jalan setiap memasuki tikungan. Jadi total rambu yang
3. Patok Jalan
4 minggu.
157
Luas = 2.6182,5 m
diperkirakan 900 m
Luas = 20.454,78 m2
pekerjaan pembersihan :
minggu 4 98 , 0 10458 2
20454,78 = =
75.447,75 m3
158
pekerjaan galian :
= = 56 , 784 10
75447,75 9,99 10 minggu
15.461,632 m3
Misal digunakan 2 buah Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan timbunan :
= = 26 , 2353 2
15461,632
x 3,28 4 minggu
pekerjaan galian :
159
= = 56 , 784 2
5140
x 3,2 4 minggu
= minggu
3 5 , 2 900
2261,6 =
3. Pekerjaan plesteran :
= minggu
2056 =
3 2,28 900
4. Pekerjaan siaran
= minggu
2827 =
160
3 3,14 900
pekerjaan galian :
= = 56 , 784
1.505,53 1,9 2 minggu
= 51 , 2 900
2.261,6 = 3 minggu
3. Pekerjaan Plesteran
= 9 , 1 900
1723,11 = 2 minggu
161
4. Pekerjaan Siaran
= 38 , 2 900
2148,53 = 3 minggu
Volume = 3.376,68 m
= minggu 4 minggu
3376,68 =
44 , 1 08 , 2353
Volume = 1.917,5 m3
= minggu 3
85 , 2 42 , 672
1917,5 =
162
= minggu 3 5 , 1 13944
20348 =
4. Pekerjaan LASTON :
Volume = 1.508,78 m3
Misal digunakan 3 unit Asphalt Finisher maka waktu yang dibutuhkan untuk
Luas = 192,673 m2
93,33 m2
= 2 34 , 0 98 , 559
192,673 = minggu
163
Diketahui :
a. Tenaga
1. Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 5.500,00
= 0,0161 x 5.500,00
= 88,55
= 0,004 x 9.000,00
= 36
Total biaya tenaga = 124,55
164
b. Peralatan
= 0,0025 x 220.000,00
= 550
= 0,004 x 170.000,00
= 680
3. Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 108.000,00
= 0,0105 x 108.000,00
= 1.134
4. Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 150,00
= 1 x 150,00
= 150,00
Total biaya peralatan
= 2514
165
tiap arga h
Contoh perhitungan :
tiap arga h
= 0,06 %
166
Kemampuan
Kerja
per hari
Kemampuan
Kerja
per minggu
Waktu
Pekerjaan
(minggu)
1 Umum :
a). Pengukuran Ls - - 4
2 Pekerjaan Tanah :
pengupasan tanah
24.440 m2 900 m2 5400 m2 5
3 Drainase :
5. Dinding penahan
4 Perkerasan :
5 Pelengkap
167
(RAB) dan Time Schedule pelaksanaan proyek dalam bentuk Bar Chard
dan
Kurva S.
168
1 2 3 4 5 6 7=4x6
BAB I : UMUM
REKAPITULASI
BAB I
: UMUM 28.700.000,00
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB V I
JUMLAH 9.071.040.154
PPn 10% 907.104.015,4
JUMLAH TOTAL 9.978.144.169
Dibulatkan = (Rp.) 9.978.144.200
SEMBILAN MILYAR SEMBILAN RATUS TUJUPULUH DELAPAN JUTA SERATUS EMPAT
PULUH EMPAT RIBU DUA
RATUS RUPIAH
169
BAB VI
6.1 Kesimpulan
1. Jenis jalan dari Desa Krasak Desa Pringapus merupakan jalan arteri
" ' 0 26 7 58
2 PI
PVI .
masing lapisan :
170
2) Base Course : 10 cm
6.2 Saran
terangkat.